“Vier, maaf kalau Bunda keterlaluan. Sekarang, lebih baik kalian bersiap-siap untuk makan malam,” Sonya segera meminta maaf kepada anak-anaknya. Wanita itu seakan enggan membahas sosok yang tengah mereka perbincangkan.“Bunda, kenapa Bunda tidak mau menjawab pertanyaanku? Apa Bunda mengenal Tuan Oliver?” Vier masih berusaha mencari informasi dari ibunya. Ia tahu, ada sesuatu hal yang tengah ia sembunyikan dari ketiga anak-anaknya.“Vier, Bunda sangat lelah dan Bunda ingin membersihkan diri!” bukannya menjawab pertanyaan putranya, wanita itu justru menyibukkan diri dan seolah menghindar dari Vier. Ia belum siap untuk berterus kepada ketiga anaknya. Masa lalunya begitu buruk dan Sonya takut, mereka akan membenci dirinya.Vier segera bergabung ke meja makan bersama Biya dan Bian. Mereka tampak terdiam dengan tatapan lekat.“Vier, apa Bunda masih marah kepada kita?” tanya Bian dengan tatapan penasaran.“Tidak, sebaiknya kalian makan saja. Nanti aku akan bicara kepada Bunda.” Vier berusaha
Oliver tampak terdiam dengan tatapan nanar. Laki-laki itu masih tidak habis pikir dengan perintah ayahnya. Kenapa tiba-tiba dirinya harus kembali secepatnya ke ibu kota? Apa ada hal yang sangat penting yang akan dibicarakan oleh laki-laki itu?Yura mendekat dan membawakan secangkir kopi untuk tunangannya. Wanita itu masih merasa kesal karena dipermalukan di depan orang banyak oleh Sonya.“Oliver, aku sangat kesal dengan wanita menyebalkan itu. Dia pikir, dia siapa? Berani sekali mempermalukan aku. Apa dia tidak tahu, kalau aku adalah seorang model yang cukup terkenal dengan karier yang cemerlang?” Yura berbicara dengan nada kesal. Wanita itu bahkan tidak terima dengan perlakuan Sonya.“Wanita menyebalkan, siapa maksudmu? Apa dia Sonya?” tanya Oliver dengan kening mengernyit.“Aku tidak tahu siapa dia, yang pasti aku ingin membuat perhitungan dengannya!” ucap Yura dengan nada kesal. Wanita itu ingin sekali memberikan pelajaran kepada Sonya.“Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Wanita
Yura tampak tersenyum ketika sebua taksi melintas di hadapannya. Sepertinya taksi itu baru saja mengantarkan tamu hotel yang akan menginap. Ia segera melambaikan tangan dan menghampiri taksi yang telah berhenti tidak jauh darinya.“Mau ke mana, Nona?” tanya sang sopir ketika Yura sudah memasuki mobil dan duduk di belakang kursi kemudi.“Deliast Club!” jawab Yura dengan nada singkat. Beberapa bulan yang lalu, wanita itu pernah melakukan pemotretan di Labuan Bajo. Ia bahkan sempat menghabiskan malam bersama rekan-rekan kerjanya di Deliast Club. Sepertinya menghabiskan waktu di sana adalah keputusan yang tepat. Yura ingin melampiaskan kekecewaannya kepada Oliver.“Baik, Nona!” jawab sopir itu dengan nada ramah. Mobil segera bergerak meninggalkan lobi hotel dan menuju tempat yang akan dituju oleh Yura. Sepanjang jalan, Yura tampak mengamati pemandangan di luar sana. Suasana alam yang indah, membuat wanita itu yakin untuk tetap bertahan di sana dan menghabiskan masa liburannya.Yura bahkan
“Baiklah kalau itu yang kamu inginkan dariku, mari kita habiskan malam ini dengan percintaan yang sangat indah. Aku akan memenuhi semua permintaanmu!” bisik laki-laki itu dengan netra menggelap. Yura tampak tersenyum sambil mengalungkan kedua tangannya di leher laki-laki itu dan sudah tidak sabar ingin mengarungi malam yang indah bersama pria yang menjadi tunangannya.“Oliver, lakukan sekarang, aku bahkan sudah tidak sabar ingin menjadi milikmu seutuhnya. Aku ingin, ketika esok hari membuka mata. Kamu adalah orang pertama yang aku lihat di sampingku!” bisik Yura dengan gejolak yang semakin menggelegak. Wanita itu segera berbaring dan bersiap menyambut sentuh dari kekasih hatinya.Laki-laki itu tampak tersenyum ketika Yura membelai pipinya. Ia bahkan sudah tidak mampu mengendalikan diri dan meraup bibir Yura dengan pagutan yang begitu liar dan panas.Tubuh keduanya menegang, Yura bahkan semakin mengeratkan pelukannya dan menginginkan hal lebih dari laki-laki yang tengah mengungkung di
“Yura, kamu sedang berada di mana?” tanya Oliver dengan nada menyelidik. Laki-laki itu lamat-lamat mendengar suara seseorang di belakang sana.Yura tampak terkejut dengan pertanyaan Oliver. Wanita itu tampak pias dengan dada yang bergetar hebat.“Yura, apa kamu mendengarku? Kamu di mana?” tanya Oliver dengan nada menuntut. Ia merasa kesal ketika Yura tidak kunjung menjawab pertanyaannya.“A-aku sedang berada di rumah temanku. Semoga perjalananmu menyenangkan!” jawab Yura dengan nada gugup. Ia segera mengakhiri pembicaraannya dengan Oliver dan mengembuskan napas lega.Yura melirik ke arah laki-laki yang tengah duduk bersandar ke kepala ranjang. Laki-laki itu tengah mengamati gerak-geriknya dengan tatapan yang begitu lekat.“A-apa yang terjadi semalam?” tanya Yura dengan tatapan yang begitu tajam. Ia bahkan tampak kecewa ketika menyadari laki-laki yang duduk di sampingnya bukanlah Oliver.“Apa yang terjadi semalam? Tanpa bertanyapun, seharusnya kamu sudah dapat mengira apa yang sudah k
“Rahasia? Rahasia apa?” tanya Oliver dengan tatapan terkejut. Ia tidak pernah menyangka kalau seorang James Bodgan memiliki masa lalu yang selama ini ia sembunyikan darinya.Tuan James menghelan napas panjang sebelum membuka rahasia masa lalunya kepada Oliver. Laki-laki itu bahkan sudah siap, kalau Oliver akan mencaci dan membenci dirinya.“Oliver, apapun yang kamu dengar dariku, semoga tidak akan merubah rasa sayangmu kepada keluarga kita. Bagaimanapun, kamu adalah putra kami dan kami sangat menyayangimu,” ucap Tuan James dengan tatapan lekat.Oliver hanya terdiam dan merasa heran dengan rahasia yang akan diungkapkan oleh laki-laki itu.“Ayah, sebenarnya ada apa? kenapa Ayah memintaku untuk pulang?” Oliver bertanya dengan tatapan penuh kelembutan. Laki-laki itu merasa penasaran gerak-gerik yang ditunjukkan oleh Tuan James.“Oliver, Ayah memiliki cerita masa lalu yang begitu kelam. Ayah sadar, ini semua salah Ayah. Kalau saja Ayah tidak gegabah dan percaya begitu saja kepada mendian
“Oliver, Ayah sangat bangga kepadamu. Ayah harap, dalam waktu dekat, kamu akan membawa Sonya pulang ke sini!” ucap Tuan James dengan tatapan penuh harap.Oliver hanya mengangguk dan tidak banyak berbicara dengan Tuan James. Ia masih memikirkan perlakukan buruknya kepada Sonya di masa lalu. Apa yang akan Sonya katakan kepada Tuan James mengenai sikapnya? Apa Tuan James akan mencoretnya dari daftar keluarga? Tidak, itu tidak boleh terjadi. Oliver bahkan sudah menganggap Tuan James dan Alia sebagai orang tuanya. Ia bahkan sangat menyayangi mereka dan rela melakukan apa saja untuk membahagiakan kedunya.“Sekarang, Ayah sudah merasa lega, setelah berkata jujur kepadamu. Ayah bahkan sudah merasa lebih tenang, ketika mengungkap semua rahasia Ayah di masa lalu.” Tuan James tampak mengembuskan napas lega ketika ia menceritakan rahasianya kepada Oliver.“Ayah, apa Anda tahu, di mana keberadaan Sonya?” tanya Oliver dengan tatapan menyelidik.Tuan James segera bangkit dan mengembuskan napas kasa
“D-dia!” lirih Zack sambil menghentikan laju mobilnya. Netranya terbelalak melihat sosok yang tengah melintas di sana.Untuk beberapa saat, laki-laki itu terdiam sambil menghentikan laju mobilnya. Hal itu tentu memancing rasa penasaran Vier dan ketiga saudara kembarnya.“Uncle Zack, ada apa? Mobil di belakang kita sudah membunyikan klakson terus menerus!” seru Vier sambil menepuk bahu laki-laki itu.Zack yang terkejut hanya menggeleng dan melajukan mobilnya. Ia hanya mengembuskan napas kasar ketika ia menyadari kalau yang ia lihat hanyalah bayangan semata.“Uncle Zack, apa Anda sedang kurang enak badan?” tanya Biya dengan tatapan penuh perhatian. Anak itu sangat menyayangi laki-laki itu sehingga kerap memberikan perhatian kepada Zack.“Tidak, Uncle baik-baik saja. Setelah pulang sekolah, jangan lupa ganti baju, cuci kaki dan segera tidur siang. Bunda pasti akan sangat marah kalau kamu tidak mematuhi peraturan yang ada di rumah!” Zack mengingatkan ketiga anak itu untuk tidur siang sete