Beranda / Semua / GADIS YANG TERJAMAH / 27. Di Ruang Aborsi

Share

27. Di Ruang Aborsi

Penulis: sitta rulita
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-23 11:00:00

Dokter gadungan itu mengarahkan jarum suntik ke arah Lyan.

“Tidak, aku gak mau,” jerit Lyan. Lyan turun dari bed partus lalu menyabet celana jeansnya dan mengenakannya lagi.

Tante Angel duduk menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi seraya melipat kedua tangannya di dada, “yakin, kamu gak mau?” 

Lyan memanjangkan lehernya ketika mendengar apa yang baru dikatakan Tante Angel. Perlahan dia menurunkan celananya lagi. Kata-kata Tante Angel sungguh sangat menekan Lyan. Jika Lyan tak menurutinya, dimana dia akan tinggal selanjutnya.

“Ayo naik!” perintah dokter itu dengan mengacungkan suntikanny

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • GADIS YANG TERJAMAH   27. Di Ruang Aborsi

    Dokter gadungan itu mengarahkan jarum suntik ke arah Lyan.“Tidak, aku gak mau,” jerit Lyan. Lyan turun dari bed partus lalu menyabet celana jeansnya dan mengenakannya lagi.Tante Angel duduk menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi seraya melipat kedua tangannya di dada, “yakin, kamu gak mau?”Lyan memanjangkan lehernya ketika mendengar apa yang baru dikatakan Tante Angel. Perlahan dia menurunkan celananya lagi. Kata-kata Tante Angel sungguh sangat menekan batin Lyan. Jika Lyan tak menurutinya, dimana dia akan tinggal selanjutnya.“Ayo naik!” perintah dokter itu dengan mengacungkan sunt

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-24
  • GADIS YANG TERJAMAH   28. Dinas Ke Luar Kota

    Lyan terpaksa menghisap apa yang diberikan Tante Angel.“Kamu ini aneh, jual tapi gak pernah pake.” kata Tante Angel sambil memperhatikan cara Lyan menghisap.“Biar irit pengeluaran,” balas Lyan yang disambut tawa renyah Tante Angel.“Kamu pernah merokok?” tanya Tante Angel lagi. Lyan menggeleng.“Kalau minum alkohol?” tanya Tante Angel.“Pernah dikit, gak sampai setengah gelas.” jawab Lyan. Kepalanya mulai pusing.“Biar irit?” Tante Angel tertawa sendiri karena Lyan sudah masuk ke dunia lain.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-25
  • GADIS YANG TERJAMAH   29. Menginap Di Rumah Warga

    “Ini barang saya, hak dan privasi saya. Anda tidak boleh seenaknya melihat isi di dalamnya.” bantah Lyan.“Iya, tapi Mbak tadi cuma bilang bawa kardus aja di bagasi. Sekarang kok tambah tas pink juga?” kondektur itu tak mau mengalah.Lyan merebut tas pink miliknya dengan kasar, tapi kondektur itu menarik tas itu lagi lalu melemparkan ke dalam bagasi.Lyan tak mau kalah, dia masuk ke dalam bagasi bus dan mengambil tas pink itu. Lyan dan kondektur saling tarik menarik tas warna pink itu. Keduanya berhenti ketika suara klakson bus berbunyi. Lyan membawa barang bawaannya menjauh dari bus dengan berlari.“Awas kalo penumpang saya ada kehilangan! Berarti kamu yang nyuri! Pake kerudung tapi maling.” umpat kondektur itu lal

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-26
  • GADIS YANG TERJAMAH   30. Menuju Pemesan

    Lyan menunduk untuk menghindar dari pukulan dengan menunduk. Saat menunduk itu juga, Lyan menyapu kaki ketiga orang yang mengepungnya. Dalam satu rotasi ketiganya sudah berjatuhan. “Aku gak mau bermain-main terlalu lama. Mana bos kalian?” ucap Lyan pelan. Salah satu dari orang tersebut berdiri, “ikut aku!” “Tadi hanya pemanasan aja lho. Kalau kalian macam-macam, aku bisa membuat tulang kalian remuk!” ancam Lyan. Ketiganya saling berpandangan, tiga orang lelaki kekar dengan mudah dilumpuhkan oleh seorang wanita berbadan ramping. Ketiganya membawa dua unit sepeda motor lalu mengajak Lyan naik dalam motornya. Ketika Lyan naik ke atas motor dengan duduk membentangkan dua kaki di belakang pengemu

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-27
  • GADIS YANG TERJAMAH   31. Pulang

    “Boleh dicek?” tanya pria itu lagi.“Kurasa aku juga perlu mengecek keaslian uang tersebut!” balas Lyan tak mau kalah. Pria tua tadi menarik plastik hitam yang berisi uang menjauh dari jangkauan Lyan.“Silahkan,” ucap bos tersebut, lalu dengan isyarat mata dia menyuruh si pria tuan memberikan uang yang dimaksud. Lyan juga mengeluarkan barang bawaannya dan meletakkan di atas timbangan digital. Berat total 1000,05 gr.Lyan menyesal meminta untuk mengecek keaslian dan jumlah uang dari pria tersebut karena dia tak punya alat seperti dokter gadungan kemarin. Lyan hanya memperkirakan jumlah ikatan uang yang diserahkan pria tua tadi.Setelah saling mengecek, Lyan meninggalkan tempat. Pria itu memberik

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-28
  • GADIS YANG TERJAMAH   32. Meninggalkan Rahma

    “Semalam kata Emak, Mbak keluar menghadapi preman. Sekali tendangan, mereka jatuh semua. Terus Mbak diajak kemana sama preman itu?” Lyan menaruh jari telunjuk ke depan bibirnya, “kantor polisi, jangan bilang-bilang ya!” bisik Lyan. Rahma membulatkan matanya. “Mbak Lyan keren ya!” “Jawab tidak tau kalau ada yang bertanya ya!” tegas Lyan. Rahma menganggukkan kepalanya. Setelah mandi dan bersolek, Lyan berpamitan pada anak kelas empat SD itu dan memberikan kardus berisi keripik itu pada Rahma, “boleh kau jual, dimakan sendiri atau diberikan pada orang lain.” Lagi-lagi Rahma mengangguk tanda mengerti. Rahma masih kagum dengan Lyan. Lyan meninggalkan ru

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-29
  • GADIS YANG TERJAMAH   33. Azka

    “Kalau gak diizinkan mama, nanti tidur di kamarku aja!” kata Azka ngotot.Lyan dan Mbak Susi saling berpandangan. “Mas Azka bisa aja, saya sudah terbiasa tidur di sini kok.”“Jangan dong, masa perempuan tinggal di tempat seperti ini. Gak layak banget.” Azka masih tetap pada pendiriannya.“Uang saya gak sebanyak Mbak Susi yang bisa ngekos di sana. Dibolehin tidur di sini, syukur banget, Mas.” seloroh Lyan.“Justru itu, Mbak. Saya gak lama kok tinggal di sini. Selebihnya Mbak Lyan bisa tidur di kamar saya selama saya gak tinggal di sini. Oke?” paksa Azka.“Apa mungkin saya dan Mbak Susi bisa sekamar?” balas Lyan.

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-30
  • GADIS YANG TERJAMAH   34. Niat Azka

    Lyan melongo mendengar apa yang dikatakan Azka. Azka terlihat sangat bersemangat.“Sepertinya Tante Angel tak akan mengizinkan aku pergi.” ucap Lyan takut-takut.“Gak usah pedulikan dia. Aku akan bertanggung jawab jika mamaku marah padamu.” kata Azka pasti.“Bukan begitu, Mas. Masalahnya bukan hanya marah pada saat ini saja, tapi masa depanku. Kalau sampai Tante Angel mengusirku, dimana lagi aku akan tinggal?” Kedua mata Lyan berkaca-kaca.“Kamu gak percaya sama aku? Mbak Susi aja pernah aku antar mudik seminggu dan diberhentikan kerja di sini. Tapi, buktinya sampai sekarang Mbak Susi masih nyaman kerja di sini. Iya kan, Mbak?” ucap Azka pasti.“Tapi setidaknya, temani aku

    Terakhir Diperbarui : 2022-03-31

Bab terbaru

  • GADIS YANG TERJAMAH   45. Lolos

    Lyan kembali menahan nafas sambil menengok ke arah belakang. Kaca belakang yang telah pecah itu jelas memperlihatkan jalan kosong, Lyan memicingkan mata dan memperjelas pandangannya lagi.“Jalanan kosong, Pak. Gak ada polisi yang ngejar!” teriak Lyan suka cita. Pak Udin sesaat menengok ke belakang untuk memastikan lalu mempercepat laju kendaraannya untuk kembali ke rumah Tante Angel.Tante Angel menunggu cemas di dalam ruangannya. Lyan masuk ke dalam ruangan dengan penuh luka goresan kaca di lengan dan kakinya. “Kenapa kamu, Lyan? Mana Jessie?”Pak Udin masuk dengan memeluk tas berisi uang lalu menyerahkan pada Tante Angel.“Jessie gak bisa kami selamatkan dari sana. Dia ditabrak motor dan disandera oleh mereka.” jawab Lyan sambil menahan sakit.Tante Angel menutup mulutnya dengan kedua tangannya, “kalian gak mencoba menolongnya?” tanya Tante Angel.“Kalau gak nolong Jessie, gak mungkin sampai luka-luka kayak gini, Tan.” jawab Lyan.“Mobil juga remuk, untung uang itu bisa diselamatkan

  • GADIS YANG TERJAMAH   44. Uang atau Nyawa

    “Maksudnya gimana, Tan?” Lyan membulatkan matanya.“Saya sangat mengapresiasikan langkahmu kemarin. Membuat Bang John tidak percaya lagi pada Lidya itu suatu hal yang sangat luar biasa. Tapi kita juga butuh barang. Jadi, terpaksa kita harus merampasnya dari Lidya.” jawab Tante Angel.“Bagaimana caranya?” tanya Lyan lagi.“Panggil Jessie ke sini, kita susun langkah setelah Jessie datang.” perintah Tante Angel.“Males ah, Tante aja. Takut ketemu Chris.” tolak Lyan.“Baiklah. Satu jam lagi aku aku tunggu kalian di sini.”Lyan kembali ke gerai laundry menemui Mbak Susi yang sedang sibuk dengan cucian

  • GADIS YANG TERJAMAH   43. Tipu Daya

    Bang John menembus lantai granit dengan peluru yang dimuntahkan dari senjata dalam genggamannya. Semua orang yang ada dalam ruangan itu berjongkok sambil menutup kedua telinga. Aroma mesiu tercium pekat.Lidya berbalik dan melihat lantai dengan pola sarang laba-laba tak jauh dari kakinya. “Aku kembalikan uangmu sekarang, tapi tolong jangan bunuh aku.” ucap Lidya memelas.Lidya berjalan pelan kembali ke tempatnya semula lalu mengeluarkan uang yang tadi diberikan Sisil.Kedua netra Bang John merah padam, sepertinya dia siap menelan Lidya hidup-hidup. Senjata yang digenggam Bang John sepertinya benar asli, tidak seperti senjata milik Lidya tadi. Suara letusannya sangat membuat Lyan ketakutan setengah mati.“Aku gak

  • GADIS YANG TERJAMAH   42. Markas Putih

    Pria berjubah putih itu menyapa Lyan dengan menundukkan kepalanya lalu tersenyum. Kepalanya menggunakan peci putih yang diikat dengan kain hitam mengelilingi kepalanya, tangannya menggenggam seuntai tasbih putih, alas kakinya hanya menggunakan sandal karet sederhana. Siapakah pria yang dijemput Sisil ini.Mobil berhenti di sebuah rumah besar yang sangat asri, beberapa pohon besar membuat teduh penglihatan. Rumah bercat putih dipenuhi dengan bunga-bunga indah di sepanjang terasnya. Beberapa ekor burung dengan kicauan merdu yang tergantung di teras menyambut kedatangan mereka.Lidya turun dari mobil dan menyeret koper itu ke dalam rumah. Masuk dari pintu utama, ruangan tampak luas, ada perbedaan tinggi pada lantai. Seperti rumah ini didesain untuk lesehan, sebab di lantai yang lebih tinggi itu terdapat karpet tebal dan beberapa s

  • GADIS YANG TERJAMAH   41. Tamu Istimewa

    Tanpa aba-aba, Lidya menembak vas bunga yang ada di meja. Suara letusan memekakkan telinga, seketika itu juga material kaca penyusun vas itu hancur berantakan.“Kenapa kita tidak berdamai saja? Kamu punya barang, aku punya duit. Kita barter, selesai urusan.” ucap Lyan sedatar mungkin meski detak jantungnya tak karuan.“Terserah padaku, dengan siapa aku bertransaksi. Kenapa kamu memaksaku untuk menjual barangku padamu? Aku gak suka itu.” ucap Lidya ketus.“Kalau tidak mau menjualnya padaku, kenapa kamu mau ikut denganku?” jawab Lyan sambil tersenyum.“Mana aku tahu kalau kamu orang suruhan Angel. Kalau tau pasti aku gak akan mau ikut denganmu!” hardik Lidya.“

  • GADIS YANG TERJAMAH   40. Misi Baru

    Azka berlari meninggalkan rumah. Lyan tahu dengan pasti jika Azka dari tadi kelaparan. Lyan berusaha mengejar tapi Azka terlanjur menjauh dengan mobilnya. “Biarkan dia pergi, nanti juga kembali lagi.” ucap Tante Angel ketika Lyan kembali. Lyan berjalan lesu lalu duduk di kursi yang tak jauh dari ruang kerja Tante Angel. “Kalian sudah bertemu nenekmu?” tanya Tante Angel lagi. Lyan menggelengkan kepala. “Rumah ayah sudah gak ada lagi, sekarang dibangun rumah baru yang besar. Nenek sudah lama pergi dari rumah, katanya gak lama setelah aku pergi.” Lyan menekuk kakinya dan memeluknya, tangisnya kembali pecah. Tante Angel hanya diam lalu meninggalkan Lyan sendiri dalam tangisnya. “Tante,” panggil

  • GADIS YANG TERJAMAH   39. Bertemu Zahra

    “Hai Celine,” sapa Azka tanpa melepaskan genggaman tangannya. “Siapa dia?” tanya Celine lagi. “Ini Marlina, pacarku. Marlina, perkenalkan sepupuku, Celine.” jawab Azka memamerkan deretan gigi putihnya. Mata Celine membulat. “Pasti kamu bohong!” hardik Celine. “Pa, Ma, Azka mau pergi dulu. Marlina sudah punya janji dengan seseorang di sana.” Azka pergi taman dengan masih menggenggam tangan Marlina. “Azka, minta minyak dulu sama Surti, Pa takut tanganmu gak bisa lepas dari cewek itu.” ledek grandpa. “Bisa lepas kok, Pa.” Azka melepas tangannya lalu merangkul Marlina dari samping lalu mengedipkan sebelah matanya lalu pergi.

  • GADIS YANG TERJAMAH   38. Kemana Nenek Sholihati?

    “Maksudnya gimana?” Lyan terpancing emosi.Azka menegakkan kelima jari tangannya di depan Lyan. “Nenek yang tinggal di rumah yang lama kemana ya?” tanya Azka.“Wah, gak tau Mas. Saya ke sini, rumahnya sudah kosong. Saya pikir memang gak ada penghuninya.” jawab tukang tersebut.“Bapak bukan orang sini ya?” tanya Azka lagi.“Bukan, rumah saya jauh. Saya di drop di sini bareng kawan sama Bos Kuncoro. Pak Sodikin tuh yang asli orang sini!” tunjuk tukang tersebut.Lyan cepat-cepat mengenakan kacamata hitam sebelum Sodikin mendekat, Lyan kenal betul dengan teman kerja ayahnya dulu itu.“Siapa?” t

  • GADIS YANG TERJAMAH   37. Kembali Ke Kampung Neraka

    “Maaf.” Azka berdiri dan menjauh dari kasur Lyan.Lyan duduk lalu menarik selimut menutupi badannya dan menatap Azka.“Sejak kapan Mas Azka di sini?” tanya Lyan agak emosi.“Ehm, maaf ya. Tadi aku sudah beberapa kali masuk ke sini. Tapi kamu belum bangun juga. Aku tunggu di bawah ya.” Azka berbalik badan menuju pintu.“Aku gak mau peristiwa tadi terulang lagi. Lagipula bajuku ada di bawah. Aku mandi di sana aja.” Lyan turun dari kasur dan mendahului Azka keluar dari kamar.“Maaf ya!” ucap Azka sebelum Lyan menuruni tangga. Lyan bergeming kemudian meneruskan langkahnya lagi tanpa kata.Lyan kemb

DMCA.com Protection Status