Belasan alat berat mulai meruntuhkan bangunan yang dulunya merupakan markas anjing. Satu persatu, bangunan yang telah benyak menelurkan banyak petarung hebat ini mulai rata dengan tanah dan itu merupakan pemandangan menyesakkan bagi mereka yang telah menghabiskan waktu di sana dengan mempertaruhkan nyawa mereka. Meski banyak yang menyebut, bahwa mereka yang telah lulus dan berhasil melewati ujian dari markas anjing telah kehilangan sebagian besar emosi kemanusiaan dalam dirinya. Namun kenyataannya, Topan dan rekan-rekannya yang pernah berjuang mempertaruhkan hidup mereka serta melewati kematian di sana, merasakan perasaan sedih luar biasa saat melihat bangunan ini mulai dihancurkan.Dari tempat inilah para pejuang pasukan anjing dilahirkan. Mereka dulunya bukan siapa-siapa dan hanya dianggap sebagai sampah masyarakat, hingga sekarang mereka menjadi pasukan yang menakutkan dengan kakuatan melebihi manusia biasa.Eksistensi mereka, hampir menyamai tujuh pasukan elit klan Atmaja. Itu m
"Benarkah, bro?" Tanya Radit dan Novi bersemangat."Tentu saja! Sekarang, kalian bisa kembali. Nanti, aku akan mengirim seseorang untuk menunjukkan jalannya pada kalian berdua." Mendengar itu, ekpresi Radit dan Novi kembali bersemangat. Setelah berhasil mencapai level mereka yang sekarang. Baik Radit maupun Novi, semakin tertantang untuk mencapai tahap berikutnya. Menjadi lebih kuat, seperti menjadi candu tersendiri bagi mereka dan itu membuat mereka sulit untuk berhenti, hingga rasa candu dalam diri mereka bisa terpenuhi.Keesokan harinya,Awan sedang berada di lantai teratas perusahaan RA. Tepatnya di dalam ruang kerja Vannesa untuk membahas laporan penting yang dikirimkan oleh Vannesa ke mail pribadinya. Hal itu berkaitan dengan meningkatnya intensitas serangan perusahaan Aegis yang kini mulai mengancam seluruh pasar perusahaan. Mulai dari perusahaan induk, hingga anak perusahaan mereka."Ini membuat keuntungan kita jadi menurun cukup drastis, hingga tiga puluh persen lebih, bos.
Frans masuk dengan santai sambil memasukan tangannya ke dalam saku celananya. Caranya masuk ke ruangan Vannesa saat itu, tidak ubahnya seperti seorang raja yang sedang menikmati singgasana kerajaannya. Di belakangnya, Ada Ansu, satu orang asisten pribadinya serta enam orang pengawal pribadinya.Frans bahkan tidak perlu repot-repot menyapa Vannesa dan menyerahkan tugas tersebut pada Ansu dan anak buahnya. Frans sendiri, lebih menikmati semua keindahan dalam ruang Vannesa serta pemandangan ibu kota yang terlihat begitu indah dari atas sana.Sejak awal masuk ke dalam kantor RA, Frans dibuat kagum dengan kemegahan fasilitas yang ada di dalam sana. Semua infrastuktur dalam perusahaan, tidak hanya dibanguan untuk menunjang kinerja karyawan, tapi juga sudah memenuhi standar ruang kerja berlevel insternasional.Semakin, naik ke lantai atas. Frans bisa melihat, betapa teraturnya bangunan dan tata ruang kerja di dalamnya. Apple dan Microsoft saja yang terkenal dengan fasilitas mewah serta keny
Vannesa tersenyum simpul mendengar tawaran Ansu, "Mr. Ansu, seingat saya, Aegis yang memulai menyerang kami pertama kali. Jadi, bagaimana tepatnya, maksud anda dengan gencatan senjata ini?" Ansu terkekeh, senyumnya masih menunjukkan betapa percaya dirinya ia saat ini. Segera, Ansu menjelaskan, "Saya sudah mempelajari perusahaan RA. Anda tahu? Jika kami meneruskan upaya kami dengan sedikit dorongan, ini tidak akan baik untuk perusahaan RA dan grup perusahaan anda." "Apa ini ancaman?" Sela Vannesa dingin dengan tatapan menyipit tajam. Ia tidak percaya, jika orang seperti Ansu akan memiliki kulit muka yang tebal. Setelah berani menyerang pasar perusahaan RA, ia bahkan berani bicara di depan muka Vannesa, seolah ia bisa melakukan apapun yang ia mau hanya karena ia mengatakan begitu. "Hehehe, anda salah paham, nona Vannesa. Ini bukan hanya tentang Aegis ataupun RA semata. Satu-satunya alasan, kenapa RA tidak akan bisa bertahan adalah adanya tuan Frans dan pembicaraan hari ini bisa terj
Melihat keberadaan Awan di sana, membuat kebencian dalam hati Frans kembali menyeruak. Kejadian hari sebelumnya, di mana dia dipermalukan oleh Awan, terbayang dengan sangat jelas dalam benaknya. Frans yang sudah datang dengan persiapan sempurna dan berharap bisa menarik simpatik Abimana, berpikir bahwa rencananya di sana akan berjalan sempurna. Apalagi, Frans juga terpesona dengan kecantikan Amanda dan berpikir bisa memilikinya. Memiliki kecantikan seperti Amanda, akan membuat status Frans menjadi lebih sempurna. Tapi, entah darimana, Awan tiba-tiba muncul dan menghancurkan semua mimpi indahnya. Sekarang, bertemu dengan Awan sekali lagi, Frans tidak bisa menutupi perasaan bencinya. Jika tatapan bisa membunuh, maka Awan pasti sudah mati berulang kali saat ini juga. "Halo, Frans! Kita bertemu lagi. Tidak ku sangka, ternyata takdir membuat kita lebih sering bertemu seperti ini. Aku yakin, ini adalah berkah untuk anda." U
Setelah enam orang pengawal Frans berhasil dilumpuhkan, dua orang wanita muncul dan berdiri di samping Awan. Mereka adalah Lana dan Chiya yang sebelumnya telah diperintahkan Awan untuk melindungi Vannesa secara diam-diam.Awan tersenyum puas melihat hasil kerja pengawal wanitanya itu. Apalagi melihat cara kemunculan mereka dan serangan senyap yang mereka lakukan. Sepertinya, Lana sudah belajar banyak dari Chiya dan membuat keberadaannya bisa tersamarkan sempurna melalui serangan sebelumnya."A-apa yang kalian lakukan? Kalian berani menyerang para pengawalku?" Teriak Frans meradang, melihat enam orang pengawalnya dibuat meringkuk tidak berdaya. Mereka bahkan kesulitan untuk berdiri, setelah terkena serangan tersebut. Meski enam orang tersebut bukanlah pengawal terbaiknya. Namun, masih sulit bagi Frans untuk mempercayai bahwa mereka begitu saja dilumpuhkan oleh pengawal Awan.Parahnya, yang menyerang mereka adalah wanita.Ini sangat memalukan bagi reputasin
Vannesa tersenyum kecut. Ia tidak menyangka, jika selama ini ada orang yang diam-diam menjaganya, tanpa diketahuinya. Ia tidak bisa membayangkan, jika mereka juga ada didekatnya saat ia sedang melakukan aktifitas pribadi, seperti mandi ataupun saat ia sedang mengganti pakaian. Beruntung, yang menjaganya adalah Lana dan Chiya. Vannesa tidak membayangkan, jika itu adalah seorang pria. Betapa malunya Vannesa, jika itu benar terjadi. Ketika memikirkan lebih jauh tentang apa yang coba dilakukan Awan dengan diam-diam menempatkan penjaga untuk melindungi keselamatannya. Mau tidak mau, dada Vannesa kembali berdebar kencang. Ia merasa dirinya begitu berarti bagi Awan, sampai Awan mau melakukan semua ini untuknya. Untuk itu, Vannesa tidak bisa menyembunyikan tatapan kagum dan cintanya pada Awan. Awan melihat itu dan ia berpura-pura tidak menyadarinya, "Vannesa, kamu bisa melanjutkan bekerja. Aku harus segera pergi. Aku yakin, setelah ini, Frans akan meningkatkan serang
Langit kembali berubah cerah, setelah perubahan cuaca ekstrim yang terjadi di atas pulau dewata. Pulau yang sebelumnya dibeli oleh Awan sebagai hadiah untuk ulang tahun ke seratus Abimana.Abimana sengaja mengajak Awan untuk melihat pulau yang diterimanya. Padahal, tujuan sebenarnya adalah untuk menguji kemampuan Awan.Abimana adalah seorang kultivator yang hampir menembus level dewa.Sebagai seorang kultivator dan ahli beladiri di liga atas, sangat sulit untuk mencari lawan yang sepadan dengan levelnya saat ini. Sehingga, begitu mengetahui bahwa Awan telah melewati levelnya, Abimana langsung menggebu-gebu untuk menantangnya berduel.Hasrat itu sudah muncul begitu Abimana melihat kemunculan Awan di acara ulang tahunnya beberapa hari sebelumnya. Hanya saja, Abimana berusaha menahan hasratnya saat itu.Sejak saat itu, Abimana selalu kepikiran tentang Awan dan tidak lagi bisa menahan dirinya untuk tidak menantang Awan. Sehingga, ia menjadi
Satu setengah tahun kemudian.Tiga istri Awan, Annisa, Amanda dan Calista, tampak sedang cemas menunggu di luar kamar di rumah tuo, kampung halaman Awan. Di tengah mereka, tampak dua orang balita yang sedang digendong oleh Annisa dan Calista, sementara Amanda tampak sedang bermain dengan kedua balita berjenis kelamin perempuan tersebut dengan sesekali mencubit gemas pipi keduanya.Kalian mungkin bertanya-tanya, di mana Rhaysa alias Raine? Awan belum berhasil melamarnya hingga detik ini. Awan pernah mencoba melamar Raine setengah tahun yang lalu. Hanya saja, lamarannya langsung ditolak. Ratu Samudera memberikan syarat yang sangat berat jika Awan ingin melamar putrinya, yaitu Awan harus berada di level Divine atau dewa terlebih dahulu. Hasilnya, Awan telah berjuang keras di selama berada di tanah dewa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Meski begitu, sepertinya ia masih harus bersabar untuk bisa melamar Raine.Kembali ke ruang tamu, rumah tua Awan.Tidak sama seperti Amanda yang terl
Rombongan Cakar Hitam mencibir ucapan Awan yang dinilai terlalu berani dan tidak bercermin, siapa lawan yang akan ia hadapi. Sementara, Datuk Cakar Putih dan bangsa harimau Bukit Larangan lebih mencemaskan nasib Awan. Mereka masih mengira. jika Awan hanya mengandalkan kekuatan warisan Gumara. Itu semua tidak akan cukup untuk menghadapi Cakar Hitam. "Uda!" Andini menarik ujung baju belakang Awan dan terang-terangan menunjukkan kekhawatirannya. Namun, Awan hanya tersenyum cuek dan memintanya untuk tidak perlu khawatir. Entah karena kalimat yang diucapkan Awan padanya atau cara penyampaian dan ketenangan yang ditunjukkan oleh Awan, membuat Andini merasa jauh lebih tenang dan merasa bisa mempercayai Awan. Roaaar! Cakar Hitam melompat ke depan dan tibat-tiba saja, ia sudah berubah wujud menjadi harimau besar dengan belang hitam di sekujur tubuhnya. Untuk bisa mengalahkan Awan, Cakar Hitam sudah bertekad untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan berubah menjadi wujud terbaiknya. Cakar H
Wajah Taring Hitam seketika memerah panas melihat sikap Andini yang dengan terang-terangan menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan seorang pria asing seperti Awan. Ia telah mengagumi Andini sejak lama, bagaimana ia bisa menerima, wanita yang disukainya bermesraan dengan pria lain tepat di depan hidungnya? Tidak peduli, apa pria itu dicintai Andini atau tidak. Bagi Taring Hitam, hanya dialah yang pantas menjadi pasangan Andini. Dia tidak habis pikir dengan sikap bodoh Andini, bagaimana ia bisa memilih seorang pria yang bukan apa-apa jika dibanding dirinya? Dia kuat dengan seluruh tubuh dipenuhi oleh otot-otot baja. Selain itu, dia adalah seorang pangeran dengan masa depan cerah. Bersamanya, Andini pasti akan jauh lebih bahagia. Bangsa harimau rata-rata memiliki tubuh yang besar dan berotot. Sehingga melihat tubuh Awan yang biasa, membuat Taring Hitam menilainya sebagai sosok yang sangat lemah. Dengan tatapan penuh kecemburuan dan kebencian, Taring Hitam akhirnya tidak bisa lagi menaha
Tatapan Cakar Hitam menjadi dingin dan tidak lagi menunjukkan keramahan pura-puranya, "Cakar Putih, apa kamu tahu konsekuensi dari pilihanmu hari ini?" Sambil menekan rasa gugup dalam hatinya, Datuk Cakar Putih berusaha tersenyum tenang dan berkata, "Keputusan kami bersifat final dan anda bisa kembali." "Kamu?" Kilat kemarahan terbesit di mata Cakar Hitam dan tiba-tiba saja ia sudah menghilang dari tempat ia semula berdiri. Wus! Terlalu cepat! Datuk Cakar Putih terkesiap. Meski ia sudah menduga reaksi akhir dari Cakar Hitam. Namun, gerakannya terlalu cepat untuk bisa ia ikuti dan detik berikutnya, Cakar Hitam sudah muncul tepat di depan Datuk Cakar Putih dan melayangkan sebuah serangan yang tidak bisa ditahannya. Braaak. Datuk Cakar Putih tidak bisa menahan pukulan itu sepenuhnya dan membuatnya terbang membelah barisan pasukan di belakangnya. "Datuk Cakar Putih?" Pekik orang-orang tertahan dan terkejut melihat keberanian Cakar Hitam yang telah menyerang tetua mereka tepan dih
Suasana di alam bangsa harimau tampak tegang dan semua penjaga perbatasan memasang wajah serius dan penuh waspada.Awan sengaja menyamarkan penampilannya dan mengeluarkan aura harimau yang ada di dalam tubuhnya dan membuat ia berhasil membaur dengan para penduduk bangsa harimau tanpa ketahuan. Setelah kedatangannya terakhir kali ke tempat itu, Awan memiliki memori yang sangat tajam tentang semua sudut tempat ini, yang memungkinkannya bisa berpindah kemanapun yang ia inginkan.Tidak lama setelah kedatangan Awan, rombongan Taring Hitam juga datang bersama ayah, para tetua dan juga puluhan prajurit terbaik bangsanya.Taring Hitam tampak tidak main-main dengan ancamannya. Hal itu, membuat gelisah bangsa harimau yang tinggal di Bukit Larangan.Para petinggi yang dipimpin oleh Datuk Cakar Putih tampak serius membahas masalah ini di aula tetua."Datuk, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau. Bagaimanapun, raja sedang tidak ada di sini dan kita semua berkewajiban me
Seminggu yang lalu, ada sekolompok orang asing yang datang ke Kampung Tuo. Anehnya, mereka melewati batas Kampung Tuo begitu saja dan ternyata, tujuan mereka adalah kampung mistis yang ada di Bukit Larangan, tempat di mana bangsa harimau tinggal. Kelompok ini dipimpin oleh seorang pemuda bernama Taring Hitam, putra dari raja harimau Cakar Hitam yang berasal dari gunung Medan. Tujuan mereka datang, karena Taring Hitam yang sudah cukup usia untuk menikah, menginginkan Andini sebagai istrinya. Meski mereka tahu bahwa Andini adalah pasangan yang disiapkan untuk raja. Hanya saja, bangsa harimau dari gunung Medan ini tahunya bahwa raja Gumara telah lama tiada dan tidak memiliki pewaris sama sekali. Hal itu, coba dimanfaatkan oleh Taring Hitam untuk mendapatkan Andini. Taring Hitam yang terpesona dengan kecantikan Andini, ketika berkunjung ke bukit Larangan beberapa tahun lalu, berniat menjadikan Andini sebagai miliknya dan begitu ia mencapai usia layak menikah, Taring Hitam langsung me
Fikri dan Purnama yang semula berdebat, bahkan sampai berhenti dan tercengang mendengar wanita pujaan mereka dilamar oleh pria lain, tepat di depan mereka. Bagaimana mungkin mereka menerimanya?Jika pria lainnya, mungkin akan diam. Namun, mereka tidak mungkin bisa membiarkan ada lelaki lain merebut wanita yang mereka idamkan dari tangan mereka."Hei, bung! Apa maksudmu melamar dokter Nisa siang hari bolong begini?""Apa kamu tahu, siapa dokter Annisa? Sepuluh kamu, tidak bisa dibandingkan dengan seorang dokter Nisa.""Lebih baik kamu pergi dari sini! Atau kami akan memanggil satpam untuk mengusirmu."Ujar Fikri dan Purnama yang kali ini bisa kompak. Melihat reaksi keduanya, Awan cukup terkejut dan selanjutnya justru terkekeh geli. Ia melihat keduanya tidak ubahnya seperti badut yang sedang membuat pertunjukan.Awan melirik Annisa sekilas untuk menanyakan siapa mereka dan tampak balasan wajah jengah Anisa dan ketidakberdayaannya. Annisa membisikan identitas keduanya ke telinga Awan.
Rumah sakit umum ASA.Meski terletak di lokasi terpencil karena berada di bawah kampung Tuo dan lokasi yang jauh dari kabupaten, ditambah akses jalan ke sana yang tidak selebar jalan kabupaten. Kenyataannya, rumah sakit ini memiliki fasilitas medis yang sangat lengkap dan tidak kalah dengan rumah sakit yang berstandar internasional sekalipun. Sebuah alasan yang membuat rumah sakit ini banyak dihuni oleh tenaga medis terampil dan membuat reputasinya cepat terkenal hingga ke berbagai daerah di ranah Minang. Ditambah, kepala rumah sakit dan sekaligus menjadi dokter spesialis bedah di sana merupakan seorang wanita berparas cantik dan terkenal dengan keramahannya, Dr. Annisa Azzahra, Sp.B.Meski terkenal dengan keramahannya, sebagai penanggung jawab rumah sakit, Dokter Nisa menerapkan standar tinggi bagi tenaga medis yang bekerja di rumah sakitnya. Semua itu tentu saja sepadan dengan gaji tinggi yang mereka terima selama bekerja di sana. Banyak yang memuji dan banyak juga pihak yang mera
Setelah sekian lama, Awan kembali melihat tangis mama angkatnya tersebut. Namun kali ini, bukan tangisan yang membuatnya kehilangan kembali akal sehatnya. Itu adalah tangis kerinduan dan juga kebahagiaan. Tangis kerinduan seorang ibu yang telah lama tidak berjumpa dengan anaknya. Awan membiarkan Lina menumpahkan segala tangisannya dalam pelukan Amanda seraya memberi kode pada Amanda dan syukurnya, Amanda cukup peka dengan keadaan tersebut. Ada sekitar sepuluh menit lamanya, Lina menumpahkan tangis kebahagiaannya dalam pelukan Amanda. Sampai, Lina tersadar kembali dan mengurai pelukan mereka. "Maaf ya, nak. Tante terlalu sentimentil, kamu terlalu mirip dengan..." "Tidak apa-apa, ma." Sebelum Lina menyelesaikan kalimatnya, Amanda sudah lebih dulu menyelanya. Ia sekarang mengerti alasan Awan membawanya kemari dan Amanda sama sekali tidak keberatan untuk menggantikan posisi Renata untuk sesaat dan memberi kebahagiaan untuk ibunya Renata. Selama arwah Renata masih bersamanya dahulu,