Wiro Sabrang yang sedang memandang kedua lawannya si kembar dari negeri Gajah Putih itu, yang ternyata sangat bijak dalam merangkai persaudaraan ketika sudah dikalahkan. Kedua pendekar golok Emas itu memeluk Wiro Sabrang bahagia sambil berbisik.
"Sangat senang hatiku bisa melihat engkau kisanak, semoga misimu akan sukses memelihara kedamaian dan persaudaraan ksatria bumi" kata pendekar itu. "Terima kasih." "Mohon pamit" "Selamat jalan kisanak" Akhirnya kedua Kembar dari Siyam atau pendekar golok Emas itu pulang ke negaranya setelah puas bisa bertarung dengan Wiro Sabrang. Sementara itu seorang pendekar yang baru saja datang memanggil nama Wiro Sabrang dengan sabar menunggu di belakang pendekar sakti itu. "Kalingga!"Gumam Wiro sambil mulai tersenyum menatap mata pendekar yang telah lama ia kenal itu. "10 abad kita tidak pernah bertemu Wiro" kata Kalingga yang akhiWiro Sabrang kini tengah melepas rindunya bersama Kalingga yang berpisah lebih 1000 tahun. Kalingga yang kembali menjelma menjadi manusia setelah kematian jasadnya terkubur didasar lautan es yang kemudian diberi kehidupan oleh sang hyang Brahma penguasa kehidupan seperti juga Wiro Sabrang. Berdua mereka melesat bagai angin lalu dan dengan sangat cepat telah sampai di kerajaan Salaka Negara dimana Wiro Sabrang menduduki tahta. Tentu saja begawan Sentanu.dan para ponggawa tanah Padundan merasa sangat senang. Terutama putri Domas Pitasari yang sedang hamil muda. "Selamat datang Gusti Panembahan Wira Kusumah." "Terima kasih paman Sentanu telah ikut menjaga keamanan negeri Salaka Negara. Ini adalah saudaraku dari langit paman. Perkenalkan.." kata Wiro Sabrang yang bisa memahami kenapa baru sekarang ia tunjukkan wujud dan wajah Kalingga. Karena antara Wiro Sabrang dan Kalingga adalah sama- sama pendekar purba yang diutus dewa Brahma.. "Hamba
Wiro Sabrang kembali kena batunya berhadapan dengan tiga raja iblis Dragon Api dari benua Utara. Untung sekali ada Kalingga yang sudah mengerahkan ilmu Totok Darah Dewa yang bisa digunakan untuk menghentikan aliran darah manusia sehingga tidak bisa menggerakkan anggota badannya. Tapi tiga iblis Dragon bukanlah manusia. Dragonpun tak perlu dilempar bisa terbang untuk menyiasati lawan. Satu- satunya cara untuk mengalahkan hanyalah pusaka Golok Setan yang juga berisi tiga roh setan pendekar. Tentu saja Kalingga belum tahu apa yang dilakukan Wiro Sabrang tanpa kehadiran sahabatnya itu. Ketika Wiro Sabrang mencabut Golok Setan dari sarungnya, ketiga monster Dragon itu membelalak matanya kerena pusaka itulah yang diinginkan.. Betapa tidak, pusaka Golok Setan ditangan Wiro Sabrang ketika diangkat ke atas kepala akan memancarkan sinar kemilau berwarna kuning kebiruan yang sangat terang dan membias menembus langit. Dragon dengan sangat cepat menggerakkan tanga
Perguruan Elang Putih yang dipimpin suhu Zui Shen mengadakan pertemuan dengan tamu undangan dari Sekte Naga Putih dari Benua Besar. Sekte Naga Putih (白龙) yang diketuai oleh Swan Bu membawa lebih seratus orang datang ke pendopo istana Salaka Nagara untuk membicarakan masalah pengbangan sekte aliran putih di tanah Jawa dan benua Selatan yang banyak dikuasai oleh sekte gelap. Wiro Sabrang yang sudah dikenal oleh kalangan suhu senior dari kota terlarang, tentu sangat dibutuhkan untuk memberi nasehat kepada anggota baru. Swan Bu yang sudah datang lebih awal duduk pada deretan kursi paling depan bersebelahan Zui Shen. Semua anggota sekte Naga putih berpakaian serba putih dengan ikat kepala bertuliskan Bai Long. Tidak lupa Zui Shen juga menyediakan makanan dan tarian Jaipong yang disukai oleh anggota sekte karena tarian itu bernuansa bela diri yang diajarkan oleh Zui Shen.Pencak silat adalah seni bela diri yang asalnya dari benua Besar yang diaja
Saat kaki Kalingga menghentak di atas lantai pendopo, bumipun berhenti bergoyah dan suasana menjadi tenang. Itulah yang membuat Swan Bu agak tenang dan takjub akan kehebatan pendekar dari Tibet itu. Tepuk tangan pun terdengar gemuruh ketika pandekar Bambu Kuning membungkukkan badan tanda mberi hormat kepada tamu. Swan Bu tersenyum memandang sebelah kiri adalah suhu Zui Shen dan anak buahnya. "Aku belum melihat permainan Kun tauw tuan Kalingga." kata Swan Bu yang lantas berdiri menghampiri Kalingga. Wiro Sabrang geleng- geleng kepala melihat keramahan ketua sekte Naga Putih yang mau ikut meramaikan acara tersebut. Jaka Umbaran, Jaka Gedug dan Gagak Rimang kagum dengan sikap Swan Bu. Tentu saja semua hadirin sangat penasaran seperti apa kekuatan ketua sekte sampai berani mencoba kesaktian pendekar Bambu Kuning Kalingga. Ketika Kalingga baru angkat sebelah kaki sambil pegang bambu kuning, Swan Bu langsung menyerang dengan tangan
Jurus dewa mabok memang berasal bukan dari Zui Shen saja, tetapi setidaknya Zui Shen adalah perwakilan dari sekte Naga Putih yang telah legend di Benua Utara. Swan Bu senang sekali melihat tarian Zui Shen yang langsung diikuti anggota Sekte Naga Putih yang ikut menari seperti pendekar mabok. "Ha ha ha ha.. Ini menyenangkan sekali sahabatku. Apakah masih suka membuat minuman arak di tanah ini?" tanya Swan Bu. "Kami memang pedagang minuman arak tuan, jika sudi, datanglah ke pondok hamba." kata Zui Shen merendah. "Jangan panggil aku tuan, panggillah sahabat atau kakak. Karena dalam sekte Liong putih tidak ada kasta tinggi rendah, semua manusia itu punya derajat sama." kata Swan Bu. Suasana pertemuan benar- benar hikmat sehingga terjalin persahabatan diantara kedua perkumpulan. Wiro Sabrang berharap agar ada komunikasi antara sekte Naga Putih dengan Sekte Cai Bodas yang dikembangkan di tanah Pasundan. "Terus ter
Pendekar Brewok adalah wakil dari sekte Naga Wulung yang dipimpin oleh Dewa Naga Wulung yang kini sedang membawa pasukan untuk menjajah wilayah Tenggara. 7 Pendekar langit yang kini sedang berada di kawasan benua Selatan sangat ditakutkan oleh sekte putih yang sedang berkembang di tanah Jawa. Jauh hari sekte Elang Putih sudah mengingatkan kepada seluruh rakyat terutama murid- muridnya agar bersiaga bila menghadapi kemungkinan bertarung melawan mereka harus memiliki ilmu gaib yang juga diajarkan oleh kyai Santan Kanil. Karena para pendekar langit yang menguasai pantai selatan rata- rata manusia setengah siluman yang berbaur dengan penduduk desa. Ponggawa kerajaan Pajajaran terlihat sudah rapih berbaris di halaman pendopo Agung ketika Brewok Wanen ketua sekte Naga Biru datang. Brewok Wanen sudah sebulan menguasai Pejajaran setelah mengalahkan banyak pendekar garis depan kerajaan kecil itu. "Selamat datang ketua besar panembahan" ucap para ponggawa yang berdiri di bari
Pendekar Brewok merasa terlalu kuat kalau hanya menghadapi Jiu Tong atau pasukan sekte Elang Putih yang tidak memiliki ilmu gaib sepertinya. Bahkan puluhan prajurit yang rata- rata memiliki ilmu bela diri tingkat tinggi itu dengan mudah dikalahkan oleh prajurit Pajajaran yang telah menjadi bala tentara Brewok. Hal itulah yang disampaikan oleh begawan Sentanu ketika menghadap di hadapan Gusti Anom Wiro Sabrang.Seperti yang telah diimpikan Wiro Sabrang jika Pajajaran akan tenggelam dalam banjir besar di tanah Pasundan. Tapi dalam mimpi itu Wiro mendapat Wahyu bila Salaka Negara akan berjaya karena ada bulan jatuh di atas langit kerajaan. Hati itu juga Wiro Sabrang berangkat ke Pejajaran setelah beberapa prajurit datang dari Pejajaran melaporkan berita duka. Wiro Sabrang dengan tenaga batin beranjak terbang bersama angin lalu menuju Pejajaran. Impian banjir adalah firasat akan ada banyak kematian yang dialami ponggawa dan rakyat Pejajaran. Dan firasat itu s
"Wiro Sabrang telah mati!" kata Brewok yang masih ingat peristiwa 1000 tahun silam. Pendekar bertubuh tinggi besar itu menaikkan alisnya sambil mendengus. Bagaimana mungkin manusia dari sekte Naga Putih yang telah mati bisa hidup kembali 1000 tahun kemudian? Pendekar Brewok merasa tidak yakin bila yang berdiri didepan matanya adalah manusia dari sekte Naga Putih yang pernah dibunuhnya sepuluh abad silam. Lagi pula Wiro Sabrang waktu itu bukanlah seorang pendekar sakti yang ditakuti banyak orang termasuk 7 Brewok yang telah berhasil membunuh manusia itu. "Huhh!" lenguh Brewok sambil memandang remeh kepada Wiro Sabrang. Ia hanya mengandalkan tongkat kayu dari Kahyangan untuk memukul mundur manusia seperti Wiro Sabrang. Sedang Wiro yang sudah terbawa emosinya langsung mengayunkan golok Setan di tangannya sambil mengerahkan ilmu Bumi Saketi. "Hiiiiiiaaaaaaattttt" "Wuuuuuuuzzzzzz!" Hembusan badai api yang tersembur