Setelah memastikan, jika pria yang baru saja keluar dari terminal kedatangan adalah orang yang sedang ditunggunya, Jackie segera menyambutnya. Para pengawalnya pun dengan sigap membuat barikade, agar tidak ada satupun orang yang menghalangi jalan bos mereka.Hal itu, sedikit membuat Awan kurang suka. Ia sudah menebak sebelumnya jika akan mendapat sambutan seperti ini, meski tetap tidak ada sambutan megah seperti yang ditekannya. Hanya saja, ini tetap terkesan berlebihan bagi Awan. Beruntung ia mengenakan kacamata hitam saat itu, sehingga penampilannya tidak akan terlalu terekspos."Selamat datang, bos besar! Kami sudah menanti kedatangan anda.""Mr. Jackie Chan?" Sapa Awan datar."I-iya, bos. Selamat datang di Hong Kong. Selaama anda berada di sini, saya akan...""Kita bisa langsung berangkat?" Ujar Awan langsung menyela sambutan ramah tamah Jackie Chan. Ia kurang nyaman, karena saat itu banyak mata yang sedang melihat mereka. Terutama, ada beberapa kamera yang sedang merekam momen di
Pertemuan dengan Elisa adalah sesuatu yang tidak disangka-sangka oleh Awan. Sebenarnya, meski pertemuan ini terjadi karena ketidaksengajaan sekalipun, Awan memang sudah lama ingin mencari Elisa. Terutama karena bantuan Elisa saat pertempuran di manor Sanjaya, Gina dan nenek Chiyo bisa diselamatkan dari sekapannya aliansi klan tujuh naga dan organisasi the Shadow.Hanya saja, setelah pertempuran besar itu, Awan kehilangan ingatannya dan Elisa bersama keluarga Jati yang tersisa, menghilang entah ke mana. Ditambah, saat kekalahan aliansi tujuh klan naga dan organisasi the Shadow, mereka semua masuk ke dalam daftar hitam yang dilarang masuk ke negara IndonesiaAwan baru mengetahuinya dari informasi bibi Charlote, setelah ingatannya kembali. Saat itu, Awan sempat menanyakan keberadaan Elisa pada Gina dan nenek Chiyo. Tapi, tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaan Elisa. Karena bagaimanapun, Awan berhutang permintaan terimakasih pada Elisa.Jadi, pertemuan kali ini, begitu mengejutk
Awan memikirkan ajakan Elisa sejenak. Karena dia juga belum tahu harus menemukan Karra di mana. Sehingga tidak ada adalahnya untuk memenuhi permintaan Elisha, "Baiklah, aku bisa menemanimu makan malam kalau begitu."Elisa merasa senang, "Ingat! Kamu sendiri yang mengatakannya. Katakan padaku, di mana kamu menginap? Aku akan menjemputmu jam lima sore nanti."Awan melihat ponselnya sebentar. Karena sebelum pesawatnya mendarat, asistennya sudah memesankan sebuah hotel sebagai tempat tinggalnya selama ia berada di Hong Kong, "Aku menginap di Ritz-Carlton." Jawab Awan setelah memastikannya."Baik, kalau begitu aku akan menjemputmu tepat jam lima sore ini.""Baik, aku menunggumu kalau begitu." Begitulah pertemuan mereka siang itu dan Elisa harus kembali untuk menyelsaikan beberapa pekerjaannya.Sementara itu, Awan memberi tugas pada Jackie untuk menyelidiki keberadaan Karra dan juga informasi tentang Malik's Manufacturing, untuk menemukan keberadaan Karin.Namun, nama Karin sengaja tidak d
Elisa cemberut, dia mengira telah mengejutkan Awan. Ternyata reaksi yang ditunjukkan Awan, hanya biasa saja. Ia merasa kejutannya, jadi terkesan bukan seperti kejutan lagi. Tapi, Elisa tidak berputus asa begitu saja. Karena restoran ini, memiliki menu yang tentunya bakal mengejutkan Awan nantinya.Karena itu, Elisa dengan bersemangat menjelaskan, "Aku sengaja membawamu ke sini, karena restoran ini terkenal dengan dim sum nya yang sangat enak.""Dim sum?" Tanya Awan dengan dengan kening sedikit berkerut, penasaran."Kamu tidak tahu?"Awan menggelengkan kepala dengan polos, karena ia memang belum pernah mencoba menu makanan ini sama sekali.Elisa mengerucutkan bibir dan tertawa senang. Akhirnya, ada juga sesuatu yang tidak diketahui Awan dan itu membuatnya bersemangat."Dim sum itu adalah masakan khas negara ini dan restoran ini adalah restoran penghasil dim sum terbaik. Mereka beberapa kali mendapatkan bintang Michelin, berkat masakan dim sum mereka yang terkenal akan kelezatannya.""H
"Karin." Sapa Awan dengan ekspresi terkejut, ketika melihat kehadiran Karin yang tidak terduga di sana.Hanya saja, Karin hanya menatap datar ke arah Awan. Lebih parahnya, detik berikutnya, Karin justru menatap dingin Awan dan terkesan tidak mengenalnya.Reaksi tersebut muncul, setelah Karin mendapati adanya seorang wanita cantik yang berdiri di sisi Awan. Hal itu, membuat Karin semakin membanci Awan. Bahkan, Karin tidak sudi untuk melihat wajah Awan lagi, dengan berpaling ke arah lain.Akbar Malik yang berdiri di sebelah Karin, menatap Karin dan bertanya, "Della, apa kamu mengenal pria ini? Kenapa dia memanggilmu 'Karin'?"Karin hanya menjawab dengan datar, "Aku tidak mengenalnya. Dia mungkin sedang berhalusinasi dengan berlagak mengenalku. Kamu tahu sendiri, betapa banyak fans ku yang bersikap seolah mengenalku."Jawaban Karin membuat Awan terkejut. Ia tidak menyangka, jika Karin akan bersikap seperti tidak mengenalnya.Tidak mengenalnya? Yang banar saja!"Bung, pacarku tidak mengen
"Tuan, sebaiknya anda menyerah saja! Mereka ini bukan orang yang bisa anda singgung." Manajer restoran juga mencoba meminta Awan untuk mundur. Bagaimanapun, Awan adalah pelanggannya, karena itu ia tidak ingin melihat Awan sampai celaka di restorannya.Terlebih, jika Awan sampai celaka di tempatnya, restorannya akan ikut tersorot. Karena gagal memberikan rasa aman pada pelanggan mereka. Manajer restoran tidak ingin hal ini terjadi, di samping tidak ingin pelanggannya celaka, ia juga tidak ingin reputasi restorannya terlihat buruk.Namun, Awan mengabaikan semua suara yang memintanya untuk menyerah dan mundur. Sebaliknya, ekspresinya bahkan tidak terpengaruh sama sekali, saat pemimpin bodyguar ini mendatanginya.Pemimpin bodyguard tersebut dengan percaya diri melayangkan pukulan tinjunya ke wajah Awan. Selain sebagai anggota triad, ia juga pernah melatih kemampuan bertinjunya di salah satu sasana tinju dan bahkan sempat berlaga sebagai atlet tinju profesional. Karena itulah, ia terlihat
Apakah ini masuk di akal?Begitupun dengan para pengunjung dan manajer restoran, mereka seolah sedang berhalusinasi saat itu. Mereka bahkan sempat berpikir, jika saat itu akan berakhir dengan pertempuran besar. Apalagi, si bos besar memiliki banyak pendukung di belakangnya.Bukannya terus menekan pemuda yang hanya berdua dengan pacarnya itu, si bos besar justru menawarkan damai. Baru kali ini, mereka melihat orang yang sedang unggul jumlah, sampai harus meminta damai pada mereka yang jumlahnya lebih sedikit.Saat melihat penampilan Awan, yang terlihat berkharisma, mereka berpikir, 'Apa yang istimewa dari pemuda ini, sampa-sampai orang seperti Akbar Malik menawarkan damai padanya?'Namun, saat itu Awan hanya terkekeh, menertawakan permintaan damai dari Akbar Malik, "Damai? Seingatku, orang-orang anda yang pertama kali datang dan berniat mengusir kami dari sini. Setelah mengacaukan ketenangan makan makan malam kami, anda pikir bisa mengajak damai begitu saja?"Manajer restoran dan para
"Awan?" Ulang Akbar heran, "Bukankah nama ini terlalu singkat?"Awan mengedikkan bahu dan berkata, "Mau bagaimana lagi, itu nama yang diberikan orang tuaku untukku. Apa kamu keberatan?""Hahaha, tentu saja tidak! Nama Awan adalah nama yang bagus, singkat dan mudah diingat." Ujar Akbar tanpa berani merendahkan nama Awan."Jadi, bagaimana dengan tawaranku mr. Awan?" Tanya Akbar berharap.Awan mengusap dagunya sejenak, seperti orang sedang berpikir. Saat itu, ia sempat melirik Karin. Hanya saja, tatapan Karin terlihat dingin dan seakan tidak menginginkan dirinya untuk berada dekat dengannya.'Sepertinya Karin menolak untuk mengenaliku. Baiklah, kalau begitu akan ku turuti apa maunya.' Pikir Awan.Setelah beberapa saat, Awan akhirnya berkata, "Maaf, aku tidak tertarik dengan tawaran anda.""Kamu.."Akbar terkejut dan tidak menyangka jika Awan akan langsung menolak tawarannya tanpa perlu repot-repot mempertimbangkannya. Ini seperti tamparan untuk ke tiga kali di wajahnya.Sulit untuk mengu