Tanpa Cakrawala sadari jika dirinya telah mengucapkan kalimat sensitif karena Erzhan dan Maria segera menangkap kejanggalan. Wanita ini menyahut kalimat suaminya, tetapi hanya di dalam hati. ‘Apa dia anakmu, Mas? Anak dari perselingkuhanmu dengan Fatma!’ Hati Maria tertusuk ribuan jarum hanya saja tidak sesakit di saat usia muda, saat rumor perselingkuhan Cakrawala tertangkap oleh ruang dengarnya. Kali ini Maria lebih mementingkan masa depan Erzhan dibandingkan perasaannya sendiri. Intinya Erzhan tetap harus menjadi pewaris tunggal AB Gruf.Beberapa hari berlalu, keputusan sudah dibuat Erzhan ini adalah hari di mana keluarganya meminangkan Amira untuknya. Saat ini wajah si pria berseri walaupun Amira hanya menunjukan pipi merona malu. “Tidak lama lagi, hanya menunggu empat hari dari hari ini acara resepsi akan diadakan di gedung sekaligus di sini jika om dan tante memberi izin,” ucap lugas Erzhan menatap Bayu dan Zulaiha.Segera, Bayu memberikan jawaban, “Kami tidak akan keberatan, ju
Tasya ingin berburuk sangka pada ibunya sendiri, tetapi dirinya mencoba berpikir positif karena menjelang pernikahan Amira dan Erzhan maka isi kepalanya diarahkan pada persiapan acara.Namun, sangat di luar dugaan Tasya karena Fatma yang selalu bersikap dingin dan ketus pada Cakrawala akhirnya luluh juga karena cintanya di masa lalu. Keduanya saling mencintai hingga Fatma bersedia dinikahi diam-diam lalu mengandung. Pun, hari ini cinta keduanya kembali disalurkan lewat hubungan ranjang terlarang. Keduanya sangat menikmati momen yang sudah berlalu kurang lebih dua puluh tahun lamanya.Di sisi lain, Maria masih menunggu kembalinya sang suami. “Papa ada pekerjaan apa di perusahaan?” pertanyaan diluncurkan pada Erzhan yang masih menyetir setelah memesan gedung pernikahan dan banyak lagi.“Mungkin pekerjaan seperti biasanya, Ma. Erzhan sudah menduga papa tidak akan bisa berlama-lama membiarkan perusahaan terbengkalai, apalagi Erzhan juga tidak di sana,” kekeh kecilnya. Saat ini tidak ada p
Maria hanya bisa membelalakan matanya dengan panggilan rendah walaupun inginnya mengamuk saat memergoki suaminya berselingkuh bersama Fatma, tetapi perbuatan itu sama sekali tidak propesional dan hanya akan mempermalukan diri sendiri. Jadi, sikap elegan dilakukannya. Memotret pose mesra Cakrawala dan Fatma, kemudian muncul dengan langkah anggun di hadapan keduanya. “Mas, sedang apa di sini? Bukankah mas bilang ada urusan di perusahaan.” Senyuman ditambahkan, tatapannya mengarah lembut pada suaminya, kemudian menatap ramah ke arah Fatma yang segera melepaskan tangannya dari lengan Cakrawala. “Eh, mamanya Ami. Kebetulan sekali kita bertemu di sini. Mari, kita makan bersama. Saya yakin mamanya Ami dan Mas Cakrawala belum mengisi perut,” kekeh santainya bahkan terlihat sangat manis.Saat ini sikap Cakrawala dan Fatma sangat kaku dan gugup. Pria ini menanggapi Maria dengan terbata. “Ma-Mama di sini.”Tatapan Maria kembali mengarah pada Cakrawala seiring memberikan jawaban lembut, “Iya Mas,
Bukan hanya Cakrawala saja yang dibuat mati kutu oleh kedatangan Erzhan, pun Maria hingga wanita ini hanya duduk pasrah selama putranya mengendarai mobil dengan kecepatan terjaga.Dalam keheningan, Erzhan nyeletuk, “Erzhan sudah menduga ada yang aneh dari papa. Sebelum ke hotel bahkan Erzhan sempat mengunjungi rumah Fatma untuk membuktikan kecurigaan Erzhan. Ck manusia tidak bermoral!”Maria kesulitan menjelaskan situasi rumit dan tidak terduga ini, tetapi suasana hati Erzhan tetap harus dinetralkan. “Sayang, papa khilaf. Itu yang terjadi karena semua orang pernah melakukan kesalahan. Jadi maafkanlah papa, jangan membenci papa kamu sendiri.”“Khilaf itu sifatnya sekali. Ok, mungkin Erzhan masih bisa menganggap papa khilaf, tapi itu tentang masa lalunya, sedangkan hari ini adalah kesengajaan!” Dengusan Erzhan sangat kasar, sangat jelas jika kebencian sedang merajarela di dadanya.“Semua tidak seperti kelihatannya ....” Maria masih mencoba menetralkan isi hati Erzhan, sekalian mencoba m
“Teman, Ma. Tasya harus cepat temui dia di gedung,” alasan cepat Tasya.“Kenapa tidak diangkat dulu ... walaupun teman satu agensi kamu harus tetap mengangkat panggilannya, siapa tahu penting,” nasihat lembut Fatma.“Tidak apa, dia cuma mengingatkan Tasya untuk tidak datang terlambat. Hihi ....” Tasya bergegas masuk ke dalam kamarnya dengan alasan akan bersiap-siap kemudian menyambungkan ulang panggilan. “Kak, ada apa?” ucap hangatnya pada Amira.“Kamu di mana sekarang?” tanya Amira tanpa berbasa-basi, tetapi dengan pembawaan santai supaya Tasya tidak panik.“Di rumah.” Saat ini Tasya mulai berpikir jika Amira butuh bicara atau mungkin bertemu.“Kakak sudah di halaman gedung. Apa kamu bisa kesini?”“Oh iya!” Antuasias Tasya, “Tasya akan kesana!” riangnya.“Ok, Kakak tunggu ya,” kekeh hangat Amira.Namun, kemudian Tasya mengungkapkan kebingungannya. “Tapi Kak, mama selalu antar jemput Tasya ke gedung. Jadi lebih baik Kakak bersembunyi, jangan sampai kelihatan Mama.”Amira mengerjap kec
Hari berganti, Tasya tidak pernah membahas apapun tentang Cakrawala pada ibunya, begitupun sebaliknya. Namun, jauh di dalam hatinya gadis ini merasakan kecewa amat dalam karena ternyata masa lalu Fatma sangat kelam, itu artinya kisahnya dengan Erlangga adalah kisah yang diturunkan Fatma-sebagai simpanan.Tasya ingin lari dari kenyataan memalukan serta memilukan ini, tetapi harus bagaimana? Tidak ada jalan keluar baginya.“Sayang ... dimakan dong.” Lembut Fatma saat menyaksikan putrinya hanya menatap menu hasil buah tangannya yang setiap harinya berbeda.“Iya, Ma.” Senyuman kecil Tasya.Di sisi lain, Amira menceritakan tentang Fatma dan Cakrawala atas izin dari Erzhan. Saat ini Bayu dan Zulaiha ternganga, tetapi mereka tidak berkomentar apapun hingga wanita ini berkata, “Biarkan saja mama kamu, toh tidak ada hubungan darah antara kalian.”“Iya, Tante. Lagipula pernikahan Ami dan Erzhan akan tetap diselenggarakan sesuai dengan tanggal yang pernikahan.”Sementara, Cakrawala, Maria dan Er
Beberapa hari berlalu, hari ini adalah hari pernikahan Erland dan Amira yang diadakan secara besar-besaran di gedung yang sangat luas. Selain karena mencitrakan seorang keluarga pemilik perusahaan terbesar di negara ini, tujuan kemewahan ini juga sebagai hadiah dari Maria dan Cakrawala untuk Erzhan walaupun saat ini si pria masih merasa canggung pada keluarganya sendiri, tetapi setidaknya hingga hari spesial ini berakhir dirinya harus berperan sebagaimana seorang ayah yang mampu membawa keluarganya pada kehidupan harmonis.Acara ini hanya dihadiri orang-orang elit saja, sedangkan untuk besok adalah giliran tetangga di daerah rumah Amira dan kawan-kawan si gadis termasuk kawan satu agensinya dulu. Dengan sengaja Maria memilah para tamu untuk menyesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai rakyat elit, tetapi bukan berarti membedakan, hanya saja penyambutan akan lebih mudah seperti ini.Amira didampingi Zulaiha dan Bayu sebagai pengganti mendiang orangtuanya, pun di sana Fatma ikut ke dala
Amira terpaku dengan wajah datar saat isi kepalanya kebingungan, maka selama beberapa saat tidak ada kalimat apapun yang keluar dari mulutnya hingga akhirnya sebuah pertanyaan diutarakan, “Memangnya kamu mau melakukannya sekarang, apa tidak mau menunggu besok?”“Astaga.” Erzhan menepuk dahinya, kemudian menerangkan, berdiri dengan gagah walaupun hanya menggunakan kemeja berdasi, “semua pria akan menjawab iya!”“Oh,” sahut datar Amira seiring mengangguk kecil hingga membuat dahi Erzhan berkerut.“Jadi bagaimana, kamu sudah mengerti kan?” Erzhan masih tidak yakin jika Amira menangkap maksud perkataannya.Amira meninggalkan duduk manisnya, berdiri di hadapan Erzhan dengan jarak pemisah sekitar dua meter. “Ya sudah.” Pun, kalimat ini dikatakan sangat datar.Erzhan memandangi Amira, mencoba mencari kebenaran dalam diri si gadis, apakah sifat polosnya masih mendominasi atau tidak. “Kamu yakin? Jika melakukannya malam ini maka kamu harus membuka semua pakaian di depanku. Terbaring pasrah di