"Huft, kamu tidak mendengarkanku?" Ujar Tobias kesal."Memang seharusnya begitu, 'kan?" Balas Awan dengan sediit candaan sambil menaikkan sebelah alisnya.Tobias yang terlanjur kesal, terpaksa menahan kekesalannya kembali. Kalimat Awan lagi-lagi menohoknya, "Baiklah kamu menang. Dan jawabannya, Amanda baik-baik saja. Dia saat ini sedang menjalankan misi penting, untuk menguak rencana organisasi the Snake. Jadi, semua kontaknya sengaja ia non aktifkan. Amanda hanya berhubungan langsung dengan panglima tertinggi untuk melaporkan tugasnya, mengingat kerahasiaan misi ini berada di tahap satu. Jangan tanya lagi, karena hanya itu yang aku tahu.""Baiklah." Awan mengangguk, mengerti. Ia bisa bernapas lega sekarang, mengetahui jika Amanda masih baik-baik saja. Jika tidak, maka ia tidak keberatan pergi ke London sana untuk menjemput Amanda."Kalau begitu, apa tugasku?""Lihat di halaman selanjutnya!"Awan membuka halaman berikutnya dan ia terkejut, begitu mendapati ada nama blue saphire tertul
"Nak, maafkan papa, ya! Papa hampir saja membuat keputusan yang keliru." Ujar Albert menyesal, setelah kepergian Halim Pranoto dan keluarganya. Ada perasaan lega, karena beban yang selama beberapa hari terakhir menghantuinya, akhirnya terangkat. Semua itu berkat ikut campur tangan Awan yang mengambil alih masalah ini dari Albert. Entah darimana Awan mendapatkan informasi tentang kesulitan yang tengah dihadapinya. Namun, bagi Albert ini berarti satu hal, orang nomor satu RA Grup tersebut selalu memperhatikan dirinya. Terbukti, Awan baru ikut campur dalam urusan KR Steel, ketika Albert sedang berada dalam kesulitan. Jadi, meski bosnya mengawasi dirinya, bosnya tidak pernah ikut campur dalam urusan internal perusahaan, kecuali jika masalah yang sedang ia hadapi berada di luar kendalinya. Di sisi lain, Albert tampak begitu menyesal. Penyesalan tersebut tertuju pada putrinya, Calista. Hal ini sekaligus membuka mata Albert, bahwa ia tidak bisa mengatur segalanya sendirian. Jika hari ini, t
"Bung, sebaiknya kamu menyingkir dari sini dan jangan coba-coba campuri urusan kami. Jika tidak, kami tidak akan segan-segan untuk untuk menghancurkanmu." Ucap salah seorang pengawal suruhan Saras mengancam Topan.Topan mendengar ada orang mengancamnya, justru tertawa terbahak-bahak. Sudah sangat lama, ia tidak pernah mendengar ada orang yang berani mengancam dirinya. Semenjak awal karirnya dalam dunia hitam, Topan selalu menjadi pihak yang menggertak lawan dan belum pernah sebaliknya. Satu alasan kenapa ia bisa menjadi ketua cabang klan Atmaja dan bertahan di posisi tersebut dalam kurun waktu yang lama adalah karena karakter Topan yang tidak pernah mengenal yang namanya rasa takut."Apanya yang lucu, hah? Aku memperingatkanmu untuk terakhir kali, menyingkirlah! dan serahkan wanita yang ada di belakangmu itu pada kami dengan baik-baik. Dengan begitu, kami akan melupakan sikap kurang sopanmu barusan."Topan bukannya berhenti tertawa, justru malah semakin terbahak-bahak. Tawa Topan ya
Hingga sepuluh menit berlalu, para pengawal ini mulai banjir keringat. Topan dan dua rekannya, bertarung layaknya orang kesurupan. Derik dan bawahannya sama sekali tidak mengenal kemampuan beladiri yang digunakan Topan, karena gerakannya begitu brutal dan tanpa teknik sama sekali. Namun, hal itulah yang justru sangat merepotkan mereka. Sekarang, keunggulan mereka terlihat justru seperti pertarungan imbang antara dua kubu. Meski taktik Derik dengan memisahkan tiga kelompok untuk memisahkan Topan dan dua rekannya. Tapi, sepertinya itu justru menjadi jalan yang sangat sulit untuk mereka lewati."Sial, bagaimana mereka bisa sekuat ini? Ini bukan level yang harusnya dikuasai oleh para gengster. Mereka.. mereka terlalu brutal." Ujar Derik terkejut.Selama ini, para pengawal ini terlalu bangga dengan kemampuan mereka, karena tidak ada yang pernah bisa untuk menyamai kemampuan mereka. Bahkan para elit pasukan khusus militer sekalipun, akan berpikir seratus kali jika ingin bertarung tangan ko
"Bos, apa kita perlu mengejar mereka?" Tanya 04 pada Topan.Topan menggeleng dan menjawab pertanyaan 04 dengan acuh tak acuh, "Tidak usah. Nanti, cukup kita kirimkan mayat orang-orang ini pada mereka." Albert segera tersadar dan menguasai ketenangan kembali, "Sekali lagi terimakasih Pak Topan. Jika bukan karena bantuan anda, tidak tahu apa yang akan mereka lakukan pada putri kami."Albert merasa sangat bersyukur, karena Tuhan telah mengirimkan Topan tepat waktu untuk menyelamatkan putrinya.Topan dengan santai melambaikan tangannya, "Tidak usah terlalu kaku begitu pak Albert. Bagaimanapun kita melayani orang yang sama. Jadi, sudah sewajarnya saya membantu anda, saat anda dan keluarga anda berada dalam kesulitan.""Maksud pak Topan, bagaimana?" Tanya Albert dengan kening berkerut bingung.Topan lalu menjelaskan dengan sopan, "Iya, saya juga bawahannya tuan Saktiawan Sanjaya dan Resto ini bahkan juga milik bos Awan. Saya kebetulan hanya mengelolanya saja atas perintah dari bos Awan."
Awan coba membuka mata bathinnya untuk menemukan keberadaan Stephen. Hanya saja, ada aura pekat berwarna merah yang menutupi penglihatannya. Otomatis, Awan tidak bisa menggunakan kemampuan perpindahan ruangnya untuk berpindah ke tempat sepupunya berada.Mau tidak mau, Awan harus menggunakan kendaraan untuk menuju Rosemary Club. Pilihan Awan jatuh pada motor sport Hayabusa koleksinya. Motor ini sudah sangat lama tidak digunakan Awan. Terakhir, motor ini hancur saat menyelamatkan paman Joe yang saat itu diserang oleh jenderal perangnya Kevin Soze, putranya ketua sekte Flamis. Motor ini merupakan edisi khusus dan hanya diproduksi sepuluh unit di dunia. Sehingga, saat itu Awan terpaksa harus mengirimnya ke negeri asalnya untuk diperbaiki ulang. Setelah sekian lama, motor ini telah dikirim kembali dan masuk dalam salah satu koleksi berharga Awan.Broom, broom!Suaranya yang khas membuat siapapun pasti betah untuk mendengarnya lama-lama. Namun, Awan tidak punya waktu lebih untuk menikmat
Mereka telah sampai di lantai teratas dan pengawal yang membawa Awan berjalan di depan Awan berhenti di depan salah satu ruangan."Saya ingatkan, agar anda tidak membuat masalah di dalam dan jangan pernah menyela madam Lilith saat ia sedang bicara, mengerti?" Ucap pengawal tersebut mengingatkan Awan, sebelum membukakan pintu.Awan hanya mengangguk santai dan bersikap seperti anak penurut. Ia tidak ingin menimbulkan masalah apapun untuk sementara ini, sampai mengetahui situasi yang terjadi dengan jelas.Sebelum masuk, Awan sempat membuka mata bathinnya sekali lagi untuk melihat situasi di dalam ruangan. Hanya saja, ruangan tersebut memiliki aura merah yang sangat pekat dan membuat mata bathin Awan tidak bisa bekerja. Sepertinya ada kekuatan yang tidak tampak, yang dapat menghalangi mata spritual Awan.Jadi, Awan hanya bisa menyerahkan pada takdir untuk apapun yang terjadi selanjutnya.Begitu pengawal di depannya mempersilakan Awan masuk, ia berjalan dengan langkah tenang. Ruangan yang
Kido termasuk orang yang ramah dan tidak ragu mengungkapkan apa yang sedang dipikirkannya. Berbanding terbalik dengan saudara kembarnya yang dingin.Sebagai pembuka serangan, Kido sengaja mengunakan level satu jurus tapak andalannya untuk menguji ketangguhan Awan.Duar!Suara ledakan yang memekakkan terdengar nyaring, begitu Kido yang tanpa bisa dilihat pergerakannya, ternyata sudah berada tepat di depan Awan.Telapak tangan kanan Kido terlihat membara, seperti api.Jika serangan tersebut mengenai lapisan baja yang cukup tebal, maka serangan itu akan cukup untuk membuat baja tersebut meleleh. Hanya saja, lawan yang dihadapinya adalah Awan. Saat telapak tangan mereka saling beradu, telapak tangan Awan justru mengalurkan warna berbeda dan dilingkupi oleh api biru yang lebih panas dari bara api milik Kido.Terkejut dengan kekuatan lawan, Kido segera menarik diri.Ekspresinya terlihat tercengang.Tidak banyak yang bisa menghadapi serangan telapak penghancurnya. Namun, menghadapi Awan, tid