Jika saja wanita paling sabar di dunia diurutkan namanya, maka nama Shafita pasti akan menempati nomor urut pertama.
Selama Geovane mengenal Shafita sejak masa Sekolah Menengah Pertama, ia sudah melihat dengan jelas bagaimana kesabaran yang dipancarkan oleh wanita tersebut. Saat masa sekolah dulu, Shafita tidak tergolong sebagai siswi yang mempunyai teman dalam jumlah banyak.Jika Geovane tidak salah mengingat, Shafita tidak memiliki teman dekat lebih dari dua orang. Itu pun, sangat jarang menjalin kebersamaan. Shafita lebih banyak menghabiskan waktunya sendirian. Dia bukanlah seorang kutu buku yang senang menyendiri dan hanya ditemani oleh sebuah buku yang hanya berisi tulisan, tetapi Shafita adalah orang yang gemar menyendiri dan hanya menghabiskan waktunya untuk diri sendiri.Wanita penyabar tersebut tidak tampak terganggu dengan perilakunya tersebut, dia sangat menikmati setiap waktu kesendiriannya. Shafita pun merupakan pribadi yang sangat sederhana dan tidak neko-neko. Dan hal tersebutlah yang membuat Geovane akhirnya memutuskan untuk menjadikan Shafita menjadi kekasihnya.Menjadi kekasih Shafita, tidak membuat wanita tersebut menuntut banyak hal padanya. Termasuk soal kesetiaan yang sesungguhnya. Geovane memang tidak mengingkari hubungan mereka—dalam artian ia tidak menjalin hubungan yang bisa disebutkan secara spesifik dengan wanita lain.Namun, bukan kesetiaan yang sesungguhnya yang bisa Geovane berikan.
Ia menjalin banyak kedekatan yang tidak bisa dikatakan sebagai kedekatan ‘teman biasa’ dengan banyak wanita, termasuk dengan sekretarisnya sendiri yang bernama Jesslyn.Geovane pun sama sekali tidak menyembunyikan hal tersebut dari Shafita, karena ia sama sekali tidak berniat untuk menyembunyikan apa pun dari kekasihnya tersebut. Bahkan, bukan hal asing bagi Geovane untuk bermesraan dengan wanita lain di hadapan Shafita.
Pernah suatu ketika, Geovane mengajak Jesslyn ketika ia mempunyai janji makan malam berdua dengan Shafita. Ia membawa kedua wanita tersebut ke sebuah restoran mewah yang mana membuatnya harus kehilangan lima puluh juta hanya untuk porsi makanan yang kecil.
Namun, itu tentu bukanlah sesuatu yang merugikan bagi seorang pengusaha muda yang sukses mendunia seperti Geovane.
Geovane ingat betul jika mereka menempati meja nomor 34 yang membuat mereka disuguhi pemandangan buatan yang sangat indah. Mereka duduk melingkar, dengan meja kecil yang menjadi penghalang. Saat itu Shafita mengenakan pakaian yang simpel dan sopan, seperti biasanya. Dan sama seperti Shafita, Jesslyn pun mengenakan pakaian seperti biasanya.Namun, sudah dapat dipastikan bahwa taraf ‘biasa saja’ bagi seorang Shafita dan Jesslyn sangatlah berbeda jauh. Karena Jesslyn pada saat itu mengenakan pakaian yang sangat memperlihatkan bagaimana kemolekan tubuhnya. Bahkan karena hal tersebut membuat banyak pria yang menatapnya penuh minat, kecuali Geovane yang tampak biasa saja dan terkesan tak peduli akan bagaimana penampilan sekretarisnya tersebut.Pada saat itu, Jesslyn mencoba untuk mencairkan suasana yang terasa tidak menyenangkan karena Shafita yang menunjukkan mimik wajah yang tidak suka dengan kentara. Jelas sekali jika kekasih Geovane tersebut tidak mencoba untuk menyembunyikan perasaannya.“Tidakkah malam ini merupakan malam yang sangat indah?” tanya Jesslyn dengan melihat ke arah Geovane dan Shafita secara bergantian, tetapi jelas tatapannya lebih dominan ke arah Geovane. Hal tersebut membuat Shafita semakin menunjukkan raut wajah tidak suka.“Ah tidak! Aku tidak setuju denganmu! Menurutku malam ini adalah malam yang buruk karena sepertinya malam ini banyak kupu-kupu malam yang berkeliaran. Kau tahu bukan jika itu sangat berbahaya?” balas Shafita dengan nada yang sarat akan sindiran untuk Jesslyn yang berpakaian terlampau seksi dan tengah menjadi orang ke-tiga dari acara makan malam sepasang kekasih.Geovane yang sudah mulai merasakan adanya aura negatif yang dipancarkan oleh dua wanita yang datang bersamanya mulai menarik napas dan mempersiapkan telinganya untuk mendengarkan perdebatan yang akan mereka ciptakan.Shafita dan Jesslyn adalah air dan minyak yang tidak akan bisa menyatu, bahkan ketika tangan sudah berusaha mengaduknya dengan tempo yang sangat kuat.
Seharusnya Geovane sudah menyadari jika merupakan kesalahan yang sangat tidak bijak untuk dilakukan karena mengajak Shafita dan Jesslyn untuk makan malam di saat yang bersamaan. Setelah membuat janji makan malam bersama Shafita, Geovane seolah melupakan fakta jika kekasihnya tersebut mempunyai hubungan yang buruk dengan sekretarisnya. Dan tanpa pertimbangan ia menghubungi Jesslyn setelahnya.Sekarang, Geovane mulai menyesali keputusannya. Apalagi ketika perdebatan mereka mulai berlanjut.Jesslyn kembali menyahuti ucapan Shafita yang sangat jelas ditunjukkan olehnya. “Kau benar, kupu-kupu malam sangat berbahaya bagi wanita yang tidak memiliki daya pikat yang kuat. Apalagi wajahnya yang tidak secantik wanita yang menjadi incaran banyak pria. Pasangan wanita yang tidak menarik tersebut pasti akan dengan mudah direbut oleh kupu-kupu malam.”“Beruntungnya wajahku tidak kalah cantik dari kupu-kupu malam, hanya saja make-up yang aku kenakan kalah tebal. Dan hal tersebut tidak perlu aku lakukan, untuk apa menebalkan muka? Aku memiliki rasa malu yang cukup.” Shafita tersenyum manis yang tampak mengerikan di mata Geovane.Di tengah perdebatan yang sedang berlangsung, Geovane justru memakan makannya dengan santai. Tidak akan mencoba untuk melerai keduanya kecuali jika nanti mereka sudah menciptakan keributan yang akan membuat pengunjung lain terganggu.Memang ada pepatah yang mengatakan sedia payung sebelum hujan. Yang mengartikan bahwa seseorang harus berusaha melakukan sesuatu sebelum sesuatu yang buruk terjadi. Namun, Geovane tahu jika Shafita tidak akan membuat keributan. Seperti yang dikatakannya tadi, wanita tersebut mempunyai malu yang cukup.“Oh jadi wajahmu ini sudah yang paling cantik versimu? Aku jadi tidak bisa membayangkan bagaimana jika wajahmu sedang jelek. Walau riasan wajahmu tidak tebal, tapi aku yakin bahwa kau masih mengenakan riasan. Aku jadi ingin tahu bagaimana wajahmu ketika bangun tidur,” ujar Jesslyn dengan tatapan mengejek. Shafita memang tidak bisa dikatakan jelek, tetapi Jesslyn merasa lebih cantik dan molek daripada Shafita.Namun, Jesslyn harus menelan kepercayaan dirinya mentah-mentah ketika Geovane yang menimpali ucapannya.“Shafita sangat cantik, dengan ataupun tanpa riasan wajah. Apalagi ketika bangun tidur, dia terlihat sangat menawan di mataku.”Geovane mengutarakan pendapatnya, tanpa maksud untuk membela Shafita. Ia hanya mengutarakan apa yang ada dalam benaknya mengenai Shafita dengan jujur tanpa unsur melebih-lebihkan.Hal tersebut membuat Shafita tersenyum penuh kemenangan atas Jesslyn. Ia merasa jika Geovane selalu membantunya setiap kali Jesslyn mencoba untuk menjatuhkannya. Di saat-saat seperti ini, Shafita sering merasa jika Geovane sangat mencintainya.Geovane tidak merasa ataupun berpikir bahwa Shafita merupakan wanita yang sempurnya. Karena ia tahu jika di dunia ini tidak ada yang benar-benar hidup tanpa cela dan kekurangan. Lagi pula, Geovane sama sekali tidak membutuhkan wanita yang sempurna dan serba bisa.Karena, Geovane bisa melakukan apa pun untuk dirinya sendiri.Salah satunya dalam bidang memasak. Shafita sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut. Dan itu sangat berbanding terbalik dengan sosok Geovane yang pandai meracik makanan.Jika sudah begini, Shafita yang bingung untuk menemukan kekurangan yang ada dalam diri kekasihnya tersebut.Dan memang Geovane sama sekali tidak mengharapkan jika Shafita menemukan kekurangannya. Tampan, tajir, dan multitalenta. Bukankah hal tersebut sangat sempurna untuk didengarkan?Apa lagi yang wanita cari dari seorang pria selain ciri-ciri yang Geovane miliki?Geovane tidak ingin menganggap dirinya sempurna, tetapi
Merupakan hal lumrah bagi Shafita untuk menjadikan rumahnya sebagai tempat pertemuan para kolega bisnis. Tidak, ini bukan kolega bisnis yang dimilikinya. Karena sangat jelas jika dirinya bukanlah wanita yang memiliki karier melejit. Shafita hanya wanita biasa yang menghabiskan waktunya di dalam rumah dengan kegiatan yang tentu semua orang akan bisa membayangkannya seperti apa. Bukan pula kolega bisnis kedua orang tuanya. Karena, walaupun ia tidak terlahir dari keluarga yang patut dikatakan miskin, dirinya pun tidak terlahir dari keluarga yang pantas untuk disebutkan kaya raya. Shafita biasa menyebutnya sedang-sedang saja. Ia hidup dalam porsi yang pas tanpa kelebihan ataupun kekurangan suatu apa pun. Dan yang telah berada di dalam rumahnya sejak tiga puluh menit yang lalu adalah kolega bisnis dari Geovane. Jumlahnya sekitar tujuh orang. Empat orang di antara mereka adalah pria dan tiga orang lainnya berjenis kelamin wanita yang mana Shafita tebak meru
Jika diperhatikan secara lebih mendalam, laporan yang dibuat oleh Jesslyn masih dan selalu saja ada kesalahan. Namun, entah mengapa sampai sekarang Geovane masih saja mempertahankan wanita tersebut yang padahal jika dinilai dari kinerjanya maka Jesslyn bukanlah karyawan yang patut untuk dipertahankan.Wanita tersebut lebih banyak menghabiskan waktu untuk berusaha menarik perhatian dan mendekati Geovane. Dan Geovane sendiri tidak menyukai tabiat Jesslyn yang seperti itu tetapi juga tidak melarangnya. Sekarang, keningnya berkerut-kerut karena membaca laporan yang dituliskan oleh Jesslyn. Yang diterimanya kini bukanlah data perusahaan, melainkan data keuangannya pribadi yang dikelola oleh seorang akuntan.Sebelum memberikan laporannya secara langsung pada Geovane, seorang akuntan yang bekerja padanya akan mengirimkan laporan dalam bentuk yang masih kasar untuk selanjutnya diserahkan pada Jesslyn yang akan membuatkan laporan akhir. Sebenarnya tugas tersebut masih tanggung
Geovane merebahkan tubuhnya di atas sofa yang ada di ruangan kerjanya. Hal santai semacam itu tak akan dilakukannya jika masih dalam waktu bekerja. For your information, Govane adalah salah satu jenis manusia yang sangat gemar bekerja dan menjunjung tinggi pekerjaannya. Karena bagi Geovane, pekerjaan adalah sumber kehidupannya.Kini waktu menunjukkan pukul tujuh malam, di mana semua karyawannya telah pulang ke rumah masing-masing kecuali para petugas kebersihan dan anggota keamanan yang bertugas malam hari. Di dalam ruangannya, Geovane merenung sendirian.Sebenarnya tidak dapat dikatakan merenung karena alasannya berada di sini adalah karena ia kelelahan. Hari ini pekerjaannya terasa lebih berat, atau mungkin Geovane yang tidak semangat. Berkali-kali Geovane menghirup dan mengeluarkan napas dengan cara yang kasar.Di luar ruangan, ada Justin yang setia menunggunya. Tetapi Geovane belum berniat untuk ke luar. Rasanya ia masih merasa betah untuk
Sudah tujuh menit berlalu Shafita berkutat di ruang kerja milik Geovane yang ada di rumah Shafita. Karena kekasihnya tersebut sering berkunjung ke rumahnya, Shafita mengubah salah satu ruangan di rumahnya untuk menjadi ruang kerja Geovane.Seperti saat ini, Geovane membawa seluruh laporan keuangan pribadinya selama satu tahun ke belakang. Dari mulai laporan yang dibuat oleh akuntan kepercayaannya yang sudah berhenti bekerja hingga laporan keuangan yang tiga bulan belakangan ini dibuat oleh Jesslyn.“Shafita, jangan gunakan dendam kesumatmu terhadap Jesslyn untuk menyelidiki kasus ini.” Itu merupakan kalimat peringatan yang diucapkan oleh Geovane ketika Shafita mulai memeriksa laporan-laporan keuangan di tangannya.Hal tersebut membuat Shafita memanyunkan bibirnya karena merasa jika Geovane terlalu peduli pada sosok Jesslyn. Bukankah wajar bila Shafita menaruh kecurigaan terhadap Jesslyn mengingat jika wanita itu yang telah membuat laporan tiga bulan
Dua ponsel kini berada di tangan Shafita, dan dua benda canggih tersebut bukanlah miliknya. Bukan pula milik Geovane yang kini sibuk menandatangani beberapa berkas setelah membacanya. Ponsel pertama adalah milik Jesslyn, si sekretaris penggoda yang sangat Shafita tidak suka. Katakanlah dirinya cemburu, bukankah hal tersebut memang wajar?Dan ponsel ke-dua adalah milik Joshua, yang kini menjabat sebagai akuntan Geovane. Dua benda tersebut dikumpulkan atas perintah Geovane dengan cara dadakan agar tidak ada pihak yang bisa mempersiapkan perubahan terlebih dahulu. Geovane yang telah mengambil benda-benda ini dari pemiliknya secara langsung.Shafita bisa saja memeriksa ponsel mereka olehnya sendiri, tetapi ia takut membuat kesalahan yang malah akan membuatnya terlibat dalam masalah. Untuk mencegah hal tersebut, akhirnya Shafita memanggil Geovane untuk mendekat ke arahnya. “Geovane, kemarilah. Jika nanti yang kutemukan bersalah adalah Jesslyn kau pasti akan mengira ji
Tidak biasanya Jesslyn merasakan ada aura menegangkan ketika kakinya masuk ke dalam ruangan milik Geovane. Biasanya, sensasi yang ia rasakan ketika berada di dalam ruangan yang serba mewah tersebut adalah perasaan menyenangkan dan indah. Tidak pernah sekali pun Jesslyn merasakan ketegangan seperti saat ini selain hari ini dan ketika pertama kalinya ia melamar pekerjaan di perusahaan Geovane.Bosnya sendiri yang tak lain adalah Geovane kini menatapnya dengan tajam. Matanya tak lepas dari Jesslyn yang kini berdiri kaku bagaikan patung yang pahatannya tak sempurna. Sorot tajamnya memerhatikan setiap gerak dan setiap gerik yang dilakukan oleh Jesslyn. Dimulai dari wanita yang berpakaian terbuka itu yang berulang kali merapikan rambutnya yang padahal sama sekali tidak tertiup angin, karena memang tidak ada angin kencang yang masuk ke dalam ruangan Geovane.Hingga kemudian Jesslyn yang semakin gelisah dan tak nyaman hanya untuk sekadar berdiri dengan tenang di atas kakinya s
Shafita sangat menyadari jika dirinya tidak sebanding dengan Jesslyn, seorang sekretaris yang sangat pintar dan juga cantik. Penampilannya yang selalu modis menjadi daya tarik yang tidak bisa dielakkan. Sebagai wanita saja Shafita mengakui jika Jesslyn sangat cantik, mungkin juga karena bakatnya yang pandai merias diri.Dan Geovane, Shafita terkadang merasa minder jika berdekatan dengan pria sukses seperti kekasihnya tersebut. Bujangan kaya raya yang disukai banyak wanita. Jika diadakan absen wanita yang menjadi saingannya, maka Jesslyn bukanlah satu-satunya wanita yang gemar mendekati Geovane. Ada banyak wanita yang sangat menyukai dan selalu terang-terangan menunjukkan perasaannya terhadap Geovane.Hanya saja, di antara mereka semua Jesslynlah yang paling beruntung karena wanita itu dapat menjadi sekretaris Geovane yang membuatnya bisa berdekatan dengan pria idolanya dengan waktu yang sangat banyak. Bahkan lebih banyak daripada Shafita yang berstatus sebagai kekasih
Kini hanya tinggal Shafita dan Geovane saja yang piknik. Tentu saja Shafita merasa sangat senang menyadari hal tersebut. Sebab, hal-hal seperti inilah yang diinginkan olehnya. Menikmati waktunya bersama Geovane tanpa ada kehadiran Jesslyn yang selalu saja mengundang kecemburuannya sebagai seorang wanita.Geovane dan Shafita duduk dengan posisi yang berhadapan. Pria kaya raya itu sejak tadi tak henti memandangi wajah Shafita sambil memakan beberapa potong roti. “Apa kau merasa senang karena aku mengusir Jesslyn dari acara piknik kita ini?”Kalimat tanya yang Geovane utarakan rupanya membuat Shafita langsung mengangkat tatapannya. Wanita itu menghembuskan napas panjang beberapa kali sebelum akhirnya berdecak dengan kesal. “Mengapa kau bertanya mengenai sesuatu yang jawabannya sudah kau tahu? Tentu aku merasa sangat senang karena akhirnya kau menyingkirkan dia dari acara kita. Aku sangat tidak menyukainya, dan kau sangat tahu hal tersebut.”“Aku hanya ingin kau menikmati kebersamaan k
Geovane benar-benar tidak tahu diri, ia merangkul bahu Jesslyn sesuka hatinya ketika mereka sampai di taman yang akan dijadikan sebagai tempat untuk berpiknik. Jika orang lain tidak tahu bahwa Shafita adalah wanita yang berstatus sebagai kekasihnya, maka orang tersebut pastilah berpikir jika Jesslyn-lah kekasih dari Geovane.Justin yang berjalan di belakang tubuh Shafita sambil membawa perlengkapan piknik mereka sampai merasa tak enak hati.Sebagai kakak dari Jesslyn dan juga tangan kanan dari Geovane, tentu saja Justin tahu akan kedekatan sejenis apa yang sering dipertontonkan oleh keduanya. Ia terkadang merasa kasihan pada Shafita yang harus tetap sabar menghadapi kekasihnya.“Sepertinya di sini saja, tidak terlalu panas karena ada pohon besar yang akan menjadi payung alami untuk kita,” tunjuk Geovane pada salah satu titik yang memang terlihat sangat nyaman untuk dijadikan sebagai tempat piknik.Dengan sigap, Justin langsung menurunkan perlengkapan yang dibawa oleh kedua tangan
Tanpa tahu malu, Geovane bersantai di rumah milik Shafita. Ruang utama di rumah itu telah berubah bak kapal pecah yang tak terjamah. Bagaimana tidak, ada banyak sampah yang berserakan, posisi sofa pun sudah tak rapi seperti sebelumnya. Sang tuan rumah masih belum tahu akan hal tersebut. Wanita itu masih bergelung di dalam kamar karena memang hari baru beranjak pagi. Geovane menginap, dan kekasihnya masih marah. Meminta untuk dimengerti tetapi Geovane tak merasa ada sesuatu yang harus ia mengerti. “Tuan Geo,” panggil seseorang yang tak lain adalah Jovano, pria itu baru saja masuk. Ia tak datang sendirian, melainkan bersama seorang wanita di belakangnya. Wanita yang ada di belakang tubuh Jovano pun langsung menyunggingkan senyum yang manis dan juga sensual, ia adalah Jesslyn. Geovane memang sengaja meminta kakak beradik itu untuk datang ke rumah Shafita. Hari ini, Geovane ingin menghabiskan waktunya untuk bersantai, dan ia sengaja mengajak Jesslyn agar waktu bersantainya jauh lebih m
Shafita memerhatikan Geovane yang kini tengah asyik memasak di dapurnya dengan perasan yang kesal. Dan memang ia merasa sangat kesal pada kekasihnya tersebut. Shafita merasa jika ia tidak mau terus menjadi wanita lemah dan hanya diam saja melihat semua kelakuan yang ditunjukkan oleh Geovane. Semakin hari, Shafita semakin menyadari saja bahwasanya kedekatan yang terjalin di antara Geovane dan juga Jesslyn bukanlah kedekatan yang wajar antara bos dan juga sekretarisnya. Dan tentu saja hal tersebut sangat mengganggu perasaannya sebagai seorang wanita. “Makanan yang aku masak tidak gosong sama sekali, tetapi kenapa kau menatapku dengan sangat tajam seperti itu?” tanya Geovane seraya menuangkan sup yang telah dibuatnya ke mangkuk yang sudah ia sediakan. Dari tadi ia hanya diam bukan karena dirinya yang tidak menyadari tatapan tajam yang diberikan oleh kekasihnya. Hanya saja, Geovane merasa aneh dengan tingkah Shafita yang kurang bersahabat hari ini. Bahkan Shafita kini enggan untuk menja
Shafita sangat menyadari jika dirinya tidak sebanding dengan Jesslyn, seorang sekretaris yang sangat pintar dan juga cantik. Penampilannya yang selalu modis menjadi daya tarik yang tidak bisa dielakkan. Sebagai wanita saja Shafita mengakui jika Jesslyn sangat cantik, mungkin juga karena bakatnya yang pandai merias diri.Dan Geovane, Shafita terkadang merasa minder jika berdekatan dengan pria sukses seperti kekasihnya tersebut. Bujangan kaya raya yang disukai banyak wanita. Jika diadakan absen wanita yang menjadi saingannya, maka Jesslyn bukanlah satu-satunya wanita yang gemar mendekati Geovane. Ada banyak wanita yang sangat menyukai dan selalu terang-terangan menunjukkan perasaannya terhadap Geovane.Hanya saja, di antara mereka semua Jesslynlah yang paling beruntung karena wanita itu dapat menjadi sekretaris Geovane yang membuatnya bisa berdekatan dengan pria idolanya dengan waktu yang sangat banyak. Bahkan lebih banyak daripada Shafita yang berstatus sebagai kekasih
Tidak biasanya Jesslyn merasakan ada aura menegangkan ketika kakinya masuk ke dalam ruangan milik Geovane. Biasanya, sensasi yang ia rasakan ketika berada di dalam ruangan yang serba mewah tersebut adalah perasaan menyenangkan dan indah. Tidak pernah sekali pun Jesslyn merasakan ketegangan seperti saat ini selain hari ini dan ketika pertama kalinya ia melamar pekerjaan di perusahaan Geovane.Bosnya sendiri yang tak lain adalah Geovane kini menatapnya dengan tajam. Matanya tak lepas dari Jesslyn yang kini berdiri kaku bagaikan patung yang pahatannya tak sempurna. Sorot tajamnya memerhatikan setiap gerak dan setiap gerik yang dilakukan oleh Jesslyn. Dimulai dari wanita yang berpakaian terbuka itu yang berulang kali merapikan rambutnya yang padahal sama sekali tidak tertiup angin, karena memang tidak ada angin kencang yang masuk ke dalam ruangan Geovane.Hingga kemudian Jesslyn yang semakin gelisah dan tak nyaman hanya untuk sekadar berdiri dengan tenang di atas kakinya s
Dua ponsel kini berada di tangan Shafita, dan dua benda canggih tersebut bukanlah miliknya. Bukan pula milik Geovane yang kini sibuk menandatangani beberapa berkas setelah membacanya. Ponsel pertama adalah milik Jesslyn, si sekretaris penggoda yang sangat Shafita tidak suka. Katakanlah dirinya cemburu, bukankah hal tersebut memang wajar?Dan ponsel ke-dua adalah milik Joshua, yang kini menjabat sebagai akuntan Geovane. Dua benda tersebut dikumpulkan atas perintah Geovane dengan cara dadakan agar tidak ada pihak yang bisa mempersiapkan perubahan terlebih dahulu. Geovane yang telah mengambil benda-benda ini dari pemiliknya secara langsung.Shafita bisa saja memeriksa ponsel mereka olehnya sendiri, tetapi ia takut membuat kesalahan yang malah akan membuatnya terlibat dalam masalah. Untuk mencegah hal tersebut, akhirnya Shafita memanggil Geovane untuk mendekat ke arahnya. “Geovane, kemarilah. Jika nanti yang kutemukan bersalah adalah Jesslyn kau pasti akan mengira ji
Sudah tujuh menit berlalu Shafita berkutat di ruang kerja milik Geovane yang ada di rumah Shafita. Karena kekasihnya tersebut sering berkunjung ke rumahnya, Shafita mengubah salah satu ruangan di rumahnya untuk menjadi ruang kerja Geovane.Seperti saat ini, Geovane membawa seluruh laporan keuangan pribadinya selama satu tahun ke belakang. Dari mulai laporan yang dibuat oleh akuntan kepercayaannya yang sudah berhenti bekerja hingga laporan keuangan yang tiga bulan belakangan ini dibuat oleh Jesslyn.“Shafita, jangan gunakan dendam kesumatmu terhadap Jesslyn untuk menyelidiki kasus ini.” Itu merupakan kalimat peringatan yang diucapkan oleh Geovane ketika Shafita mulai memeriksa laporan-laporan keuangan di tangannya.Hal tersebut membuat Shafita memanyunkan bibirnya karena merasa jika Geovane terlalu peduli pada sosok Jesslyn. Bukankah wajar bila Shafita menaruh kecurigaan terhadap Jesslyn mengingat jika wanita itu yang telah membuat laporan tiga bulan
Geovane merebahkan tubuhnya di atas sofa yang ada di ruangan kerjanya. Hal santai semacam itu tak akan dilakukannya jika masih dalam waktu bekerja. For your information, Govane adalah salah satu jenis manusia yang sangat gemar bekerja dan menjunjung tinggi pekerjaannya. Karena bagi Geovane, pekerjaan adalah sumber kehidupannya.Kini waktu menunjukkan pukul tujuh malam, di mana semua karyawannya telah pulang ke rumah masing-masing kecuali para petugas kebersihan dan anggota keamanan yang bertugas malam hari. Di dalam ruangannya, Geovane merenung sendirian.Sebenarnya tidak dapat dikatakan merenung karena alasannya berada di sini adalah karena ia kelelahan. Hari ini pekerjaannya terasa lebih berat, atau mungkin Geovane yang tidak semangat. Berkali-kali Geovane menghirup dan mengeluarkan napas dengan cara yang kasar.Di luar ruangan, ada Justin yang setia menunggunya. Tetapi Geovane belum berniat untuk ke luar. Rasanya ia masih merasa betah untuk