Share

Bab 10 : Tikus Pengerat

Author: Linda Malik
last update Last Updated: 2024-11-04 08:47:19
“Jonathan!!” nyaringnya suara Rachel, membuat nenek Maria pun ikut mendengarnya. Berjalan tergopoh-gopoh menghampiri cucunya.

“Ada apa Rachel? Apa yang terjadi?” ucap nenek Maria dengan raut wajah cemas.

“Nek, Jonathan.. Mpphhh,” belum Rachel menyelesaikan ucapannya, tangan besar Jonathan membungkam mulutnya sembari mulutnya mendesis ‘Sstt’. Mengisyaratkan Rachel untuk menutup mulutnya.

Wajah Jonathan terlihat memerah dan panik. Dia kembali menatap ke arah nenek Maria.

“Tidak nek, bukan masalah besar. Tadi Jo tidak sengaja menginjak kaki Rachel,” ujar Jo dengan garis bibir melengkung.

Bukan masalah besar dia bilang? Dasar pembuat onar tak tahu diri! Bahkan Jo tidak mengucapkan permintaan maafnya, telah menyentuh miliknya yang sangat pribadi.

Rachel menggigit telapak tangan Jonathan yang masih menutupi mulutnya.

“Auwwww..” teriak Jonathan mengaduh, merasakan kuatnya gigitan Rachel. Menarik tangannya dan menatap pada telapak tangan yang merah dengan bekas gigi Rachel yang masih te
Linda Malik

Hay dear.. kalau kalian tertarik dengan kisah cinta Rachel dan Jo, mohon beri komentar kalian ya 🫶, biar Thor semangat up 🤍

| 18
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ayu Widia Susanti
di tunggu kelanjutannya Thor 🫶
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 11 : Memilih Hukuman

    Pagi itu setelah menyelesaikan sarapannya, Rachel bersiap untuk berangkat ke sekolah. “Apa benar, Jonathan yang akan menjemputmu?” tanya Jacob pada putrinya. Rachel terdiam, tadinya dia lupa namun kini diingatkan kembali dengan ucapan ayahnya. “Tentu, kemarin Jonathan sudah berjanji akan mengantarkan Rachel. Iya kan, Chel?” justru nenek Maria yang terlihat antusias menjawab. Rachel tersenyum kaku mendengar jawaban nenek Maria. “Baguslah, papa hanya berharap semoga hubungan kalian semakin dekat. Karena dalam waktu satu tahun ke depan, kamu akan jadi istrinya Jonathan,” ucap Jacob dengan senyum simpul. “Waktu satu tahun, tentu cukup untuk kalian saling mengenal,” timpal Natasya. Rachel bergeming, bingung bagaimana menanggapi obrolan orang-orang dewasa itu. “Baiklah papa, mama, nenek, Rachel berangkat dulu,” pamit Rachel sembari mencium tangan mereka secara bergantian. Rachel pun melangkah keluar rumah, memutuskan untuk menunggu Jonathan di depan pintu gerbang. Sudah sepuluh men

    Last Updated : 2024-11-05
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 12 Perhatian Jonathan

    Keliling lapangan bola yang begitu luas, tentu sangat mudah dilakukan oleh Jonathan. Apalagi mempunyai tungkai kaki yang panjang, sehingga membuatnya dengan cepat menyelesaikan sepuluh kali putaran.Berbeda halnya dengan Rachel yang tampak merasa kelelahan, bahkan di putaran yang ke empat energinya terkuras habis.Nafasnya tersengal, keringat membanjiri dahi dan pelipisnya.Jonathan akan melakukan putaran yang ke delapan, Namun saat berpapasan dengan Rachel, langkahnya terhenti di samping gadis itu.“Makanya, manusia itu gak cuma butuh buku. Kita juga butuh olahraga biar badan gak loyo,” ucap Jonathan terdengar meremehkan Rachel.Rachel mengusap peluh dari dahinya, menatap tajam ke arah Jonathan.“Heh, ini semua gara-gara lu! Coba lu jemputnya gak telat, gue gak akan dihukum seperti ini! Huh!” sentak Rachel, lalu segera memacu langkahnya kembali. Berlari melewati Jonathan.Jonathan sengaja memperlambat langkah kakinya agar sejajar dengan langkah Rachel.“Dasar siput! Kalau larimu sepe

    Last Updated : 2024-11-06
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 13 : Cincin Nikah?

    Bel jam istirahat berbunyi, pak Supri mulai meninggalkan kelas. Rachel menutup bukunya, kini dia ingin melihat kondisi lututnya. “Lu jatuh tadi?” tanya Jonathan yang ikut melihat ke arah lutut Rachel. Namun Rachel masih mengacuhkan Jonathan, bahkan sekedar menjawab pun tidak. Rachel meniup lukanya agar rasa perih itu sedikit hilang. Sungguh sial nasibnya hari ini. Gara-gara berangkat sekolah dengan Jo, seharian ini keberuntungan seakan tak berpihak padanya. Hal yang mengejutkan terjadi, tatkala Jo berjongkok di depan Rachel. Dan tanpa kata-kata, membungkus luka Rachel menggunakan sapu tangan. Mata Rachel sampai membelalak melihat sikap Jo yang diluar dari dugaan. “Sorry, gara-gara gue lu jadi harus dihukum,” ucap Jo dengan serius, mampu menggetarkan hati Rachel. Sontak Rachel merasakan hawa panas di kedua pipinya. Jika ada cermin di depan, pasti Rachel bisa melihat bagaimana meronanya pipinya kini. Jo menyatukan kedua ujung sapu tangan lalu mengikatnya. “Selesai!” ucap Jonatha

    Last Updated : 2024-11-06
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 14 Seperti Penguntit

    “Cincin warisan dari opa,” jawab Jonathan seadanya. Dia berusaha keras untuk bersikap tenang agar temannya tidak curiga.“Oh cincin warisan. Gue kira cincin tunangan.”Deg, tebakan Ray tidak salah. Membuat hati Jonathan dibuat ketar-ketir.Tidak mungkin jika Jonathan berkata dia telah bertunangan, apalagi tunangannya adalah gadis cupu di kelas. Mau ditaruh dimana harga diri Jo yang merupakan siswa paling kece di sekolah?“Ayo masuk Ray, tuh gurunya udah mau jalan kesini,” ajak Jonathan beranjak dari tempat duduk, lalu mendahului Ray memasuki kelas.Tak lama, suasana kelas yang tadinya ramai mendadak hening ketika guru mata pelajaran sejarah masuk dalam kelas.Pak Mamik segera memulai pelajaran. Seperti biasa jika guru sejarah mengajar, maka para siswa yang duduk di bangku belakang mulai mencari cara agar tidak mengantuk.Ada beberapa yang sengaja mengunyah permen karet, dan bahkan ada yang memainkan game online. Tentunya hanya siswa yang duduk di barisan belakang yang berani melakukan

    Last Updated : 2024-11-07
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 15 Hari Paling Sial

    “Eh pak Supri,” ucap Jo sembari nyengir. Dia malu karena tindakannya tertangkap basah oleh sang guru killer. “Kalau mau baca ya tinggal masuk, ngapain kamu malah berdiri di depan? Mau ngintip siapa kamu?” tanya pak Supri lagi dengan tatapan memicing. “Nanti dulu deh pak, mendadak perut saya lapar. Saya mau ke kantin dulu,” jawab Jo mengelak, lalu segera menunduk hormat dan melangkah cepat meninggalkan teras perpustakaan. “Dasar anak bandel!” omel Supri. Lalu segera melanjutkan niatnya untuk memasuki perpustakaan. Sementara itu saat Rachel tengah sibuk memilih buku yang hendak dia pinjam. Sapaan seseorang membuat atensinya teralihkan. “Rachel? Kamu disini juga?” tanya Nolan dengan senyum yang tersungging di bibir tipisnya. “Eh Nolan? Ya, aku mau nyari buku. Besok kan udah weekend, jadi biar ada bacaan di rumah,” jawab Rachel dengan senyum tipis. “Sendiri?” tanya Nolan lagi sembari melihat di sekeliling Rachel. “Hum, tadinya sama Mila. Tapi dia mau ke toilet sebentar, nanti juga

    Last Updated : 2024-11-08
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 16 Pulang Bersama

    Setelah jam sekolah berakhir, Jonathan mendahului Rachel keluar dari kelas. Bahkan tidak menyapa sedikitpun, padahal mereka barengan ketika berangkat sekolah tadi. Kini Rachel bingung, dengan siapa dia akan pulang? Rachel menghubungi kontak ayahnya. Namun hingga berulang kali menelepon, Jacob tak juga menjawab. Bahkan Mila sudah keluar terlebih dahulu, karena Rachel mengira dia akan dijemput oleh ayahnya. Rachel mulai mengemas buku dan peralatan tulis, lalu segera membawa langkahnya keluar dari kelas. Dia mulai membuka aplikasi ojek online yang sudah terinstal di ponselnya. Selama ini Rachel belum pernah memesan ojek, dan ini kali pertamanya. Mengetik alamat sekolahnya lalu menulis alamat rumahnya di kolom selanjutnya. Rachel terlalu fokus menatap layar ponsel hingga tak menyadari langkahnya hampir sampai di pintu gerbang sekolah. Saat hendak menekan tombol pesan, ternyata ponselnya kehabisan kuota. Kesialan apa lagi ini? Rachel terus mengumpat dalam hati. Sungguh hari ini menj

    Last Updated : 2024-11-09
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 17 : Kejutan Untuk Rachel

    “Kita mau kemana, Chel?” tanya Jo di tengah jalan. Deg, baru Rachel menyadari jika dirinya telah melupakan sesuatu. Ya, kenapa tadi Rachel tidak bertanya sama sekuriti rumahnya. Bodohnya Rachel! Jonathan menepikan motor di bahu jalan. Lalu menoleh ke belakang. “Jangan bilang lu gak tau kemana nenek lu dirawat?” tanya Jonathan dengan kedua alis bertaut. Dia membuka penutup helm dan berusaha menoleh ke arah Rachel. “Gue lupa nanya Jo. Tunggu sebentar gue mau telepon papa,” ucap Rachel lalu segera merogoh ponsel yang tersimpan di saku seragamnya. “Duh, Jo lu punya pulsa gak? Gue lupa pulsa gue habis,” Rachel merasa malu mengatakannya namun tak ada pilihan lain selain jujur. Jo mengambil ponsel, membuka layar dan menyerahkannya pada Rachel. Rachel segera meraihnya, menyalin nomor ayahnya dan segera menghubungi. Tak menunggu lama, panggilan terhubung. Dia segera menanyakan tentang rumah sakit mana nenek Maria dirawat. Ayahnya tidak menjawab, namun berkata akan mengirimkan lokasinya

    Last Updated : 2024-11-10
  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 18 : Hadiah Rumah Masa Depan?

    Rachel pun sama terkejutnya. “Maaf om, apa ini tidak berlebihan? Bahkan—,”“Benar pa, kita kan gak tahu ke depannya nanti seperti apa. Bisa jadi Jo dan Rachel tidak jadi menikah,” pungkas Jonathan memotong ucapan Rachel. Dia merasa aneh dengan ide Nicholas.“Apa katamu? Kalian berdua harus menikah! Bukankah begitu Jacob?” sanggah Nicholas sambil memandang ke arah Jacob, seakan meminta dukungan.“Benar, nak. Ini merupakan ide om Nicho, tapi atas persetujuan papa. Dan menurut papa itu adalah hal yang baik untuk kalian berdua,” jelas Jacob seraya tersenyum pada putrinya.Rachel tersenyum kikuk mendengar penjelasan Jacob. Memang terasa berlebihan, bahkan perasaan cinta belum tumbuh di hati keduanya. Membayangkan hidup berdua dengan pemuda tengil yang sering menjahilinya, tak terlintas sedikitpun dalam benak Rachel. Tentu hidupnya akan diliputi kesialan sepanjang waktu jika harus hidup berdua dengan Jonathan.Rachel menghela nafas berat sebelum menerima kunci yang masih disodorkan di had

    Last Updated : 2024-11-10

Latest chapter

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 220 : Pengen Punya Bayi

    Jonathan mengendap-endap berjalan menuju lemari pendingin yang berada di dalam dapur. Pandangannya merotasi ke seluruh penjuru ruangan guna memastikan keadaan di sekitar sepi.Hari sudah lewat tengah malam, namun demi mengambilkan air minum untuk istrinya, dia pun rela keluar kamar.Selama setahun sering mengunjungi rumah ini, Jonathan sudah mengenal tata letak ruangan juga tempat penyimpanan.Hingga langkahnya tiba di depan lemari pendingin, tangannya sudah siap membuka pintu lemari. Namun sebuah suara mengejutkannya.“Ehm.. ehm..” Suara deheman dari seseorang yang membuat jantung Jonathan hampir saja melompat keluar.Segera dia mengalihkan pandangannya ke belakang untuk melihat ke sumber suara.“Nenek? Kok udah bangun? Bukannya masih malam?”Wanita paruh baya itu melangkah mendekati pemuda yang sudah dianggap seperti cucunya sendiri.“Nenek haus, memang gak boleh ambil minum?” Tanpa membalas tatapan Jonathan, nenek Maria melangkah ke arah dispenser air. Mengambil satu gelas kosong d

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 219 : Round 2?

    Takut jika istrinya akan berteriak histeris, Jonathan semakin memperdalam ciuman seiring pergerakannya menekan pinggulnya ke bawah untuk membenamkan seluruh miliknya dalam tubuh sang istri. Tidak sama seperti malam pertama, meski rasa perih itu masih tersisa namun jujur Rachel mulai merasa enak. Mungkin benar apa yang diucapkan neneknya tadi, jika melakukannya yang kedua akan jauh lebih nikmat.Didorong oleh keinginan yang tiba-tiba muncul, kedua tangan Rachel bergerak memeluk leher Jonathan. Wanita itu pun tak malu-malu lagi membalas ciuman panas suaminya.Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa mencium bibir Jonathan yang sudah menjadi candu baginya.Seulas senyum tersungging di bibir Jonathan, hatinya pun terasa menghangat ketika menyadari sikap istrinya yang sudah tak lagi menolak.Perlahan Jonathan menggerakkan pinggulnya dan mulai memompa liang kewanitaan sang istri, tanpa melepaskan tautan bibir mereka.Suara ranjang berdecit, erangan Rachel ketika mencapai pelepasan, m

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 218 : Istri Paling Bahagia

    “Auwwwhh.. sakit, Bae!” ucap Jonathan dengan wajah meringis sembari menatap lengannya yang terdapat bekas gigitan Rachel.“Jangan ngomong yang enggak-enggak deh, Jo! Mana ada nenek bilang gitu?” elak Rachel seraya membuang pandangannya agar Jonathan tak melihat wajahnya yang sudah memerah itu.“Masak sih nenek gak bilang gitu? Apa gue salah denger ya?”‘Astaga, nenek! Kenapa sih pakai acara ngomong yang enggak-enggak?’ gerutu Rachel dalam hati.“Jangan mikir yang enggak-enggak deh. Buruan ganti baju!” perintah Rachel seraya mendorong punggung Jonathan menuju kamar mandi.Blam!Rachel sendiri yang menutup pintu kamar mandi. Mengalihkan perhatian Jonathan agar tak lagi membicarakan sesuatu yang bisa memancing hal yang mengancam ketenangannya.Selama Jonathan berada di kamar mandi, Rachel segera menyelesaikan rutinitasnya. Membersihkan wajah dan mengoleskan skincare di wajahnya. Lalu segera berbaring di atas ranjang dengan selimut yang menutup seluruh tubuhnya.Rasa was-was masih menggan

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 217 : Mencoba Yang Kedua?

    “Uhuukkk.. uhuukkk..!” Jonathan bergegas mengambil air mineral dan memberikannya pada Rachel. Merasa bersalah telah membuat istrinya itu tersedak karena kata-kata yang keluar dari mulutnya. Suara bel pintu terdengar menyentak perhatian Rachel dan Jonathan. Sontak keduanya pun menoleh ke arah pintu. “Ck, siapa sih?! Ganggu aja!” gerutu Jonathan sebelum akhirnya melangkah ke arah pintu. Membuka pintu untuk melihat siapa yang datang. Salah satu staf hotel membawakan koper milik Rachel. “Maaf mengganggu, tuan Jonathan. Kami hanya mengantarkan barang milik nona Rachel,” ucap staf hotel seraya menyerahkan koper itu. Setelah staf hotel pamit pergi, Jonathan segera menutup kembali pintu kamar. Menarik koper ke lemari penyimpanan. Lalu kembali melangkah menuju meja makan. Rachel beranjak dari kursi. Meskipun makanan di piringnya masih tersisa setengah, namun perutnya sudah terasa kenyang. “Mau kemana, Bae? Kok gak dihabisin makanannya?” tanya Jonathan dengan raut bingung. “Gue mau gant

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 216 : Mandi Bareng?

    Rachel melangkah mundur kala menyadari langkah Jonathan semakin mendekat. Namun baru beberapa langkah ke belakang, punggungnya sudah membentur dinding membuat langkahnya terhenti di tempat. Pengaruh alkohol itu sudah hilang sejak Rachel bangun tidur tadi. Jadi dalam keadaan sadar seperti ini, akal sehat Rachel kembali bekerja. Rachel menyilangkan kedua tangan di depan dada, sebagai isyarat agar Jonathan jangan mendekat. Namun sepertinya suaminya itu tak memahami maksudnya. Langkah Jonathan semakin mendekat, mengunci tubuh mungil istrinya di antara kedua tangannya yang diletakkan di sisi tubuh Rachel. Lagi dan lagi Rachel dibuat diam tak berkutik. Wajah tampan sang kapten basket yang telah berstatus menjadi suaminya, begitu membuat gadis cupu itu terpesona. Dalam jarak sedekat ini, Rachel bisa merasakan hembusan nafas Jonathan yang beraroma mint. Tatapan Jonathan yang begitu tajam namun ada kelembutan di dalamnya, membuat Rachel semakin hanyut dalam rasa nyaman. Bibir merah Jonath

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 215 : Panjang dan Keras seperti Terong

    “Mohon maaf tuan Jonathan, mengganggu waktu istirahat anda. Saya diminta nyonya Debora untuk membawakan sarapan ini,” ucap seorang wanita yang merupakan staf hotel. “Astaga mami! Ngapain sih pakai suruh orang buat bawa sarapan segala. Mengganggu aja!” gerutu Jonathan dengan suara kecil, namun masih bisa didengar oleh staf wanita yang masih berdiri di hadapannya dengan membawa nampan berisi sarapan. “Maaf tuan Jonathan, bolehkah saya masuk untuk menaruh makanan ini?” “Gak perlu, biar aku sendiri yang menaruhnya!” Jonathan meraih paksa nampan itu. “Sekarang pergilah!” perintah Jonathan lalu kembali masuk. Menutup pintu dengan kakinya. Meletakkan nampan di atas meja, kemudian melangkah menuju kamar. Berdiri di sisi ranjang dengan pandangan tertuju pada wanita yang masih tertidur lelap. Jonathan sedikit membungkukkan badan. Tangannya terulur memindahkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Rachel. Garis bibir Jonathan melengkung, membentuk sebuah senyuman. Pagi pertama yang menj

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 214 : Can I come in?

    Jonathan kembali memagut bibir manis sang istri. Tangannya bergerak mengusap lembut dada Rachel sebelum memulai permainan inti. Rasa takut yang sempat bersarang di hati Rachel saat melihat milik Jonathan yang panjang dan keras itu, kini perlahan memudar. Desahan tertahan dari bibir Rachel, kembali terdengar. Mengiringi permainan yang akan Jonathan mulai, sesaat lagi. Jonathan mengusap lembut ujung miliknya sebelum mempertemukannya pada milik sang istri. Mata Rachel terpejam, bibirnya terus mengeluarkan suara yang semakin memancing hasrat sang suami. “Can I come in?” Suara Jonathan menyentak kesadaran Rachel. Perlahan mata lentik itu terbuka. Sorot mata Rachel terlihat sayu. Ada rasa ingin, penasaran, juga rasa takut yang bercampur aduk dalam hatinya. Namun sudah kepalang tanggung. Pengaruh alkohol masih menguasai tubuh Rachel dan keinginan Jonathan pun sudah tidak bisa ditahan lagi. Tanpa mendengar dahulu jawaban dari mulut sang istri, Jonathan memasukkan miliknya ke dalam liang

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 213 : Malam Pertama

    Posisi Rachel kini berada di atas tubuh Jonathan. Kedua kakinya diletakkan di kedua sisi pinggang Jonathan. Posisi yang sama seperti sedang naik kuda. Jonathan menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk menghindari ciuman Rachel. Karena dia tahu, jika istrinya itu sedang mabuk. “Astaga, Bae.. mphhhh..” Posisi Jonathan yang terjepit, membuatnya sulit untuk menghindar. Apalagi kedua tangan Rachel kini mencengkeram erat pipinya, hingga membuat Jo tak bisa menghindar lagi. Ciuman yang tak pernah Jonathan rasakan sebelumnya. Jika dalam keadaan sadar, istrinya itu sangatlah pasif. Beda halnya dalam keadaan mabuk, ciuman Rachel terasa begitu liar dan panas. Jo bisa merasakan lidah basah Rachel yang mulai membasahi permukaan bibirnya yang tertutup. Dengan mata terpejam, Jo berusaha mempertahankan diri agar tidak tergoda. Sungguh istrinya ini benar-benar menguji pertahanannya. Haruskah Jo meladeni Rachel dalam keadaannya yang setengah sadar? Jonathan tak ingin dianggap sengaja mema

  • Gadis Cupu Milik Sang Kapten Basket   Bab 212 : Sebuah Godaan

    Jonathan meraih cardlock dari dalam dompet. Membuka pintu kamar dengan perasaan campur aduk. Mengingat kondisi Rachel terakhir kali ditinggal dalam keadaan takut. Mana mungkin dia bisa melakukan keinginan papi untuk membuatkan cucu? “Bae, udah tidur?” Jonathan menutup kembali pintu. Ruangan masih dalam keadaan setengah redup, sama persis dengan yang terakhir kali dia lihat. Dia tak menyadari akan keberadaan Rachel di ruang tamu, hingga melewatinya menuju kamar tidur. Kondisi ranjang yang masih rapi, namun selimut terlihat sedikit berantakan. Jonathan tak menemukan keberadaan istrinya di dalam kamar. Menduga jika istrinya masih mandi atau mungkin melanjutkan acara berendam. Tetapi, bukankah ini sudah terlalu lama? Jonathan menghitung sudah sejam lebih dia meninggalkan Rachel. Mendadak rasa takut bersarang dalam pikiran Jonathan. Takut akan hal buruk terjadi pada istrinya ketika berada di kamar mandi. Bergegas Jonathan melangkah ke kamar mandi guna memastikan. Namun di sana, juga t

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status