Frans masuk dengan santai sambil memasukan tangannya ke dalam saku celananya. Caranya masuk ke ruangan Vannesa saat itu, tidak ubahnya seperti seorang raja yang sedang menikmati singgasana kerajaannya. Di belakangnya, Ada Ansu, satu orang asisten pribadinya serta enam orang pengawal pribadinya.Frans bahkan tidak perlu repot-repot menyapa Vannesa dan menyerahkan tugas tersebut pada Ansu dan anak buahnya. Frans sendiri, lebih menikmati semua keindahan dalam ruang Vannesa serta pemandangan ibu kota yang terlihat begitu indah dari atas sana.Sejak awal masuk ke dalam kantor RA, Frans dibuat kagum dengan kemegahan fasilitas yang ada di dalam sana. Semua infrastuktur dalam perusahaan, tidak hanya dibanguan untuk menunjang kinerja karyawan, tapi juga sudah memenuhi standar ruang kerja berlevel insternasional.Semakin, naik ke lantai atas. Frans bisa melihat, betapa teraturnya bangunan dan tata ruang kerja di dalamnya. Apple dan Microsoft saja yang terkenal dengan fasilitas mewah serta keny
Vannesa tersenyum simpul mendengar tawaran Ansu, "Mr. Ansu, seingat saya, Aegis yang memulai menyerang kami pertama kali. Jadi, bagaimana tepatnya, maksud anda dengan gencatan senjata ini?" Ansu terkekeh, senyumnya masih menunjukkan betapa percaya dirinya ia saat ini. Segera, Ansu menjelaskan, "Saya sudah mempelajari perusahaan RA. Anda tahu? Jika kami meneruskan upaya kami dengan sedikit dorongan, ini tidak akan baik untuk perusahaan RA dan grup perusahaan anda." "Apa ini ancaman?" Sela Vannesa dingin dengan tatapan menyipit tajam. Ia tidak percaya, jika orang seperti Ansu akan memiliki kulit muka yang tebal. Setelah berani menyerang pasar perusahaan RA, ia bahkan berani bicara di depan muka Vannesa, seolah ia bisa melakukan apapun yang ia mau hanya karena ia mengatakan begitu. "Hehehe, anda salah paham, nona Vannesa. Ini bukan hanya tentang Aegis ataupun RA semata. Satu-satunya alasan, kenapa RA tidak akan bisa bertahan adalah adanya tuan Frans dan pembicaraan hari ini bisa terj
Melihat keberadaan Awan di sana, membuat kebencian dalam hati Frans kembali menyeruak. Kejadian hari sebelumnya, di mana dia dipermalukan oleh Awan, terbayang dengan sangat jelas dalam benaknya. Frans yang sudah datang dengan persiapan sempurna dan berharap bisa menarik simpatik Abimana, berpikir bahwa rencananya di sana akan berjalan sempurna. Apalagi, Frans juga terpesona dengan kecantikan Amanda dan berpikir bisa memilikinya. Memiliki kecantikan seperti Amanda, akan membuat status Frans menjadi lebih sempurna. Tapi, entah darimana, Awan tiba-tiba muncul dan menghancurkan semua mimpi indahnya. Sekarang, bertemu dengan Awan sekali lagi, Frans tidak bisa menutupi perasaan bencinya. Jika tatapan bisa membunuh, maka Awan pasti sudah mati berulang kali saat ini juga. "Halo, Frans! Kita bertemu lagi. Tidak ku sangka, ternyata takdir membuat kita lebih sering bertemu seperti ini. Aku yakin, ini adalah berkah untuk anda." U
Setelah enam orang pengawal Frans berhasil dilumpuhkan, dua orang wanita muncul dan berdiri di samping Awan. Mereka adalah Lana dan Chiya yang sebelumnya telah diperintahkan Awan untuk melindungi Vannesa secara diam-diam.Awan tersenyum puas melihat hasil kerja pengawal wanitanya itu. Apalagi melihat cara kemunculan mereka dan serangan senyap yang mereka lakukan. Sepertinya, Lana sudah belajar banyak dari Chiya dan membuat keberadaannya bisa tersamarkan sempurna melalui serangan sebelumnya."A-apa yang kalian lakukan? Kalian berani menyerang para pengawalku?" Teriak Frans meradang, melihat enam orang pengawalnya dibuat meringkuk tidak berdaya. Mereka bahkan kesulitan untuk berdiri, setelah terkena serangan tersebut. Meski enam orang tersebut bukanlah pengawal terbaiknya. Namun, masih sulit bagi Frans untuk mempercayai bahwa mereka begitu saja dilumpuhkan oleh pengawal Awan.Parahnya, yang menyerang mereka adalah wanita.Ini sangat memalukan bagi reputasin
Vannesa tersenyum kecut. Ia tidak menyangka, jika selama ini ada orang yang diam-diam menjaganya, tanpa diketahuinya. Ia tidak bisa membayangkan, jika mereka juga ada didekatnya saat ia sedang melakukan aktifitas pribadi, seperti mandi ataupun saat ia sedang mengganti pakaian. Beruntung, yang menjaganya adalah Lana dan Chiya. Vannesa tidak membayangkan, jika itu adalah seorang pria. Betapa malunya Vannesa, jika itu benar terjadi. Ketika memikirkan lebih jauh tentang apa yang coba dilakukan Awan dengan diam-diam menempatkan penjaga untuk melindungi keselamatannya. Mau tidak mau, dada Vannesa kembali berdebar kencang. Ia merasa dirinya begitu berarti bagi Awan, sampai Awan mau melakukan semua ini untuknya. Untuk itu, Vannesa tidak bisa menyembunyikan tatapan kagum dan cintanya pada Awan. Awan melihat itu dan ia berpura-pura tidak menyadarinya, "Vannesa, kamu bisa melanjutkan bekerja. Aku harus segera pergi. Aku yakin, setelah ini, Frans akan meningkatkan serang
Langit kembali berubah cerah, setelah perubahan cuaca ekstrim yang terjadi di atas pulau dewata. Pulau yang sebelumnya dibeli oleh Awan sebagai hadiah untuk ulang tahun ke seratus Abimana.Abimana sengaja mengajak Awan untuk melihat pulau yang diterimanya. Padahal, tujuan sebenarnya adalah untuk menguji kemampuan Awan.Abimana adalah seorang kultivator yang hampir menembus level dewa.Sebagai seorang kultivator dan ahli beladiri di liga atas, sangat sulit untuk mencari lawan yang sepadan dengan levelnya saat ini. Sehingga, begitu mengetahui bahwa Awan telah melewati levelnya, Abimana langsung menggebu-gebu untuk menantangnya berduel.Hasrat itu sudah muncul begitu Abimana melihat kemunculan Awan di acara ulang tahunnya beberapa hari sebelumnya. Hanya saja, Abimana berusaha menahan hasratnya saat itu.Sejak saat itu, Abimana selalu kepikiran tentang Awan dan tidak lagi bisa menahan dirinya untuk tidak menantang Awan. Sehingga, ia menjadi
Awan dan Abimana sudah selesai membersihkan diri. Mereka sudah mengenakan pakaian yang bersih dan rapi saat menikmati keindahan pulau Dewata dan sekitarnya dari atas geladak kapal. Sementara Amanda sibuk memeriksa laporan tentang organisasi the Snake yang sedang ditanganinya. Awan memanfaatkan kesempatan itu untuk membahas tentang ijin pendirian perusahaan Aegis dengan Abimana. Tentu saja, Awan sudah memberikan laporan tentang perusahaan ini dan beberapa kecurangan tentang penyalahgunaan wewenang pejabat terkait, yang memberikan ijin untuk Aegis. Abimana mempelajari file yang diberikan Awan sebentar dan lalu tertawa, "Bocah, kamu ternyata licik juga!" Puji Abimana yang kagum dengan cara kerja Awan. Bagaimana Abimana tidak tertawa? Hanya dengan mempelajari laporan itu saja, Abimana sudah tahu tujuan Awan sebenarnya. Bagaimanapun, Aegis muncul sebagai pesaing baru yang berusaha menekan RA Grup milik Awan. Yah, meski dengan cara mereka yang lewat pintu belakang untuk memuluskan jalan
Ansu berdiri di tengah ruangan dengan senyum penuh percaya diri. Sementara itu, puluhan ahli keuangan sedang bekerja dengan peralatan komputer canggih di depan mereka. Setelah Aegis berhasil 'membeli' menteri perdagangan, melalui pengaruh keluarga Royal. Itu artinya, Aegis bisa semakin gencar memasuki pasar yang sebelumnya telah dikuasai oleh RA Corporation bersama anak perusahaan mereka.Ijin khusus yang didapatkan oleh Aegis, tidak hanya menyangkut tentang memasarkan produk mereka saja dan juga tender-tender besar dari pemerintahan semata. Di saat bersamaan, ijin tersebut juga mencabut lisensi istimewa RA Grup dan mempersempit ruang gerak mereka.Secara bersamaan, Aegis juga menargetkan saham-saham perusahaan RA dan seluruh anak perusahaan mereka yang terdaftar di bursa saham.Melihat dari sini saja, cukup menggambarkan betapa kejamnya rencana Ansu sebenarnya. Mereka menargetkan RA secara keseluruhan dan ingin menelan mereka bulat-bulat.Mendapatkan bantuan tidak terduga dari Frans