"Wiro Sabrang telah mati!" kata Brewok yang masih ingat peristiwa 1000 tahun silam. Pendekar bertubuh tinggi besar itu menaikkan alisnya sambil mendengus.
Bagaimana mungkin manusia dari sekte Naga Putih yang telah mati bisa hidup kembali 1000 tahun kemudian? Pendekar Brewok merasa tidak yakin bila yang berdiri didepan matanya adalah manusia dari sekte Naga Putih yang pernah dibunuhnya sepuluh abad silam. Lagi pula Wiro Sabrang waktu itu bukanlah seorang pendekar sakti yang ditakuti banyak orang termasuk 7 Brewok yang telah berhasil membunuh manusia itu. "Huhh!" lenguh Brewok sambil memandang remeh kepada Wiro Sabrang. Ia hanya mengandalkan tongkat kayu dari Kahyangan untuk memukul mundur manusia seperti Wiro Sabrang. Sedang Wiro yang sudah terbawa emosinya langsung mengayunkan golok Setan di tangannya sambil mengerahkan ilmu Bumi Saketi. "Hiiiiiiaaaaaaattttt" "Wuuuuuuuzzzzzz!" Hembusan badai api yang tersemburKelahiran bocah pendekar yang luar biasa itu telah didengar oleh seluruh pendekar dan anggota sekte baik Naga Putih maupun Sekte Naga Hitam. Telah lahir seorang pendekar REINKARNASI GOLOK SETAN di benua Selatan. Hal itu telah didengar oleh mereka lewat impian dan juga firasat atau Wahyu yang datang saat orang bertapa.Sangat bersenang hati dan bersenangat bagi anggota Sekte Naga Putih karena pendekar yang baru lahir itu berasal dari sekte Naga Putih. Tetapi di lain pihak, Kelompok sekte Naga Hitam pasti sangat geram dan penasaran ingin menghabisi pendekar dan keluarganya yang adalah kelompok sekte Naga Putih.Walau mereka belum tahu siapa pendekar yang dimaksud, tetapi para pendukung dan musuh mulai bersiap memburu lokasi keberadaan pendekar itu.Wiro Sabrang sangat bahagia mendapat momongan seorang bocah laki- laki yang pastinya kelak bisa menyambung keturunan anak pendekar yang sangat sakti dan berjiwa ksatria. Semenjak kelahiran Anom Wiro Sabr
Gagak Putih tak bisa berbesar hati telah melempar ajian Sapujagat ke tubuh para pendekar Brewok yang bukan manusia biasa itu. Karena begitu mereka bangkit dan balas menyerang dengan ilmu gaibnya yang sangat dahsyat, Gagak Putih tumbang hingga tenggelam ke dalam tanah yang terbuka oleh hentakan kaki pendekar Brewok. "Hiiiiaaaahhhh!!" "Jlegg jlegg !!" Dengan hentakan kaki ke tanah dua kali, bumi alun- alunpun terbelah menganga hingga membenamkan tubuh para prajurit Salaka Negara termasuk Gagak Putih. Saat itulah Wiro Sabrang ikut turun tangan ayunkan Golok Setan ditangan. "Hiiiiaaaaahhhh!!" "Bluuuaaaaarrrr!!" Ayunan golok pusaka itu menebarkan api yang membahana dan meledak- ledak seperti petir yang bersaut- sautan. Saat itulah para pendekar Brewok yakin jika yang mereka hadapi sekarang adalah pendekar yang mereka cari selama ini. Wiro Sabrang. Walau mereka merasakan betapa dahsyatnya kekuatan go
Reinkarnasi Pendekar Golok Setan itu benar- benar terujud ketika Wiro Sabrang tidak lagi memiliki kesaktian seperti semula. Namun Wiro Sabrang terus menanyakannya kepada gurunya Antaboga dan begawan Sentanu yang lebih tahu tentang supranatural dan tafsir firasat. Begawan Sentanu yang dituakan dalam istana Singosari sampai ke tatar Pasundan tentu lebih tahu perihal gaib yang akan terjadi. Bagaimana mungkin seorang bocah umur 10 tahun mampu mengalahkan pendekar langit yang datang dari benua Utara yang sangat sakti itu. Bagaimana mungkin kelahiran Anom Wiro Sabrang telah dikabarkan ke seluruh dunia persilatan sebagai lahirnya seorang pendekar abadi? Anom baru lahir, sudah kedatangan tamu para ketua sekte Naga Putih yang ingin bergabung dan anggota sekte Naga Hitam yang ingin bertarung melawan Anom. "Benar yang dikatakan dewa Brahma lewat firasat bila telah lahir seorang ksatria yang memimpin sekte Naga Putih di tanah Jawa. Ksatria itu bernama Wiro Sabrang seperti namamu.
Pendopo agung telah dipenuhi tamu undangan dari sekte Naga Putih untuk merayakan hari kedamaian rakyat Pasundan yang kini telah terbebas dari Angkara raja iblis. Pejajaran serta sultan Banten sudah mulai dipenuhi orang yang suka bergabung dalam paguyuban sekte Naga Putih yang mendalami ilmu kebathinan serta agama untuk menjadi manusia yang berbudi luhur dan tidak saling memusuhi. Pendopo agung juga sudah dihadiri tamu dari Benua Selatan yang tergabung dalam sekte Elang Putih dan bunga Teratai Putih. Wiro Sabrang dibantu para suhu bela diri istana bersiap duduk di deretan kursi paling depan sebaris dengan ketua sekte tamu. Ketika Anom Wiro Sabrang melangkah memasuki arena, seluruh hadirin berdiri sambil membungkukkan badan memberi hormat. Wiro Sabrang sangat terkejut menyaksikan respon para tamu saat menyambut kedatangan putranya. "Selamat datang tuan2" " Puji dewa Brahma untuk paduka ketua sekte Naga Putih." jawab hadirin sambil memberi hor
Kerajaan Kahyangan yang sebenarnya tidak besar itu berada di pulau kecil yang hampir bersatu dengan semenanjung Rangkas. Namun letak geografisnya sangat potensial di tepi samodra Kidul dan selat Sunda yang menjadi lalu lintas kapal dari benua Barat ke Benua Utara yang makmur itu. Dari sana pula pendekar sakti tanpa Tanding Kebo Kuning berasal. Melihat tanah subur yang terletak sangat strategis, Kebo Kuning tertarik dan akhirnya menduduki wilayah kekuasaan Salaka Negara yang berpenduduk para petani yang polos dan lemah. Adipati Klabang Bodas terbunuh dan istana kecil itu dikuasai Kebo Kuning. Saat Martani dan Jiu Tong tiba di pantai barat tanah Jawa, sudah dijemput dua buah perahu yg dikemudikan prajurit dari Kahyangan. Tentu saja para prajurit atau penduduk asli pulau itu yang sudah menjadi antek Kebo Kuning curiga dengan kedatangan prajurit berkuda dari Salaka Negara. Juru mudi perahu pun bertanya kepada rombongan yang hendak menyebrang selat Sunda dengan bahasa y
Jiu Tong tidak menjawab pertanyaan prajurit dari Kahyangan toh ia tetap membela Istana Salaka Negara. "Benar, aku berasal dari Benua Utara, tapi kini aku adalah prajurit Salaka Negara." jawab Jiu Tong. Martani melihat kawannya dalam tawanan secepat kilat melompat menerjang kepala prajurit itu dengan jurus Sapujagat. "Hiiiiaaaaatttt!!" "Buk buk buk!" Lima prajurit dari Kahyangan tak mampu menghindar sehingga pukulan keras dari Martani mendarat ke leher dan kepala mereka . Jiu Tong terbebas hingga melompat menuju alun- alun dimana para penjaga garis depan langsung menghadang dengan tombak dan pedang di tangan mereka. Jiu Tong kini tidak sendirian walau anak buahnya sudah tewas terbunuh oleh pasukan dari Kahyangan yang rata- rata punya ilmu bela diri sangat tangguh. Untung Jiu Tong dibekali ilmu kebatinan yang diberikan oleh Sentanu sehingga mampu melawan musuh dengan sihir dan tenaga setan . Pr
Wiro Sabrang sudah berbulan - bulan bertapa di gunung Macan Putih untuk meminta petunjuk kepada yang maha kuasa sang Hyang Wenang tentang kejadian yang menimpa keluarganya. Wiro Sabrang yang ditemani sahabatnya Maeso Danu dan Putri Ragil Kuning istri selir yang setia melayani kebutuhan Baginda raja Wiro Sabrang yang sudah mulai sakit- sakitan. Ragil Kuning yang masih sangat muda dan cantik itu tidak mengira jika kondisi kesehatan Gusti Wiro Sabrang mulai menurun dan tidak doyan makan berbulan- bulan tentu saja membuatnya khawatir. Bahkan selama itu pula Wiro Sabrang hanya duduk diatas sebuah batu besar dengan alas anyaman rumput mendong dengan dada terbuka dan mata terpejam. Wahyu itu datang mendadak sehingga tak seorangpun yang ada di dalam goa Macan Putih itu tahu apa yang terjadi selain hujan deras dan Sambaran petir yang sangat dahsyat menggelegar diluar goa. Ragil Kuning yang tidak mengenakan selembar benangpun itu tidak berani mengusik suaminya y
Pasukan Kebo Kuning yang telah berada didalam Beteng karena telah berhasil melumpuhkan penjaga garis depan istana Salaka Negara. Kebo Kuning bersama para pengawalnya yang merupakan pendekar sakti dari Benua Utara sangat ingin bertemu dengan Wiro Sabrang yang mereka kenal dari para leluhur di benua itu. Kini mereka telah berhasil membunuh utusan dari Selaka Negara. Tapi Kebo Kuning sangat penasaran ingin melihat langsung dan bertarung melawan pendekar sakti Wiro Sabrang. Walau kedatangannya telah terlambat karena Wiro Sabrang telah wafat dan sudah dimakamkan. "Mana Wiro Sabrang!" Puluhan pengawal yang maju menghadang di garis depan tidak dihiraukan karena para prajurit dari Kahyangan mampu melumpuhkan kekuatan dari prajurit Salaka Negara. Sedang Kebo Kuning dan Maeso Gilang yang melompat sangat cepat diatas kepala prajuritnya hingga berdiri tegak didepan seorang bocah remaja Anom Wiro Sabrang. "Aku Wiro Sabrang!!" kata Anom tegas. Pantas ka