Home / Pernikahan / GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU / BAB 4 AKIBAT PERCERAIAN

Share

BAB 4 AKIBAT PERCERAIAN

Author: Jemyadam
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Elice mengantar Nabila sampai di depan rumah orang tuanya dan bantu menurunkan stroller bayi Nabila sementara anak laki-lakinya terus minta gendong tidak mau turun.

"Bagaimana koindisi ibumu?" tanya Elice.

"Sudah lebih baik tapi masih harus rutin menjalani terapi."

"Sampaikan salamku ke padanya, aku tidak sempat mampir karena harus buru-buru, mungkin lain kali nanti aku akan main ke rumah kalian.

"Ya, terimakasih."

Tadi pagi sebenarnya Elice yang menjemput Nabila setelah kemarin mereka tidak sengaja kembali bertukar komentar di media sosial dan Elice baru tahu jika Nabila telah bercerai dari suaminya.

Elice menjemput Nabila dan mereka membuat janji bertemu dengan Moy. Ide yang awalnya hanya untuk sekedar kembali berkumpul setelah sekian tahun sudah tidak pernah lagi nongkrong bareng.

"Da-da ... ganteng ... " Elice sudah duduk kembali di dalam mobil dan hendak mulai menjalankan mobilnya ketika melambai pada putra Nabila.

"Ayo da-da sama tante Elice," Nabila berbisik sambil mengecup pipi montok putranya yang mengemaskan.

Walaupun sudah sangat sukses tapi Elice tetap baik hati seperti dulu. Sejak dulu Elice memang berasal dari keluarga kaya tidak pernah pelit ataupun sombong meskipun hidup serba berada. Elice juga suka berteman dengan Nabila karena anaknya cantik tapi tidak macam-macam, tidak centil dan paling pemaaf. Karena itu kemarin Elice sempat kaget jika wanita sebaik Nabila bisa dikhianati suaminya, padahal mereka sudah memiliki anak laki-laki yang juga sangat mengemaskan dan tampan. Kehadiran seorang anak adalah hal yang pernah sangat Elice harapkan dalam pernikahannya.

Usia Nabila baru dua puluh delapan tahun dan sudah menjadi janda. Sebenarnya kemarin Riko tidak mau menceraikan Nabila tapi Nabila bersikeras untuk tetap bercerai. Nabila tidak sanggup jika harus menerima suami yang sudah mengkhianatinya seperti itu.

Riko yang marah akhirnya segera menikahi Novie begitu resmi bercerai dan sekarang mereka tinggal berdua di rumah yang dulu Riko tempati bersama Nabila. Rumah yang untuk melihat halamannya saja sekarang Nabila rasanya sudah tidak sanggup. Rumah yang dulu dia tempati bersama suaminya dan mengisi banyak angan tentang masa sedap mereka kali ini malah ditempati mantan suaminya dengan perempuan lain.

Nabila sengaja tidak menuntut harta gono-gini asal Riko mau segera menceraikannya dan tetap bertanggungjawab pada putra mereka yang baru berumur satu tahun.

Begitu mulai mengajukan perceraian Nabila pilih pulang ke rumah orang tuanya. Kedua kaka laki-laki Nabila juga tidak terima adiknya diselingkuhi seperti itu. Lebih baik Nabila bercerai mumpung dia masih muda agar bisa segera kembali menata hidup baru.

"Eh cucu kakek sudah pulang," sambut papa Nabila begitu melihat Nabila masuk ke dalam rumah bersama putranya.

Anak laki-laki itu segera minta turun dari gendongan nabila untuk berlari limbung ke arah kakeknya.

"Jangan minta gendong kekek!"

"Tidak apa-apa Kakek masih kuat!"

Papa Nabila seorang pensiunan dosen di sebuah universitas negeri, sekarang usinya sudah kepala enam dan ibu Nabila sekarang sedang struk.

"Apa ibu sudah makan?" tanya Nabila karena biasanya dia yang mengurus dan menyuapi ibunya.

"Sudah, tadi barusan abangmu datang membawakan bubur kesukaan ibu, masih ada sisanya di meja jika anakmu mau makan."

"Tadi Bagas sudah makan sup dan puding."

"Apa itu tadi Elice temanmu dulu?"

"Iya, Pa."

Papa Nabila mengangguk-angguk.

"Tadi Nabila juga ketemu Moy."

"Si Moy yang dulu paling rame itu?"

"Ya, dia kirim salam sama Papa dan Mama."

"Berapa anaknya sekarang?" Orang tua memang paling sering bertanya seperti itu, Nabila jadi cuma bisa menghela napas.

"Moy dan Elice sama-sama belum memiliki momongan dan mereka juga sedang jadi janda."

"Ya, Tuhan ... " papa Nabila langsung menyapu mukanya degan telapak tangan sembari berdoa untuk ketiga anak perempuan yang dulu juga sudah seperti anak-anaknya sangking seringnya mereka bertiga main bersama.

"Tidak ada yang mau jadi janda ketika menikah tapi kadang kami juga tidak memiliki pilihan." Nabila jadi kembali mengenang nasibnya sediri.

"Ya, sudah istirahatlah biar anakmu main sama Papa dulu."

Sebenarnya papa Nabila juga sedih jika melihat nasib satu-satunya anak perempuannya itu. Nabila adalah tiga bersaudara dengan dua kakak laki-laki. Nabila anak yang baik sejak kecil tidak pernah neko-neko tapi dia bernasib harus menjadi janda di usia yang masih sangat muda.

Begitu masuk ke dalam kamar Nabila kembali memeriksa SMS banking di ponselnya dan masih nihil. Sudah dua buan Riko tidak memberi jatah susu untuk putranya. Sebenarnya Nabila juga tidak mau jika sampai harus meninta karena itu seharusnya memang tanggung jawab Riko tanpa harus diigatkan. Jika pun Nabila punya uang sendiri dia juga tidak mau sampai mita pada Riko untuk kebutuhan putranya.

Masalahnya, sekarang putra Nabila baru berumur satu tahun dan Nabila belum bisa meninggalkannya untuk bekerja. Sementara ini Nabila cuma bisa bantu mengurus ibunya yang sedang struk dan kedua kakak laki-laki Nabila yang gantian bantu-bantu membelikan semua keperluan putra Nabila. Tapi lama-lama Nabila tidak enak juga meski menurut kakaknya tidak apa-apa karena Nabila juga sudah bantu mengurus ibu mereka sementara kedua kakak Nabila sibuk bekerja.

Diam-diam akhirnya Nabila nekat menelpon Riko dan yang mengangkat teleponnya ternyata malah Novie.

"Ya, kenapa nyari Mas Rico? apa mau minta jatah bulanan lagi?" belum apa-apa Novie sudah melontarkan kalimat pedas di telinga Nabila.

Nabila coba menahan diri karena sebenarnya dia juga tidak ingin meminta hak putranya sampai seperti mengemis seandainya saja dia masih punya pilihan lain.

"Kalau sudah cerai itu sudah gak etis minta-mita jatah bulanan dari mantan suami. Kau kan sudah tidak mau degan orangnya kenapa masih mau dengan uangnya!"

"Aku hanya minta hak putraku karena itu masih tangung jawab Mas Riko."

"Sekarang Mas Riko sudah punya tanggungjawab untuk istri dan keluarganya sendiri yang harus lebih diutamakan."

Walaupun Novie sempat kehilangan muka ketika Nabila memergoki perselingkuhan mereka, tapi sekarang Novie sudah kembali lagi pada sifat aslinya yang tidak tahu malu dan cenderung ingin membalas sakit hatinya pada Nabila. Apa lagi sekarang Riko sudah menikahi Novie secara resmi.

"Berulang kali kukatakan, Aku hanya minta hak untuk Bagas!"

"Alah paling kamu juga ikut makan jatahnya, nyatanya kamu gak kerja kan?"

"Silahkan bicara sesukamu tapi hak putraku tetap harus diberikan!" tegas Nabila. "Katakan saja sama Mas Riko kalau aku menelpon!"

Dari pada dibuat emosi dengan ucapan Novie, lebih baik Nabila menutup teleponnya lebih dulu. Nabila sengaja tidak mengirim pesan karena tahu Novie pasti akan langsung menghapusnya. Nabila pikir, nanti saja dia menelpon lagi saat jam kantor untuk memastikan Riko tidak sedang berada di sekitar Novie.

Related chapters

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 5 MASA SULIT

    Hari Senin siang Nabila kembali nekat menelpon Riko yang seharusnya sedang berada di kantor. "Selamat siang Mas." Nabila juga membuka dengan salam untuk tetap menghormati mantan suaminya seperti dulu, karena Riko tetap ayah dari putranya. "Ya kenapa?" nada sura Riko justru terdengar agak ketus hingga rasanya Nabila igin kembali menelan kata-katanya ke tengorokan. Rico memang jadi ketus seperti itu sejak Nabila bersikeras minta bercerai dan tidak mau mendengarkan perkataanya.. "Sudah dua bulan Mas Riko tidak memberikan jatah bulanan untuk Bagas." "Apa sudah habis lagi?" "Sudah dua bulan Mas Riko tidak mengirim apa-apa." Nabila kembali mengingatkan. "Dengar Nabila, sekarang Novie juga sedang hamil kami juga memiliki banyak kebutuhan sendiri jadi jangan terlalau bergantung terus padaku!" "Ini untuk Bagas, Mas. Bukan untuk kebutuhanku!" tegas Nabila mulai ikut tersulut Emosi degan perkatan suaminya yang juga sudah mulai mirip dengan Novie. Sepertinya dua orang yang tidur bersama l

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 6 BANG TOGAR

    "Ini untuk Bagas, cuma lima ratus ribu, Abang belum gajian bulan ini." Togar menyerahkan lima lembar uang seratus ribuan dari dompetnya ketangan Nabila. "Jangan Bang, minggu lalu Bang Togar sudah ngasih uang buat beli susu Bagas." "Tidak apa-apa ini uang simpanan abang sendiri, Mbak Fitri tidak tahu." "Jangan Bang, sungguh nabila gak enak sama Mbak Fitri." Sebenarnya kaka ipar Nabila sudah tahu jika tiap bulan suaminya akan menyisihkan uang satu setengah juta rupiah untuk Bagas dan terimakasihnya karena Nabila bantu mengurus ibu mereka. Tapi kadang Bang Togar juga masih sering tidak tega melihat kondisi Nabila. Biasanya Nabila baru akan menemuinya diam-diam seperti ini jika sudah sangat terdesak. "Sudahlah Nabila, terima saja, Abang tahu kau sedang tidak bisa minta pada mantan suamimu." Nabila malah kembali meneteskan air mata ketika Bang Togar memaksakan uang tersebut ke dalam genggamannya. Nabila memang sangat butuh uang tapi seperti ini membuat Nabila sangat sedih dan tidak be

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 7 MANTAN SUAMI

    Riko beruntung karena ketika dia tiba kebetulan Bang Togar pas ijin pulang, jadi tinggal Nabila dan putra mereka. Padahal sudah dari tadi Bang Togar mau ngajak Riko kelahi karena sampai lewat tengah hari dia belum muncul juga."Bagaiman kondisinya?" tanya Riko yang baru tiba karena Bagas sedang tidur."Masi demam Mas." Sebenci apapun Nabila terhadap Rico nyatanya ketika sedang dalam kondisi seperti ini dia sedang sama sekali tidak sempat memikirkan kebenciannya. Nabila hanya terus mencemaskan Bagas yang demamnya sama sekali belum turun sejak kemarin."Kupikir Bagas cuma flu." Rico menempelkan punggung tangan ke dahi putranya yang masih tertidur."Mungkin Bagas rindu sama Mas Riko."Riko tidak bicara apa-apa begitu mendengar ucapan Nabila, dia hanya ikut duduk di samping ranjang untuk memperhatikan putranya. Sebenarnya tadi malam Riko juga tahu jika Nabila mengirim pesan dan menelpon beberapa kali tapi Novie juga berulang kali mengatakan jika Nabila hanya berusaha mencari-cari alasan u

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 8 GEMAS

    Novie kembali menelepon Riko tiap hampir sepuluh menit sampai suaranya membuat telinga gatal, padahal Riko masih belum bisa menigalkan putranya yang sedang sakit. "Mas Riko lama banget, cepat bawain makanan pesanan aku. Ini lagi mual, gak bisa makan apa-apa dari pagi," rengek Novie terdengar manja untuk minta perhatian. "Ya, sebentar tunggu Bagas selesai minum obat." Nabila dan Moy ikut mendengarkan percakapan mereka karena Riko mengangkat panggilan telepon sambil menggendong Bagas untuk minum sirup penurun demam yang disuapkan Nabila. "Aku tunggu sepuluh menit lagi, jangan lama-lama sama mantan!" Novie pura-pura ngambek kemudian menutup telepon lebih dulu. Akhirnya Riko berpamitan pulang karena Novie pasti akan terus ribut, bahkan Moy yang ikut mendengarkan saja jadi jengkel. "Rasanya pingin kucekik itu leher perempuan tidak tahu diri! Sudah merebut suami orang masih juga sok-sokan paling minta dimanja kayak cuma dia aja yang pernah bunting!" gerutu Moy setelah riko pergi. "Pa

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 9 BELUM SIAP

    Begitu Riko pulang dan meletakkan ponselnya di atas meja, Novie segera mengambil benda tersebut dan memeriksa semua jejak percakapan suaminya. Novie kaget ketika melihat laporan pesan SMS banking transfer dana yang dikirimkan Riko ke rekening Nabila. Dada Novie langsung bergemuruh panas mengetahui Riko mengirim uang lima juta rupiah ke pada mantan istrinya. Bukan hanya masalah jumlah nominalnya yang membuat dada Novie seperti sedang direbus, tapi Novie juga sedang sangat cemburu karena menduga Riko masih suka memperhatikan mantan istrinya. Meskipun Nabila kalah muda dari Novie yang baru dua puluh tiga tahun tapi Nabila juga masih cantik, badannya Bagus, pantas untuk dicemburui. "Jadi Mas Riko ngasih uang lima juta buat mantan istri Mas?" tanya Novie begitu Riko keluar dari kamar mandi. "Itu untuk bagas." "Lima juta hanya untuk anak umur satu tahun?" sewot Novie sama sekali tidak percaya. "Mas yakin itu bukan untuk ibunya juga? Ingat Mas, dia sudah mantan istri, sudah bukan tanggun

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 10 SEMUA ORANG PUNYA MASALAH

    [Boleh kita kenalan, Nabila?][Ya] balasan Nabila benar-benar singkat hingga sulit ditebak dia kurang suka atau bagaimana.[Namaku Sunan, aku sudah mendengar banyak cerita dari Moy tentangmu. Semoga aku tidak mengganggumu malam-malam begini][Tidak Mas][Terimakasih Nabila] sebuah pesan yang di belakangnya ditambah emoji senyum.Usia Nabila sudah dua puluh delapan tahu, sebelum menikah Nabila dan Riko sempat berpacaran selama dua tahun, mereka menjalani pernikahan selam tiga tahun sebelum akhirnya bercerai. Selama itu Nabila tidak pernah berpikir dirinya akan kembali terlibat obrolan chatting dengan lawan jenis yang membuatnya berdebar-debar lagi seperti ini. Padahal Sunan baru mengajaknya berkenalan dan jari Nabila hampir gemetar ketika balas mengetik pesan. Rasanya menggelikan menyadari dirinya sepanik ini hanya karena diajak berkenalan oleh seorang laki-laki melalui chat."Nabila, aku ingin langsung terus terang dengan maksudku, apa kau tidak masalah?][Ya Mas tidak apa-apa] Nabila

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 11 BEKERJA SAMBIL MENGURUS ANAK

    "Ingat, ya! duit Mas Riko sekarang juga duitku! karena sekarang aku istrinya dan kau bukan siapa-siapanya lagi!" "Aku tidak perduli dengan uang kalian, tapi jika Mas Riko tidak bertanggung jawab menafkahi putranya itu baru menjadi urusanku!" "Jangan naif Nabila, banyak pasanga suami istri yang sudah berpisah dan mereka gak ngerecokin lagi rumah tangga mantan suaminya, gak kayak kalian yang mau terus jadi benalu!" "Jaga ucapanmu!" Moy yang baru muncul dengan menggendong Bagas langsung ikut menyela. Tentu Novie juga kenal dengan pemilik salon langgananya itu. "Karyawanmu yang memulai lebih dulu!" Novie menunjuk Nabila untuk melempar kesalahan. "Jangan pikir aku tidak tahu kau hanya wanita pelakor yang telah merebut suami Nabila dan sekarang masih berani bicara tidak tahu diri!" Novi luar biasa syok mendapatkan balasan seperti itu dari orang yang dia pikir akan membelanya atau mungkin memecat Nabila. "Pergi dari sini karena aku juga bisa membayar mulut wanita murahan sepertimu!"

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 12 SUNAN

    Riko sengaja memarkir mobilnya di sebrang jalan salon langganan Novie, kira-kira jam lima sore setelah dia pulang dari kantor. Nabila masih belum mau mengangkat telepon Riko karen itu dia ingin membuktikan apa benar sekarang Nabila bekerja. Tak berapa lama Riko melihat Nabila sedang menggendong Bagas keluar dari pintu salon. Nabila terlihat kerepotan menenteng tas lumayan besar yang mungkin berisi bekal keperluan putranya. Karena membawa anak-anak bekerja memang merepotkan harus banyak perbekalan. Nabila benar-benar bekerja di salon seharian dengan membawa putranya sama seperti yang dia katakan di telepon tadi. Sebenarnya Riko tidak tega dan ingin keluar dari dalam mobil tapi Nabil sudah lebih dulu menghentikan angkutan umum. Bukannya Riko tanpa hati melihat mantan istri dan anaknya seperti itu, tapi Nabila yang bersikeras untuk minta bercerai. Nabila juga tidak mau mendengarkan nasehat kedua orang tua Riko agar mereka tetap mempertahankan pernikahan. Semua itu memang salah Riko, tap

Latest chapter

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 90 END

    Ketika Sunan masuk, dia syok melihat kehebohan tangis dua bayi sekaligus. Sunan malihat Elice sudah menggendong bayinya demikian pulan dengan Marko. Elice melahirkan di atas ranjang dan Nabila melahirkan di sofa."Apa yang terjadi?""Nabila ikut melahirkan karena stres melihat kondisi Elice." Moy yang menjawab sementara Marko masih gemetaran menggendong bayinya."Oh Tuhan!""Dia sehat." Elice tersenyum menunjukkan bayinya dan ternyata Sunan menangis meski tanpa suara isakan.Sunan segera memeluk Elice serta bayinya yang masih kemerahan."Biarkan Nabila yang memberi Nama.""Ya." Sunan terus mengangguk karena tidak perduli dengan apapun asal istrinya selamat."Bagaiman ini?" Marko bingung melihat bayinya menangis masih dengan tali plasenta yang membuat dia takut."Berikan padaku!" Moy meminta bayinya untuk dibawa pada bidan.Setelah memberikan bayinya pada Moy, Marko segera memeluk Nabila dan menciuminya sejadi-jadinya. Rasanya masih sulit dipercaya jika dia sendiri yang baru membantu pe

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 89 SEMAKIN KACAU

    Nabila sedang melakukan panggilan video dengan Moy dan bayinya yang sekarang sudah berumur tiga bulan. Bayi cantik yang Elice beri nama Moza itu sudah pintar tersenyum dan membalas suara orang dewasa dengan dengungan. Nabila benar-benar gemas hingga tidak sabar menunggu kelahiran bayinya sendiri."OH ... anak perempuan memang mengemaskan!" Nabila melayangkan kecupan pada bayi montok yang menyeringaikan tawa di layar ponselnya."Tapi sepertinya ini laki-laki." Marko meraba perut Nabila yang kebetulan ada di sampingnya."Ini anak perempuan, aku bisa merasakannya!" Nabila ngotot.Setelah memiliki Bagas, sangat wajar jika Nabila sedang sangat menginginkan anak perempuan meski sampai sekarang Nabila sengaja belum mau mengetahui jenis kelamin bayinya."Apa Moza sudah bisa tengkurap?" Nabila melanjutkan obrolannya dengan Moy walaupun Marko terus mengganggu."Baru miring belum bisa terbalik.""Lihat Marko dia tersenyum padamu!" Nabila menghadapkan kameranya ke arah Marko yang sedang memangku l

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 88 KACAU

    "Kau tidak akan percaya jika sebenarnya sudah sejak lama aku menatapmu!"Elice berhenti mengunyah makanannya untuk balas menatap Sunan."Aku hanya tidak pernah berani berpikir kau akan mau menikah dengan pria sepertiku, mengandung darah dagingku, dan menghabiskan sarapan bersamaku."Dari dulu Sunan hanya standar, tidak sejenius Clavin yang dapat menahlukkan Elice."Kenapa kau berpikir seperti itu?" Elice juga masih kaget."Aku merasa bukan tipemu.""Siapa yang perduli!" tegas Elice persis seperti gayanya dari dulu.Elice memang tidak akan bertele-tele seperti kebanyakan wanita yang suka main perasaan. Tapi bukan berarti hati Elice tidak tersentuh dengan perhatian tulus yang selama ini diberikan Sunan. Elice hanya tidak pernah membahasnya.Mereka masih saling menatap sampai kemudian Elice kembali bicara lebih dulu."Boleh aku minta brokolimu?" Elice menunjuk potongan brokoli di piring Sunan yang belum dimakan."Kemari, biar kusuapkan." Sunan tersenyum sambil menepuk pahanya agar Elice d

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 87 TIDAK PEKA

    Kehamilan Moy sudah memasuki bulan ke sembilan dengan perut bulat besar dan buah dada makin memadat kencang. Kehamilan anak perempuan ternyata justru membuat wanita terlihat semakin cantik. Moy sedang berbaring lembut di atas ranjang ketika Clavin bantu menarik melepas sisa gaun malamnya yang berbahan ringan. Mereka sedang disarankan untuk lebih banyak berhubungan intim mendekati masa-masa persalinan. "Apa kau tidak kesulitan bergerak?" Clavin ikut merangkak naik ke atas ranjang kemudian menyentuh lembut pada gumpalan buah dada wanitanya yang sedang membengkak penuh. "Tidak, ini masih nyaman." Moy juga mempersilahkan lelaki itu membuka kakinya untuk direntangkan. Clavin memperhatikan Moy sejenak, kemudian membelai ke lipatan lembutnya yang semakin hari semakin sesak untuk dimasuki pria. Clavin terus mengulas-ngulas puncak wanitanya sampai melembut hangat dan tiba-tiba menurunkan kepala untuk menyesap puncak kecilnya hingga mengejang. "Oh ...." Moy melenguh panjang. Rasanya sangat

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 86 ACARA DI RUMAH MOY

    Kehamilan Moy membuat kedua orang tua Clavin yang sudah lama menunggu keturunan dari putra tunggalnya ikut sangat bahagia dan tidak sabar. Kehamilan Moy sudah memasuki bulan ke enam dengan jenis kelamin bayi perempuan. Setelah resmi menikah bersama Clavin Moy juga selalu dimanja oleh keluarga suaminya. Moy merupakan anak tunggal yang dibesarkan oleh seorang janda, ayah Moy sudah tidak pernah perduli dengan kehidupan sulit mereka sejak bercerai dengan ibunya. Ibu Moy meninggal beberapa tahun lalu, Moy tidak punya sanak saudara lagi di ibukota. Moy berjuang sendiri untuk menjadi wanita mandiri meski dia cuma lulusan SMU dan berhasil sukses. "Istirahatlah jika kau capek." Clavin tahu Moy sudah sibuk dengan keluarganya sejak siang. "Biar aku saja yang menemani tamu." "Aku mau menunggu Nabila dulu." "Apa masih lama?" Clavin menengok arloji di pergelangan tangannya. "Sebentar lagi mereka sudah di jalan." "Jangan terlalu capek." Clavin menggosok puncak perut Moy yang makin membulat besa

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 85 BAHAGIA

    "Bagaimana?" Marko sudah tidak sabar menunggu dua garis merah pada benda pipih yang sedang dipegang Nabila."Tunggu sebentar."Mereka sama-sama tegang setelah usaha keras siang dan malam penuh perjuangan."Ya!" Nabila segera menunjukkan dua garis merah yang langsung membuat Marko melompat untuk mengangkatnya."Oh, Tuhan ... terima kasih .... terimakasih ..." Marko terus menciumi perut Nabila yang dia angkat cukup tinggi seperti benda enteng kemudian membawanya berputar."Hentikan Marko! nanti anakmu pusing!"Marko masih terlalu bahagia hingga tidak bisa berhenti tersenyum bangga dengan dirinya sendiri."Terima kasih karena telah menjadikanku seorang ayah." Marko menurunkan Nabila untuk dia cium."Dia masih jentik kecil," Nabila mengingatkan."Berapa kira-kira usianya?" marko meraba perut Nabila."Mungkin sudah memasuki bulan ke dua."Nabila sudah terlambat satu bulan sejak menikah dua bulan lalu."Bagas harus tahu jika akan punya adik!" Marko menangkup pipi Nabila kemudian menciumnya

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 84 PASANGAN YANG TEPAT

    [Lusa aku akan kembali ke New York, apa malam ini aku boleh menginap?] pesan yang dikirim Noah untuk Elice tapi kebetulan Sunan yang membacanya. [Jangan ganggu istriku!] tegas Sunan dengan kalimat singkat. Mungkin karena kaget, Noah langung beralih menelpon. Sunan juga tidak segan untuk langung menjawab panggilan dari anak muda itu. "Di mana Elice?" tanya Noah begitu mendengar suara pria dewasa yang menjawab panggilan teleponnya. "Dia masih mandi." Sunan tidak berbohong. "Kau siapa?" Noah bertanya lagi karena masih penasaran. "Aku suaminya!" "Mustahil!" Noah tidak percaya. "Elice tidak pernah memberitahuku jika dia sudah menikah." "Sekarang aku yang memberitahumu!" Sunan terus mempertegas tanpa basa-basi. "Siapa?" tanya Elice yang baru keluar dari bilik kamar mandi dan melihat Sunan sedang menjawab panggilan teleponnya. "Keponakan Marko!" Sunan yakin Noah juga ikut mendengar percakapan mereka dari seberang telepon. "Berikan padaku?" Elice meminta ponselnya tapi tidak Sunan b

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 83 PENGANTIN BARU

    Tiba-tiba ponsel Nabila berbunyi dengan sebuah notifikasi pesan. "Moy, membubarkan grupnya!" Nabila terkejut. "Kenapa?" tanya Marko. "Aku tidak tahu, biar nanti aku telepon." Nabila memang tidak tahu dengan apa yang sedang bergulir, dia cuma terkejut jika Moy sampai membubarkan grup kesayangannya. "Bukankah kau ada meeting siang ini?" Nabila mengingatkan Marko. "Aku tidak akan lama dan akan segera pulang," Marko berbisik sambil memeluk Nabila dari belakang dan tidak berhenti menciumi sisi kening serta lehernya. Mereka berdua sedang berdiri di depan cermin meja wastafel setelah mandi bersama di tengah hari mumpung Bagas sedang tidur siang. "Cepatlah berpakaian, nanti kau terlambat." Nabil menoleh agar Marko bisa menggapai bibirnya. Mereka bertukar lumatan lembut saling mengais dan semuanya sedang terasa sangat manis untuk dinikmati. Marko dan Nabila adalah pasangan pengantin baru yang sedang lengket-lengketnya tidak ingin terpisah meski cuma sejengkal, tapi Elice tetap memaksa

  • GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU   BAB 82 BIANG MASALAH

    Clavin benar-benar syok melihat Elice ada di apartemen Sunan, hari masih pagi, Elice kelihatan baru bangun dengan kemeja pria milik Sunan."Bagaimana kau bisa ada di sini?"Tatapan Clavin terus mengoreksi penampilan mantan istrinya sementara otak Elice sudah benar-benar padam tidak bisa berpikir. Clavin jelas melihat jejak cupang merah kemerahan bekas hisapan pria di kulit leher Elice. "Siapa yang datang?" tanya Sunan yang baru ikut menyusul ke depan dan langkahnya terhenti mendadak begitu melihat Clavin sudah berdiri di ambang pintu. Sunan masih menggenggam ponsel yang baru dia matikan dan cuma memakai celana pendek pria tanpa pakaian yang lain. "Apa yang kalian lakukan?" Elice dan Sunan benar-benar sudah tertangkap basah tidak bisa mengelak. Clavin segera menerobos masuk dan melihat celana dalam Elice yang masih tergeletak di samping sofa. Otak Clavin ikut padam membayangkan mantan istrinya telah dicumbu oleh sahabatnya sendiri. "Beri aku alasan yang masuk akal dengan semua in

DMCA.com Protection Status