Home / Romansa / GAIRAH CINTA DADDY MERTUA / KETERTARIKAN VICTOR

Share

KETERTARIKAN VICTOR

Author: arafaq_9
last update Last Updated: 2024-06-13 02:18:57

Napoli, Italia.

"Bagaimana kabar istrimu, Sayang? Apakah dia menghubungimu?" tanya Cecilia, wanita itu mengalungkan kedua tangannya di leher Edwin.

"Tidak, dan lagi untuk apa kau selalu membahasnya. Cecil? Kau mengatakan jika tidak terima dengannya, tapi kau selalu menyebutnya sebagai istriku. Apakah ini menandakan jika kau sebenarnya sudah merelakanku menjadi milik orang lain?" kesal Edwin, sebab Cecil selalu saja membahas tentang Kiara. Yang mana membuat Edwin muak.

"Bagaimana bisa aku menerimanya, aku membahasnya karena ingin mengingatkanmu jika kau harus segera menceraikannya!" ketus Cecil, Edwin menghembuskan nafasnya perlahan. Pria itu menarik Cecil untuk duduk di bibir ranjang.

"Aku akan menceraikannya, tenang saja. Kau tidak perlu khawatir, bukankah aku tidak pernah berbohong? Jika kau terus membahasnya—aku jadi muak,"

"Ya, maafkan aku yang selalu membuatmu muak karena Kiara. Tapi jujur aku sangat tidak suka dengannya, Sayang. Aku ingin kau segera membuangnya, dan kita menikah. Karena dia kita jadi seperti ini!" kesal Cecil, wanita yang kini duduk di atas pangkuan Edwin itu memukul dada bidang Edwin.

Edwin mendesah pelan, ia memegang kedua tangan Cecil. Pria itu mengecup lembut bibir Cecil sejenak, setelahnya ia membelai lembut wajah cantik kekasihnya. Kemudian Edwin menatap lembut Cecil.

"Aku tau ... tunggu beberapa bulan lagi, aku akan menceraikannya. Lagi pula kita di sini untuk liburan, jangan karena wanita itu liburan kita menjadi tidak menyenangkan," ujar Edwin, Cecil tersenyum dan mengangguk.

"Baiklah, tidak usah membahas jalang itu. Lebih baik kita melakukan hal menyenangkan bukan?" Cecil mengedipkan sebelah matanya, Edwin menggeram. Pria itu meremas bongkahan sintal milik Cecil.

"Kau selalu menggodaku, Baby. Nakal sekali." Edwin menoel hidung bangir Cecil, membuat Cecil terkekeh. Pada akhirnya, suara desahan dan erangan terdengar saling beradu di dalam kamar mereka.

Jika Edwin tengah bersenang-senang bersama Cecil, berbeda dengan Kiara. Gadis itu masih bergelung di bawah selimut, air matanya terus mengalir deras membasahi pipinya. Perasaan sesak masih bersarang di benaknya.

"Nona," panggil Paula, wanita paruh baya itu mendekati Kiara. Setibanya di dekat Kiara, Paula menyentuh kening Kiara.

"Astaga, Nona. Suhu tubuh Anda semakin meningkat, kita ke rumah sakit sekarang. Saya akan meminta Parker untuk menyiapkan mobil." Paula keluar dari kamar Kiara, wanita paruh baya itu melangkah menuju luar mansion, ia akan memanggil sopir pribadi Kiara.

Tak lama setelahnya, kini Kiara dan Paula sudah berada di dalam mobil. Mobil pun sudah melaju menuju rumah sakit terdekat, Paula menyanggah tubuh Kiara yang terus bergetar. Melihat Kiara yang seperti ini menerbitkan rasa sedih di benak Paula.

Setibanya di rumah sakit, Paula dan Parker membawa Kiara masuk. Suster menghampiri mereka, dan meminta agar Kiara di baringkan di atas brankar. Setelahnya, suster tersebut membawa Kiara menuju ruang pemeriksaan.

"Maaf, silahkan tunggu di luar." Suster itu menutup pintu ruangan, Paula mengambil ponselnya.

"Tunggulah di sini, Parker. Aku ingin menghubungi Tuan Victor terlebih dahulu," ucapnya, dan berlalu pergi. Paula benar-benar menghubungi Victor.

Mendapatkan kabar dari Paula tentang Kiara, Victor lantas menuju rumah sakit. Kini pria itu sudah sampai, ia mendekati Paula dan Parker yang sedang duduk di ruang tunggu. Victor mendesah pelan, ia menetralkan ekspresinya.

"Bagaimana, Kiara?" tanya Victor, membuat Paula dan Parker tersentak. Keduanya lantas berdiri, dan menunduk hormat.

"Dokter sudah melakukan pemeriksaan, Tuan, dan ingin berbicara langsung mengenai Nona Kiara dengan Anda," jelas Paula.

"Dimana ruangannya?"

"Ada di sebelah sana, Tuan," tunjuk Parker, Victor segera melangkah menuju ruangan tersebut. Sesampainya di ruangan, Victor di sambut dan pria itu langsung duduk di depan dokter yang menangani Kiara.

"Apakah ada hal serius yang di alami, Kiara?" tanya Victor, dokter itu terdiam sejenak, ia menghembuskan nafasnya perlahan sebelum akhirnya mengangguk.

"Sepertinya Nona Kiara mengalami gangguan dengan psikisnya, psikisnya yang terguncang membuat Nona Kiara tidak bersemangat, dan cenderung terus bersedih. Jika hal ini di biarkan berlarut-larut, saya takut Nona Kiara bisa mengalami gila, atau depresi,"

Deg!

Jantung Victor serasa ingin lompat dari tempatnya, pria itu menatap dokter di depannya dengan tidak percaya. Bagaimana bisa separah ini dampaknya? Jika begini Victor harus mengupayakan agar Kiara sembuh.

"Berikan dia obat yang terbaik, upayakan kesembuhannya. Berapapun biayanya aku akan membayarnya," tegasnya, membuat dokter tersebut menghembuskan nafasnya perlahan dan mengangguk.

"Baik, Tuan. Saya akan mengupayakan untuk kesembuhan Nona Kiara,"

Hari terus berlalu, minggu demi minggu pun tergantikan menjadi bulan. Kini sudah satu bulan lamanya Kiara menjadi sosok yang lebih pendiam, semenjak kejadian malam kelam pada waktu itu. Kini Kiara juga menjadi semakin irit bicara, bahkan interaksinya dengan Edwin dan Victor pun sangat terbatas. Wanita itu benar-benar menarik diri dari Edwin, termasuk Victor.

Victor sendiri selama satu bulan ini selalu mengupayakan kesembuhan Kiara, meskipun sikapnya yang terlihat acuh. Tapi Victor diam-diam selalu memantau perkembangan Kiara, dan berhasil. Wanita itu sembuh meskipun Kiara menjadi lebih pendiam, dan menarik diri darinya. Namun, sikap Kiara yang seperti ini semakin membuat Victor penasaran. Victor seakan-akan tidak bisa melupakan Kiara, termasuk malam panjang yang ia lakukan waktu itu bersama Kiara.

Kesalahan semalam yang ia perbuat sangat membekas di pikirannya, bayangan Kiara di bawah tubuhnya. Wajahnya yang bergairah bercampur dengan ketakutan, suaranya yang sexy saat mendesis. Serta miliknya yang sangat menjempit membuat Victor frustasi. Victor menginginkan lagi, ia menginginkan Kiara kembali di bawah kungkungannya. 

"Fuck! Bukankah aku sangat menginginkannya?" erang Victor, ia memejamkan kedua matanya. Tangan kanannya menyentuh miliknya di bawah sana yang sudah menegang akibat membayangkan Kiara.

"Damn! Haruskah aku memaksanya kembali? Tapi bagaimana jika dia menolak?" gumam Victor dengan frustasi, pria itu meraih gelas kristalnya yang berisikan wine, ia meneguknya hingga tandas.

Pada akhirnya Victor menuntaskan hasratnya di kamar mandi, dengan bermodalkan bayangan wajah Kiara. Setelahnya, Victor membersihkan tubuhnya dan bersiap. Pria itu keluar dari kamar dan menuju ruang makan, setibanya di sana. Victor melihat Kiara yang menyiapkan makanan di meja makan seperti biasanya, Victor tersenyum smirk.

"Kiara," panggil Victor, Kiara terkesiap. Tubuh wanita itu mendadak merinding ketika berdekatan dengan Victor.

"Y-ya, Dad?" jawabnya dengan menunduk, takut—Kiara masih takut berhadapan dengan Victor.

"Lihat aku jika kau sedang berbicara denganku, Kia. Jangan pernah mengalihkan wajahmu ke arah lain." Victor menyentuh dagu Kiara, ia membawa wajah wanita itu ke arahnya. Namun dengan cepat Kiara menepisnya.

"Jangan menyentuhku!" tegas Kiara, wanita itu sebenarnya merasa ketakutan. Tapi ia mencoba untuk berani.

Victor tersenyum smirk, "tidak boleh ya? Kenapa? Bukankah aku sudah menyentuhmu secara lebih pada malam itu?"

"Diamlah, Dad. Lupakan malam itu, sungguh aku tidak ingin mengingatnya," sentak Kiara, wanita itu menatap tajam ke arah Victor. Yang mana semakin membuat Victor tertarik dan tertantang.

"Semakin kau menolak, semakin membuatku tertarik denganmu. Kia,"

Deg!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Abdul Nasir
duh duhb duh
goodnovel comment avatar
Chy Doang
Wah udh lh sama daddy mertua aja lagian udah anuanu
goodnovel comment avatar
Wortel Cake
Daddy come to me
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   OBSESI VICTOR

    "Semakin kau menolak, semakin membuatku tertarik denganmu. Kia,"Deg!Kiara terkejut, wanita itu menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan Victor. Kiara semakin melangkah mundur saat Victor melangkah ke arahnya, hingga tubuhnya kini menabrak kursi. Kini tubuh Kiara terhimpit dengan kursi, dan tubuh Victor."Menjauhlah, Dad. Jangan seperti ini," ucap Kiara dengan rasa takut yang menyeruak.Victor menyeringai, tangannya terangkat membelai wajah cantik Kiara. Jemari besarnya pun sudah bergerak mengelus pipi, mata, hidung, dan berakhir di bibir sexy Kiara. Membuat wanita itu merasa ketakutan, tubuhnya bergetar."Seperti apa? Apakah seperti ini?" Victor merengkuh pinggang Kiara, Kiara tersentak. Wanita itu memberontak tapi Victor menahannya."Kenapa kau selalu menghindar semenjak kejadian itu, Kiara?" tanya Victor dengan suara geraman tertahan.Kiara kembali memberontak, wanita itu mencoba mendorong tubuh Victor. Namun tidak bisa, Victor menahannya dengan kuat. Bahkan saat ini pria itu

    Last Updated : 2024-06-13
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   PENOLAKAN KIARA

    Bukankah Victor sangat gila, bisa-bisanya dia mengintai Kiara melalui cctv tersembunyi. Yang mana bisa melihat apapun kegiatan Kiara, Victor tersenyum smirk. Pria itu terus menatap Kiara yang kini masuk ke dalam kamar mandi.Victor mengerang, dan menggeram. Pria itu mengeluarkan miliknya, dan melakukan solo karir bermodalkan bantuan Kiara. Gila, Victor memang sudah gila.Setelah menuntaskan segalanya, dan melihat Kiara yang mulai bersiap tidur. Victor menutup laptopnya, pria itu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Kedua matanya memejam."Kau harus menjadi milikku, Kia. Kau tidak bisa berharap kepada putraku, untuk apa kau mengharapkan Edwin yang malah memilih wanita lain?" gumam Victor, pria itu membuka matanya, dan mendesah pelan."Kenapa susah sekali menjeratmu? Sedangkan di luar sana para wanita biasanya langsung melemparkan dirinya kepadaku, tapi kau?" Victor mengacak-acak rambutnya dengan kasar.Tak lama kemudian, Victor berdiri. Pria itu melangkah keluar dari ruang kerjan

    Last Updated : 2024-06-13
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   CIUMAN PAKSA

    "Maaf, Daddy. Kiara tidak bisa, Kiara sudah memiliki suami, dan suami Kiara putra Daddy sendiri. Jadi Kiara mohon, jangan ganggu Kiara. Lupakan semua perasaan atau obsesi Daddy terhadap Kiara, sampai kapanpun Kiara tidak akan mau menjadi kekasih bahkan istri. Daddy," tolak Kiara dengan tegas.Victor tertegun, harga dirinya terasa tercoreng dengan penolakan Kiara. Pria itu melihat Kiara yang menarik kedua tangannya, dan mengalihkan wajahnya ke arah lain. Victor mengeraskan rahangnya."Kenapa kau menolakku, Kia? Kau berharap apa kepada Edwin? Dia memiliki Cecilia, bahkan dia akan menceraikanmu setelah ini. Lalu apa yang kau harapkan dari Edwin, Kia?" cerca Victor, membuat Kiara terkejut. Wanita itu menoleh."D-daddy, tau?" tanya Kiara terbata, Victor terkekeh lirih."Kau kira aku pria bodoh? Aku tau segalanya, Kiara. Bahkan aku tau jika selama ini Edwin tidak menyentuhmu—karena aku orang pertama yang menyentuhmu!" sentak Victor, jantung Kiara berpacu kian cepat. Wanita itu menggigit bib

    Last Updated : 2024-06-14
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   MENARIK ULUR

    "Stop it." Kiara menggelengkan kepalanya saat Victor akan menyerang bibirnya kembali, Victor tersenyum. "Kenapa, Baby? Apakah kau merasa tidak nyaman?" tanya Victor, Kiara mengangguk. "Aku istri putramu, Dad. Berhentilah untuk bersikap seperti ini," lirih Kiara, sesungguhnya wanita itu terbuai akan ciuman dan cumbuan Victor. Namun, mengingat jika ia berstatus istri Edwin. Membuatnya takut, Kiara tidak ingin terjatuh terlalu dalam. Sebab, Victor selalu menggodanya. Yang mana suatu saat bisa saja ia khilaf. Victor mendesah pelan, "kau benar-benar tidak ingin bersamaku, Kia?" tanya Victor, Kiara menggelengkan kepalanya. "Apa yang kau harapkan dari Edwin? Dia tidak mencintaimu, Kiara," ujar Victor dengan mengerang, pria itu menatap Kiara dengan serius. "Sudahlah, Dad. Aku tidak ingin membahasnya, bisakah Daddy keluar dari kamarku?" pinta Kiara, wanita itu mengalihkan tatapannya ke arah lain. "Baiklah, kau istirahat. Daddy keluar dulu." Victor mengecup lembut puncak kepala

    Last Updated : 2024-06-16
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   KIARA CEMBURU

    Mansion Anderson, 04.00 PM. "Dimana Kiara, dan Daddy. Paula?" tanya Edwin, pria itu baru saja pulang ke mansion setelah dua minggu pergi. "Nona Kiara ada di kamarnya, Tuan. Sementara Tuan Victor ada di mansion satunya sejak dua minggu lalu," jelas Paula dengan sopan, Edwin menaikkan sebelah alisnya. "Ke mansion satunya? Untuk apa Daddy ke sana?" "Saya kurang paham, Tuan," jawabnya, Edwin mengangguk. Pria itu melangkah menuju kamarnya. Setibanya di kamar, Edwin masuk ke dalam kamar mandi. Pria tersebut membersihkan tubuhnya, setelah selesai. Edwin menuju walk in closet, mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Kemudian, pria itu melangkah menuju kamar Kiara. "Kia, bangun." Edwin menggoyangkan tangan Kiara ketika sampai di kamar wanita itu, Kiara terusik. Wanita itu membuka kedua matanya, dan terkejut. "Kak Edwin?" Kiara beranjak bangun, ia duduk dan melihat Edwin yang menatapnya tajam. "Aku memang menikahimu, Kiara. Tapi tidak untuk kau menjadi malas-malasan begini, apakah

    Last Updated : 2024-06-17
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   GAIRAH CINTA DADDY MERTUA

    Victor mendorong tubuh Kiara, pria itu menatap Kiara dengan datar. Kemudian merapikan pakaiannya, dan menatap Kiara kembali. Sementara Kiara, wanita itu menatap Victor dengan kesal. "Apa yang kau lakukan, Kiara?" tanya Victor dengan datar. "Menciummu, memangnya apa lagi? Apakah kau terlalu senang di cium oleh wanita lain?" kesal Kiara, Victor mendengkus. "Memangnya kenapa jika ada wanita lain yang menciumku? Tidak ada larangannya bukan? Kau sendiri sudah menolakku, Kia. Lalu untuk apa kau mempermasalahkannya? Wajar saja jika aku berhubungan dengan wanita lain, sebab setelah kau menolakku—masih ada wanita lain yang menginginkanku," ucap Victor, membuat dada Kiara terasa sesak. "Sekarang katakan kepadaku, apa yang kau inginkan datang kemari? Apakah kau memiliki urusan penting denganku, atau Edwin? Jika memang tidak ada—pergilah, karena aku tidak ingin ada kesalahpahaman. Sebab sekarang aku sadar jika kau menantuku!" tekan Victor dengan suara dinginnya, yang mana kata-kata Vic

    Last Updated : 2024-06-18
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   PERHATIAN VICTOR

    Victor mengambil air hangat, dan handuk kecil. Setelahnya, ia kembali mendekati Kiara yang sudah terlelap. Victor duduk di bibir ranjang, pria tersebut mengulas senyumnya melihat Kiara yang nampak sangat kelelahan. Bagaimana tidak kelelahan—jika mereka saja melakukannya sampai empat kali, seandainya Kiara tidak mengeluh perutnya sakit. Mungkin Victor akan terus menggempurnya. "Aku tau jika saat ini kau sedang hamil, Baby. Tapi aku akan diam saja sampai kau menyadarinya sendiri." Victor mengelus perut Kiara, pria itu merundukkan tubuhnya dan mengecup perut Kiara penuh sayang. "Sehat selalu anak, Daddy. Terimakasih—karena kau, Mommy jadi mau mendekat," bisiknya, Victor terkekeh. Setelah itu, ia menegakkan tubuhnya. Victor mulai membersihkan tubuh Kiara dengan handuk kecil yang ia bawa tadi, Victor sangat telaten membersihkan tubuh Kiara. Ketika selesai, Victor mengembalikan wadah, dan handuk kecilnya ke kamar mandi. Kemudian pria tersebut bergabung dengan Kiara. Malam harinya,

    Last Updated : 2024-06-21
  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   HINAAN CECILIA

    Keesokan harinya, Kiara menggeliat, secara perlahan wanita itu membuka kedua matanya, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Sebelum akhirnya Kiara membalikkan badannya, wanita itu menatap Victor yang masih terlelap. Tangannya terulur mengelus rahang tegas Victor. "Daddy," panggil Kiara. "Ayo bangun, sudah pagi. Daddy tidak ke kantor? Kiara hari ini ada urusan ke kampus," ucap Kiara, wanita itu terus mengelus rahang tegas Victor. Sampai akhirnya Kiara mengelus bibir Victor, membuat Victor menggigit jemari Kiara. "Daddy!" pekik Kiara terkejut, Victor membuka kedua matanya. Pria itu terkekeh, dan mengeratkan pelukannya pada tubuh Kiara. "Morning, Baby," Kiara mengulas senyumnya, "morning, Daddy. Ayo bangun, sudah pagi," "Hm, kau mengatakan apa tadi? Kau ada urusan ke kampus?" "Ya, aku harus menandatangani beberapa berkas untuk wisuda nanti," jawabnya, Victor mengangguk. "Kapan kau wisuda, Baby?" "Tiga bulan lagi, kenapa? Daddy mau datang?" "Mau, Daddy akan d

    Last Updated : 2024-06-22

Latest chapter

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   MOBIL BERGOYANG

    Langit malam menjingga saat Victor dan Kiara melangkah keluar dari mobil mewah hitam mereka, disambut kilau lampu taman dan alunan musik jazz yang lembut dari dalam mansion bergaya kolonial milik rekan bisnis Victor. Suara tawa halus dan denting gelas sampanye mengisi udara, membawa aroma elegan dari pesta eksklusif itu.Victor tampil dalam setelan jas armani berwarna abu-abu gelap yang membentuk tubuh tegapnya dengan sempurna. Dasi hitamnya rapi, dan sikapnya seperti biasa—tenang, dingin, penuh kuasa. Namun malam ini, tak satu pun mata tertuju padanya.Semua mata memandang wanita di sisinya.Kiara mengenakan gaun hitam panjang berpotongan rendah di dada, dengan belahan tinggi di paha yang menyibak langkahnya. Kain satin yang membungkus tubuhnya memeluk setiap lekuk dengan anggun, seolah diciptakan khusus untuknya. Rambut panjangnya disanggul sebagian, membiarkan beberapa helaian jatuh liar membingkai wajah cantiknya. Bibir merahnya melengkung dalam senyum memikat, dan matanya berkila

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   G-STRING MERAH

    Keesokan paginya, cahaya lembut itu memantul di dinding berlapis aksen emas, menciptakan suasana hangat yang kontras dengan udara segar pagi. Aroma kopi yang baru diseduh dari mesin espresso di sudut ruangan bercampur dengan wangi samar parfum Kiara yang selalu memikat.Victor baru saja selesai mandi. Rambutnya masih sedikit basah, tetesan air sesekali jatuh dari ujung-ujungnya saat ia menggosok kepalanya dengan handuk kecil. Ia hanya mengenakan celana panjang linen hitam yang tergantung rendah di pinggulnya, memperlihatkan garis otot perut yang terpahat sempurna. Dengan langkah santai, ia keluar dari kamar mandi, berniat mengambil kemeja dari lemari. Namun, langkahnya terhenti seketika. Ia meneguk salivanya, matanya terkunci pada pemandangan di depannya.Kiara berdiri di dekat cermin besar bergaya art deco, tubuhnya dibalut g-string merah yang begitu menggoda, dengan tali tipis yang nyaris tak terlihat melingkari pinggul rampingnya. Sehelai bra renda senada membingkai lekuk tubuhnya

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   AYO BERCINTA LAGI

    Malam hari menyapa penthouse mewah keluarga Anderson dengan langit New York yang berkelip lembut dari balik jendela kaca besar. Kota itu tampak hidup, namun di dalam, kehidupan yang jauh lebih hangat sedang berlangsung—bersama dua bocah laki-laki berusia satu tahun yang menjadi pusat semesta pasangan kuat ini.Di ruang keluarga yang didesain dengan nuansa hangat dan elegan, karpet lembut membentang di atas lantai marmer. Mainan edukatif premium berserakan rapi, dan aroma lembut lavender menyebar dari diffuser di sudut ruangan.“Ken... jangan ganggu Felix, Sayang,” ucap Kiara sambil tersenyum lembut, membetulkan posisi duduk Kenneth yang tengah berusaha merebut boneka singa dari saudara kembarnya.Felix meringis kecil, matanya bulat menatap sang ibu, lalu tiba-tiba menghambur ke arah Victor dengan tangan terentang. “Pa...pa...”Victor yang tengah melepas dasi dan jasnya segera berjongkok, menyambut bocah kecil itu ke dalam pelukannya. “Felix-ku! Sudah belajar manggil Papa, ya?” bisikny

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   TAMPARAN NYONYA ANDERSON

    Cahaya pagi menelusup masuk melalui jendela kaca setinggi langit-langit, menyinari interior elegan ruang rapat utama Anderson Corporation yang berada di jantung kota New York. Lampu gantung kristal berkilau lembut di atas meja konferensi panjang berlapis kayu walnut Italia, dikelilingi pria dan wanita dalam setelan rapi dan penuh kharisma. Victor Anderson duduk di kepala meja, tegap dan tak tergoyahkan dalam balutan jas bespoke berwarna charcoal, kemeja putih bergaris tipis dan dasi sutra biru navy. Wajahnya tak menunjukkan emosi, namun jemarinya yang mengetuk permukaan meja menunjukkan ada yang tak sabar bergolak dalam dirinya. Di layar besar, grafik pertumbuhan pasar ditampilkan dengan presisi. Presentasi tengah berlangsung, namun Victor hanya sesekali meliriknya. “As expected,” ucapnya datar namun menohok, setelah kepala divisi pemasaran selesai memaparkan. “Namun ekspektasi saya bukan hal yang biasa. Saya menginginkan progres, bukan stabilitas semu.” Ruangan hening. Bebera

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   MELIAR DI TAMAN

    Victor mencium Kiara dengan penuh gairah, bibirnya menyapu dengan lembut namun menuntut, membuat wanita itu tenggelam dalam arus hasrat yang menggelora. Tangan besar Victor menelusuri lekuk tubuh Kiara, menariknya semakin dekat hingga dada mereka saling bertemu, seakan ingin menyatu lebih dalam. Kiara menggeliat dalam pelukan Victor, jemarinya menyusuri rambut pria itu, menariknya lebih dekat sementara desahan penuh nikmat meluncur dari bibirnya. Victor menyeringai, menikmati bagaimana istrinya menjadi begitu patuh dalam kungkungannya. "Kau benar-benar menggoda, Baby," gumam Victor dengan suara serak sebelum melumat bibir Kiara lagi, kali ini lebih menuntut, lebih mendominasi. Kiara tersentak, namun tubuhnya segera menyesuaikan, menerima setiap sentuhan Victor dengan penuh hasrat. Dengan satu gerakan kuat, Victor mengangkat Kiara dan mendudukkannya di bangku kayu yang dingin. Gaun rumah yang sederhana dengan mudah tersingkap saat tangan Victor mengelus pahanya, jemarinya meny

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   CIUM AKU, DADDY

    Di sebuah toko bunga mewah yang terletak di sudut jalan kota, Victor berdiri dengan tenang, matanya menelusuri berbagai macam bunga yang tertata indah di dalam vas kaca. Wangi mawar dan lily bercampur lembut di udara, menciptakan suasana yang menenangkan. Tangan Victor yang besar dan kokoh mengambil seikat mawar merah dengan kelopak yang masih segar, lalu menatapnya sejenak. Senyum tipis tersungging di sudut bibirnya saat membayangkan bagaimana ekspresi Kiara ketika menerimanya nanti. Namun, momen itu terganggu oleh suara langkah kaki seseorang yang mendekat. "Victor." Sebuah suara lembut namun tajam bergema di udara. Victor menegang sejenak sebelum menoleh sekilas. Sosok wanita dengan gaun berwarna biru tua berdiri di sana, rambut panjangnya tergerai sempurna, matanya menatap Victor dengan penuh arti. Eleanor. Namun, Victor hanya menoleh sebentar sebelum kembali menatap mawar di tangannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia melangkah ke kasir. Eleanor memicingkan matanya,

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   ANCAMAN EDWIN

    Keesokan harinya, suasana di sebuah kafe mewah di pusat kota terasa sibuk. Para eksekutif dengan setelan mahal memenuhi ruangan, membahas bisnis mereka dengan serius. Aroma kopi berkualitas tinggi bercampur dengan suara dentingan gelas dan piring, menciptakan harmoni yang khas. Di salah satu sudut ruangan yang lebih privat, Edwin Anderson duduk tegap di kursinya, ekspresi wajahnya tenang dan profesional. Seorang pria paruh baya dengan jas hitam yang rapi duduk di hadapannya, sementara beberapa dokumen terbuka di atas meja. "Mr. Anderson, saya harus mengakui, proposal Anda sangat mengesankan," ucap pria itu sambil melirik berkas yang tersusun rapi. "Namun, kami tetap ingin memastikan bahwa kerja sama ini akan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kami membutuhkan jaminan bahwa distribusi produk ini akan berjalan lancar tanpa kendala logistik." Edwin menyandarkan tubuhnya, menyesap espresso hitamnya sebelum menjawab dengan suara dalam yang tegas, "Anda tidak perlu khawatir, Mr. Col

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   RENCANA ELEANOR & CECIL

    Di sebuah kafe dengan desain klasik nan elegan, dua wanita duduk berhadapan di sudut ruangan yang sedikit tersembunyi. Aroma kopi hitam yang pekat bercampur dengan wangi vanilla dari lilin aroma terapi di setiap meja, menciptakan suasana yang nyaman. Namun, meski suasananya tampak damai, percakapan di meja itu jauh dari kata tenang. Eleanor mengaduk cangkir kopinya dengan pelan, pandangannya lurus ke depan dengan ekspresi yang sulit ditebak. Sementara itu, wanita di hadapannya, Cecil, tersenyum miring sambil memainkan sendok peraknya. "Kau terlihat terlalu serius, Eleanor," ucap Cecil dengan nada santai, tapi sorot matanya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam. "Apa kau masih tidak terima kalau Victor sudah menjadi milik wanita lain?" Eleanor tersenyum tipis, tapi matanya berkilat tajam. "Victor bukan 'milik' siapa pun, apalagi wanita biasa seperti Kiara. Aku mengenalnya lebih lama. Aku tahu bagaimana perasaannya yang sebenarnya. Dia hanya… tersesat sejenak." Cecil terkekeh pela

  • GAIRAH CINTA DADDY MERTUA   SOSOK MASALALU

    Pagi menjelang dengan tenang di mansion keluarga Anderson. Matahari baru saja menyentuh puncak pohon ketika Kiara terbangun dari tidurnya. Tubuhnya masih diselimuti kehangatan Victor, yang lengannya melingkari pinggangnya dengan posesif. Ia tersenyum tipis, membiarkan dirinya menikmati momen itu sebelum akhirnya mencoba beranjak.Namun, begitu ia bergerak, lengan Victor mengencang."Jangan pergi," gumamnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.Kiara terkekeh, membelai rambut suaminya. "Anak-anak bisa bangun kapan saja. Aku harus melihat mereka."Victor membuka matanya perlahan, menatapnya dengan pandangan yang selalu berhasil membuat Kiara kehilangan napas. "Biarkan Sofia mengurus mereka sebentar lagi. Aku masih ingin bersamamu."Kiara menggigit bibir, hampir tergoda, tapi suara dentingan piring dari lantai bawah mengingatkannya bahwa hari sudah dimulai. Ia pun mencium pipi Victor singkat sebelum berhasil meloloskan diri dari pelukannya.Saat turun ke ruang makan, aroma kop

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status