Hari berganti, Erzhan menemui keluarga Amira untuk bersilaturhami sebelum pertemuan terjadi. “Saya sudah mengatakan rencana pertemuan keluarga pada papa dan mama, orangtua saya akan berkunjung besok,” santunnya.“Kami menunggu kedatangan keluarga tuan Erzhan,” sahut santun Zulaiha. Panggilan ‘Tuan’ masih dipakai karena Erzhan berasal dari kalangan elit, sangat berkebalikan dengan kehidupan keluarganya.Erzhan tersenyum kecil. “Panggil saya Erzhan saja. Kalau dipanggil tuan rasanya tidak pantas karena sebentar lagi saya akan menjadi keponakan Tante.” Tanpa ragu panggilan ‘Tante’ dipakai Erzhan untuk memanggil Zulaiha karena pria ini sudah merasa dekat dengan wanita tersebut.Saat ini Zulaiha terkekeh bahagia sekaligus malu. “Baiklah ...,” jawaban singkatnya, tetapi bermakna luas serta terkesan spesial. Setelah pembicaran penting ini, Zulaiha membiarkan Amira dan Erzhan duduk berdua di teras rumah, sedangkan dirinya berbelanja sayuran sebagai aliby untuk memberikan waktu pada kedua insa
Maria bergegas menemui kawan lamanya. Mereka masih berkomunikasi, hanya tidak selalu bertemu, dalam satu tahun keduanya hanya menghabiskan beberapa kali pertemuan saja. Setelah obrolan hangat, Maria mulai masuk ke dalam maksud kedatangannya. “Jeng, apa Jeng ingat obrolan kita saat Erzhan masih bayi?”Segera, wanita ini tertawa terbahak mendengar kalimat lucu Maria. “Obrolan yang mana? Kenapa membahas obrolan kita saat Erzhan masih bayi, padahal bahkan hari ini Erzhan sudah siap membuat bayi.”“Tentang Fatma.” Maria tidak menutupi nama itu bahkan disebutkan sangat gamblang.Segera, wanita ini mengeryitkan dahinya. “Ya, saya ingat yang itu. Tapi memangnya kenapa, apa wanita itu kembali menjadi duri dalam rumah tangga kalian?” penasarannya sangat tinggi.“Saya tidak tahu. Lagupila saat itu saya tidak menemukan bukti perselingkuhan mas Cakrawala.”“Jeng terlambat. Wanita bernama Fatma sudah pergi sebelum Jeng bertindak, pantas saja tidak menemukan bukti apapun.”“Apa Jeng mengenal Fatma?
Pertemuan ini dilanjutkan setelah Fatma berlalu, suasana hangat sangat terasa setelah wanita itu tidak menjadi bagian dari pertemuan ini bahkan aura yang dikeluarkan Cakrawala sangat berbeda antara ada Fatma dan tidak ada.Di sisi lain, Fatma segera menuju arah jalan pulang, tempat putrinya berada. “Nak, jangan kemana-mana, tetaplah di dalam gedung, sebentar lagi Mama akan menyusul.” Sambungan udara dihubungkan.“Mama tidak kesini juga tidak apa,” tolak lembut Tasya supaya tidak merepotkan ibunya karena keberadaannya di sini hanya untuk berlatih sekilas demi acara malam ini.“Mama akan kesana, Mama ingin memastikan kamu baik-baik saja di sana,” kekeh hangat Fatma saat niatnya lebih dari sekedar hal ini. Isi kepalanya tetap berpikiran negatif pada Cakrawala yang bisa mengambil Tasya kapan saja, secara baik-baik maupun secara paksa. Wanita ini sudah berpikir jauh, dia menanamkan pemikiran bahwa saat ini antek-antek Cakrawala sudah siap di halaman gedung untuk menculik putrinya.“Tasya b
Tanpa Cakrawala sadari jika dirinya telah mengucapkan kalimat sensitif karena Erzhan dan Maria segera menangkap kejanggalan. Wanita ini menyahut kalimat suaminya, tetapi hanya di dalam hati. ‘Apa dia anakmu, Mas? Anak dari perselingkuhanmu dengan Fatma!’ Hati Maria tertusuk ribuan jarum hanya saja tidak sesakit di saat usia muda, saat rumor perselingkuhan Cakrawala tertangkap oleh ruang dengarnya. Kali ini Maria lebih mementingkan masa depan Erzhan dibandingkan perasaannya sendiri. Intinya Erzhan tetap harus menjadi pewaris tunggal AB Gruf.Beberapa hari berlalu, keputusan sudah dibuat Erzhan ini adalah hari di mana keluarganya meminangkan Amira untuknya. Saat ini wajah si pria berseri walaupun Amira hanya menunjukan pipi merona malu. “Tidak lama lagi, hanya menunggu empat hari dari hari ini acara resepsi akan diadakan di gedung sekaligus di sini jika om dan tante memberi izin,” ucap lugas Erzhan menatap Bayu dan Zulaiha.Segera, Bayu memberikan jawaban, “Kami tidak akan keberatan, ju
Tasya ingin berburuk sangka pada ibunya sendiri, tetapi dirinya mencoba berpikir positif karena menjelang pernikahan Amira dan Erzhan maka isi kepalanya diarahkan pada persiapan acara.Namun, sangat di luar dugaan Tasya karena Fatma yang selalu bersikap dingin dan ketus pada Cakrawala akhirnya luluh juga karena cintanya di masa lalu. Keduanya saling mencintai hingga Fatma bersedia dinikahi diam-diam lalu mengandung. Pun, hari ini cinta keduanya kembali disalurkan lewat hubungan ranjang terlarang. Keduanya sangat menikmati momen yang sudah berlalu kurang lebih dua puluh tahun lamanya.Di sisi lain, Maria masih menunggu kembalinya sang suami. “Papa ada pekerjaan apa di perusahaan?” pertanyaan diluncurkan pada Erzhan yang masih menyetir setelah memesan gedung pernikahan dan banyak lagi.“Mungkin pekerjaan seperti biasanya, Ma. Erzhan sudah menduga papa tidak akan bisa berlama-lama membiarkan perusahaan terbengkalai, apalagi Erzhan juga tidak di sana,” kekeh kecilnya. Saat ini tidak ada p
Maria hanya bisa membelalakan matanya dengan panggilan rendah walaupun inginnya mengamuk saat memergoki suaminya berselingkuh bersama Fatma, tetapi perbuatan itu sama sekali tidak propesional dan hanya akan mempermalukan diri sendiri. Jadi, sikap elegan dilakukannya. Memotret pose mesra Cakrawala dan Fatma, kemudian muncul dengan langkah anggun di hadapan keduanya. “Mas, sedang apa di sini? Bukankah mas bilang ada urusan di perusahaan.” Senyuman ditambahkan, tatapannya mengarah lembut pada suaminya, kemudian menatap ramah ke arah Fatma yang segera melepaskan tangannya dari lengan Cakrawala. “Eh, mamanya Ami. Kebetulan sekali kita bertemu di sini. Mari, kita makan bersama. Saya yakin mamanya Ami dan Mas Cakrawala belum mengisi perut,” kekeh santainya bahkan terlihat sangat manis.Saat ini sikap Cakrawala dan Fatma sangat kaku dan gugup. Pria ini menanggapi Maria dengan terbata. “Ma-Mama di sini.”Tatapan Maria kembali mengarah pada Cakrawala seiring memberikan jawaban lembut, “Iya Mas,
Bukan hanya Cakrawala saja yang dibuat mati kutu oleh kedatangan Erzhan, pun Maria hingga wanita ini hanya duduk pasrah selama putranya mengendarai mobil dengan kecepatan terjaga.Dalam keheningan, Erzhan nyeletuk, “Erzhan sudah menduga ada yang aneh dari papa. Sebelum ke hotel bahkan Erzhan sempat mengunjungi rumah Fatma untuk membuktikan kecurigaan Erzhan. Ck manusia tidak bermoral!”Maria kesulitan menjelaskan situasi rumit dan tidak terduga ini, tetapi suasana hati Erzhan tetap harus dinetralkan. “Sayang, papa khilaf. Itu yang terjadi karena semua orang pernah melakukan kesalahan. Jadi maafkanlah papa, jangan membenci papa kamu sendiri.”“Khilaf itu sifatnya sekali. Ok, mungkin Erzhan masih bisa menganggap papa khilaf, tapi itu tentang masa lalunya, sedangkan hari ini adalah kesengajaan!” Dengusan Erzhan sangat kasar, sangat jelas jika kebencian sedang merajarela di dadanya.“Semua tidak seperti kelihatannya ....” Maria masih mencoba menetralkan isi hati Erzhan, sekalian mencoba m
“Teman, Ma. Tasya harus cepat temui dia di gedung,” alasan cepat Tasya.“Kenapa tidak diangkat dulu ... walaupun teman satu agensi kamu harus tetap mengangkat panggilannya, siapa tahu penting,” nasihat lembut Fatma.“Tidak apa, dia cuma mengingatkan Tasya untuk tidak datang terlambat. Hihi ....” Tasya bergegas masuk ke dalam kamarnya dengan alasan akan bersiap-siap kemudian menyambungkan ulang panggilan. “Kak, ada apa?” ucap hangatnya pada Amira.“Kamu di mana sekarang?” tanya Amira tanpa berbasa-basi, tetapi dengan pembawaan santai supaya Tasya tidak panik.“Di rumah.” Saat ini Tasya mulai berpikir jika Amira butuh bicara atau mungkin bertemu.“Kakak sudah di halaman gedung. Apa kamu bisa kesini?”“Oh iya!” Antuasias Tasya, “Tasya akan kesana!” riangnya.“Ok, Kakak tunggu ya,” kekeh hangat Amira.Namun, kemudian Tasya mengungkapkan kebingungannya. “Tapi Kak, mama selalu antar jemput Tasya ke gedung. Jadi lebih baik Kakak bersembunyi, jangan sampai kelihatan Mama.”Amira mengerjap kec