Update tipis-tipis dulu. Tamu datang silih berganti, jadi lom ada kesempatan bebas untuk menulis ^^
Seorang wanita dengan kondisi tubuh terikat erat disekujur tubuhnya, tampak tergantung dalam posisi terbalik. Dengan pakaian yang terkoyak di mana-mana dan hanya menyisakan beberapa bagian kecil yang menutupi bagian sensitif tubuhnya.Seharusnya, itu menjadi pemandangan menggairahkan bagi pria hidung belang. Namun tidak dengan penampilan wanita malang tersebut. Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh luka, baik karena disebabkan oleh siksaan benda tumpul maupun benda tajam. Seluruh tubuhnya dipenuhi oleh darahnya. Wajahnya bahkan terlihat sangat mengerikan dengan beberapa luka sayatan.Tidak terhitung jumlah luka sayatan ditubuhnya, hanya untuk memaksa wanita tersebut bicara. Hanya saja, dengan kondisi yang sudah sekarat tersebut, wanita berambut pendek sebahu tersebut masih saja bungkam. Tidak peduli sekeras apapun siksaan yang diterimanya, ia tetap memilih diam dengan menanggung rasa sakit yang ia terima. Sampai-sampai, para penyiksanya menyerah sendiri untuk memaksanya."Gara-gara kamu, ka
Kejadian itu, hanya sesaat. Sebelum sebuah tawa pria mengejutkan Marks dan semua orang yang ada di sana."Si-siapa di sana?" Marks dan anak buahnya mencari-cari asal suara seperti orang gila. Hanya saja, mereka tidak bisa menemukan sumbernya.Sampai tiba saatnya, api biru yang menyelimuti tubuh si tawanan wanita tiba-tiba memisahkan diri dan selanjutnya, meninggalkan cahaya hijau terang menggantikan api biru menyelimuti tubuh wanita tersebut.Api biru tersebut, selanjutnya berubah menjadi sosok pria tampan yang terlihat melayang di udara.Pria tersebut adalah Awan.Dengan satu tangan berada dalam saku, Awan dengan tenang mendarat di lantai. "Si-siapa kamu? Bagaimana kamu bisa masuk ke dalam sini?" Cecar Marks terkejut. Meski semua orang sedang keluar. Namun, penjagaan di tempat mereka yang merupakan markas sementara mereka saat ini, tergolong aman.Di depan gudang ada beberapa pengawal dari organisasinya, ditambah belasan orang dari preman bayaran. Sementara di dalam gudang, ada dir
Marks terkesiap dan dengan panik, segera menyerang Awan.Wus.Serangan Marks sudah cepat. Hanya saja, kecepatan Awan masih berada di atasnya. Awan dengan mudah menghindari serangan Marks."Apa hanya segitu saja kekuatanmu? Padahal, kamu telah mengkonsumsi pil iblis." Ujar Awan memprovokasi Marks."Sial!" Marks kesal karena serangannya gagal mengenai lawan dan selanjutnya, ia menyerang dengan panik ke segala arah yang menurutnya ada ruang kosong yang bisa digunakan oleh Awan untuk bersembunyi.Bayangan ribuan tinju maut Marks membekas di udara tipis dan terlihat seperti bola padat dengan jutaan bayangan tinju yang sangat besar.Namun, tidak peduli seberapa cepat serangan Marks, yang bisa dilakukannya hanyalah meninju bayangan Awan. Setelah beberapa menit berlalu, Marks yang terus-terusan menyerang dengan kekuatan penuh, akhirnya mulai kehabisan tenaga. Hal itu, membuat Marks yang sudah terlanjur kesal karena serangannya tidak ada satupun yang berhasil mengenai lawan, mulai panik.Ma
"Kamu menghajarku?" Awan hampir tertawa mendengar ucapan Disa.Kalimat berikutnya, Awan secara terangan-terangan mencemooh pernyataan Disa, "Dan kamu coba membunuhku? Apa itu berhasil?"Melihat tawa mengejek Awan, Disa menjadi kesal. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Awan saat ini, meski ia sangat ingin menghajar Awan dan meremukkan tulang-tulang tubuhnya saat itu juga.Pertama, terdapat kesenjangan level yang sangat jauh antara mereka berdua yang akan membuat usaha Disa hanya akan berakhir sia-sia.Alasan kedua, Awan lah yang telah menyelamatkannya dari tahanan orang-orang the Snake. Meski Disa tidak mengharapkan jika penyelamatnya adalah Awan. Hal itu, membuat hutang masa lalu mereka menjadi impas saat ini. Awan adalah alasan saudara kembar Disa, Denis dibunuh oleh madam Guo. Sekarang, setelah Awan menyelamatkan Disa dari tangan the Snake, Disa terpaksa harus mengubur dalam kebenciannya terhadap Awan.Alasan ketiga dan yang membuat Disa sekarang jadi berbalik berhutang b
Seorang pria tua kurus berpakaian sangat lusuh datang ke Dark Club milik klan Atmaja. Selain markas utama, Dark Club adalah aset utama klan Atmaja saat ini. Melihat penampilannya, beberapa penjaga segera menghentikannya, "Pak Tua, pergilah dari sini!" Lelaki tua tersebut bersikap acuh tak acuh dan berkata sambil menunjuk gedung di belakang para penjaga, "Aku akan masuk ke dalam sana!" Salah seorang penjaga keamanan segera menahan bahu lelaki tua tersebut, "Pak tua, ini bukan tempatmu. Sebaiknya anda segera pergi dari sini atau tidak, kami terpaksa harus bersikap tegas terhadap anda." Lelaki tua tersebut terkekeh, "Oh, ya? Apa kalian bisa menahanku?" Ucapnya dengan tawa main-main. Pengawal yang menahan bahunya, mulai kesal dengan sikap lelaki tua tersebut. Ia bermaksud mendorong tubuh lelaki tersebut menjauh. Sebenarnya, ia bisa saja bersikap kejam saat itu juga. Hanya saja, melihat tubuh renta pria tua tersebut, membuatnya tidak tega. Namun, ketika ia bermaksud hendak mendorong
"Bos, apa kita akan masuk sekarang?" "Tidak usah, biarkan pak tua itu bersenang-senang di dalam sana terlebih dahulu. Setelah itu, segera kirimkan pasukan pak tua tersebut masuk ke dalam sana untuk menambah kekacauan!" Tatapan Queros memancarkan kilat licik. Seminggu sebelumnya, anak buahnya berhasil menemukan musuh klan Atmaja yang merupakan murid dari pendiri klan Atmaja, Ipul Rohman. Sebagai murid dari tuan Atmaja, Ipul tentu saja termasuk orang yang tidak setuju dengan para pemimpin klan saat ini. Ipul tidak ikut dengan Karta, saat percobaan pengambil alihan klan beberapa tahun silam. Saat itu, Ipul tidak menyerang klan Atmaja, karena ia enggan untuk bertarung dengan Aidil Fikri, ketua klan Atmaja saat itu. Meski ketika upaya kudeta terjadi, Aidil Fikri sedang menghilang. Kenyataannya, Ipul masih tidak mau mengikuti rencana nekat Karta saat itu. Di masa lalu, Ipul pernah bahu membahu dengan Aidil Fikri dalam membangun klan Atmaja. Jadi, jauh dalam hatinya, Ipul sangat mengh
"Bos Haris, bagaimana situasinya? Apa masih butuh bantuan kami di bawah sana?" Tanya Bimbo begitu ia dan Nami, masuk ke dalam ruangan Haris. Mereka kebetulan sedang berada di Dark Club ketika Haris meminta bantuan mereka. Sehingga, keduanya bisa datang dengan cepat memenuhi permintaan Haris.Adapun Haris. Ia tanpa ragu menginstruksikan keduanya untuk segera menyusul Noura a.k.a Elektra untuk menghadapi musuh yang coba menyerang mereka.Ipul berhasil menembus lantai empat gedung dan melumpuhkan semua penjaga keamanan yang dilewatinya. Situasinya meningkat menjadi lebih kritis, begitu ratusan pendukung Ipul datang dan mulai menyerang secara membabi buta. Mereka seperti Zombie dan menyerang orang-orang yang tidak terinfeksi.Saat ini, Haris tidak dapat memantau situasi yang terjadi di bawah sana, karena semua kamera keamanan telah dihancurkan oleh seseorang. Ponsel dan telpon kabel dalam gedung juga tidak berfungsi, hal itulah yang membuat Haris harus berpikir keras. Setelah memikirkan
Peringatan Elektra datang dengan cepat. Sehingga, Nami masih bisa selamat dari serangan mematikan Ipul yang tiba-tiba saja muncul dari belakangnya. Elektra dengan segera menangkis serangan Ipul, sebelum Bimbo melesat dari samping Elektra untuk memasukkan serangannya.Baam.Dengan tubuh besarnya, serangan Bimbo memiliki daya hancur yang mematikan. Hanya saja, saat serangannya berbenturan dengan Ipul, Bimbo justru menjadi orang yang terdorong mundur karena pertahanan kuat Ipul.Bimbo dan yang lainnya segera melompat mundur dengan wajah penuh keterkejutan.Bimbo khususnya. Saat itu, ia telah membuktikan sendiri kekuatan lawan yang terkesan tidak masuk akal.Di sisi lain, Ipul menertawakan ketiga lawannya, "Hanya itu yang kalian punya? Aku kira, pemimpin pasukan elit Atmaja itu sangatlah kuat. Kalian, ternyata tidak ada apa-apanya.""Sekarang, giliaranku. Terimalah ini!""Hati-hati!" Teriak Bimbo mengingatkan dan ia segera maju ke depan untuk menghadang serangan Ipul.Di antara mereka be
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,