Bukan hanya Cakrawala saja yang dibuat mati kutu oleh kedatangan Erzhan, pun Maria hingga wanita ini hanya duduk pasrah selama putranya mengendarai mobil dengan kecepatan terjaga.Dalam keheningan, Erzhan nyeletuk, “Erzhan sudah menduga ada yang aneh dari papa. Sebelum ke hotel bahkan Erzhan sempat mengunjungi rumah Fatma untuk membuktikan kecurigaan Erzhan. Ck manusia tidak bermoral!”Maria kesulitan menjelaskan situasi rumit dan tidak terduga ini, tetapi suasana hati Erzhan tetap harus dinetralkan. “Sayang, papa khilaf. Itu yang terjadi karena semua orang pernah melakukan kesalahan. Jadi maafkanlah papa, jangan membenci papa kamu sendiri.”“Khilaf itu sifatnya sekali. Ok, mungkin Erzhan masih bisa menganggap papa khilaf, tapi itu tentang masa lalunya, sedangkan hari ini adalah kesengajaan!” Dengusan Erzhan sangat kasar, sangat jelas jika kebencian sedang merajarela di dadanya.“Semua tidak seperti kelihatannya ....” Maria masih mencoba menetralkan isi hati Erzhan, sekalian mencoba m
“Teman, Ma. Tasya harus cepat temui dia di gedung,” alasan cepat Tasya.“Kenapa tidak diangkat dulu ... walaupun teman satu agensi kamu harus tetap mengangkat panggilannya, siapa tahu penting,” nasihat lembut Fatma.“Tidak apa, dia cuma mengingatkan Tasya untuk tidak datang terlambat. Hihi ....” Tasya bergegas masuk ke dalam kamarnya dengan alasan akan bersiap-siap kemudian menyambungkan ulang panggilan. “Kak, ada apa?” ucap hangatnya pada Amira.“Kamu di mana sekarang?” tanya Amira tanpa berbasa-basi, tetapi dengan pembawaan santai supaya Tasya tidak panik.“Di rumah.” Saat ini Tasya mulai berpikir jika Amira butuh bicara atau mungkin bertemu.“Kakak sudah di halaman gedung. Apa kamu bisa kesini?”“Oh iya!” Antuasias Tasya, “Tasya akan kesana!” riangnya.“Ok, Kakak tunggu ya,” kekeh hangat Amira.Namun, kemudian Tasya mengungkapkan kebingungannya. “Tapi Kak, mama selalu antar jemput Tasya ke gedung. Jadi lebih baik Kakak bersembunyi, jangan sampai kelihatan Mama.”Amira mengerjap kec
Hari berganti, Tasya tidak pernah membahas apapun tentang Cakrawala pada ibunya, begitupun sebaliknya. Namun, jauh di dalam hatinya gadis ini merasakan kecewa amat dalam karena ternyata masa lalu Fatma sangat kelam, itu artinya kisahnya dengan Erlangga adalah kisah yang diturunkan Fatma-sebagai simpanan.Tasya ingin lari dari kenyataan memalukan serta memilukan ini, tetapi harus bagaimana? Tidak ada jalan keluar baginya.“Sayang ... dimakan dong.” Lembut Fatma saat menyaksikan putrinya hanya menatap menu hasil buah tangannya yang setiap harinya berbeda.“Iya, Ma.” Senyuman kecil Tasya.Di sisi lain, Amira menceritakan tentang Fatma dan Cakrawala atas izin dari Erzhan. Saat ini Bayu dan Zulaiha ternganga, tetapi mereka tidak berkomentar apapun hingga wanita ini berkata, “Biarkan saja mama kamu, toh tidak ada hubungan darah antara kalian.”“Iya, Tante. Lagipula pernikahan Ami dan Erzhan akan tetap diselenggarakan sesuai dengan tanggal yang pernikahan.”Sementara, Cakrawala, Maria dan Er
Beberapa hari berlalu, hari ini adalah hari pernikahan Erland dan Amira yang diadakan secara besar-besaran di gedung yang sangat luas. Selain karena mencitrakan seorang keluarga pemilik perusahaan terbesar di negara ini, tujuan kemewahan ini juga sebagai hadiah dari Maria dan Cakrawala untuk Erzhan walaupun saat ini si pria masih merasa canggung pada keluarganya sendiri, tetapi setidaknya hingga hari spesial ini berakhir dirinya harus berperan sebagaimana seorang ayah yang mampu membawa keluarganya pada kehidupan harmonis.Acara ini hanya dihadiri orang-orang elit saja, sedangkan untuk besok adalah giliran tetangga di daerah rumah Amira dan kawan-kawan si gadis termasuk kawan satu agensinya dulu. Dengan sengaja Maria memilah para tamu untuk menyesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai rakyat elit, tetapi bukan berarti membedakan, hanya saja penyambutan akan lebih mudah seperti ini.Amira didampingi Zulaiha dan Bayu sebagai pengganti mendiang orangtuanya, pun di sana Fatma ikut ke dala
Amira terpaku dengan wajah datar saat isi kepalanya kebingungan, maka selama beberapa saat tidak ada kalimat apapun yang keluar dari mulutnya hingga akhirnya sebuah pertanyaan diutarakan, “Memangnya kamu mau melakukannya sekarang, apa tidak mau menunggu besok?”“Astaga.” Erzhan menepuk dahinya, kemudian menerangkan, berdiri dengan gagah walaupun hanya menggunakan kemeja berdasi, “semua pria akan menjawab iya!”“Oh,” sahut datar Amira seiring mengangguk kecil hingga membuat dahi Erzhan berkerut.“Jadi bagaimana, kamu sudah mengerti kan?” Erzhan masih tidak yakin jika Amira menangkap maksud perkataannya.Amira meninggalkan duduk manisnya, berdiri di hadapan Erzhan dengan jarak pemisah sekitar dua meter. “Ya sudah.” Pun, kalimat ini dikatakan sangat datar.Erzhan memandangi Amira, mencoba mencari kebenaran dalam diri si gadis, apakah sifat polosnya masih mendominasi atau tidak. “Kamu yakin? Jika melakukannya malam ini maka kamu harus membuka semua pakaian di depanku. Terbaring pasrah di
Fatma sedang bersantai di dalam kediamannya. “Aku harus segera mendekatkan Tasya dengan mas Cakra karena Tasya juga ahli waris, Tasya berhak mendapatkan saham AB Gruf!” Niat jahatnya meletup-letup, tetapi Fatma terlalu bingung untuk menyampaikan hal ini pada putrinya, “Tasya sedang memulai kariernya, aku tidak boleh memberikan berita mengejutkan, tapi sampai kapan aku akan menunda?”Sifat serakahnya mengatakan Tasya harus segera mendapatkan harta milik Cakrawala karena Tasya juga darah daging pria itu, tetapi hati nuraninya tidak ingin mengganggu putrinya dengan kabar mengejutkan karena pasti berpengaruh pada kariernya yang barusaja dirintis.“Aku masih harus bersabar sedikit lagi, tapi aku juga tidak bisa hanya diam menunggu. Maria sangat berbahaya, dia bisa membatalkan hak Tasya untuk mendapatkan harta Cakrawala, aku harus mengawasinya sekalian mencegah hal itu terjadi!”Hari kembali berganti, pukul sembilan pagi Erzhan dan Amira sudah didandani selayaknya pengantin daerah. Resepsi
Hari ini tepat hari ketiga setelah pernikahan, Erzhan sudah kembali memulai aktivitasnya setelah mengambil cuti dari perusahaan, tetapi hal pertama yang dilakukannya saat menginjak AB Gruf adalah mengancam Cakrawala, ayahnya sendiri, “Jika Papa masih berhubungan baik dengan Fatma, jangan harap Papa akan melihat Erzhan dan mama lagi. Kami akan pergi.” Pembawaannya sangat santai.“Apa maksud pembicaraan kamu ini, Nak?” heran Cakrawala karena ternyata bukan hanya Maria, tetapi Erzhan mulai tidak menghormatinya sebagai seorang ayah padahal biasanya putranya sangat patuh dan tidak banyak bicara.“Erzhan tidak ingin punya ibu tiri dan mama tidak ingin dimadu. Erzhan yakin Papa mengerti itu.” Lagi, pembawaannya masih sangat santai.“Jangan membicarakan hal di luar bisnis. Ini perusahaan, bukan tempat bergossip.” Cakrawala berusaha menunjukan wibawa serta kedudukannya dalam keluarga maupun dalam gedung ini karena tidak ingin kehilangan martabat di depan anak dan istrinya.Namun, rupanya kalim
Fatma berjalan cepat meninggalkan gedung entertaint karena terlalu cemas air matanya akan menetes. Tanpa diketahui oleh Erzhan dan Tasya jika wanita ini mendengar semua percakapan mereka walaupun tanpa sengaja. Niatnya adalah mengunjungi Tasya untuk memastikan putrinya tetap aman, tetapi pendengarannya harus disuguhi oleh hal di luar dugaan yang berhasil menyayat hatinya. “Jadi selama ini Tasya mengetahui hal-hal yang aku sembunyikan.” Suaranya terkecik karena rasa sakit, dadanya dipegangi kemudian dengan cepat mengunci diri di dalam rumah.“Sengaja mama menyembunyikannya karena belum saatnya kamu tahu, Sayang ...,” lirih Fatma yang terjatuh ke atas lantai. Cakrawala dihubungi, Fatma menyimpan nomor AB Gruf bukan nomor pria itu. “Saya ingin bicara dengan tuan Cakrawala, sambungkan telepon pada tuan Cakrawala,” ucapnya tidak berbasa-basi.“Maaf Nyonya, saat ini tuan Cakrawala sedang tidak dapat diganggu.”“Saya istrinya. Sambungkan saja!” tegas Fatma yang menambahkan wibawa dalam suara