Wiro Sabrang sudah berbulan - bulan bertapa di gunung Macan Putih untuk meminta petunjuk kepada yang maha kuasa sang Hyang Wenang tentang kejadian yang menimpa keluarganya. Wiro Sabrang yang ditemani sahabatnya Maeso Danu dan Putri Ragil Kuning istri selir yang setia melayani kebutuhan Baginda raja Wiro Sabrang yang sudah mulai sakit- sakitan.
Ragil Kuning yang masih sangat muda dan cantik itu tidak mengira jika kondisi kesehatan Gusti Wiro Sabrang mulai menurun dan tidak doyan makan berbulan- bulan tentu saja membuatnya khawatir. Bahkan selama itu pula Wiro Sabrang hanya duduk diatas sebuah batu besar dengan alas anyaman rumput mendong dengan dada terbuka dan mata terpejam. Wahyu itu datang mendadak sehingga tak seorangpun yang ada di dalam goa Macan Putih itu tahu apa yang terjadi selain hujan deras dan Sambaran petir yang sangat dahsyat menggelegar diluar goa. Ragil Kuning yang tidak mengenakan selembar benangpun itu tidak berani mengusik suaminya yPasukan Kebo Kuning yang telah berada didalam Beteng karena telah berhasil melumpuhkan penjaga garis depan istana Salaka Negara. Kebo Kuning bersama para pengawalnya yang merupakan pendekar sakti dari Benua Utara sangat ingin bertemu dengan Wiro Sabrang yang mereka kenal dari para leluhur di benua itu. Kini mereka telah berhasil membunuh utusan dari Selaka Negara. Tapi Kebo Kuning sangat penasaran ingin melihat langsung dan bertarung melawan pendekar sakti Wiro Sabrang. Walau kedatangannya telah terlambat karena Wiro Sabrang telah wafat dan sudah dimakamkan. "Mana Wiro Sabrang!" Puluhan pengawal yang maju menghadang di garis depan tidak dihiraukan karena para prajurit dari Kahyangan mampu melumpuhkan kekuatan dari prajurit Salaka Negara. Sedang Kebo Kuning dan Maeso Gilang yang melompat sangat cepat diatas kepala prajuritnya hingga berdiri tegak didepan seorang bocah remaja Anom Wiro Sabrang. "Aku Wiro Sabrang!!" kata Anom tegas. Pantas ka
Anom Wiro Sabrang itu kini sudah nampak sangat mirip dengan sifat- sifat yang dimiliki ayahnya. Karena sebelum wafat, Wiro Sabrang sudah mendapat firasat jika arwah pendekar sakti itu akan masuk kedalam raga Anom. Seperti yang kini dilihat dan dirasakan betapa pendekar remaja itu punya aura pendekar langit yang mumpuni. Kebo Kuning yang sudah terdesak karena serangannya tidak mampu menjatuhkan lawannya yang tidak bisa dianggap remeh. Ternyata nama besar Wiro Sabrang tetap dipertahankan oleh bocah sakti itu sehingga Kebo Kuning memilih menyerah daripada harus mati sia- sia ditangan pendekar sakti itu. "Ampuuun Gusti Wiro Sabrang, aku menyerah kalah dan siap menerima hukuman apapun asal jangan bunuh aku." kata Kebo Kuning yang kini berlutut di bawah kaki Anom Wiro Sabrang. "Baiklah kalau begitu, mulai saat ini perintahkan seluruh rakyatmu untuk patuh kepada semua perintah dan aturan dari Salaka Negara. Kahyangan itu wilayah kekuasaan Salaka Negara dan Pej
Kebo Kuning ternyata memang seorang pendekar dari Benua Utara yang sangat mengagumi Wiro Sabrang. Ada lima pendekar langit yang legenda di benua Utara tetapi sekarang hidup di daratan karet Laut Selatan. Salah satunya adalah Wiro Sabrang dengan pusaka Golok Setan yang sangat ampuh. Wiro Sabrang ternyata sangat muda dan tampan saat Kebo Kuning pertama bertemu dan mencoba kesaktiannya. Kebo Kuning tentu tidak tahu jika Anom Wiro Sabrang adalah putra dari almarhum Gusti Wiro Sabrang sepuh. Dan tentu mereka tidak pernah tahu jika pendekar pujaan mereka itu sesungguhnya sudah mati 1000 tahun silam. Tapi mereka sudah terjerat dengan aura Anom yang luar biasa memiliki perbawa tinggi bak seorang pendekar tingkat dewa. "KK as mi mohon maaf kepada para hadirin yang telah berkenan bergabung dengan istana Salaka Negara yang tidak seberapa dibanding dengan istana darimana tuan berasal." sambutan Anom benar- benar membuat para pendekar itu luluh dan sangat hormat
Zui Shen tidak hanya memiliki ilmu silat dari Benua Utara, yang lebih mengutamakan kekuatan tubuh untuk menjadi dasar kesaktian, akan tetapi juga memiliki ilmu gaib yang diajarkan di tanah Jawa. Ilmu gaib itu lebih sekedar kekuatan raga atau tubuh manusia, akan tetapi juga didasari ilmu sihir yang bisa dilakukan oleh makhluk gaib seperti setan atau lelembut. Karena itulah Kebo Kuning terpukau dan merasa aneh. Bagaimana mungkin jika ia belum menyentuh tubuh lawan sudah terpental seperti tertabrak batu besar. Ada perisai imajiner yang melindungi tubuh Zui Shen. "Sebentar, kisanak, boleh saya tahu, ilmu apa yang kisanak gunakan sehingga saya tidak mampu menyentuh tubuh kisanak?" tanya Kebo Kuning yang sangat heran. "Kamu harus tinggal di tanah Jawa untuk beberapa tahun baru mengerti. Pendekar dari Laut Selatan suka belajar ilmu gaib dengan sering berpuasa. Sangat terbalik dengan pedoman ilmu dari Mongol yang mengutamakan kekuatan raga untuk menjadi sakti.
Gerombolan bajak laut dari benua Barat ikut serta dalam pasukan pesisir Jayakarta menguasai seluruh kerajaan kecil yang memiliki hasil pertanian rempah- rempah dari Laut Timur hingga sepanjang Laut Selatan. Gerombolan bajak laut itu didukung dengan senapan api yang tidak dimiliki pendekar dari benua selatan. Pasukan tanah Pasundan ketakutan karena mereka tidak miliki kekuatan menghadapi pasukan dari bajak laut yang miliki senjata api. Karena itulah kini mereka bisa diperbudak oleh para bajak laut itu untuk melawan sesama warga Pasundan. Kebo Kuning yang juga mantan bajak laut hanya mampu menahan serangan fisik tetapi tidak memiliki senapan yang mematikan. Anom Wiro Sabrang yang walau masih usia muda telah mewarisi kesaktian dari pendekar legenda tanpa tanding. Pendekar muda itulah yang menjadi andalan Parahiyangan menghadapi serdadu bajak laut. "Dor dor dor..!!" Tembakan yang beruntun menghajar tubuh Anom tidak satupun yang mampu melukai
SURO GENDENG tertegun memandang wajah imut Anom yang tersirat bayangan wajah Wiro Sabrang pada tatapan matanya. Tapi Suro Gendeng tetap merasa sangat hormat kepada pendekar muda itu walau usia Anom sangat jauh dibanding Suro Gendeng. "Maafkan aku Raden, namaku Suro Gendeng, ingin berjumpa Gusti Wiro Sabrang, raja dari Kraton Singosari." ucap Suro Gendeng. "Itu ayahku kisanak, tapi beliau telah wafat setahun yang lalu." jawab Anom. "Wafat? Bolehkah aku melihat dimana beliau dimakamkan?" "Oh tentu saja boleh. Tapi aku mau bertanya, bagaimana keadaan Kraton Singosari sekarang?" tanya Anom yang tentu sangat mengejutkan Suro karena ia masih terlalu kecil untuk mengetahui istana Singosari yang telah ditinggalkan Wiro Sabrang. Apalagi ada Sentanu yang juga berasal dari Singosari yang dulu adalah penasehat raja Kertajaya. Begawan Sentanu memang tidak begitu kenal dengan Suro Gendeng karena ia tidak bisa keluar bebas seperti W
Kerajaan Salaka Negara makin sepi setelah Raja Anom Wiro Sabrang pindah ke Pajajaran menggantikan tahta Gusti prabu Salokantara. Kini sepeninggal Gusti sepuh Salokantara, Pejajaran yang sangat besar itu berkuasa atas tanah Parahiyangan dan tanah Pasundan sehingga semua raja kecil di dataran tinggi Pasundan bergabung menjadi satu di Pajajaran. Gusti Anom Wiro Sabrang dengan dibantu para pendekar dari bukit Utara seperti Kebo Jenar serta Maheso Gilang, Suro Gendeng menjadi sangat berwibawa karena sangat bijaksana dalam melindungi dan memimpin rakyatnya. "Maaf paman Sentanu, aku harus pergi ke tanah seberang karena ada undangan dari pangeran Kumbang Merah yang menghadapi musuh besar." kata Anom Wiro Sabrang. Tentu saja Sengkuni jadi merasa berat tanpa Gusti Anom Wiro Sabrang yang bertahta di tanah Pasundan. Tetapi Jaka Umbaran yang masih kerabat istana siap menjaga kedaulatan dan keamanan Pejajaran bersama Kebo Kuning dan Kebo Jenar serta Maheso Gilang.
Wiro Sabrang dan Suro Gendeng sangat dielu- elukan kedatangannya oleh raja Bukit arisan Pangeran Kumbang Merah dan Kumbang Emas.Istana Bukit Barisan yang sangat besar itu berdiri di antara dua gunung besar di selat Sunda. Pangeran Kumbang Merah dan Kumbang Emas sangat senang kedatangan tamu istimewa yang telah berhasil mengusir para serdadu yang sedang menjajah di wilayah bukit Barisan dan Pulau Rakata Agung."Bukan maksud kami menjebak anda pendekar? Memang sebenarnya kami ini sedang disandera oleh para serdadu bersenapan itu yang berjaga di pantai memeras rakyat kami yang nelayan serta petani rempah2." kata pangeran Kumbang Merah sambil merangkul Suro Gendeng.Pangeran Kumbang Emas dan Kumbang Merah adalah raja kembar yang mempunyai putri cantik 2 orang yaitu Putri Nilam, dan Putri Seruni. Mereka dengan pakaian adat pulau Karet menjamu Suro Gendeng dengan sangat ramah dan khidmat."Ini adalah putri kami, Putri Seruni dan Nilam masih bujangan. A