Kehilangan Jerry akan sangat berbahaya bagi kelompok mereka, yang kalah jumlah dibanding lawan.Wajah Jerry masih sedikit pucat ketika peredaran darahnya sedikit lebih stabil akibat terkena serangan sebelumnya. Ia menyadari kesalahan fatalnya barusan, tapi tetap saja ia tidak bisa menghilangkan kekhawatirannya pada kondisi Awan.Apalagi saat itu, Awan terus-terusan dihajar musuh dan ia sama sekali tidak dapat bergerak untuk membalas ataupun sekedar melindungi dirinya.Jika sesuatu yang buruk terjadi pada Awan, maka mereka tidak akan punya muka untuk menghadap leluhur mereka di akhirat nanti.Jerry dibuat tidak berdaya karena tidak bisa melindungi Awan. Jerry bangkit dengan mata menyala merah, aura dewa perangnya kembali memancar kuat."Kamu benar, saudaraku. Aku terlalu sembrono barusan. Mari, kita habisi mereka terlebih dahulu. Lalu, kita selamatkan ketua."Melihat tekad membara Jerry, Haider mengangguk tegas. Ia pun melakukan hal yang sama, mereka tidak lagi sekedar bertarung biasa
Tidak tahan, Amelia memerintahkan salah seorang pengawalnya untuk menjaga ibunya. Sementara ia akan masuk ke dalam untuk mencari Hadi.Amelia berhasil masuk ke dalam aula dan sangat terkejut, begitu mendapati Hadi sudah dalam keadaan sangat menggenaskan. Ia dengan cepat mendekati Hadi yang saat itu dikawal oleh sepuluh orang pengawalnya dan juga sedang berjuang untuk menyingkirkan setiap puing bangunan yang jatuh ke arah mereka."Kakak, apa yang terjadi denganmu?" Raung Amelia dengan perasaan hancur begitu mendapati Hadi dalam keadaan yang hampir susah dikenali. Hadi masih meraung kesakitan, meski dengan suara yang sudah sangat parau. Kedua tangannya putus, matanya mengeluarkan darah segar dan tidak bisa melihat akibat racun syaraf Awan. Hadi bahkan tidak dapat melihat Amelia ada disana dan baru sadar ada Amelia disana ketika mendengar suara teriakannya barusan."Dik, kamukah itu?" Erang Hadi lemah."Iya, ini aku. Ba-bagaimana kakak bisa berakhir tragis seperti ini?" Tanya Amelia den
Amelia segera berjalan mendekati posisi Angel. Sebuah pisau kecil ditangannya sudah siap untuk memutus nyawa Angel yang saat itu sedang tidak sadarkan diri.Melihat Amelia berjalan ke arahnya sambil membawa sebuah pisau, Vino merasakan ada niat yang tidak baik darinya."Amelia, mau apa kamu kesini?" Tanya Vino ketus.Ia sadar tidak ada gunanya untuk berbasa-basi dengan Amelia, mata wanita itu sudah menyiratkan tujuannya dengan sangat jelas."Vin, serahkan gadis itu padaku!" Balas Amelia dingin tanpa basa-basi."Tidak bisa! Dia dalam penjagaanku." Tolak Vino tegas. Amelia menatap datar pada Vino. Dia masih dapat mengontrol dirinya, karena memandang keluarga Vino adalah aliansi keluarganya."Dia adalah wanita kakakku. Sekarang kakakku sudah tewas, maka wanita itu juga harus tewas untuk menemani kakakku di alam sana."Vino terkejut begitu mendengar Hadi sudah tewas. Ia melayangkan pandangannya pada kerumunan pengawal Hadi yang berada tidak jauh di belakang Amelia. Disana ia mendapati se
Saat itu, ia melihat kakaknya, Lukman Jati sedang bertarung dengan salah satu pimpinan elit klan Atmaja.Bug bugSatu persatu, anggota Vino berhasil dilumpuhkan dan kini hanya tersisa Vino seorang diri.Amelia menatap tajam Vino dan berujar dengan nada dingin, "Terakhir kalinya, kuperingatkan. Menyingkirlah!"Itu adalah peringatan terakhir dan batas kesabaran Amelia terhadap Vino. Ia mungkin tidak akan membunuh Vino, demi memandang aliansi keluarga mereka. Tapi, itu bukan berarti Amelia tidak akan menyakiti Vino jika anak bungsu Herman Jati tersebut masih nekat menghalangi jalannya.Vino merasakan kegugupan dalam dirinya, tapi ia sudah bertekad untuk melindungi Angel, apapun yang terjadi."Tidak!" Ucap Vino menguatkan dirinya.Amelia mendengus dingin, "Baiklah, kamu sendiri yang memintanya."Setelah mengucapkan itu, Amelia bergerak cepat dan tiba-tiba sudah berada dihadapan Vino.PlakTubuh Vino terlempar ke samping karena satu tamparan Amelia.Vino merasakan pandangannya berkunang da
"KAKAAAKK, TOLONG AKUU." Vino berteriak sejadi-jadinya dengan sisa kekuatannya yang terakhir. Sampai sebuah pukulan Amelia menghantam telak kepalanya dan membuat Vino kehilangan kesadarannya. Tubuh Vino dibanjiri oleh darah dan bahkan wajahnya sudah membengkak seluruhnya, dan sulit untuk dikenali.Lukman Jati sedang bertarung ketat dengan Aldo, ketika Vino berteriak meminta pertolongan. Pertarungan itu sendiri begitu intens, sehingga gangguan sekecil apapun yang dapat mengalihkan fokus akan menentukan siapa pecundang dan pemenangnya.Mendengar teriakan sang adik, Lukman mau tidak mau teralihkan konsentrasinya. Ia mencemaskan keadaan sang adik yang sampai berteriak meminta pertolongan darinya. 'Vino berada dalam bahaya?'"Kamu teralihkan, jang!" Aldo sama sekali tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia bertahan dan berusaha keras untuk dapat segera mengalahkan lawannya, demi bisa menyelamatkan Awan. Melihatkan peluang untuk menghancurkan lawan dalam satu kali serang, ia sama sekali t
"Tuan, Lukman. Tolong jangan melewati batas! Anda sudah menyerang nona Amelia, itu sudah setimpal dengan apa yang dilakukan oleh nona kami pada tuan muda Vino. Nona Amelia tidak bermaksud menyerang tuan muda Vino. Itu semua terpaksa dilakukannya, karena tuan muda Vino coba menghalangi nona Amelia untuk mengambil nona Angel." Salah seorang kepala pengawal Hadi memberanikan diri berkomentar demi menenangkan amarah Lukman Jati.Mereka sadar tidak akan dapat mencegah Lukman melakukan apapun yang diinginkannya, keselamatan Amelia terancam jika Lukman sampai berbuat nekat.Salah seorang dari mereka harus bisa menenangkan amarah tuan muda yang sedang mengamuk ini."Siapa kalian, berani mengajariku apa yang harus kulakukan?" Dengus Lukman dingin.Para pengawal ini tercekat dan merasakan keringat dingin mereka mengalir deras membasahi punggung mereka. Tapi, mereka harus tetap berusaha meyakinkan Lukman, jika tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Amelia dan tentu saja akan berimbas pada m
Kata-kata Lukman penuh dengan kesombongan dan tidak bisa ditawar-tawar.Amelia mendengar betapa sombongnya Lukman, tidak bisa menyerah begitu saja. Ia memperhatikan Lukman sejenak dan ia juga telah menerima serangan Lukman sebelumnya. Dari situ, Amelia sadar jika Lukman tidak berada dalam kondisi terbaiknya. Lukman pasti mengalami cidera dari pertarungan sebelumnya. Jika tidak, ia mungkin sudah mati saat ini.Memikirkan hal itu, Amelia tidak perlu terlalu mencemaskan kekuatan Lukman. Bagaimana pun, ia memiliki sepuluh orang pengawal bersamanya. Dua diantara mereka bahkan hampir mencapai level grandmaster setengah langkah. Jika mereka bekerjasama, tidak mustahil mereka akan dapat mengalahkan Lukman.Amelia dengan cepat memberi kode pada dua orang pengawal lainnya yang sedang menjaga Hadi. Setelah sepuluh orang pengawalnya berkumpul, Amelia berkata, "Mematahkan kedua tanganku? Jangan terlalu sombong dulu. Kalau kamu sanggup, cobalah ambil sendiri." Tantang Amelia.Kekesalannya memuncak,
Father mengambil jeda sesaat dan berbalik ke belakang, bermaksud untuk menunggu instruksi dari madam Gao. Namun, saat ia melihat madam Gao, ternyata mata orang nomor satu di organisasi the Shadow itu sudah menghitam sepenuhnya.Father terkejut, ia belum pernah melihat madam Gao dengan mata seperti itu sebelumnya. Ditambah aura yang dpancarkan oleh madam Gao, begitu mengerikan.'Apa itu artinya, madam Gao sedang menggunakan kekuatan penuhnya saat ini?'Father tidak menyadari betapa susahnya untuk mengendalikan Gumara dengan kekuatan yang hampir terbuka sepenuhnya."Father, tusuk jantungnya!" Perintah madam Gao."Hmn, baik madam." Jawab Father gugup.'Bukankah ini terlalu cepat?' Pikir Father bertanya-tanya.Namun, ia tidak berani membantah perintah madam Gao.Father hanya bisa melihat kasihan ke arah Awan, "Sepertinya ini akan menjadi akhir hidupmu, bocah."Setelah mengucapkan kalimat itu, Father mengeluarkan sebuah pedang sepanjang lengan orang dewasa. "Ini disebut pedang zeus. Kamu
"Guysss, kangeenn." "Iya, gue juga kangen ma kalian semua." "Hmn, tidak terasa waktu lima tahun begitu cepat berlalu." "Iya, gue sudah gak sabar menunggu seminggu lagi. Rasanya, kalendernya pengen gue sobek biar bisa segera bertemu kalian semua." Dalam video call tampak 7 orang, yang terdiri dari lima wanita dan dua pria saling melepas rindu satu sama lain. Suasana tampak begitu ceria dan penuh kehangatan. "Novi, dari tadi diam aja. Mentang-mentang sebentar lagi mau jadi jaksa." "Iya, kah? Pantesan Shiren dari tadi juga ikutan kalem banget, gak kayak biasanya." "Loh, Siska, lu gak tahu kalau Shiren sebentar lagi bakal jadi 'ibu' jaksa?" "Vebyyy, ember deh." "Hahaha, orangnya ngamuk. Biar yang lain pada tahu, Ren." "Tapi, gak gitu juga kali! Ah, lu juga sih. Jadi, gak surprise kan." "Hem-hem, jadi cinta lama bersemi kembali nih ceritanya." "Hahaha, lagian siapa yang bisa menolak pesona seorang jaksa sih?" "Ih, jadi karena itu Novi bawaannya kalem sekarang." "Hahaha, tidak
Keesokan harinya.Itu adalah hari yang dipenuhi kesedihan dalam klan Sanjaya. Madam Chiyo memimpin acara pemakaman hari itu. Ribuan orang dari klan Sanjaya dan klan Atmaja memadati hampir seluruh area pemakaman. Pemakaman seluas dua puluh hektar tersebut, tampak menjadi lebih kecil karena saking banyaknya orang yang hadir untuk menghadiri acara pemakaman masal hari itu.Mereka yang hadir disana hanya dari klan Sanjaya dan Klan Atmaja saja, dan beberapa lainnya dari kenalan terdekat mereka. Sesuai ramalan nenek Chiyo sebelumnya, pertempuran sehari sebelumnya telah menelan banyak korban nyawa. Jadi sangat wajar, semua orang tampak begitu sedih dan merasa kehilangan dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Tidak termasuk orang-orang Sanjaya yang berkhianat, karena mereka semua di urus oleh pihak divis zero dan militer.Saat semua orang sedang berduka, sekelompok orang baru datang meminta ijin pada penjaga yang berjaga di luar gerbang pemakaman. Sekelompk orang ini dipimpin oleh pange
Saat ia melangkah semakin jauh ke dalam alam jiwa Awan, ia menemukan sebuah tempat yang sangat gelap. Itu adalah satu-satunya tempat yang belum dilewatinya, Renata merasakan perasaan yang sangat kuat, jika Awan berada didalam sana. Renata coba mendekati tempat itu. Benar saja, ia mendapati Awan berada di dalam sana dalam keadaan terbelenggu. Lebih tepatnya, ia telah membelenggu kesadarannya sendiri. Kehilangan Angel dan juga bayi mereka, membuat pukulan yag sangat besar bagi mentalnya. Awan merasa semua itu adalah kesalahannya, karena itu ia menghukum dirinya sendri dan telah siap mati demi menebus kesalahannya tersebut. Renata ingin masuk ke dalam sana. Hanya saja, tempat itu seperti menolak kehadirannya. Renata coba berteriak sekeras yang ia mampu, namun suaranya tidak bisa tembus ke tempat Awan berada. Tidak peduli, sekeras apapun Renata berusaha. Renata menangis disana, sambil terus memanggil nama Awan. Ia tidak tahan melihat Awan menyiksa dirinya sendiri dengan menanggung s
Selain itu, ia juga telah berikrar untuk menanti Awan saat terakhir pertemuan mereka. Tapi hanya sebatas itu, tidak ada pernyataan yang menunjukkan bahwa hubungan mereka lebih dari sekedar teman.Annisa dengan malu-malu menjawab, "Kami... hanya sekedar teman dan kebetulan berasal dari kampung yang sama.""Oh." Gumam Amanda singkat. Meski tampak ragu dengan jawaban itu, karena Annisa tampak berpikir lama sebelum menjawabnya. Namun, Amanda tidak menampik kalau ia merasa lega setelah mendengar hal itu langsung dari mulut Annisa."Kalau kamu... Kamu ada hubungan apa dengan Awan? Bagaimana bisa kamu membawanya dan datang dengan cara yang 'mengejutkan' seperti tadi?"Giliran Amanda yang jadi salah tingkah dengan pertanyaan balik Annisa. Ia bingung bagaimana harus menjelaskan hubungan mereka. Keluarganya dan Ayah Awan jelas sudah membuat kesepakatan atas pertunangan mereka dan sampai detik ini ketika melihat seluruh perkembangan Awan dan juga menyaksikan kekuatannya, Amanda tidak memungkiri
30 menit sebelumnya.Amanda tidak mengerti alasan kenapa dokter wanita berkerudung di depannya itu, sampai bisa memegang segel terakhir dalam tubuh awan.'Apa hubungan Awan dengannya?'Ketika melihat betapa khawatirnya wanita yang di name tagnya itu tertulis nama 'Annisa Azzahra' tersebut pada Awan, membuat Amanda bertanya-tanya, jika hubungan keduanya pasti bukan sekedar hubungan biasa.Butuh waktu yang sangat lama bagi mereka, sampai akhirnya segel dalam tubuh terlepas. Proses tersebut pasti tidak mudah, karena begitu segel tersebut terlepas sepenuhnya dari dalam tubuh Awan, dua energi yang sebelumnya masih berada di dalam tubuh Awan, jadi menghilang sepenuhnya.Pastinya itu sangat melelahkan, terutama bagi Annisa. Tubuhnya tampak berkeringat dan pijakannya beberapa kali tampak goyah. Meski begitu, ia terlihat tidak ingin menyerah sedikitpun dan tetap berjuang untuk menyelesaikannya. Amanda juga tidak mengerti bagaimana cara Annisa melakukannya. Karena yang tampak di matanya, Annis
Mendengar pertanyaan itu, Kelvin hanya bisa tertawa pahit, "Sayangnya tidak bisa.""Kakak, apa itu artinya kami tidak akan pernah bertemu denganmu lagi?" Tanya Charlote syok.Ternyata itu adalah hari terakhir mereka bisa bertemu dengan Kelvin Sanjaya.Kelvin kembali hanya sebentar, untuk membantu Awan terakhir kalinya. Setelah itu, ia mempercayakan masa depan klan Sanjaya ditangan anaknya. Meski begitu, tidak nampak sedikitpun keraguan atau kekhawatiran di wajah Kelvin. ...Berkat campur tangan divisi zero dan juga militer, semua kekacauan tersebut berhasil di sembunyikan. Selanjutnya, peta penguasa di negeri ini pun mengalami perubahan yang sangat besar, setelah tujuh keluarga naga dikeluarkan setelah bukti keterlibatan mereka dengan organisasi ilegal the shadow begitu jelas, selanjutnya tujuh keluarga naga ini dimasukkan ke dalam daftar hitam dan tentu saja harus menerima hukuman sesuai hukum yang berlaku. Aset mereka disita sepenuhnya oleh negara, meski itu hanya berlaku untuk di
"Kakak, apa yang terjadi padamu sebenarnya" Tanya Charlote heran."Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang apa yang terjadi padaku, dik. Sekarang, keluarga ini butuh kamu. Aku sudah mewariskan posisiku pada Awan, dialah yang bertanggung jawab terhadap keluarga kita di masa depan. Karena itu, aku butuh kamu untuk membimbingnya."Begitu mendengar Kelvin menyinggung tentang Awan, Charlote baru sadar jika sedari tadi ia tidak melihat ada Awan di sana."Sekarang Awan dimana? Kenapa Aku tidak merasakan keberadaannya?"Kelvin tersenyum tipis dan berkata, "Ia berada di tempat yang aman. Nanti, kamu dapat bertanya pada paman Abimana dimana Awan. Sekali lagi, aku butuh kamu dan yang lainnya untuk membimbing Awan dalam memimpin keluarga kita."Charlote melihat Kelvin lebih dalam, ia merasa perasan tidak nyaman. Terutama karena ucapan Kelvin yang seolah menyiratkan sedang memberikan wasiat terakhir untuknya."Kakak, apa maksudmu? Bukankah kamu bisa melakukannya? Kenapa aku merasa kamu akan per
Saat madam Gao melarikan diri setelah dibiarkan pergi oleh Kelvin sebelumnya. Ternyata para pengikutnya juga ikut melarikan diri ke arah lain, karena merasa pemimpin mereka sudah kalah. Sehingga, mereka juga berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing.Kelvin melirik Abimana sejenak, lalu menjawab pertanyaan Lin, "Tidak udah! Divisi Zero akan mengurus sisanya. Dengan apa yang terjadi hari ini, mereka tidak mungkin lagi berani menginjakkan kakinya di Negeri ini. Bukankah begitu, paman Abimana?"Abimana sambil mengusap jenggotnya, mengangguk setuju dan membenarkan pernyataan Kelvin. "Benar, bukti persekongkolan tujuh keluarga naga dengan the shadow sangat jelas. Segera, negara akan memasukkan nama mereka ke dalam daftar hitam."Tidak berhenti sampai disitu, Abimana segera menambahkan, "Serta.. semua aset mereka akan disita oleh negara."Kening Kelvin dibuat berkerut, ia sama sekali tidak menyangka jika Abimana telah merencanakan ini semua. Semula, ia sudah berencana untuk men
Kelvin melakukan persis seperti janjinya pada Huo, mengirim Awan langsung pada Annisa. Hanya saja, Kelvin sengaja tidak pergi bersama mereka karena berbagai pertimbangan. Untuk menjaga kondisi Awan tetap stabil saat pembukaan penuh segel yang terdapat dalam dirinya, butuh seseorang yang cukup kuat, Amanda adalah orang yang cocok untuk tugas seperti itu."Kemana mereka perginya?" Tanya Abimana penasaran begitu melihat cucunya dan juga Awan tiba-tiba menghilang, setelah sebelumnya Kelvin sempat menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh Amanda ketika bertemu wanita yang dapat membuka segel Awan. Hanya sebatas itu, Kelvin tidak menjelaskan lebih banyak.Apalagi ketika mereka menghilang, Kelvin ternyata tidak ikut pergi bersama mereka.Kelvin batuk-batuk sejenak dan bersikap seolah semuanya berjalan normal, "Hmn, tidak apa-apa, paman. Mereka masih di kota ini, tenang saja! hahaha!""Benarkah?" Tanya Abimana ragu, "Lalu, kenapa kamu tidak ikut bersama mereka?""Yah... tentu saja karena masi