Hingga sepuluh menit berlalu, para pengawal ini mulai banjir keringat. Topan dan dua rekannya, bertarung layaknya orang kesurupan. Derik dan bawahannya sama sekali tidak mengenal kemampuan beladiri yang digunakan Topan, karena gerakannya begitu brutal dan tanpa teknik sama sekali. Namun, hal itulah yang justru sangat merepotkan mereka. Sekarang, keunggulan mereka terlihat justru seperti pertarungan imbang antara dua kubu. Meski taktik Derik dengan memisahkan tiga kelompok untuk memisahkan Topan dan dua rekannya. Tapi, sepertinya itu justru menjadi jalan yang sangat sulit untuk mereka lewati."Sial, bagaimana mereka bisa sekuat ini? Ini bukan level yang harusnya dikuasai oleh para gengster. Mereka.. mereka terlalu brutal." Ujar Derik terkejut.Selama ini, para pengawal ini terlalu bangga dengan kemampuan mereka, karena tidak ada yang pernah bisa untuk menyamai kemampuan mereka. Bahkan para elit pasukan khusus militer sekalipun, akan berpikir seratus kali jika ingin bertarung tangan ko
"Bos, apa kita perlu mengejar mereka?" Tanya 04 pada Topan.Topan menggeleng dan menjawab pertanyaan 04 dengan acuh tak acuh, "Tidak usah. Nanti, cukup kita kirimkan mayat orang-orang ini pada mereka." Albert segera tersadar dan menguasai ketenangan kembali, "Sekali lagi terimakasih Pak Topan. Jika bukan karena bantuan anda, tidak tahu apa yang akan mereka lakukan pada putri kami."Albert merasa sangat bersyukur, karena Tuhan telah mengirimkan Topan tepat waktu untuk menyelamatkan putrinya.Topan dengan santai melambaikan tangannya, "Tidak usah terlalu kaku begitu pak Albert. Bagaimanapun kita melayani orang yang sama. Jadi, sudah sewajarnya saya membantu anda, saat anda dan keluarga anda berada dalam kesulitan.""Maksud pak Topan, bagaimana?" Tanya Albert dengan kening berkerut bingung.Topan lalu menjelaskan dengan sopan, "Iya, saya juga bawahannya tuan Saktiawan Sanjaya dan Resto ini bahkan juga milik bos Awan. Saya kebetulan hanya mengelolanya saja atas perintah dari bos Awan."
Awan coba membuka mata bathinnya untuk menemukan keberadaan Stephen. Hanya saja, ada aura pekat berwarna merah yang menutupi penglihatannya. Otomatis, Awan tidak bisa menggunakan kemampuan perpindahan ruangnya untuk berpindah ke tempat sepupunya berada.Mau tidak mau, Awan harus menggunakan kendaraan untuk menuju Rosemary Club. Pilihan Awan jatuh pada motor sport Hayabusa koleksinya. Motor ini sudah sangat lama tidak digunakan Awan. Terakhir, motor ini hancur saat menyelamatkan paman Joe yang saat itu diserang oleh jenderal perangnya Kevin Soze, putranya ketua sekte Flamis. Motor ini merupakan edisi khusus dan hanya diproduksi sepuluh unit di dunia. Sehingga, saat itu Awan terpaksa harus mengirimnya ke negeri asalnya untuk diperbaiki ulang. Setelah sekian lama, motor ini telah dikirim kembali dan masuk dalam salah satu koleksi berharga Awan.Broom, broom!Suaranya yang khas membuat siapapun pasti betah untuk mendengarnya lama-lama. Namun, Awan tidak punya waktu lebih untuk menikmat
Mereka telah sampai di lantai teratas dan pengawal yang membawa Awan berjalan di depan Awan berhenti di depan salah satu ruangan."Saya ingatkan, agar anda tidak membuat masalah di dalam dan jangan pernah menyela madam Lilith saat ia sedang bicara, mengerti?" Ucap pengawal tersebut mengingatkan Awan, sebelum membukakan pintu.Awan hanya mengangguk santai dan bersikap seperti anak penurut. Ia tidak ingin menimbulkan masalah apapun untuk sementara ini, sampai mengetahui situasi yang terjadi dengan jelas.Sebelum masuk, Awan sempat membuka mata bathinnya sekali lagi untuk melihat situasi di dalam ruangan. Hanya saja, ruangan tersebut memiliki aura merah yang sangat pekat dan membuat mata bathin Awan tidak bisa bekerja. Sepertinya ada kekuatan yang tidak tampak, yang dapat menghalangi mata spritual Awan.Jadi, Awan hanya bisa menyerahkan pada takdir untuk apapun yang terjadi selanjutnya.Begitu pengawal di depannya mempersilakan Awan masuk, ia berjalan dengan langkah tenang. Ruangan yang
Kido termasuk orang yang ramah dan tidak ragu mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya. Berbanding terbalik dengan saudara kembarnya yang dingin.Sebagai pembuka serangan, Kido sengaja mengunakan level satu jurus tapak andalannya untuk menguji ketangguhan Awan.Duar!Suara ledakan yang memekakkan terdengar nyaring, begitu Kido yang tanpa bisa dilihat pergerakannya, ternyata sudah berada tepat di depan Awan.Telapak tangan kanan Kido terlihat membara, seperti api.Jika serangan tersebut mengenai lapisan baja yang cukup tebal, maka serangan itu akan cukup untuk membuat baja tersebut meleleh. Hanya saja, lawan yang dihadapinya adalah Awan. Saat telapak tangan mereka saling beradu, telapak tangan Awan justru mengalurkan warna berbeda dan dilingkupi oleh api biru yang lebih panas dari bara api milik Kido.Terkejut dengan kekuatan lawan, Kido segera menarik diri.Ekspresinya terlihat tercengang.Tidak banyak yang bisa menghadapi serangan telapak penghancurnya. Namun, menghadapi Awan, tid
Saat berada dalam ruangan berdua dengan Lilith, Awan baru menyadari alasan yang menyebabkan mata bathinnya tidak dapat bekerja sebelumnya, yaitu setelah melihat sebuah kalung mewah dengan permata merah yang tergantung di leher Lilith. Karena, saat Awan coba mengarahkan penglihatan spritualnya itu ke luar ruangan, mata bathinnya bisa bekerja dengan baik. Awan bahkan dapat melihat sepupunya yang saat itu sedang berada satu lantai di bawah mereka. Seperti kecendrungan Stephen selama ini, ia langsung beraksi begitu melihat wanita cantik dan sekarang sedang coba merayu seorang wanita berpenampilan menawan. Namun, saat mata bathinnya ia arahkan ke Lilith, kabut merah pekat seakan menghalanginya. Aura tersebut sangat erat kaitannya dengan kalung permata merah yang saat ini digunakan oleh Lilith. "Kamu penasaran dengan permata ini?" Tanya Lilith tanpa basa-basi ketika sekilas menangkap tatapan mata Awan mengarah ke arah dadanya. Meski semula, ia sempat ingin menggoda Awan karena tatapanny
"Baiklah, aku akan melakukannya. Tapi, dengan satu syarat." Awan tersenyum licik. Tentu saja ia tahu tingkat kesulitan dari misi ini. Yang akan ia hadapi adalah salah satu dari dua belas saint penjaga ketua klan Rosemary. Awan sudah menghadapi salah satunya, Kido Santo. Dan itu tentu saja belum kekuatan penuhnya. Andai Kido serius, mungkin Awan akan kesulitan juga jika harus melayaninya. Menyadari potensi lawan, Awan melihat peluang untuk menyisipkan tujuannya."Syarat? Syarat apa yang kamu inginkan?" Tanya Lilith curiga. Sepertinya ia sudah bisa menebak jika Awan tentu saja tidak akan begitu saja menerima permintaan mereka.Sejauh yang ia pelajari tentang track record Awan sebelum ini, pemuda ini meski terlihat polos diluaran, tapi memiliki banyak ide yang diluar dugaan dalam benaknya. Beberapa informasi yang ia dapatkan tentang Awan, pria adalah alasan kenapa organisasi bawah tanah the Shadow yang telah menguasai Asia selama se-abad menjadi hancur. Ketuanya bahkan di nusir dari ne
Benar saja, Stephen sedang nongkrong bersama sekelompok wanita dan ada dua pria dalam kelompok ini. Dari yang diketahui Awan tentang club malam milik Lilith ini, setiap lantai memiliki standar dan kelasnya sendiri-sendiri. Seperti halnya lantai tujuh ini, lantai ini diisi oleh para artis dan kalangan menengah ke atas. Biasanya para artis yang baru populer akan berkumpul dilantai ini. Namun, bagi artis atau publik figur yang sudah sangat terkenal, mereka akan memilih berada di lantai atasnya. Hal itu, dibuktikan juga oleh level kartu member yang mereka miliki. Jadi, tidak heran jika club ini memiliki gengsinya sendiri."Bro, sini!" Teriak Stephen begitu melihat kehadiran Awan di sana."Sebentar, gue harus menyambut sepupu gue dulu!"Stephen bergegas menghampiri Awan dan mengajaknya untuk duduk bersama teman-teman barunya.Awan melihat itu cukup heran dan bertanya, "Tumben-tumbennya lu main di lantai ini, bro?""Hahaha, lu gak tau, sih! Di sini artisnya masih segar-segar. Masih banyak