Kevin tertawa, kali ini dia tawanya meledak, sembari memegangi perutnya, seakan ada lelucon di sebuah televisi yang diperankan oleh seorang pelawak terkenal yang membuat tertawa terbahak-bahak, menggelitik perut dan sekujur tubuhnya.
Kevin memegang moncong dari senapan yang masih berada di pelipisnya, kemudian dia bangkiti berdiri.
Laki-laki berjas hitam dibuatnya menganga, melihat betapa tenang sikap Kevin.
“Kenapa aku harus ikut dengan kalian? Apa ada sebuah kesalahan yang telah kuperbuat?” tanya Kevin masih dengan raut wajah yang sangat tenang, setenang aliran sungai tanpa riak.
“Tuan Muda—“
Dylan hendak bangkit dari tempat duduk, tetapi laki-laki yang berada di belakangnya menekan pundaknya dengan cukup kuat, membuat Dylan tampak seperti lembu yang dicucuk hidungnya.
Dia tak ingin sesuatu terjadi pada Kevin.
Jika sesuatu terjadi pada Kevin, maka tamatlah riwayatnya. Tuan mudanya pasti akan segera meng
Sementara di sebuah bar, Timothy di sana duduk di sebuah meja, mengawasi sekelilingnya. Beberapa jam yang lalu, dia mencoba menghubungi Dylan dan Kevin, tapi tak satu pun panggilannya terjawab.Lalu beberapa menit yang lalu dia mencoba kembali menghubungi keduanya, kali ini panggilannya justru masuk ke kotak suara.Ada perasaan tak tenang mulai merayap dalam benak dan pikiran Timothy.Tak biasanya kedua orang itu mematikan telepon, apa sesuatu juga terjadi pada keduanya?Masalah satu belum kelar, lantas jika terjadi masalah lain, apa yang bisa dilakukannya?Tubuhnya hanya ada satu, tak mungkin dia mengurus semuanya secara bersamaan.Terlihat senyum samar dari wajah Timothy, matanya menatap lurus ke arah pintu bar yang terbuka, dilihatnya sosok yang sudah tak asing berjalan menuju ke arahnya saat ini.Dia berdiri dan membungkukkan tubuhnya.“Tuan Muda Ethan,” sapa Timothy penuh rasa hormat. Sudah lama dia tak bertemu
Satu-satunya orang yang kemungkinan mampu mengembalikan ingatan Edward adalah Grace? Ethan tak bisa lagi berpikir lebih jernih. Entah lelucon macam apa yang sedang dikatakan Timothy padanya saat ini. Bersusah payah dia mendapatkan Grace, dan sekarang Grace yang bisa membuat Edward mengingat semuanya? Ethan mengusap kasar wajahnya, lalu mendengus dan menatap wajah Timothy yang nampaknya baru saja menyadari jika dia mengatakan sesuatu yang salah. “Kau sedang tak membuat lelucon murahan padaku, Timothy?” Tepat sekali. Ethan sepertinya tak lama lagi akan mengamuk. Atau meminta mereka semua termasuk sahabat Edward untuk mencoba memancing ingatan Edward, termasuk ingatan yang terburuk sekalipun? “Maaf, saya hanya memberi saran, Tuan Muda. Apa yang Anda takutkan, jika Grace membantu untuk kesembuhan Tuan Muda Ed?” “Tak ada yang aku takutkan. Hanya saja, kau tahu hubungan keduanya di masa lalu, bukan?” Siapa yang tak me
Di sebuah gedung kosong yang sudah hampir hancur, dua sosok dalam keadaan tergantung mulai sadar. Berjam-jam mereka tergantung di seutas tali dengan sebuah bangku kecil yang berada di bawah kaki mereka.Kevin mengerjapkan kedua matanya, kesadarannya mulai kembali. Dia merasakan sakit di tubuhnya, dengan kedua tangan yang diikat ke atas. Di sampingnya Dylan masih belum sadar.“Dylan?” panggil Kevin dengan suara pelan.Kedua matanya dengan cermat mengawasi sekelilingnya. Tempat di mana keduanya berada adalah sebuah gudang logistik lama yang tidak dipakai lagi. Bau dan pengap, belum lagi tak ada penerangan yang memadai.Hanya ada sebuah lampu yang berada di luar ruangan, masuk melalui celah lubang angin yang berada di pintu ruangan tersebut, hanya itu satu-satunya penerangan di sana.Sebuah lubang kecil yang berada di atas tembok, memperlihatkan bahwa keadaaan di sekitarnya sudah malam.Siapa yang membawa mereka ke tempat itu?
Ethan berusaha mendorong tubuh Lindsay yang merapat pada dirinya, dengan sisa tenaga yang ada. Di dalam pikirannya hanya dipenuhi oleh sosok Grace, yang memberikannya kekuatan lebih untuk mencoba melarikan diri dari jebakan yang dibuat Lindsay pada dirinya.“Perempuan Jalang, menjauh dariku. Aku tak segan menghajarmu jika itu diharuskan untuk membela diri!” maki Ethan.Koridor hotel di lantai lima terlihat sepi, di ujung koridor hanya ada sebuah jendela yang tertutup rapat, dan di sisi kanan dan kiri, semua pintu tertutup rapat seakan tak ada penghuni yang peduli dengan suara Ethan yang cukup keras ketika memaki Lindsay.Lindsay tak peduli semua makian Ethan padanya. Dia terus berjalan mendekati Ethan yang berjalan mundur dengan sempoyongan. Dia tak bisa memikirkan apa yang terjadi jika sampai Lindsay berhasil mendapatkan apa yang dia mau.Wanita itu tampak seperti serigala berbulu domba di mata Ethan saat ini.Meski pandangannya sediki
Lindsay bangkit berdiri dari tempat tidur, kemudian mengenakan kembali pakaian yang sempat dilepaskannya. Dia merapikan sebuah tripod yang berdiri tepat di depan tempat tidur, kemudian memasukkan kamera ke dalam tas miliknya.“Travis, sekarang mana bayaranku? Bukankah Tuan Besar Dupont mengatakan padaku, jika aku berhasil membawa laki-laki ini dan membuatnya tidur denganku, maka dia akan melipatgandakan bayaranku sebelumnya?”Laki-laki itu terkekeh. Senyuman sinis menghiasi bibirnya.“Bukankah dia sudah tidur denganku barusan,” ejek Lindsay. Dia melepas sebuah wig yang dikenakannya, rambut panjang berwarna merah tergerai dengan indahnya sebatas pinggang. Dia membersihkan sisa-sisa make up yang melekat pada wajahnya.Penampilannya terlihat jauh lebih baik dari sebelumnya, kali ini kesan wanita nakal pada dirinya seakan menghilang begitu saja ketika Lindsay mengubah penampilannya.“Lindsay, kau itu milikku. Siapa p
Tak terasa sudah hampir jam dua pagi. Timothy dan Grace kembali ke bar terakhir Ethan dan Timothy berkunjung.Ketika tiba di sana, Timothy tak melihat sosok perempuan yang sempat menemani dirinya dan Ethan.“Kenapa saya tak melihat perempuan yang tadi sempat menemani saya dan Tuan Muda tadi, sepertinya saya harus bertanya pada manager bar, dia pasti tahu siapa-siapa saja pekerja di bar ini,” ujar Timothy.Grace sebenarnya tidak terlalu mengerti apa yang dikatakan Timothy.Perempuan?Ethan dan Timothy ditemani perempuan sebelumnya?Ada rasa kesal merayap dalam dada, tapi jika Grace mengedepankan egonya saat ini, dia tak akan bisa menemukan di mana Ethan saat ini.Sepertinya urusan belakangan, saat dia menemukan Ethan, sudah pasti dia akan menginterogasi Ethan dari awal sampai akhir.“Tim, bagaimana jika kita tak bisa menemukan Ethan malam ini?” tanya Grace. Kecemasan tergambar dengan sangat jelas di wajah
Ethan terlihat panik, dia langsung mematikan sambungan telpon dari Vanes. Dia masih belum bisa mencerna dengan baik apa yang telah terjadi.Ethan hanya mengingat sebagian dari apa yang telah terjadi malam itu. Dia ingat saat itu dia berada di bar bersama Timothy, lalu seorang perempuan mendekati mereka dan ikut duduk di meja yang dipesannya.Setelah itu, setelah meminum kembali satu botol bir, dia merasakan kepalanya begitu berat, tubuhnya terbakar, kerongkongan terasa panas, belum lagi gairah aneh yang berada di dalam dirinya begitu menggebu-gebu, setelahnya yang dia ingat perempuan yang ditemuinya di bar membawanya ke hotel.“Sialan! Apa mungkin dia telah melakukan sesuatu padaku?”Ethan membuka akun WeChat miliknya, benar saja, seseorang telah mengupload sesuatu di beranda, dan kejadian berikutnya membuat Ethan terbelalak dan menganga lebar.“Hah? Ka-kapan aku tidur dengan seorang perempuan dan mengupload foto-foto ini?”
Dalam seketika, ekspresi wajah Timothy menjadi lebih suram dari sebelumnya. Jika tak ada karyawan bernama Lindsay, lalu siapa wanita yang mengaku sebagai gadis yang bekerja di bar itu? Kali ini Timothy benar-benar dibuat pusing, sepertinya apa yang dipikirkannya tak sesederhana kelihatannya. “Apa kau yakin?” tanya Timothy berusaha mempertegas. Jika sampai Adam berbohong, dia benar-benar akan mematahkan kedua kaki dan tangan laki-laki yang sok angkuh itu. Dia tak peduli, baginya keselamatan Ethan atau Edward merupakan prioritas utama dirinya. “Kalian tuli? Sudah kukatakan, aku tidak memiliki karyawan bernama Lindsay. Aku mengenal semua nama karyawan di sini, jadi aku tidak mungkin salah memberikan informasi, Tuan!” Timothy pun mengangguk, tak ada kebohongan di mata Adam, meski dia sudah mulai menampakkan emosinya. “Kita pergi sekarang Nona Grace. Sepertinya laki-laki ini berkata yang sebenarnya. Saat ini, kita harus mencari Tuan Muda Kevin dan