Share

Part 66

Author: Manda Azzahra
last update Last Updated: 2022-04-12 16:09:36

"Jangan sok perhatian!" ketusku. Lalu melirik kembali ke arah Kahfi yang terdiam dengan ucapan Erik. 

"Kau masih ingin menemani Elena di sini?" Aku kembali mengintimidasinya. "Kau bisa masuk ke ruangan itu, dan tidur seranjang dengan si jalang itu!" umpatku kasar. "Aku bisa pulang sendiri."

Aku bangkit, dan langsung berjalan  meninggalkan mereka. Aku bahkan tak pamit pada Mamanya Erik. 

Mengesalkan! 

Terdengar suara langkah yang mengikutiku dari belakang. Dan itu pasti suamiku, yang mengatur langkah agar tetap berada di belakangku. Kembali pada posisi seperti dulu. 

Kami saling terdiam, saat kendaraan kembali melaju. Aku bersandar tanpa suara. Merasakan dadaku yang masih terasa panas. Tak adakah yang peduli pada perasaanku? Aku juga butuh perhatian. Bukan hanya Elena. 

Oh, damn! 

Aku benci situasi ini. Membuatku kembali membayangkan sesuatu, yang bisa membuatku melupakan semua masalah.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tiah
Cemburu gk jelas tapi masih menutupi sesuatu dri kahfi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 67

    Aku semakin sesenggukan berada dalam dekapannya. Kini aku tahu ia masih Kahfi-ku yang dulu. Aku bisa merasakan itu. Berada dalam pelukannya, terasa begitu menenangkan. Membuatku dadaku yang tadi sesak, menjadi lega. Dan aku tak ingin hal ini berakhir sampai kapan pun."Kau masih percaya padaku kan, Fi?" Aku mendongak, menatap wajahnya. Kuusap rambutnya lurusnya, yang tampak masih rapi."Ya. Apa ada sesuatu yang sedang kau lakukan?" Senyum manis terulas dari bibir seksinya. Membuatku merasa semua permasalahan telah berakhir. Tak ada lagi amarah dari raut wajahnya.Ya. Hanya senyum dan kepercayaan itu yang kubutuhkan saat ini. Aku mengangguk, mengiyakan."Aku hanya tak ingin masalah Elena melibatkan keluarganya, Fi. Aku juga tak ingin berita ini ikut mencoreng nama Papa. Dia bahkan menamparku hanya karena masalah foto. Bagaimana jika video Elena ikut tersebar? Dia mungkin akan mengamuk, atau bahkan mengusir keluarga itu. Papa

    Last Updated : 2022-04-12
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 68

    "Aku akan lebih mendalami kasus ini," sahutnya, penasaran. "Bisakah aku kau membawanya untuk menemuiku?"Aku menarik sudut bibirku. Jelas laki-laki yang baru kukenal ini, begitu merasa tertantang dengan segala penuturanku tentang Elena. Kuharap dia akan fokus, dan meluangkan lebih banyak waktu untuk masalah ini."Itu yang membuatku semakin merasa cemas, Dokter.""Ada apa?""Dia sedang kritis saat ini," ucapku begitu saja.Dia terlihat begitu terkejut. Lalu aku kembali menceritakan apa yang telah dilakukan gadis bodoh itu, hingga harus berakhir di ruang ICU."Malang sekali nasibnya," lirihnya. Raut wajahnya terlihat merasa begitu prihatin."Ya. Tidakkah bajingan yang membuatnya seperti itu pantas untuk mati?" Aku mulai tersulut emosi, sembari menatap wajahnya..Aku menghempaskan diri di ranjang, begitu pulang ke rumah. Menscroll satu persatu follower Dokter Satya. Mencari tahu, apa saj

    Last Updated : 2022-04-12
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 69

    Mereka serempak menoleh ke arahku. Gurat keterkejutan terlihat jelas di wajah wanita berbibir pucat itu."Key? Tante...." Dia terlihat ragu meneruskan kata-katanya."Kenapa di sini? Siapa yang menjaga Elena?" ketusku."A_ada Erik dan Papamu di sana." Wanita itu terlihat gugup, kemudian tertunduk diam."Masuk saja. Kenapa menemui pria lain tanpa sepengetahuan Papa? Ingin kembali menjalin hubungan di belakangnya?" Tiba-tiba saja wajah garang Papa melintas di benakku. Membuatku merasa... iba.Ya. Entah mengapa rasa sedih menjalar di hati ini. Teringat saat dulu Mama ketahuan selingkuh, dan Papa hanya terdiam. Tanpa menghiba, dan memaksa Mama tuk kembali. Sikap tegasnya tak sedikit pun mengguratkan kesedihan. Hanya sikap dingin saja yang saat itu ia tunjukkan. Termasuk padaku.Kini aku menyadari, rasa sakit itulah yang membuat Papa menjadi sedingin itu. Tak ada lagi kehangatan, dan perhatian di dalam k

    Last Updated : 2022-04-12
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 70

    Aku kembali masuk ke dalam mobil. Menelungkupkan wajah ke stang kemudi. Menangisi apa yang baru saja terjadi. Aku bahkan tak dapat lagi membedakan mana yang tulus dan hanya berpura-pura. Oh, no. Aku benar-benar hampir gila. Aku benci dengan mereka semua.Aku mengangkat wajah, dan mengusap air mata, saat kudengar suara ketukan dari kaca jendela. Kulihat Kahfi berdiri, sembari tersenyum dari balik sana. Segera kutekan tombol untuk membuka kunci, lalu membiarkannya masuk."Kau baru sampai?" Dia kini telah duduk di sampingku."Tidak. Sudah dari tadi.""Ibu tak jadi ikut? Kenapa tak masuk?"Aku menceritakan apa yang baru saja terjadi. Dan hatiku masih saja terasa sakit."Jangan dipikirkan, Key. Biarkan saja mereka.""Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Papa?""Kau mengkhawatirkannya?" Kahfi menatapku penasaran."Kau ingin aku menjawab 'ya'?"Dia tersenyum, lantas mencubit pipiku seperti an

    Last Updated : 2022-04-12
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 71

    Aku benar-benar tidak menyangka, kalau Papa sudah mengetahui semuanya. Apa yang Papa pikirkan tentang keluarga itu. Seharusnya dia bersikap lebih posesif, dan lebih perhatian.Sikap tak acuhnya selama ini, membuat ia terkesan tak membutuhkan siapapun. Seolah-olah bisa hidup sendiri, tanpa orang lain. Apa pak tua itu tak ingat, kalau usianya sudah tidak muda lagi? Memangnya siapa yang akan mengurusnya jika nanti dia sakit.Aku? No way!.Sudah beberapa hari ini, Elena siuman. keadaannya terus membaik. Wanita itu dengan setia menungguinya setiap hari. Erik sudah bekerja seperti biasa, dan sesekali kami berpapasan. Dia masih masih berusaha menangkap pandangan dari wajahku, sedang aku terus saja bersikap dingin."Bagaimana keadaanmu, Elena?" tanyaku, saat mengunjunginya siang ini.Matanya masih saja terlihat sembab. Mungkin yang dia lakukan hanya menangis sepanjang malam. Apa dia kecewa, karena nyatanya dia masih hidu

    Last Updated : 2022-04-12
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 72

    Elena lebih banyak diam. Dia bahkan tak menyahuti pertanyaan-pertanyaan Erik. Aku menarik sudut bibir, merasa aneh dengan hubungan mereka yang ternyata begitu kaku. Sejak kapan mereka terlalu menjaga jarak seperti itu?Apa sebenarnya, Elena juga tak suka, Papa menikah dengan Mamanya?."Sudah kubilang, Elena lebih percaya padaku," ucapku, saat kami duduk di koridor. "Biarkan aku yang membereskan semuanya.""Apa yang kau rencanakan, Key?" Dia sedikit menunduk, agar bisa memandangku sejajar."Kau tidak perlu tahu. Sikapmu membuatnya takut.""Sejak kapan kalian akrab? Lagi?"Lagi? Dia mengucapkan kata 'lagi'? Ya. Tentu saja. Meski tak seusia, tapi kami cukup dekat. Sering piknik dan ke taman bermain bersama. Siapa sangka, dua keluarga yang tadinya begitu dekat, kini terpecah belah, hingga tak menyisakan satu kenangan pun."Hentikan ocehanmu, Erik. Kami tak seakrab itu. Aku menolongnya hanya karena... sesama wanit

    Last Updated : 2022-04-12
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 73

    Aku ikut berbalik, dan memandang wajah suamiku. Menatapnya dengan penuh tanda tanya. Kenapa tiba-tiba saja mengungkit akan hal itu. Ini bahkan belum memasuki enam bulan pernikahan."Biarkan saja. Aku bisa tidur di ranjang, dan kau tidur bersama bayi kita di bawah," ucapku asal. Dia terkekeh, lalu kembali ke posisinya seperti semula."Kau juga sangat egois, meski sedang berhayal.""I'm serious. Aku tak mau keluar dari sana. Bukankah kita punya banyak kenangan di rumah itu? Aku tak mau kehilangan memori tentangnya.""Ya, aku juga," ucapnya, dengan sebuah helaan napas."Apalagi kamar itu. Aku menyesal kenapa tak menciummu dari dulu. Harusnya dari dulu kita berpacaran. Agar tak ada Ara atau Erik dalam kehidupan kita.""Kenapa membahas hal itu lagi?""Kau benar. Sorry.""Ya. Semua orang punya masa lalu, kan?""Fi?""Hemmm?""Kau kecewa padaku?""Kenapa?""Karena aku masih belum siap unt

    Last Updated : 2022-04-17
  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 74

    "Apa tua bangka itu menghubungimu?" tanyaku, saat sedang berada di kamar Elena."Aku belum mengaktifkan ponselku.""Kalau begitu buang saja nomornya. Kalian sering berhubungan melalui sosial media?""Percuma. Dia akan mencariku di kampus.""Oh, shit! Sejauh apa perbuatannya padamu? Apa dia juga memukul, atau mengancam akan membunuhmu?" Gadis itu menggeleng."Sama sekali?" selidikku. Dia mengangguk."Dia hanya mengancammu dengan vidio itu, dan kau sama sekali tak melawan?" kesalku."Bagimana jika dia berbuat nekat, Key? Aku tak mau membuat malu Papa. Aku semakin takut saat Papa marah soal fotomu saat itu."Oh, shit. Kenapa semua tentang Papa. Baik Kahfi, Erik, bahkan gadis yang hampir mati ini. Apa yang sebenarnya telah mereka dapatkan dari Papa. Aku bahkan tak pernah merasakannya.Yang bisa dia lakukan hanya marah-marah dan memukulku saja. Pipiku mungkin sudah kebal karena tamparanny

    Last Updated : 2022-04-17

Latest chapter

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 88 (Ending)

    Tak jauh berbeda dengan Erik. Ia sudah mengakui perbuatannya dulu pada Papa. Mengakhiri hubungannya denganku begitu saja, hanya agar tak ada halangan yang membuat Papa membatalkan niat untuk menikahi Mamanya.Ia mengakui, saat itu hidup mereka benar-benar sedang terpuruk. Papanya mengusir mereka dari rumah dan tak mendapatkan apapun karena Tante Winda tetap bersikukuh meminta cerai.Ya, wanita mana yang sanggup hidup seperti itu. Selalu diperlakukan kasar dan juga di khianati. Dan keputusan Papa untuk menikahi dan kembali mengangkat derajat mereka, benar-benar perbuatan yang mulia. Sayangnya, aku baru menyadari hal itu sekarang.Erik mengakui semua penyesalannya. Bahwa ia telah mengorbankan rasa cintanya dan juga telah melukai perasaanku. Hubungan yang kami jalin sejak masa pubertas harus hancur karena takutnya ia akan kemiskinan. Dan itu sangat menyakitiku hatiku saat itu.Penyesalan? Ya. Dia begitu menyesal karena a

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 87

    Huek... huek...Aku mengeluarkan semua isi perutku. Kegiatan rutin yang selalu menyiksaku setiap pagi. Ouch... ini menyebalkan. Aku kembali ke kamar dan berbaring. Menghirup aroma minyak kayu putih yang tak bisa lepas dari genggamanku."Minumlah." Kahfi membawakan segelas air hangat seperti biasa. Aku bangkit dan meraih pemberiannya."Sampai kapan aku seperti ini, Fi?" rintihku, meneguk air yang dibawanya."Sabarlah. Paling lama hanya tiga bulan. Setelah itu kau akan baik-baik saja," ucapnya lembut sembari memijat keningku."Tiga bulan? Itu terlalu lama, Fi. Ini bahkan baru beberapa minggu saja," rengekku manja, menjatuhkan kepala di bahunya.Dia tertawa kecil."Memangnya apa yang ingin kau lakukan? Kau bisa minta padaku. Nanti aku yang bawakan." Ia merangkul dan mengusap bahuku."Aku ingin jalan-jalan keluar. Tapi setiap aku berdiri, rumah ini terasa seperti berputar. Apa semua

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 86

    "Apa yang kau lakukan dengan pakaian seperti ini?" geramnya, dengan setengah berbisik."Mengantarkanmu makan siang," sahutku, sembari menepis pegangannya."Pulanglah! Ada banyak pria di sini."" Memangnya kenapa, Fi?" Aku pura-pura tak mengerti."Kau tidak lihat cara mereka memandangmu?""Tentu saja. Aku memang cantik, bukan? Wajar kalau mereka tertarik melihatku.""Aku bilang pulang!" perintahnya lagi."Tidak mau!"Aku menjauh dan duduk di kursi bambu di antara kedua pria yang sedang menunggu giliran untuk dieksekusi."Punya rokok?" tanyaku dengan suara menggoda.Mereka tersenyum. Lalu keduanya bergerak cepat merogoh kantong masing-masing. Aku tersenyum lebar, saat kedua bungkus rokok berbeda merek itu kini berada di hadapanku. Tanganku mulai menyentuh benda itu, sampai sebuah tangan besar menyambar, dan mengambil keduanya."Kami akan tutup. Kalian pulanglah!" ucap Kahfi ket

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 85

    Aku berjalan gontai keluar dari Rumah Sakit. Pembicaraan dengan dokter Satya bagai suatu hal yang tak masuk di akal bagiku. Apa dia sudah tahu selama ini, jika Elena telah mengalami gangguan. Itukah yang ia dapat dari konsultasi mereka beberapa waktu yang lalu?Kupikir semua baik-baik saja, dan berjalan dengan lancar. Tanpa kutahu, Dokter muda itu telah menangkap gelagat aneh dari dirinya. Ditambah lagi dengan pengakuanku yang tak sengaja didengarnya waktu itu.Oh my God, ini benar-benar gila. Si jalang itu benar-benar gila telah berani merayu suami orang, dan tak ingin melepaskannya begitu saja.Bitchi!Aku terduduk lemas begitu sampai di balik kemudi mobil. Menyandarkan punggung demi merenggangkan urat syarafku yang dari tadi menegang. Teringat apa yang dikatakan Dokter Satya di ruangan tadi."Awalnya memang benar ini soal hutang piutang. Papaku menangguhkan pinjaman karena Elena memohon. Papa tak tega melihatnya,

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 84

    "Yes, Dokter?" jawabku tanpa berbasa-basi."Bisa kita bertemu?" pintanya dari kejauhan.Oh, shit. Kenapa dia harus memanggilku di saat yang tidak tepat. Membuatku merasa dilema, antara mengantarkan makan siang Kahfi atau mengurus Elena.Aku segera mengganti pakaian dan mengambil tasku. Aku harus tahu bagaimana nasib Elena selanjutnya. Jika Dokter itu tak bisa mengatasi bajingan itu, aku sendiri yang akan datang mengancamnya.Baru saja aku hendak keluar menuju teras depan, saat kulihat Kahfi sudah masuk dan kembali menutup pintu. Sudah hampir jam dua. Dan ini terlalu lambat untuk makan siang.Kedua mata kami saling bertemu. Membuatku rindu dan ingin sekali memeluknya. Lalu bagaimana jika tiba-tiba ia menolak dan mendorongku? Tidakkah hal itu sangat memalukan untuk wanita sepertiku?"Aku keluar sebentar," ucapku memberi tahu. "Hanya sebentar saja.""Bukankah sudah kubilang lakukan sesukamu?" s

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 83

    "No, Kahfi. Kau tidak bisa bicara seperti itu padaku. Kau sudah berjanji. Kau tidak boleh memperlakukan aku seperti ini."Dia langsung membuang pandangan. Membuat hatiku terasa begitu perih. Tidak. Ini tidak nyata. Kahfi pasti sedang bercanda."Pulanglah! Aku tak ingin kita saling menyakiti lagi," ucapnya tanpa berbalik."Aku tidak mau. Itu rumahku. Kau tidak punya hak mengusirku," ucapku dengan bibir bergetar.Dia kemudian berbalik dan memandangku. Menatapku dengan tatapan kosong."Jangan lagi bohongi dirimu sendiri, Key. Sandiwara ini tak akan pernah berhasil. Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan. Pulanglah, aku melepasmu.""Tutup mulutmu, sialan! Aku tak mau mendengar kata-kata itu lagi. Kau jahat. Aku membencimu. Kalau kau tak ingin bersamaku lagi, kau saja yang pergi. Aku akan tetap tinggal di rumah itu." Dadaku kembang kempis menahan sesak."Hentikan omong kosongmu, Key. Untuk apa kau

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 82

    Aku mengangkat pelan tangan ke udara. Bergerak perlahan mendekati kembali untuk mengusap wajahnya."Maaf," ucapku setengah berbisik. Ia mundur selangkah, sebelum tangan ini berhasil menyentuhnya.Aku tertunduk dengan tangis yang tak dapat lagi kutahan. Menjatuhkan kembali tanganku dan mengepalnya dengan kuat. Apa yang telah kulakukan? Bukan hanya hatinya yang kini telah kulukai. Ia berlalu pergi. Meninggalkanku yang kini terduduk lemas menangisi diri..Malam telah larut. Namun mata masih belum dapat terpejam. Aku berbaring di atas karpet, menanti suamiku yang belum juga pulang. Berharap ia mulai tenang, dan melupakan semua kejadian ini. Bahkan aku berharap ini semua bagian dari sebuah mimpi.Kulirik jam analog di dinding kamar. Sudah hampir tengah malam. Apa yang ia lakukan di luaran sana. Mungkin dia sedang berada di kiosnya. Ini sudah terlalu malam. Aku harus menyusul dan mengajaknya pulang.Baru sa

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 81

    Aku bergegas menghubunginya kembali. Dan sekarang ponselnya benar-benar tidak aktif sama sekali. Ada apa lagi dengannya? Aku bergegas masuk dan menemui Papa di ruang kerjanya. Ia harus menjelaskan semuanya padaku saat ini juga."Apa yang Papa bicarakan dengan Kahfi?" Aku langsung bertanya begitu melihat Papa bersandar di kursi kerjanya. Tempat dimana aku dan dia baru saja berdamai pagi tadi.Kulirik kunci mobil Kahfi terletak begitu saja di atas meja. Apa ini? Perasaanku benar-benar terasa kacau."Papa hanya menuruti apa yang membuatmu bahagia, Key. Tak akan pernah lagi membuatmu kehilangan orang yang kau cintai.""What?""Ada apa? Apa Papa telah membuat kesalahan lagi?"Oh my God!Tentu saja Papa telah membuat kesalahan besar. Ia sangat berterima kasih pada Kahfi karena telah rela mengorbankan kebebasannya untuk menikahiku.Papa juga menceritakan apa yang diucapkan Erik saat mabuk, dan semua perca

  • GAIRAH ISTRI LIAR    Part 80

    Mereka berdua sesenggukan menahan tangis. Kulihat Tante Winda tertunduk dengan isakan yang juga tertahan. Tak perlu lagi aku bertanya, apakah sikapnya tulus atau tidak. Aku tak butuh jawaban. Aku tak harus tahu. Dan aku sama sekali tak peduli."Jangan ikut campur urusan keluargaku, Key!" Erik kembali berbalik dan menantangku."Mereka juga bagian dari keluargaku," balasku, ikut menantang ucapannya. Dia berdecih."Drama apalagi kali ini? Bukankah seharusnya kau senang? Akhirnya kau bisa bebas dari benalu seperti kami.""Seharusnya memang seperti itu. Tapi sudah terlambat. Kalau ingin menyingkir kenapa tak dari dulu saja? Begitu ada masalah, kau langsung melarikan diri. Kau sama sekali tak pernah berubah. Pengecut. Dasar lemah!" sinisku.Matanya menyipit memandangku. Mungkin merasa terhina karena aku benar-benar telah merendahkannya. Ya, sama seperti waktu itu. Mundur teratur dan melarikan diri dari hubungan kami.

DMCA.com Protection Status