Setelah terdiam beberapa saat, Amanda tiba-tiba berkata pada semua orang dengan mimik serius."Kalian semua tenang saja! Sekarang, kita bukan lagi keluarga kecil yang bisa diinjak-injak oleh mereka begitu saja. Aku telah mengirim peringatan pada dewa perang mereka, bahwa aku akan datang ke kediaman utama mereka untuk menghabisi mereka semua sepuluh hari dari sekarang, sebagai ganti nyawa anggota keluarga kita yang hilang.""Saat itu tiba, aku akan membuat keluarga Royal membayar semua yang telah mereka lakukan pada kita."Jedaar!Semua orang tercengang dan menatap Amanda dengan wajah tegang. Mereka berpikir bahwa mereka sedang bermimpi pada saat itu. Namun, setelah melihat keseriusan di wajah Amanda, mereka sadar bahwa Amanda tidak sedang bermain-main."Nak, kamu- kamu tidak serius, 'kan?" Seru Adhinatha bertanya dengan gugup. Yang dibicarakan oleh cucu kakaknya itu adalah keluarga Royal. Mereka bukan keluarga sembarangan, satu dari lima keluarga tersembunyi di dunia ini. Kekuatan me
"Tuan muda Orborne, sebaiknya kita kembali dan menghubungi Tsabitzer.""Ini sudah setengah hari berlalu. Tsabitzer seharusnya sudah berhasil menyelesaikan misinya."Seorang asisten wanita mengenakan jas semi formil, berjalan terburu-buru di samping seorang pria muda yang berpakain serba mewah dengan setelan jas dari merk ternama, lengkap dengan sebuah rayban dan cambang tipis di wajahnya. Meski bertubuh sedikit gemuk, namun itu tidak mengurangi kharismanya. Dengan semua atribut yang melekat padanya, ditambah dengan status dan kekuatan ekonomi keluarganya, pria ini sanggup membuat banyak wanita cantik akan bersedia dengan suka rela untuk menyembah telapak kakinya.Lain halnya dengan si wanita yang merupakan asisten pribadinya tersebut, si pria yang bernama lengkap Orborne Royal tersebut, terlihat lebih santai. Ketimbang menjalankan misi keluarganya, ia lebih terlihat seperti seorang tuan muda kaya yang sedang menikmati liburannya. "Rea, kamu jangan terlalu kaku begitu! Anggap saja kit
Ketika Osborne masuk ke dalam ruangan VIP, empat orang yang terdiri tiga orang wanita dan satu orang pria yang sedang menikmati makan malam mereka, tiba-tiba berhenti. Mereka menatap penasaran ke arah Osborne, karena mereka tidak mengenal Osborne sama sekali. Dari penampilannya, Osborne tidak terlihat seperti pelayan ataupun manajer restoran. Sehingga, mereka penasaran, apa tujuan Osborne masuk ke dalam ruangan mereka."Maaf, anda siapa?" Tanya si pria di dalam sana dengan tatapan curiga.Saat itu, Osborne terang-terangan memandang dua rekan wanitanya dengan tatapan yang menelanjangi. Jadi, sangat wajar pria tersebut merasa curiga dengan tujuan Osborne masuk ke dalam ruangan mereka. Apalagi, di balakang Osborne ada beberapa pengawal dan satu rekan wanitanya yang ikut masuk ke dalam ruangan mereka.Tanpa menghiraukan pertanyaan pemuda tersebut, Osborne berjalan mendekat, "Cantik, sungguh sangat cantik! Perkenalkan, saya Osborne Royal.""Saya ingin mengajak nona berdua makan bersama sa
Masalah yang menimpa keluarga Pitaloka, tidak sepenuhnya perlu diratapi sebagai bencana bagi keluarga mereka, Karena dengan adanya masalah ini, membuat mereka bisa berbenah dan segera pindah ke kediaman baru mereka.Tempat tersebut berada di pulau Dewata. Pulau yang dulunya diberikan Awan sebagai hadiah untuk ulang tahun Abimana.Sebelumnya sempat terjadi pro dan kontra dari dalam internal keluarga Pitaloka tentang tempat tinggal mereka yang baru, meski pulau tersebut sudah selesai pengerjaannya beberapa waktu lalu dan di sana, bisa menampung hingga puluhan ribu keluarga.Sebuah lokasi yang sangat menjanjikan bagi keluarga Pitaloka untuk memulai kehidupan baru mereka. Sebagai keluarga ningrat dan semakin berkembangnya keluarga mereka, sudah seharusnya mereka memiliki lokasi yang istimewa sebagai tempat tinggal mereka.Pertimbangan mereka yang menolak adalah karena mengingat bahwa kediaman mereka yang sekarang, memiliki sejarah ratusan tahun keluarga
Saat Awan datang ke tempat Calista, ia menemukan Aldo yang sedang terkapar terkena serangan dua pengawal Osborne. Beruntung Awan datang tepat waktu, saat serangan salah seorang pengawal Osborne hampir saja membunuh Aldo.Ternyata, tidak hanya ada Aldo yang menjadi korban keganasan mereka.Di dekat pintu masuk ruang VIP dan di luar ruangan, terdapat beberapa orang penjaga resto yang terbaring kesakitan dan sebagian bahkan sudah pingsan.Tap!Tinju kanan pengawal tersebut menggantung di udara, saat Awan berhasil menahan dan menangkap pukulannya. "Kalian ingin membunuh saudaraku? Sebaiknya kalian memiliki nyawa lebih untuk bisa melakukannya!" Ujar Awan marah.Hanna, Gina dan Calista hampir saja berteriak karena saking cemasnya. Beruntung, Awan datang tepat waktu menyelamatkan nyawa Aldo.Baam.Awan tidak memberi ampun pada pengawal yang coba menyerang Aldo. Dengan satu tendangan, ia menghempaskan pengawal tersebut terbang dengan kondisi terbakar.Satu pengawal lainnya, ketika melihat re
"Apa kita tidak membawa uda Aldo ke rumah sakit, kak?" Tanya Hanna bimbang.Bukannya ia tidak tahu kemampuan Awan ataupun fasilitas medis yang tersedia di vila pribadi Awan. Fasilitas medis serta tenaga medis di vila Awan, bahkan yang terbaik di negera ini. Namun, Hanna ragu untuk berada di dekat Awan saat ini, semenjak ia melihat kedekatan Awan dengan Calista. Bagaimanapun, masih ada perasaan Hanna yang tersisa untuk Awan dan itu membuatnya merasa tidak nyaman ketika melihat kemesraan Awan dan Calista.Namun, Awan yang tidak menyadari maksud Hanna, tidak mengubris pertanyaan Hanna dan berkata, "Jangan khawatir! Aku telah memberi pertolongan pertama pada Aldo. Ia hanya butuh istirahat sebentar untuk memulihkan kondisinya."Selanjutnya, Awan segera berlalu mendahului Hanna yang dengan sedikit terlihat linglung mengikuti langkah Awan dari belakang. Tanpa diduga, Calista menggandeng tangan Hanna untuk menguatkannya."Hanna, jangan khawatir! Percayakan saja pada kak Awanmu."Hanna hanya b
Joe tersenyum datar sebelum menjawab tawaran yang diajukan Queros pada mereka, "Mr. Queros, anda tahu apa yang anda minta dari kami terlalu banyak, meski anda sudah tahu bagaimana prinsip klan kami bekerja!"Satu penggal kalimat Joe, membuat senyum di wajah Queros segera surut. Ia seakan sudah menebak apa yang akan diucapkan oleh Joe berikutnya. Jawaban Joe bisa dianggap terlalu berani. Apalagi ketika ia sedang berhadapan dengan petinggi organisasi besar seperti the Snake.Jika diibaratkan, klan Atmaja hanyalah penguasa di negara ini dan sedikit memiliki nama di benua Asia. Perbedaan mereka telalu jauh, jika harus dibandingkan dengan organisasi the Snake yang merupakan organisasi dunia bawah level internasional. Mereka diibaratkan seperti semut yang coba menantang seekor gajah.Meski begitu, Joe dengan percaya diri mengungkapkan tentang prinsip klannya di depan Queros dan secara tidak langsung, telah menolak tawaran Queros dan organisasinya."Anda bisa mengajak kami bekerjasama dalam
Awan tertegun lama, saat matanya terpaku pada sebuah sosok berjubah hitam yang saat itu juga sedang menatapnya dari kejauhan. Awan merasakan beberapa kali tengkuknya bergidik saat melihat sosok misterius tersebut.Sosok tersebut menggunakan jubah yang sangat dalam dan terlihat berkibar karena terkena angin. Meski hari masih siang dan cerah, Awan seama sekali tidak bisa melihat seperti apa rupa dari sosok misterius tersebut.Dengan kemampuan Awan saat ini, sangat mudah baginya untuk merasakan intent seseorang serta level kekuatan mereka. Namun, yang dirasakan oleh Awan ketika melihat sosok berjubah hitam tersebut hanyalah perasaan hampa.Seolah ia adalah kekosongan dan Awan tidak bisa meraba level kekuatannya.Sungguh aneh! Bahkan, jika orang tersebut berada di level atasnya, Awan pasti masih bisa merasakan tekanan yang sangat kuat darinya. Namun, ia tidak merasakan apapun.Yang jelas, sosok misterius tersebut bukanlah seseorang yang bisa dianggap enteng."Tuan Awan?"Suara bathin Dina
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,