Ipul mendengus dingin, "Sayang sekali, kamu bergabung dengan para pendosa yang telah merebut klan ini dari tangan guruku.""Jadi, jangan harap aku akan berbelas kasihan padamu hanya karena kamu adalah keturunannya. Aku akan mengirimmu bersama para pendosa ini ke neraka.""Bersiaplah!"Ipul bersiap dengan jurus berikutnya yang lebih mematikan.Aura gelap yang sangat kuat, memancar deras dari tubuhnya dan bayangan iblis berjubah hitam kali ini muncul dengan membawa senjata Demon Scythe bersamanya.Aura kematian segera memenuhi seluruh lantai saat Ipul menggunakan jurus ini.Melihat itu, Noura jadi berkeringat dingin. Itu karena jurus yang digunakan oleh lawan adalah jurus tingkat tertinggi kakek buyutnya."Oh, tidak! Kita akan mati kali ini." Ujar Noura dengan wajah tegang dan pucat."Elektra, apa maksudmu? Apa jurus ini semengerikan itu?" Tanya Nami dengan kerongkongan mereasa tercekat.Mereka ingin bangkit dan coba menghadapi serangan mengerikan tersebut. Hanya saja, serangan terakhir
Ledakan hawa kematian segera keluar dengan deras dari dalam tubuh Ipul. Esensi dari jurus iblis kematian adalah dengan menjual jiwa penggunanya pada iblis. Sekarang, Ipul yang sudah kehilangan kesadarannya, sepenuhnya telah dikendalikan oleh iblis sembahannya. Sehingga potensi jurusnya bisa dikeluarkan dengan maksimal.Noura, Nami dan Bimbo saja yang berada di belakang Awan, kesulitan bergerak dan mengambil napas dengan normal. Karena udara di sekitar mereka turut terdistorsi oleh hawa dingin serangan Ipul. Mereka seolah berada dalam kerangkeng gelap yang setiap saat dapat meledak dan menghancurkan tubuh mereka dalam satu pukulan.'Bagaimana ketua akan menghadapi jurus iblis mengerikan seperti ini?'Noura tidak kalah cemas, jantungnya hampir berhenti berdetak karena mencemaskan Awan. Tentu saja, ia tidak ingin melihat adik sepupunya itu tewas oleh jurus mengerikan milik kakek buyutnya tersebut. Jurus yang diperagakan Ipul, bahkan jauh lebih mengerikan daripada yang dikuasai oleh kakek
Di lantai bawah gedung, Queros tampak sedang memejamkan mata dengan tangan berlipat di belakang punggung.Dengan mata bathinnya, ia sedang menerawang kondisi di lantai empat.Sebelumnya, ia tampak tersenyum puas melihat pencapaian Ipul. Seperti dugaannya, ia tidak salah mempercayakan satu pil miliknya ke tangan Ipul. Ipul melakukan pekerjaanya dengan sangat baik. Bahkan, tiga pemimpin pasukan elit dibuat tidak berdaya melawan Ipul."Hahaha, pria ini benar-benar sesuatu! Aku tidak menyangka, jika ia memiliki jurus sesat sekuat itu. Jurusnya bisa melampaui potensi maksimal dari efek pil iblis. Sungguh luar biasa!" Ujar Queros kagum.Hanya dengan merasakannya saja, Queros merasa merinding dengan hawa iblis dari jurus yang sedang diperagakan oleh Ipul. Namun, itu semenit sebelum mata bathinnya seperti dihalangi oleh sesuatu yang sangat gelap dan Queros kehilangan penglihatannya untuk melihat apa yang terjadi setelahnya."Bos, ada apa?" Tanya salah seorang bawahan Queros curiga, melihat b
Queros sama sekali tidak menahan keinginan bawahannya untuk memberi pelajaran pada Awan. Sekaligus, ia ingin melihat, trik seperti apa yang sebenarnya disembunyikan Awan dari mereka.Dengan dingin, Queros melambaikan tangannya dan mengijinkan bawahannya untuk menguji kemampuan pemuda tersebut."Terserah kamu, Sean!"Sean langsung bersemangat begitu mendapat ijin dari bosnya."Ini akan menjadi hari sialmu, bocah. Salahkan saja nasibmu, karena berada di tempat dan waktu yang salah."Sean melemaskan buku-buku jarinya dan mengeluarkan senyum mengerikan ketika berjalan ke arah Awan. Sean bersiap memberi pelajaran pada Awan karena telah berani mempermainkannya, "Matilah, kau bocah!"Sean segera maju dan dari kedua tangannya muncul bilah angin yang sangat tajam. Sean rupanya tidak main-main dan ia bermaksud untuk memotong-motong tubuh Awan, untuk melampiaskan kekesalannya. Meski tidak menggunakan serangan terkuatnya, Sean berpikir, serangannya itu sudah cukup untuk memotong tubuh orang bias
Di saat yang sama, Calista terlihat sedang jalan berdua dengan Hanna. Hari itu, sebenarnya Calista ingin menghabiskan waktu berdua dengan Awan. Mengingat bahwa lusa, kekasihnya itu akan berangkat berperang melawan Royal Family.Awan telah menjelaskan tentang dunia pada Calista, termasuk dengan perperangan yang harus ia hadapi. Calista masih dalam tahap memahami dunia Awan yang sebenarnya. Banyak hal yang berada di luar nalarnya. Namun, setelah mengenal Awan selama beberapa waktu, sesuatu yang berada di luar nalar itu, justru adalah sesuatu yang paling realistis dalam kehidupan Awan.Sebuah kenyataan yang sangat jauh dengan dunia yang selama ini Calista pahami. Meski belum menjadi kekasih 'resmi' Awan, Calista hanya dapat mendukung Awan dengan caranya sendiri. Sayangnya, hari ini Awan mengatakan padanya jika ia ada urusan di kota Kembang dan membuat mereka tidak bisa bersama hari itu. Tanpa disengaja, Callista bertemu Hanna sepulang ia mengisi kelas dan mereka janjian untuk jalan-j
Calista sempat berpikir untuk bertindak nekat dengan menabrak dua orang di depan mereka, agar mereka bisa segera keluar dari tempat itu. Namun, sebelum ia sempat melakukan rencananya, Calista mendengar suara ledakan dalam mesin mobilnya.Dhuar!"Aaa." Teriak Hanna dan Calista terkejut.Kedua penghadang mereka, ternyata sudah lebih dulu menghancurkan mesin mobil Calista dengan satu tebasan dan membuat Calista tidak bisa melarikan diri.Belum hilang keterkejutan keduanya, sebuah sinar berwarna merah datang dari arah depan mereka, seperti tebasan pisau yang sangat panjang.Wus."Awww.."Teriakan Hanna dan Calista, kali ini lebih nyaring, karena mobil mereka tiba-tiba terbelah menjadi dua. Keduanya reflek melompat keluar mobil dengan wajah pucat dan ekspresi terkejut yang luar biasa."Apa- apa yang kalian inginkan? Pergilah!" Ujar Calista ketakutan."Sayangnya, kalian tidak bisa memilih. Kalian berdua hanya perlu menyalahkan kecantikan kalian sendiri. Tuan muda kami menginginkan kalian be
Jerico dan Bernard dengan sigap segera mengibaskan lengan mereka dan kekuatan angin yang cukup besar segera keluar dari sapuan lengan mereka dan menyapu kabut asap di sekitar mereka. Mereka mengira, jika orang yang baru muncul tersebut telah menargetkan mereka sebelumnya. Hanya saja, saat mereka berhasil menyapu kabut asap, mereka tidak lagi melihat tubuh pingsan Hanna dan Calista yang sebelumnya berada di dekat mereka. Deg! "Sialan, mereka ternyata mengincar dua wanita itu!" Teriak Bernard marah dan merasa kecolongan. "Jika kalian berani, keluarlah dan hadapi kami!" Tantang Bernard dengan wajah gelap menahan emosi. Wus! Trang! Tembakan lain dan kali ini datangnya dari arah berbeda. Tembakan seperti itu, bisa ditepis dengan mudah oleh Jerico dan Bernar karena mereka sudah terlanjur menyadari ada musuh di sekitar mereka. Jadi, kewaspadaan mereka lebih meningkat dari sebelumnya. "Sepertinya, mereka bukan musuh yang sederhana. Jerico, apa kamu bisa melacak keberadaan mereka?" Ta
Kembali ke tempat pertarungan Awan saat ini.Setelah mengkonsumsi pil iblis, kekuatan internal Queros meningkat tajam dan membuatnya berada di puncak level Grand Master. Seketika, aura gelap milik Queros memenuhi seluruh gedung Dark Club. Di mana setiap orang yang berada di dalam gedung tersebut, bisa merasakan ancaman dari serangan Queros.Haris dan beberapa petinggi klan Atmaja yang saat itu berkumpul di dalam ruangan Haris, tiba-tiba berkeringat dingin tanpa sebab.Mereka merasakan ketakutan tanpa alasan yang jelas, yang membuat pijakan mereka menjadi goyah dan membuat semua orang berlutut di lantai dengan wajah ketakutan. Mereka seolah sedang melihat bayangan kematian yang sedang bersiap mencabut nyawa mereka.Bahkan, beberapa pengawal khusus klan, pasukan Zero, terpaku diam di tempat mereka dan merasakan tangan mereka ikut gemetar karena merasakan ancaman yang mendominasi dari aura Queros.Sesaat kemudian, mereka merasakan guncangan yang sangat hebat, mengguncang seluruh gedung.
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,