Seharusnya ia tidak perlu terlalu memikirkannya. Bagaimana pun, jejak Awan sudah tersapu dari ingatannya. Namun, perasaannya memainkan peran yang berbeda. Ia seperti begitu merindukan Awan tanpa alasan yang jelas dan mencemaskannya disaat bersamaan. Perasaan seperti itu begitu menyiksanya, bahkan otaknya yang cerdas pun tidak memiliki solusi untuk menenangkan dirinya saat ini.Rini akhirnya terpaksa harus mengantar Calista pulang hari itu, mengingat kondisinya yang tidak memungkinkan untuk lanjut mengajar.Rini tidak lama berada dirumah Calista, begitu Calista meminum obat penenang dan tertidur, Rini bergegas kembali ke kantornya.Bagi Rini, memecahkan misteri yang menimpa Calista seakan menjadi tanggung jawab moril bagi dirinya sebagai seorang sahabat.Tentu saja, tempat yang pertama ia tuju adalah ruang IT kampus. Kebetulan ia memiliki teman yang bekerja disana, Rini berpikir untuk memulai mencari jawaban dari rekaman CCTV kampus.Saat Rini datang ke ruang IT, ada beberapa pria berp
Sekarang, begitu Bram menyinggung hal ini, mau tidak mau rasa penasaran Rini jadi terpancing."Ah, sudahlah. Lupakan saja kalau aku pernah mengucapkan hal ini. Ngomong-ngomong, ada apa kamu mencariku?" Bram coba mengalihkan topik. Ia khawatir salah bicara dan berakibat pada keselamatannya. Ia tahu betapa krusialnya masalah itu, sampai-sampai ia akan tetap bersikukuh tidak tahu apa yang terjadi didalam kantin tersebut, meski pistol di arahkan dan siap diletuskan ke kepalanya. Alasan yang sama, semua CCTV didepan maupun didalam kantin sengaja dibikin rusak pagi hari sebelumnya dan ia sama sekali tidak mengetahui siapa pelakunya, sampai beberapa orang secara bergantian datang ke ruangannya dan mencecarnya dengan pertanyaan yang sama.Rini menarik napas dalam, ia terpaksa menahan rasa penasarannya dulu untuk sementara. Rini bertanya dengan nada penuh harap, "Aku bisa melihat rekaman kamera di gedung B antara jam 10 siang kemarin?"Bram terdiam dan tampak berpikir sejenak, lalu terdengar
Rini sampai berpaling ke arah Bram dengan satu kecurigaan dibenaknya, "Benar kamu tidak tahu, alasan kenapa semua kamera disana rusak secara bersamaan? Bukankah ini terlalu mencurigakan?" Rini tidak bisa menahan dirinya untuk berpikir ada yang salah disana, tidak mungkin peralatan kamera disana bisa rusak dalam satu waktu? Apalagi kamera CCTV yang dipasang adalah kamera dengan kualitas terbaik serta sistem keamanan yang ketat.Alasan utama kenapa Rini tidak dapat menahan dirinya, ia menduga jika Calista kemungkinan ada dalam kantin utama itu kemarin siang. Namun tidak seperti harapan Rini, kali ini Bram bicara dengan nada serius dan terkesan menahan suaranya."Rin, aku tahu kamu pasti curiga jika temanmu ada di kantin sana kemarin kan?""Iya, tentu saja. Bukankah sudah jelas, Calista sedang mengikuti dua orang mahasiswa itu kesana."Selanjutnya, Bram berkata dengan nada berat sekaligus mengingatkan Rini untuk tidak melangkah lebih jauh."Apa Calista baik-baik saja? Ada luka atau ses
Gumara masih kesal dengan cara musuh mengintersep serangan terakhirnya, ia sampai dipaksa harus memakan kembali serangannya sendiri dan itu membuat Gumara terlihat gusar. Namun, begitu melihat orang yang berani lancang ikut campur dalam pertarungannya, mata Gumara langsung berbinar terang. Ia dapat merasakan kekuatan besar dari nenek tua di hadapannya dan itu membuatnya menjadi lebih bersemangat. Semula ia mengira, dua dewa perang yang telah mencapai kekuatan puncak mereka berkat pil iblis, akan sanggup membangkitkan kekuatan penuhnya. Ternyata, keduanya hanya sanggup memaksa sampai 85 persen kekuatannya.Sekarang, Gumara merasa optimis jika madam Gao akan dapat membuka seratus persen kekuatannya. Membayangkan dirinya akan terlahir kembali sepenuhnya, membuat Gumara hampir saja tidak sabar.Adapun madam Gao, ia hanya mencibir sikap arogansi Gumara."Iblis hewan buas sepertimu ingin melawanku? Baiklah, mari kita lihat sejauh mana kehebatanmu." Ucap madam Gao acuh tak acuh.Gumara mes
Gumara tidak memiliki kemampuan seperti Awan yang bisa menggunakan jurus perpindahan ruang dan waktu menggunakan indera ke tujuhnya. Sebaliknya, bukan berarti ia kehabisan akal untuk mengindari serangan sekuat itu. Ketika Gumara memikirkan untuk menggunakan serangan kuat seperti itu, ia telah membuat langkah antisipasi jika musuh kembali dapat melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Satu kelebihan dari raja harimau ini selain serangannya adalah pertahanannya yang sangat kuat, ratusan bola energinya yang kembali, tidak dapat menembus perisai energi yang dibuatnya. Setelah rentetan serangan bola energi tersebut berakhir, tampak tersisa sosok Gumara ditengah, sementara terdapat kawah yang cukup besar mengelilinginya."Telekinesis." Gumam Gumara menyimpulkan jenis kemampuan lawan berdasarkan serangannya yang terakhir.Selama ribuan tahun usianya, Gumara belum pernah menghadapi lawan dengan tipe kekuatan seperti itu dan itu membuatnya gelisah. Jenis kekuatan ini menjadi tipe kekuata
Madam Gao mengangkat tangannya perlahan, perlahan tubuh Gumara yang masih melayang di udara pun mengikuti gerakan tangan madam Gao."Sial, nenek tua apa yang kamu lakukan? Bertarunglah jika kamu memang merasa hebat. Jangan gunakan sihir murahan ini?" Maki Gumara kesal.Gumara telah mencoba bergerak dan melawan kekuatan telekinesis madam Gao, tapi seluruh tubuhnya seakan terkunci mati dan tidak dapat melakukan gerakan apapun. Otomatis yang terlihat, adalah Gumara yang coba meronta namun sama sekali tidak berdaya untuk melawan."Hehehe, bukankah kamu sudah tahu kunci kekuatanku? Salahmu sendiri karena tidak mampu melawan kekuatanku yang kamu bilang murahan ini." Tawa madam Gao mengejek ketidakmampuan Gumara.Selanjutya, Gumara dipaksa berlutut dihadapan madam Gao dengan kedua tangannya merentang kesamping."A-apa yang ingin kamu lakukan?" Teriak Gumara gelisah. Ia tidak dapat menebak jalan pemikiran madam Gao, karena wanita tua tersebut terlihat begitu tenang dan sulit untuk menerka hal
Setelah beberapa serangan berikutnya, pertahanan Gumara akhirnya hancur sepenuhnya.Bug Bug BugBerikutnya, serangan Father masuk tanpa bisa dihentikan.Tubuh Awan terlihat berantakan ketika menerima serangan sebesar itu secara langsung."Tidak, hentikan! Tidaakk.." Angel melihat Awan dihajar habis-habisan oleh Father, tidak bisa menahan diri. Ia coba berlari untuk menolong Awan. Namun, Vino yang berada di dekatnya bergerak cepat menahan tubuhnya."Tidak- tidak, lepaskan aku!" Angel meronta hebat, berusaha melepaskan diri.Vino dibuat keteteran menghadapi rontaan gila Angel."Kalian jangan diam saja. Cepat bantu sini!" Teriak Vino membentak anggotanya yang terlihat kebingungan.Akhirnya setelah dibantu empat orang pengawalnya, rontaan Angel lebih bisa diredam."Tidak, lepaskan aku Vin. Awanku bisa mati, lepas!" Teriak Angel tidak menyerah begitu saja. Ia tidak bisa melihat Awan terbunuh didepannya."Tidak bisa. Disana sangat berbahaya!" Ucap Vino mengingatkan. Hampir saja ia lengah
Kehilangan Jerry akan sangat berbahaya bagi kelompok mereka, yang kalah jumlah dibanding lawan.Wajah Jerry masih sedikit pucat ketika peredaran darahnya sedikit lebih stabil akibat terkena serangan sebelumnya. Ia menyadari kesalahan fatalnya barusan, tapi tetap saja ia tidak bisa menghilangkan kekhawatirannya pada kondisi Awan.Apalagi saat itu, Awan terus-terusan dihajar musuh dan ia sama sekali tidak dapat bergerak untuk membalas ataupun sekedar melindungi dirinya.Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Awan, maka mereka tidak akan punya muka untuk menghadap leluhur mereka di akhirat nanti.Jerry dibuat tidak berdaya karena tidak bisa melindungi Awan. Jerry bangkit dengan mata menyala merah, aura dewa perangnya kembali memancar kuat."Kamu benar, saudaraku. Aku terlalu sembrono barusan. Mari, kita habisi mereka terlebih dahulu. Lalu, kita selamatkan ketua."Melihat tekad membara Jerry, Haider mengangguk tegas. Ia pun melakukan hal yang sama, mereka tidak lagi sekedar bertarung biasa
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi