Semua orang merasa tidak enak hati, karena mereka tahu. Satu-satunya alasan Awan pergi ke Jepang adalah karena Mikha. Sekarang, Mikha telah tewas di negara mereka dan tentu itu membuat Awan bersedih. Tidak ada yang berani menjawab, sampai akhirnya Noura memberanikan diri menjawabnya. "Jenazah Mikha telah di kremasi. Kami semua menunggu keputusanmu, dek. Apa ia akan dikubur disini atau dikubur di Indonesia?"Benar saja, wajah Awan terlihat sendu sesaat. Dengan getir Awan menjawab, "Mikha dulu pernah mengatakan, kalau suatu saat ia tiada, ia ingin dikubur disebelah makam ibunya."Ya, itu hanya candaan iseng antara mereka semata dulunya. Siapa yang tahu, sekarang Mikha benar-benar telah tiada. Awan masih berat untuk menerima kenyataan, jika sekarang ia tidak lagi bisa melihat Mikha. Sebenarnya, hari itu masing-masing pasukan aliansi akan mengadakan upcara obon untuk menghormati para pahlawan yang tewas dalam pertempuran lembah Kyoto. Namun, karena Awan bersikeras untuk kembali demi bi
Melihat Awan mau bermurah hati menghapus masalah ini, Hitoshi tampak sangat lega. Ia bahkan hendak bersiap bersujud dihadapan Awan, namun cepat dicegah oleh Awan agar tidak mempermalukan kehormatan Hitoshi di depan yang lainnya."Jangan merendahkan diri padaku, senior! Hari ini, kita semua adalah keluarga. Tidak perlu merendahkan diri didepan yang lainnya."Hitoshi merasa kagum dengan kerendahan hati Awan. Ia berkata dengan penuh penghormatan, "Terimakasih atas kerendahan hatimu, Awan-sama. Mulai sekarang, kami klan Matsumoto akan mengingat kebaikan anda hari ini. Jika anda membutuhkan tangan kami di masa depan, cukup katakan dan kami akan memenuhi panggilan anda.""Terimakasih."Selanjutnya ada putri Keiko yang membungkukkan setengah badannya ke arah Awan, ia bahkan memandang Awan dengan tatapan yang berbinar dan dipeunhi rasa kagum yang luar biasa. Tentu saja, ia telah mendengar semua percakapan Awan dengan Ayahnya sedari awal, karena itu kekagumannya terhadapAwan semakin memuncak.
"Anda?" Awan coba mengingat dimana ia mengenal pria muda di depannya, karena merasa ia belum pernah bertemu dengannya."Oh, maaf. Kita belum sempat berkenalan sebelumnya." Akira bertindak begitu sopan. Akira menjulurkan tangannya, mengajak Awan berkenalan."Perkenalkan, saya Akira, putra mahkota kaisar dan ini adalah saudara perempuan saya, Misaki."Gadis manis yang berdiri disebelah Akira, sedikit menunduk dan tersenyum manis pada Awan. Awan cukup terkejut, karena pria gagah yang menemuinya adalah seorang pangeran kerajaan. Pantas saja keduanya memancarkan aura bangsawan, ternyata mereka adalah sepasang saudara yang memiliki kedudukan sangat tinggi. Awan pun menyambut perkenalan mereka dengan hangat."Kita bertemu di medan perang kemarin. Saya telah melihat bagaimana anda bertarung dan itu sungguh luar biasa. Kami mungkin tidak bisa menang tanpa bantuan anda.""Jadi kedatangan saya kali ini bermaksud memberikan lencana ini pada anda." Akira mengulurkan sebuah lencana emas se ukura
Bahkan pangeran kerajaan sekelas Akira pun tidak sungkan untuk menanyakan hal ini padanya. Awan sempat berpikir, apa di wajahnya saat ini tertulis kalimat 'menantu/ipar paling dicari' ya?Melihat sikap grogi yang ditunjukkan Awan, Misaki yang berdiri disebelah Akira merasa sangat malu. Wajahnya bahkan sudah merona merah saat ini.Ia sama sekali tidak menyangka, jika kakaknya akan menyodorkan dirinya secara langsung kepada Awan. Kakaknya bahkan tidak bertanya terlebih dahulu padanya atau bahkan mempertimbangkan perasaannya. Meski Awan adalah pria yang sangat memenuhi kriterianya, walaupun bukan berasal dari Jepang.Namun, tidak semudah itu juga membuat pengaturan sebesar itu secara tiba-tiba. Misaki sama sekali tidak siap dengan rencana yang dibuat oleh kakak dan keluarganya.Misaki melirik malu ke arah Awan, khawatir jika pemuda tampan tersebut justru akan memandang rendah dirinya karena ini. Lebih parahnya, Awan akan tersinggung dengan tawaran langsung seperti itu.Meski dalam sistem
Meski jawaban tersebut tidak memuaskannya, Akira tidak dapat lagi memaksa. Itu adalah batas sopan yang harus dihormatinya. Bagaimanapun Awan telah sopan untuk menjawab tawarannya."Baiklah, hubungi aku jika kamu sudah membuat keputusan." Komentar Akira sambil memberikan kartu namanya.Mereka bertukar kontak sesaat, karena waktunya sudah mau berangkat. Awan dengan halus meminta ijin undur diri, "Sampai jumpa lagi, pangeran Akira, putri Misaki.""Sampai jumpa.""Sampai jumpa, Awan-san. Saya harap anda selamat sampai tujuan." Ujar Misaki melepas kepergian Awan.Awan berjalan ke dalam pesawat dengan diikuti oleh Neo dan Noura yang juga sudah melakukan ritual perpisahan dengan Kunisada.Saat mereka sedang berada di dalam pesawat, Noura berkata dengan nada sarkas, " Keiko cantik dan dia juga memiliki masa depan yang cerah. Inoue, gadis ini sedikit lebih dari Keiko. Mereka berdua memiliki kecantikan yang setara, namun Inoue lebih tangguh. Kelebihan lainnya, Inoue memiliki bentuk tubuh yang l
Saat itu, Calista ditemani oleh Rini sahabatnya sedang berada di Bandara untuk menunggu kedatangan sang Ayah yang hari itu pulang dari tugas bisnisnya, dari luar Negeri.Calista sengaja menyempatkan diri menyambut kedatangan sang Ayah, karena kebetulan sedang tidak ada jadwal mengajar. Begitu pun dengan Rini, sehingga ia bersedia menemani Calista ke Bandara menjemput Albert Wibowo dari perjalanan pulang dinasnya.Tidak lama, Calista melihat Ayahnya yang sudah mengambil barang-barangnya dan sedang berjalan menuju pintu keluar Bandara."Papah." "Om Albert."Sambut Calista dan Rini saat melihat kedatangan Alber."Sudah lama? Maaf agak sedikit lama, karena Papah harus mengantri untuk mengambil barang-barang dulu.""Gak apa-apa, Pah. Kami mengerti kok.""Ya, sudah. Kalau begitu kita langsung balik saja yah! Papa sudah kangen dengan masakan mama mu." Mereka hendak kembali, namun tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Sebuah rombongan baru saja keluar dari pintu VIP, lengkap dengan sekelom
Awan yang dilihatnya saat ini, terlihat begitu berwibawa. Bahwa saking berwibawanya, Calista merasa inferior jika membandingkan dirinya dengan Awan."A-Awan?" Gumam Calista ragu-ragu.Apa mungkin ada orang yang memiliki kemiripan yang sangat identik di dunia ini?Sebagian dirinya meyakini, pria yang tampak sangat gagah dengan semua penjaga yang mengawalnya, benar adalah Awan. Namun, sebagian dirinya yang lain coba menyangkalnya. Awan yang dikenalnya adalah pria sederhana, bagaimana bisa ia tiba-tiba berubah menjadi kaya?Di sisinya, juga ada dua orang wanita cantik yang mengiringnya. Apa mereka adalah wanita Awan atau juga pengawalnya?Calista sudah sebulan lebih tidak berjumpa dengan Awan. Selama sebulan itu pula Awan tidak pernah masuk ke kampusnya dan Calista sama sekali tidak dapat menghubunginya.Saat Calista sedang kebingungan seperti itu, tiba-tiba ia mendengar Ayahnya berseru kaget disebelahnya. "Bukankah itu CEO Saktiawan Sanjaya? Beliau juga baru pulang dari luar negeri, te
"Akhirnya aku bisa menemukan kakak lagi." Suara Hanna dalam sambungan telepati mereka. Suaranya sedikit bergetar dan terisak, ada begitu banyak kerinduan dan rasa khawatir tersimpan di dalamnya.Sebulan lebih ia tidak bisa berkomunikasi dengan Awan, selama itu pula Hanna disiksa dengan perasaan cemas. Ia sangat mengkhawatirkan keadaan Awan, kalau rindu jangan ditanya. Selama sebulan itu, ia merindukan Awan siang, malam dan setiap detiknya.Selama ini, meski mereka tidak bisa bertemu. Merasakan keberadaan Awan dalam bathinnya, sudah menjadi kebiasaan dalam keseharian Hanna. Sehingga, ia sama sekali tidak perlu cemas meski tidak bisa bertemu Awan secara lahir. Ikatan bathin mereka sudah saling tersambung satu sama lainnya."Maaf, aku membuatmu cemas yah? Kakak baik-baik saja." Awan coba bicara setenang mungkin. Meski saat itu, ia sedang mengatur persiapan pemakaman Mikha. Tidak banyak persiapan, karena Mikha hanya menginginkan prosesi pemakaman yang sederhana."Kak Awan yang kuat dan s