Share

Menampar Pak Lian

Penulis: Allyaalmahira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Apa, jadi mobil itu milik Pak Lian?" ucap Ginda terbelalak.

Tak menyangka jika laki laki yang selama ini ia cari adalah Lian, dosen di kampusnya. Ginda menatap dengan marah, matanya memerah dan dadanya naik turun.

Tak berpikir panjang, Ginda yang dengan cepat turun dan menghampiri Lian disana, rasanya ia sudah tak sabar ingin memaki dan marahi laki laki tersebut.

Kesabarannya selama ini seperti ini lah batasnya, ia yang sudah tak dapat menahan marah lagi setelah sekian lama menanti. Langkah kebutnya terus mendekat hingga kini Ginda berada tepat dibelakang Lian.

"Pak Lian," panggil Ginda yang membuat laki laki itu seketika menoleh.

"Ginda."

Tak berkata apa apa lagi, dengan tatap marah, benci dan kecewa rasa itu terkumpul menjadi satu, entah apa yang harus Ginda katakan untuk memulai semua ini, yang jelas saat ini Ginda benar benar kecewa.

Dan tak disangka, tiba tiba...

Plaaakkk!

Ginda mendaratkan telapa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Gara Gara Tak Tenang

    Sesampainya di mall kembali, kini Ginda menemui Sukma yang ternyata sudah menunggunya sejak tadi."Bu, maafin aku. Ibu udah nunggu lama ya?" tanya Ginda menghampiri wanita paruh baya itu."Kamu dari mana, Nda?" tanya Sukma yang membuat Ginda terdiam.Wajahnya menunduk, ingin sekali ia berbagi kisah pada Ibu mertuanya tersebut, namun Ginda berpikir ini bukan saatnya, jadi lebih baik Ginda tak usah memberi tahu Sukma akan hal ini."Tadi aku ketemu temen aku, Bu. Jadi aku antar dia dulu," jawab Ginda beralibi."Oh, yaudah kalau gitu yuk pulang, kamu ngga mau cari apa apa dulu kan?""Ngga, Bu. Ayo kita pulang sekarang!"Kini keduanya pun melaju kembali ke rumah. Sepanjang perjalanan Ginda yang tak lagi fokus dengan kemudinya, ia terus memikirkan akan ucapan Lian yang mengatakan jika itu bukanlah mobilnya."Jadi kalau itu bukan mobil Pak Lian, lalu mobil siapa itu sebenarnya?" batin Ginda merenung dengan terus m

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Melayang Di Pagi Hari

    Keesokan harinya.Perlahan Ginda membuka matanya, ia dapati Marvin yang tertidur disebelahnya dalam satu selimut yang sama dan bahkan masih bertelanjang dada.Melihat itu membuat Ginda tersenyum, tak menyangka akhirnya setelah sekian lama menikah, kini mereka telah melakukan kewajibannya, rasanya benar benar membuat Ginda bahagia.Perlahan Ginda meraih wajah tampan itu, membelainya dengan lembut dan dengan pandangan tak berkedip, wajah tampan dihadapannya itu benar benar membuat Ginda terpesona, tak terasa belaian itu dirasa oleh Marvin hingga membuatnya kini membuka mata.Wajah ayu yang pertama kali ia lihat itu ada dihadapannya, sejenak terdiam sebelum kini ia memperhatikan kondisi tubuhnya bersama Ginda, matanya sedikit melebar, namun tanpa ucapan."Jadi, aku dan Ginda telah melakukannya?" batin Marvin dengan pandangan bingung.Entahlah apa yang terjadi pada Marvin, bukankah ia sendiri yang menggoda dan sekarang malah ia sendi

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Siapakah Laki Laki Tersebut?

    "Pak Lian, saya mau bicara sebentar, bisa?" ucap Ginda menatap wajah Lian penuh tanya."Bisa, ayo disana!" jawab Lian yang kini melangkah lebih dulu dan diikuti oleh Ginda.Langkahnya terhenti ditaman kampus, kini Lian dan Ginda terduduk."Ada apa, Ginda?""Pak Lian, sebelumnya saya mau minta maaf atas apa yang saya lakukan sama Bapak kemarin, saya benar benar ngga tau kalau ternyata bukan bapak pemilik pertama mobil itu, dan saya juga sangat marah saat itu, saya pikir Bapak adalah laki laki pembunuh yang selama ini saya cari, tapi ternyata bukan.""Sudahlah, Ginda. Tidak apa.""Tapi, Pak Lian. Saya mau bertanya, tolong beri tahu saya siapa pemilik pertama mobil itu, Pak? saya perlu tau, Pak. Saya tidak bisa membiarkan pembunuh itu hidup bahagia, sementara saya yang sempat tersiksa karena kelakuannya itu.""Tapi Ginda, apa tidak sebaiknya kamu maafkan saja dia, karena menurut saya menyimpan dendam itu tidak baik, kamu me

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Berkunjung Kerumah Ibu

    "Sekarang aku mau cari laki laki itu kemana lagi? Yaallah, kenapa sulit sekali sih?" batin Ginda yang kini terdiam di halaman belakang rumahnya.Melihat sang menantu merenung, Sukma pun kini menghampiri. Sukma adalah sosok Ibu mertua yang terbilang perhatian, entah lah apa kah karena ia merasa bersalah dengan Ginda, atau karena memang Sukma orang yang baik?"Ginda," panggil Sukma yang membuat Ginda seketika memutar wajahnya."Ibu.""Kamu kenapa, Nda? Ibu perhatiin kamu lebih banyak melamun," tanya Sukma yang membuat Ginda kembali menunduk.Ingin sekali rasanya ia bercerita tentang kegundahan hatinya saat ini. Namun kembali lagi, ia tak ingin merepotkan orang lain untuk perkara ini, jadi mungkin lebih baik Ginda diam saja."Aku ngga papa kok, Bu. Aku... Aku lagi kangen aja sama Ibu Rumi, udah lama ya aku ngga ketemu Ibu," jawab Ginda beralibi."Kenapa kamu ngga ajak Marvin aja untuk berkunjung kerumah Ibumu? besok dan lus

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Panasnya Rumah Sederhana

    Sesampainya dirumah Rumi.Rumi yang terkejut atas kedatangan anak dan menantunya itu, karena sebelumnya ia tak memberi tahu terlebih dulu.Dengan hangat Rumi mempersilahkan Ginda dan Marvin masuk ke rumahnya. Menjamunya dengan teh hangat dan cemilan sederhana."Kenapa kalian ngga kabari Ibu dulu kalau mau datang? jadi biar Ibu bisa siapin makanan buat kalian sejak tadi.""Ngga papa, Bu. Nanti aku bantuin masak ya," jawab Ginda yang membuat Rumi tersenyum dan mengangguk."Emm, Mas, apa mau istirahat dulu? ayo aku antar ke kamar.""Iya, Nak Marvin. Lebih baik kamu istirahat dulu, biar Ibu Masak dulu buat makan siang kita nanti," sambar Rumi yang membuat Marvin mengangguk.Kini langkah Marvin dan Ginda pun berjalan memasuki ruang kamar. Ruangan yang sempit dengan tempat tidur yang kecil dan tampak keras., hingga membuat pandangan Marvin tak berkedip memperhatikan sekelilingnya."Kalau mau tidur silahkan tidur aja,

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Kebahagian Baru

    "Mas."Terdengar panggilan itu dari suara Ginda yang membuat Marvin seketika menoleh. Ekspresi wajahnya tampak terkejut dan kemudian dengan cepat meletakkan kembali bingkai foto yang sedari tadi ia genggam itu."Ginda.""Mas, kenapa?"Mendapat pertanyaan itu Marvin pun bingung menjawabnya, ia tak tahu harus berkata apa saat ini? Sementara Ginda yang terus menatapnya dengan pandangan ingin tahu."Kenapa Mas minta maaf? apa Mas kenal sama Ayah?"Kembali lagi Ginda melontarkan pertanyaan yang membuat Marvin gelagapan. Jika saya Ginda dapat mendengar suara hati Marvin, saat ini Marvin sedang meminta maaf karena pernah berbuat kesalahan padanya dan Danang, sang Ayah mertua.Namun sayangnya Ginda tak pernah tau apa yang sedang dipikirkan Marvin, sementara Marvin yang terus berusaha menutupi rahasianya itu."Eemm, tidak apa, s-saya minta karena saya merasa pernah membuat Ayahmu bersedih, syaa yang sempat tidak bersyuku

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Bertemu S. Yahya Savero

    Keesokan harinya.Dreet dreet!Sebuah panggilan masuk diponsel Marvin, dengan cepat ia pun meraih ponselnya yang terletak dimeja dekat dimana Marvin terduduk."Ada Apa?""Selamat siang, Tuan. Saya hanya ingin memberitahu bahwa jadwal meeting dimajukan siang ini pukul satu, perwakilan PT Sentosa menunggu kehadiran, Tuan."Mendengar ucapan itu seketika pandangan Marvin tertuju pada Ginda dan Bu Rumi yang sedang asik membersihkan halaman rumahnya.Sepertinya jika ia harus memotong kebersamaan itu, rasanya ia tak tega, namun ini pilihan yang sulit untuk Marvin."Apa harus siang ini? kenapa tidak besok saja?""Maaf, Tuan. Perwakilan PT Sentosa sendiri yang meminta.""Astaga, yasudah saya akan datang, kamu siapkan semuanya ya, dan kamu juga harus menemani saya.""Baik, Tuan."Tut tut tut!Panggilan pun terputus, Marvin yang masih sedikit bingung, karena rasanya enggan untuk menyampa

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Terbongkar Sudah Rahasia Marvin Selama Ini

    Apakah laki laki tersebut adalah laki laki yang ia cari selama ini? pandangan mata Ginda kini mulai memerah, memperhatikan laki laki bernama Yahya itu dengan pandangan nanar.Ingin sekali ia menamparnya saat ini, memarahinya dan memakinya, namun ia masih menghargai sang suami yang tampak sedang sibuk bersamanya. Saat ini Ginda hanya perlu bersabar, menunggu waktu yang tepat, yang akan ia gunakan untuk bertanya kebenarannya.Sepuluh menit kemudian.Beberapa orang berpenampilan rapi yang kini datang memasuki ruangan meetingnya, yang sudah disambut oleh Yahya, dan akan segera dimulai inti dari pertemuannya. Hal ini menjadi kesempatan bagi Ginda untuk mencari tahu apakah benar benar Yahya pemilik mobil Mercy tersebut? Langkah Ginda yang kini keluar dari ruangan Marvin dan hendak mencari ruangan sekretaris.Tak jauh dari ruang CEO, tampak satu ruangan yang berplakat Sekretaris. Tak menunggu lama, ia yang kini memasuki ruangan terseb

Bab terbaru

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Happy Ending

    Hari demi hari berlalu, membawa perubahan yang luar biasa dalam kehidupan Ginda. Kini, dengan bantuan setia Marvin, Ginda mampu berjalan kembali meskipun masih perlu bantuan. Suasana bahagia pun terasa di antara keduanya. "Alhamdulillah, Mas, akhirnya aku bisa jalan lagi," ucap Ginda penuh kebahagiaan, senyumnya merekah di wajahnya yang berseri.Marvin tersenyum lembut, "Kamu hebat, kamu bisa melalui cobaan ini."Ginda menatap Marvin dengan penuh rasa syukur, "Ini semua 'kan juga berkat Mas, kalau ngga ada Mas Marvin mungkin aku ngga menjadi Ginda yang setegar ini. Terimakasih, ya, Mas, untuk semua kebaikan kamu, kamu yang udah menerima aku apa adanya, sampai aku bisa jalan lagi seperti sekarang."Marvin tersenyum hangat, "Ini tugasku, Nda. Sebagai suami, sudah seharusnya aku mendampingi kamu, dalam suka maupun duka."Ucapan Marvin membuat Ginda tersenyum bahagia, merasa bersyukur memiliki seorang suami yang selalu ada untuknya, dalam se

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Kedatangan Ginda

    Marvin memasuki hutan dengan hati penuh kekhawatiran, mencari jejak yang bisa mengantarkannya pada keberadaan istrinya, Ginda. Namun, semakin lama ia berada di dalam hutan yang lebat, semakin redup harapan yang ia sandarkan. Setiap langkah yang diambilnya terasa begitu berat, dipenuhi kegelapan dan ketakutan. "Ginda!" teriak Marvin dengan suara gemetar. Namun, tak ada jawaban yang terdengar kecuali desiran angin dan hiruk pikuk hutan yang sunyi. Ia meraba setiap sudut hutan, memanggil nama istrinya tanpa henti. Namun, waktu terus berlalu tanpa kehadiran Ginda yang dicarinya. Kesedihan merayapi hati Marvin, merangkulnya dalam kehampaan yang tak terperi. Pikirannya melayang jauh, membayangkan hal-hal mengerikan yang mungkin terjadi pada Ginda. Dan pada suatu titik, rasa putus asa itu mengubah energinya, membuatnya merasa tak berdaya, hampir tak sanggup melangkahkan kakinya lagi. Dengan langkah tertatih, Marvin berbalik ara

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Terbongkarnya Kejahatan Dinda

    Hari semakin hari Berlalu, Marvin yang semakin curiga pada Dinda karena terdapat keanehan dan kejanggalan pada wanita yang ia anggap istrinya itu. Hari ini Dinda yang duduk menyilangkan kaki di tepi kolam renang tangannya terus menggenggam ponsel sambil tertawa-tertiwi, melihat itu Marvin pun heran rasanya Ini bukan sikap Ginda, pasalnya sejak menjadi istri Ginda tak pernah berperilaku demikian. "Ginda, aku mau bicara sebentar," ucap Marvin yang membuat wanita itu dengan cepat menurunkan kakinya. "Kenapa sih, Mas? mau bicara apa? kalau ngga penting lebih baik ngga udah deh, aku lagi sibuk," jawab Dinda yang membuat Marvin melebarkan mata. Kini rasa curiga semakin memenuhi hatinya, Marvin mengira jika Ginda yang ada dihadapannya saat ini bukanlah Ginda istrinya. Tak menunggu lama, kini Marvin pun mendekat meraih tangan Dinda hingga membuatnya terkejut. "Apa-apaan sih kamu, Mas? kenapa kamu kasar sama aku?"

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Rencana Jahat Dinda Berhasil

    Niat Dinda untuk menggantikan posisi Honda telah berhasil, hatinya bahagia serta puas melihat keberhasilannya saat ini. Karena wajah dan penampilan yang sama persis, hingga Sukma yang tak sadar jika wanita yang ada dihadapannya saat ini bukanlah menantunya. Dinda merasa jantungnya berdegup kencang ketika Marvin tiba-tiba muncul di tengah-tengah kebersamaannya dengan Sukma. Dengan wajah serius, Marvin menyapa mereka, "Assalamu'alaikum.""Walaikumsalam," jawab Dinda dengan cemas, berusaha menjaga ketenangan meskipun hatinya berdebar-debar.Marvin, tanpa menyadari keberadaan sebenarnya, bertanya dengan heran, "Lagi pada bahas apa sih? Serius banget kayanya."Sukma, tanpa sadar memperburuk situasi, menjawab dengan semangat, "Ini loh, Vin, kita lagi bahas Dinda, masa tadi Dinda ninggalin istrimu sendirian, untung dia bisa pulang sendiri kalau ngga gimana coba?"Mendengar ucapan itu, Marvin pun terbelalak. Matanya terbuka lebar, mencari kebena

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Sandiwara Dinda

    Didalam ruang kamar Dinda. Ia yang kini terduduk dengan raut wajah serius. Setelah memasuki kamar dan mengunci pintunya kini Dinda terduduk memperhatikan pemandangan luar. "Aku harus mulai rencanaku secepatnya, sebelum Ginda bisa jalan lagi dan buat aku susah melakukan rencanaku," gumam Dinda lirih. "Maafkan aku, Ginda. Bukan maksud ingin menjadi saudara yang kejam, tapi takdir yang membuatku tega melakukan ini padamu," batin Dinda dengan pandangan tajam. Setelah memikirkan apa yang hendak ia rencanakan kini Dinda pun beranjak, keluar kamar dan menemui Ginda yang sedang berada di halaman belakang rumahnya. "Ginda," panggil Dinda yang membuat Ginda seketika menoleh. "Dinda, ada apa?""Bisa antar aku ke suatu tempat? aku mau ketemu temenku, tapi aku ngga tau tempat itu dimana alamatnya.""Temen?"Sejenak Ginda terdiam, hatinya sedikit merasa tak tenang ada sesuatu yang mengganjal dibalik ajakan saud

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Kehadiran Sri

    "Sesuai rencana," batin Dinda setelah memasuki rumah. Apa maksud ucapannya barusan? rencana apa yang bersarang diotaknya? bahkan ekspresi wajahnya pun menunjukan arti kepuasan. "Akhirnya aku bisa masuk rumah ini dengan begitu mudah," tambah batin Dinda tertawa. Ya, ternyata amnesia yang Dinda alami hanya sebagai sandiwara belaka, demi mewujudkan keinginan dan ambisinya untuk dapat masuk ditengah tengah rumah tangga Marvin Marcello. Benar benar jahat, wanita tak punya hati sudah ditolong malah ingin menikam. Saudara kandung macam apa Dinda ini? mengapa ia begitu tega? "Setelah ini aku akan merebut semuanya dari kamu, Ginda. Aku yang akan menjadi ratu dirumah ini," tambah Dinda tertawa dalam hati. Melihat ekspresi Dinda rasanya Sukma mulai curiga, lantaran ia yang tak menyukai Dinda sejak dulu, ditambah lagi Sukma mengetahui bagaimana perlakuan Dinda pada Ginda menantunya. "Apa yang sedang direncanakan wanita itu? a

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Dinda Hilang Ingatan

    Tak lama kemudian. Seorang dokter keluar dari ruangan, dengan cepat Ginda dan Marvin mendekatinya untuk menanyakan keadaan Dinda saat ini. "Bagaimana, Dok, keadaan Dinda?"Tak langsung menjawa dokter yang sejenak terdiam memperhatikan wajah Marvin dan Ginda. Pandangannya membuat semakin penasaran. "Pasien sudah sadarkan diri," jawab dokter yang membuat Ginda dan Marvin seketika menghela nafas lega. "Pasien bisa dijenguk setelah nanti dipindahkan ke ruang rawat yah, kalau begitu saya permisi," tambah dokter yang lalu melangkah meninggalkan tempat.Tak lama kemudian, Dinda yang kini dipindahkan ke ruang rawat oleh beberapa suster yang mendorongnya. Marvin dan Ginda pun mengikutinya. Melihat adanya Marvin dan Ginda pandangan Dinda tampak aneh, ia yang tak berkedip dan seakan sedang memikirkan sesuatu. Setelah kini beberapa suster meninggalkan tempat, Ginda pun mendekat, ia pandangi waja wanita yang mirip deng

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Dinda Korban Tabrak Lari

    Sesampainya di rumah, Sukma yang menyambut kedatangan Ginda dan Marvin pun dengan cepat menghampiri, ia menyambut dengan wajah penuh penasaran. "Ginda, Marvin. Bagaimana hasilnya?" tanya Sukma yang memperhatikan dengan seksama. Tak langsung menjawab Marvin dan Dinda yang lebih dulu terdiam, hingga membuat Sukma semakin penasaran. Cukup lama terdiam, sebelum akhirnya Marvin membantu Ginda untuk terduduk di sofa, menghela nafas berat dan mengeluarkan sebuah surat dari dalam tasnya. Lalu perlahan memberikannya pada Sukma dengan berkata, "Ini, Bu. Hasilnya."Sukma meraih kertas itu perlahan, dengan rasa takut dan ragu untuk membaca, berharap tak terjadi apa-apa pada menantunya tersebut. Kini Sukma pun membaca tulisan dalam surat itu, setelah beberapa detik kemudian akhirnya Sukma pun menghela nafas lega, setelah tahun jika hasilnya adalah baik-baik saja, tidak ada masalah dalam kandungan Ginda sang menantu. "Aku baik-b

  • Gadis Buta Pilihan Sang Tuan Duda   Tak Bersalah

    Keesokan harinya, Ginda yang terduduk di kursi roda, dengan gerak tangan yang terus menyiram bunga, ia menyiram bunga dengan wajah ceria. Namun wajah cerianya seketika menghilang kala sebuah suara datang menyapanya. "Ekhemm."Deheman itu membuat Ginda seketika memutar wajahnya, ia dapati Dinda disana, yang berdiri memperhatikannya dengan pandangan megintimidasi. "Dinda.""Kasihan ya kamu, hanya untuk emnyiram bunga saja kamu harus terduduk seperti ini," ucap Dinda yang mengarah pada penghinaan."Apa maksudmu?"Tak langsung menjawab, Dinda yang kini terkekeh dan memutar tubuhnya, membelakangi Ginda hingga membuat pandangan Ginda menatap tubuh bagian belakang Dinda. "Ginda, Ginda. Apa kamu ngga sadar apa yang terjadi sama kamu saat ini adalah balasan buat kamu. Selama ini kamu bahagia, sedangkan aku menderita. Selama ini kamu hidup enak dan aku hidup susah. Dan sekarang kamu dapat balasannya, kamu lumpuh dan kamu... Man

DMCA.com Protection Status