Home / All / GADIS YANG TERJAMAH / 18. Tipu Daya Jonathan

Share

18. Tipu Daya Jonathan

Author: sitta rulita
last update Last Updated: 2022-03-13 16:28:03

“Satu juta lagi,” Lyan menadahkan tangannya dan merapatkan kakinya di perut Jonathan hingga pangkal kakinya penempel di paha Jonathan.

“Apa?” Jonathan berdiri dan menghempaskan kaki Lyan dengan kasar.

Lyan hampir terguling jatuh dari kasur, tapi kemudian Lyan bangkit lagi dengan menempelkan tubuhnya yang bugil pada tubuh Jonathan. “Dengar, lima ratus ribu untuk ini.” Lyan memegang tangan Jonathan lalu menempelkan tangannya pada pangkal pahanya. “Lima ratus ribu untuk itu,” Lyan menunjuk botol sisa hisapan Jonathan. “Dan lima ratus ribu lagi untuk kamar ini.” 

“Ini pemerasan!” bentak Jonathan sambil mendorong tubuh Lyan menjauh darinya

“Ini adalah nilai yang harus kamu bayar s

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • GADIS YANG TERJAMAH   20. Pesta Bersama Tuan Tan

    Apa yang akan dilakukan Tuan Tan pada Wisnu jika dia melihat asistennya terkapar di samping bong? Lyan gelisah sendiri dalam kamar. Dia tak bisa meninggalkan kamarnya saat Tuan Tan pergi. Malam semakin larut, Lyan tak bisa mengetahui apa yang terjadi pada Tuan Tan dan Wisnu. Lyan memutuskan untuk tidur tanpa menghiraukan urusan mereka.Hingga hampir tengah malam tak ada kabar dari Tuan Tan dan Wisnu, Lyan juga tak berani keluar dari kamarnya. Bagaimana jika Tuan Tan marah dan meninggalkannya di sini? Semakin pusing lagi jika dia diharuskan membayar reservasi dan akomodasi dalam villa ini. Ah, Lyan gila memikirkannya.Di tengah malam, pintu kamar Lyan diketuk. “Siapa?” teriak Lyan dari dalam.“Aku, Wisnu,” balas Wisnu dari balik pintu.

    Last Updated : 2022-03-14
  • GADIS YANG TERJAMAH   21. At VIP Room

    “Apa maksudmu?” Marlina membulatkan mata. “Selagi pemilik kasur ini tidak tidur di sini, kita boleh kan menikmati kasur empuk ini!” Wisnu terlentang dengan kedua tangan menyangga kepalanya. Lyan memandang Wisnu penuh emosi, “tega sekali kamu!” umpat Lyan. “Ayolah, buang segala egomu. Mari kita nikmati malam ini,” rayu Wisnu. “Aku juga ingin menikmati barangmu itu setelah kita ehem-ehem.” Wisnu tertawa. “Kamu belum bayar, jadi tak ada yang gratis!” ucap Lyan ketus. “Kamu mau berapa?” tanya Wisnu dengan memamerkan isi dompetnya. “Kenapa kamu sangat perhitungan denganku? Kamu pikir apa tua bangka itu akan membayarmu tanpa campur tanganku?” “Apa mak

    Last Updated : 2022-03-17
  • GADIS YANG TERJAMAH   22. Insyaf

    “Dia ngomong apa sih, Mbak?” tanya Lyan pada Susi.Mbak Susi mengangkat bahu lalu meninggalkan Lyan dan Chris.“Wajahmu sekarang cantik dan terawat, aku suka,” puji Chris.“Terima kasih. Tapi kurasa ada yang salah dengan kata-katamu tadi. Aku ingin kamu menarik kata-katamu dan meminta maaf padaku. Oh ya, aku juga tak ingin kamu mengulangi kata-kata kotormu itu,” tegas Lyan.“Sombong sekali. Coba lihat uang yang kubawa.” Chris memamerkan dompetnya.“Pergi dan bawa uangmu itu. Jessie akan marah jika kau berpaling darinya.” Lyan mengingatkan.Tiba-tiba Chris mendekat pada Lyan lalu menarik m

    Last Updated : 2022-03-18
  • GADIS YANG TERJAMAH   23. Apa Lyan Hamil?

    “Kamu gak lagi hamil kan?”Lyan menengadahkan kepala, “gak!”“Mbak Mar kenapa?” tanya Pak Udin, pembantu Tante Angel.“Gapapa,” Lyan membasuh wajahnya.“Tante Angel minta buatkan nasi goreng,” kata Pak Udin lagi.“Iya, nanti aku ke sana,” jawab Lyan.Lyan menyusul pak Udin menuju ke dapur di rumah Tante Angel. Di sana, Lyan mulai meracik bumbu. Ketika bumbu ditumis, Lyan kembali merasakan mual tapi tetap ditahan. Kepalanya semakin berat, tubuhnya melemah. Sebelum nasi gorengnya matang sempurna, Lyan mematikan kompor dan menyudahi kegiatan masaknya. Jelas ada yang tidak beres d

    Last Updated : 2022-03-19
  • GADIS YANG TERJAMAH   24. Kegilaan Mitha

    “Tunggu apalagi? Buka bajumu sekarang!” bentak Mitha.“Untuk apa?” Lyan berbalik tanya. Lyan mulai merasakan ada sesuatu yang tak beres dengan Mitha.“Kamu gak asyik.” Mitha duduk sambil memeluk lututnya. Lama terdiam dalam duduk, bahu Mitha naik turun, sepertinya dia sedang menangis.Lyan menyentuh bahu Mitha untuk menyodorkan segelas air mineral. Mitha meminum airnya sedikit lalu mengembalikan gelasnya lagi pada Lyan.“Jadi, kamu gak tertarik sama aku?” tanya Mitha galau.Lyan menjauh dari Mitha. “Saya perempuan, sukanya sama laki. Saya gak suka sama perempuan.”“Tapi aku

    Last Updated : 2022-03-20
  • GADIS YANG TERJAMAH   25. Terjamah Lagi

    Lyan menutup wajahnya dengan lengan, "kenapa kamu menyerangku?" teriak Lyan."Kenapa kamu gak bilang kalau sedang hamil?" Suara Mitha tak kalah keras."Kamu gak nanya, buat apa aku bilang. Lebih baik aku pergi." Lyan membuka pintu lalu keluar.Baru saja Lyan keluar dan menutup pintu, dari dalam kamar Mitha berteriak dan melempar benda keras ke pintu. Lyan berhenti sejenak, memperhatikan apa yang terjadi dari depan pintu.Malam ini Lyan sudah bekerja keras bahkan merasakan pelecehan yang sungguh diluar akalnya dan juga kehilangan paket kecil milik Tante Angel. Tapi dia belum mendapatkan sepeserpun dari Mitha. Ingin kembali masuk ke kamar itu tapi sama saja masuk ke sarang harimau, kalau tidak masuk pastinya dia akan rugi sebab harus memba

    Last Updated : 2022-03-22
  • GADIS YANG TERJAMAH   26. Hamil Atau Tidak

    Lyan tersentak dengan pengusiran dari Tante Angel. Mau kemana lagi dia tinggal? Kembali ke Jessie itu sangat tidak mungkin.Tanpa berpikir panjang lagi, Lyan membenahi barang-barangnya yang ada di kamar tirainya itu. Mbak Susi kini ikut menangis, dia tak tahu apa yang terjadi, yang jelas Tante Angel dan Lyan kini sedang dalam keadaan penuh emosi.“Tante, tolong jangan usir Marlina dari sini. Mau tinggal dimana lagi dia. Tolong, Tante.” Mbak Susi memohon pada Tante Angel.“Biarkan dia pergi sampai selesai melahirkan. Nanti kalau sudah melahirkan, dia boleh di sini lagi tanpa bayinya.” Tante Angel berkata lalu pergi meninggalkan area laundry.“Kata siapa aku hamil?” ucap Lyan setelah Tante Angel berlalu.

    Last Updated : 2022-03-22
  • GADIS YANG TERJAMAH   27. Di Ruang Aborsi

    Dokter gadungan itu mengarahkan jarum suntik ke arah Lyan.“Tidak, aku gak mau,” jerit Lyan. Lyan turun dari bed partus lalu menyabet celana jeansnya dan mengenakannya lagi.Tante Angel duduk menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi seraya melipat kedua tangannya di dada, “yakin, kamu gak mau?”Lyan memanjangkan lehernya ketika mendengar apa yang baru dikatakan Tante Angel. Perlahan dia menurunkan celananya lagi. Kata-kata Tante Angel sungguh sangat menekan Lyan. Jika Lyan tak menurutinya, dimana dia akan tinggal selanjutnya.“Ayo naik!” perintah dokter itu dengan mengacungkan suntikanny

    Last Updated : 2022-03-23

Latest chapter

  • GADIS YANG TERJAMAH   45. Lolos

    Lyan kembali menahan nafas sambil menengok ke arah belakang. Kaca belakang yang telah pecah itu jelas memperlihatkan jalan kosong, Lyan memicingkan mata dan memperjelas pandangannya lagi.“Jalanan kosong, Pak. Gak ada polisi yang ngejar!” teriak Lyan suka cita. Pak Udin sesaat menengok ke belakang untuk memastikan lalu mempercepat laju kendaraannya untuk kembali ke rumah Tante Angel.Tante Angel menunggu cemas di dalam ruangannya. Lyan masuk ke dalam ruangan dengan penuh luka goresan kaca di lengan dan kakinya. “Kenapa kamu, Lyan? Mana Jessie?”Pak Udin masuk dengan memeluk tas berisi uang lalu menyerahkan pada Tante Angel.“Jessie gak bisa kami selamatkan dari sana. Dia ditabrak motor dan disandera oleh mereka.” jawab Lyan sambil menahan sakit.Tante Angel menutup mulutnya dengan kedua tangannya, “kalian gak mencoba menolongnya?” tanya Tante Angel.“Kalau gak nolong Jessie, gak mungkin sampai luka-luka kayak gini, Tan.” jawab Lyan.“Mobil juga remuk, untung uang itu bisa diselamatkan

  • GADIS YANG TERJAMAH   44. Uang atau Nyawa

    “Maksudnya gimana, Tan?” Lyan membulatkan matanya.“Saya sangat mengapresiasikan langkahmu kemarin. Membuat Bang John tidak percaya lagi pada Lidya itu suatu hal yang sangat luar biasa. Tapi kita juga butuh barang. Jadi, terpaksa kita harus merampasnya dari Lidya.” jawab Tante Angel.“Bagaimana caranya?” tanya Lyan lagi.“Panggil Jessie ke sini, kita susun langkah setelah Jessie datang.” perintah Tante Angel.“Males ah, Tante aja. Takut ketemu Chris.” tolak Lyan.“Baiklah. Satu jam lagi aku aku tunggu kalian di sini.”Lyan kembali ke gerai laundry menemui Mbak Susi yang sedang sibuk dengan cucian

  • GADIS YANG TERJAMAH   43. Tipu Daya

    Bang John menembus lantai granit dengan peluru yang dimuntahkan dari senjata dalam genggamannya. Semua orang yang ada dalam ruangan itu berjongkok sambil menutup kedua telinga. Aroma mesiu tercium pekat.Lidya berbalik dan melihat lantai dengan pola sarang laba-laba tak jauh dari kakinya. “Aku kembalikan uangmu sekarang, tapi tolong jangan bunuh aku.” ucap Lidya memelas.Lidya berjalan pelan kembali ke tempatnya semula lalu mengeluarkan uang yang tadi diberikan Sisil.Kedua netra Bang John merah padam, sepertinya dia siap menelan Lidya hidup-hidup. Senjata yang digenggam Bang John sepertinya benar asli, tidak seperti senjata milik Lidya tadi. Suara letusannya sangat membuat Lyan ketakutan setengah mati.“Aku gak

  • GADIS YANG TERJAMAH   42. Markas Putih

    Pria berjubah putih itu menyapa Lyan dengan menundukkan kepalanya lalu tersenyum. Kepalanya menggunakan peci putih yang diikat dengan kain hitam mengelilingi kepalanya, tangannya menggenggam seuntai tasbih putih, alas kakinya hanya menggunakan sandal karet sederhana. Siapakah pria yang dijemput Sisil ini.Mobil berhenti di sebuah rumah besar yang sangat asri, beberapa pohon besar membuat teduh penglihatan. Rumah bercat putih dipenuhi dengan bunga-bunga indah di sepanjang terasnya. Beberapa ekor burung dengan kicauan merdu yang tergantung di teras menyambut kedatangan mereka.Lidya turun dari mobil dan menyeret koper itu ke dalam rumah. Masuk dari pintu utama, ruangan tampak luas, ada perbedaan tinggi pada lantai. Seperti rumah ini didesain untuk lesehan, sebab di lantai yang lebih tinggi itu terdapat karpet tebal dan beberapa s

  • GADIS YANG TERJAMAH   41. Tamu Istimewa

    Tanpa aba-aba, Lidya menembak vas bunga yang ada di meja. Suara letusan memekakkan telinga, seketika itu juga material kaca penyusun vas itu hancur berantakan.“Kenapa kita tidak berdamai saja? Kamu punya barang, aku punya duit. Kita barter, selesai urusan.” ucap Lyan sedatar mungkin meski detak jantungnya tak karuan.“Terserah padaku, dengan siapa aku bertransaksi. Kenapa kamu memaksaku untuk menjual barangku padamu? Aku gak suka itu.” ucap Lidya ketus.“Kalau tidak mau menjualnya padaku, kenapa kamu mau ikut denganku?” jawab Lyan sambil tersenyum.“Mana aku tahu kalau kamu orang suruhan Angel. Kalau tau pasti aku gak akan mau ikut denganmu!” hardik Lidya.“

  • GADIS YANG TERJAMAH   40. Misi Baru

    Azka berlari meninggalkan rumah. Lyan tahu dengan pasti jika Azka dari tadi kelaparan. Lyan berusaha mengejar tapi Azka terlanjur menjauh dengan mobilnya. “Biarkan dia pergi, nanti juga kembali lagi.” ucap Tante Angel ketika Lyan kembali. Lyan berjalan lesu lalu duduk di kursi yang tak jauh dari ruang kerja Tante Angel. “Kalian sudah bertemu nenekmu?” tanya Tante Angel lagi. Lyan menggelengkan kepala. “Rumah ayah sudah gak ada lagi, sekarang dibangun rumah baru yang besar. Nenek sudah lama pergi dari rumah, katanya gak lama setelah aku pergi.” Lyan menekuk kakinya dan memeluknya, tangisnya kembali pecah. Tante Angel hanya diam lalu meninggalkan Lyan sendiri dalam tangisnya. “Tante,” panggil

  • GADIS YANG TERJAMAH   39. Bertemu Zahra

    “Hai Celine,” sapa Azka tanpa melepaskan genggaman tangannya. “Siapa dia?” tanya Celine lagi. “Ini Marlina, pacarku. Marlina, perkenalkan sepupuku, Celine.” jawab Azka memamerkan deretan gigi putihnya. Mata Celine membulat. “Pasti kamu bohong!” hardik Celine. “Pa, Ma, Azka mau pergi dulu. Marlina sudah punya janji dengan seseorang di sana.” Azka pergi taman dengan masih menggenggam tangan Marlina. “Azka, minta minyak dulu sama Surti, Pa takut tanganmu gak bisa lepas dari cewek itu.” ledek grandpa. “Bisa lepas kok, Pa.” Azka melepas tangannya lalu merangkul Marlina dari samping lalu mengedipkan sebelah matanya lalu pergi.

  • GADIS YANG TERJAMAH   38. Kemana Nenek Sholihati?

    “Maksudnya gimana?” Lyan terpancing emosi.Azka menegakkan kelima jari tangannya di depan Lyan. “Nenek yang tinggal di rumah yang lama kemana ya?” tanya Azka.“Wah, gak tau Mas. Saya ke sini, rumahnya sudah kosong. Saya pikir memang gak ada penghuninya.” jawab tukang tersebut.“Bapak bukan orang sini ya?” tanya Azka lagi.“Bukan, rumah saya jauh. Saya di drop di sini bareng kawan sama Bos Kuncoro. Pak Sodikin tuh yang asli orang sini!” tunjuk tukang tersebut.Lyan cepat-cepat mengenakan kacamata hitam sebelum Sodikin mendekat, Lyan kenal betul dengan teman kerja ayahnya dulu itu.“Siapa?” t

  • GADIS YANG TERJAMAH   37. Kembali Ke Kampung Neraka

    “Maaf.” Azka berdiri dan menjauh dari kasur Lyan.Lyan duduk lalu menarik selimut menutupi badannya dan menatap Azka.“Sejak kapan Mas Azka di sini?” tanya Lyan agak emosi.“Ehm, maaf ya. Tadi aku sudah beberapa kali masuk ke sini. Tapi kamu belum bangun juga. Aku tunggu di bawah ya.” Azka berbalik badan menuju pintu.“Aku gak mau peristiwa tadi terulang lagi. Lagipula bajuku ada di bawah. Aku mandi di sana aja.” Lyan turun dari kasur dan mendahului Azka keluar dari kamar.“Maaf ya!” ucap Azka sebelum Lyan menuruni tangga. Lyan bergeming kemudian meneruskan langkahnya lagi tanpa kata.Lyan kemb

DMCA.com Protection Status