Share

BAB. 34 Menggoda Dahlia

last update Last Updated: 2025-01-05 20:49:40

Hampir satu jam lamanya, Tuan Abian berada di makam istrinya. Hatinya masih saja sedih jika mengingat kejadian saat Dahlia, sang istri tercinta meregang nyawanya.

"Cepat atau lambat kamu akan merasakan akibatnya, Jhon!" batinnya.

Sudah sebulan lebih, Junot tidak lagi mendekati Lilian. Dia sengaja melakukan itu agar gadis itu bisa melupakan tentang kesalahannya yang telah membohongi Lilian.

Namun selama sebulan ini, Junot selalu mengirimkan bunga kepada Lilian melalui jasa kurir.

Dia juga selalu memantau gadis itu melalui saudaranya, Dahlia.

Seperti siang ini, Junot janjian ketemu dengan Dahlia di sebuah mall di daerah Jakarta Selatan.

"Woi, melamun saja! Sudah lama menunggu?" sapa Dahlia kepada Junot yang berwajah sangat kusut.

"Hai Dahlia, Lo sudah datang? Kok sendiri? Bodyguard Lo, mana?" tukas Junot yang tidak melihat keberadaan Noah.

"Ha-ha-ha bisa aja Lo, ngomongnya, Bro! Mas Noah lagi sibuk, ada urusan penting tentang pekerjaan siang ini." jawab Dahlia.

"Ada apa, nih. Lo mang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 35 Ancaman Tuan Jhon

    Lilian menghela napasnya panjang, lalu berkata, "Dahlia, kamu jangan terpancing emosinya. Biarkan saja mereka bergosip sendiri. Toh kita juga nggak rugi." Lilian mencoba menasihati saudaranya yang kadang tidak dapat mengontrol emosinya."Tapi lama-lama kupingku sakit juga mendengarnya, Lilian!" Bu Jayanti memilih diam. karena dari dulu, mulut para tetangganya memang seperti itu. Dia sudah kebal dengan mereka.Pak Ranto pun mulai angkat bicara, "Mumpung semua sudah berkumpul.Bapak ingin menyampaikan sesuatu yang penting untuk kalian." ujarnya, mencoba menghalau kegugupannya."Bapak mau ngomong apa, Pak?" tanya Dahlia penasaran, dan diiringi dengan wajah Lilian yang juga ingin tahu."Bapak ingin menjadikan Bu Jayanti, untuk menjadi istri Bapak. Bapak ingin meminta restu dari kalian. orang terdekat dari Bu Jayanti." tutur Pak Ranto bersemangat."Hi-hi-hi. Kalau kami sih setuju-setuju saja Pak. iya kan, Lil?" timpal Dahlia."Iya, Pak. Aku pribadi juga sangat setuju." cecar Lilian, sambi

    Last Updated : 2025-01-09
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 36 Rencana Perjodohan

    Sesampai di Toserba, Noah langsung memanggil Dita lalu menceritakan situasi yang sesungguhnya kepada orang kepercayaannya itu."Dita, mulai sekarang Lo harus berhati-hati. Gue mungkin akan pergi untuk beberapa waktu lamanya. Gue harus menghindari Dahlia. Jadi selama gue pergi. Tolong Lo jaga Dahlia, seperti Lo menjaga nyawa lo sendiri!" Dia lalu memberi cek senilai harga fantastis di tangan Dita."Tu ... tuan Muda. Sepertinya ini terlalu besar," lirih Dita sambil melotot. Melihat nominal uang yang diberikan oleh Noah kepadanya."Jika Lo bisa menjaga Dahlia dengan baik, gue akan memberi Lo dua kali lipat lagi! Ingat jaga Dahlia dengan segenap kekuatan Lo!" "Siap, Pak Bos! Laksanakan!" tukas Dita, lantang."Dan ingat satu hal, tolong rahasiakan semuanya kepada Dahlia!" tutur Noah tegas."Baik, Tuan Muda. Saya akan mengingat semua perintah Anda," jawabnya, lagi.Demikian halnya dengan Asisten Taufik. Noah juga menitipkan untuk menjaga Dahlia. Noah sepertinya punya feeling akan terjadi

    Last Updated : 2025-01-09
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 37 Tak Sengaja Bertemu

    Sherly yang ditanya seperti itu, masih belum mengerti maksud perkataan Junot."I ... iya, Tante." Sherly hanya menjawab, seadanya."Ya, sudah. Tante beri kalian waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Baru setelah itu, pembicaraan keluarga yang serius akan dilanjutkan. Nanti Tante akan kembali menghubungi mama kamu ya, Sherly." Mendengar perkataan Tante Belva. Sherly baru sadar jika perjodohan ini benar-benar akan terjadi.Dia melirik ke arah Junot untuk meminta bantuan. "Ma, jangan buru-buru ke keluarga dulu, dong. Biarkan kami lebih saling mengenal dulu. Toh, Sherly juga masih muda. Butuh persiapan ekstra untuk menuju ke jenjang yang lebih serius, iya kan Sherly?" "Iya, Tante. Apa yang dikatakan Junot memang benar. Apalagi saya baru saja terjun di dunia bisnis, jadi butuh fokus yang maksimal." seru Sherly, sekenanya."Ya, sudah terserah kalian saja." tukas, Tante Belva. Puput dan Harjo sedang memasuki sebuah restoran. Pria itu terlihat sedang mereservasi salah satu tempat di

    Last Updated : 2025-01-09
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 38 Terpaksa Setuju

    Di kediaman Rivaldo, "Mama, apa-apaan sih! Ngapain Mama marah-marah sama Puput! Dia itu tidak tahu apa-apa mengenai hubunganku dengan Lilian!" "Ya terserah Mama mau memarahi siapa! Puput kan temannya, Si gadis desa itu! Mama sengaja memarahinya! Biar dia mengadu sama gadis desa itu! Dan memberitahukan kepadanya, jika Mama tidak akan pernah sudi punya menantu seperti dia karena berasal dari desa!" hardik, Nyonya Belva kepada putra bungsunya. "Aku nggak ngerti deh dengan jalan pikiran Mama! Padahal Mama juga dulu berasal dari desa!" tutur Junot mencoba menyadarkan ibunya. "Mama tidak butuh ocehan darimu! Yang jelas Mama tidak akan merestui hubunganmu dengannya! Dan kamu jangan coba-coba melawan Mama! Sudah cukup kakakmu, Ferdin yang sudah menjadi anak durhaka bagi Mama!" Lalu Nyonya Belva pun memulai sandiwaranya, dengan menangis tersedu-sedu. "Mama sudah tua, Junot. Mama hanya ingin melihatmu bahagia dan menikah dengan gadis yang sama derajatnya dengan kita. Hanya itu keingin

    Last Updated : 2025-01-11
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 39 Kekecewaan Junot

    Junot pun melajukan mobilnya menjauh dari rumah Bu Jayanti dan kembali ke rumahnya. Sesampai di rumah, dia berpapasan dengan ibunya yang baru saja kembali dari dapur untuk mengambil segelas air untuk suaminya."Junot, dari mana kamu?" ketus Nyonya Belva kepada anaknya.Namun seketika pria itu menatap kesal kepada ibunya."Pasti Mama, sudah lebih dulu tahu. Aku baru pulang dari mana! Iya, kan?""Maksud kamu apa, Junot?" tanya Nyonya Belva, pura-pura tidak tahu.Junot lalu memberikan surat undangan itu ke tangan ibunya."Pasti Mama sudah tahu kan, jika aku diundang di pernikahan, Bu Jayanti? Dan Mama pasti sengaja membuatku sibuk hari ini. Iya kan, Ma?" seru Junot sambil menatap tak suka ke arah ibunya."Kalau iya, kenapa? Apakah kamu keberatan? Ingat janjimu, Junot! Kamu akan menjauhi gadis desa itu dan berusaha mendekati Sherly." cecar, Nyonya Dahlia."Ma, aku pasti akan ingat dengan perkataan ku. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan pernikahan Bu Jayanti!" kesal Junot."Tetap saja a

    Last Updated : 2025-01-11
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 40 Pertemuan Rahasia

    "Atau jangan-jangan kamu sudah tidur dengannya! Sama seperti kamu yang telah menjeratku!" kesalnya semakin menjadi-jadi.Diam-diam Doan merasa senang karena Sherly masih cemburu kepadanya. Itu berarti, gadis itu masih mencintainya. Namun sang pria sengaja membuat Sherly marah. Karena dia tidak mau jika ibunya mencelakai sang kekasih. "Aku bersumpah! Aku tidak pernah tidur selain denganmu, Sherly!" hardiknya, marah."Ternyata, Aku salah datang ke sini! Permisi!" ujarnya, lalu berlalu dari tempat itu."Do ... Doan! Apakah kita tidak bisa bicara baik-baik?" tanya Sherly, cepat. Namun apa daya, Doan sudah dari tadi pergi.Dia lalu menutup pintu apartemennya. Tiba-tiba Sherly bingung dengan perasaannya saat ini. "Apakah Aku harus senang jika Doan masih setia? Terus bagaimana dengan pesona Junot?" Karena semakin bingung, dia pun memutuskan untuk tidur dan mempersiapkan dirinya besok, untuk bertemu dengan Junot.Dalam sebuah perjalanan,Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Nyonya

    Last Updated : 2025-01-11
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 41 Dihadang

    Dahlia dan Lilian kembali menekuni rutinitas mereka sebagai anak kuliahan. Di pagi itu, Bu Jayanti dan Pak Ranto yang sudah resmi menjadi suami istri itu sedang ke pasar untuk berbelanja. Keduanya telah menyatukan tabungan mereka. Sehingga bisa menyewa dua kios yang berada di dekat pasar. Satu kios untuk memperbaiki barang-barang elektronik yang dikelola Pak Ranto. Dan kios lainnya tempat Bu Jayanti berjualan. Kebetulan sekali saat keduanya hendak berangkat ke kampus. Bu Jayanti dan Pak Ranto kembali dari pasar. Keduanya pun pamit kepada sepasang suami istri itu. "Pak, Bu. Kami berangkat kuliah dulu ya?" ujar keduanya serentak."Maaf Nak, Bapak tidak bisa mengantar kalian.""Tidak apa-apa Pak. Kami naik angkot saja ke kampus." seru Lilian."Ya sudah kalian hati-hati ya?" ucap, Bu Jayanti.Setelah berpamitan. Mereka pun berangkat ke kampus.Kedua bersaudara ini memang tidak hanya dikenal cerdas di kampus, akan tetapi juga piawai dalam seni bela diri pencak silat, sebuah warisan bud

    Last Updated : 2025-01-16
  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 42 Mode Cemburu

    "Hi-hi-hi, sudah ah, Pak! Wajah Bapak sangat aneh sekarang!" lirihnya sambil menahan tawanya."Lho kok jadi aneh? Bukannya wajah saya terlihat lebih lucu?" "Menurut saya aneh, Pak. Soalnya kan, Bapak terkenal sebagai dosen killer di seantero kampus ini.""Oups! Aku keceplosan," lirihnya, kembali."Ma ... maaf, Pak." sesal, Dahlia. Takut dosennya itu, menjadi marah."Saya tidak marah kok jika semua mahasiswa berpikiran jika saya adalah dosen galak. Justru saya bangga ternyata image yang saya bangun, berhasil!" "Maksud Bapak, apa?" tanya Dahlia, bingung."Sekarang saya tanya kamu, setelah kamu bersama saya beberapa jam yang lalu. Apakah menurut kamu, saya ini orang yang kejam?" Dahlia kembali berpikir ternyata apa yang dikatakan Pak Andi ada benarnya juga. Dia sama sekali tidak kejam dan pemarah seperti yang dirinya selalu tampilkan di depan kelas."Bapak terlihat lebih ramah sih, menurut saya." seru, Dahlia."Yap! Seratus untuk kamu! Yuk, ah! Kita makan siang dulu, cacing-cacing dala

    Last Updated : 2025-01-16

Latest chapter

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 96 Meraih Kebahagiaan Bersama

    "Aku menyelidikinya sendiri, Kak.""Apa? Kamu menyelidikinya sendiri?""Yap." jawab junot, singkat."Aku pikir Papa sudah jujur kepadamu." "Belum, Kak.""Sepertinya, kita harus membuat Papa buka suara kepada kita! Pokoknya, Papa harus jujur kepada kita." "Iya, Kak. Aku setuju dengan pendapatmu."Sementara di dapur, Lilian dan Dewi terlihat akrab."Jadi kamu masih kuliah?""I-ya, mbak.""Wah Junot dapat gadis muda rupanya."Lilian hanya tersenyum malu."Kamu sabar-sabar ya sama Junot. Walaupun anaknya keras kepala dan suka emosian. Akan tetapi dirinya memiliki hati yang lembut.""I-ya mbak.""Oh ya, Kamu sudah ketemu sama Mama?""Belum, mbak." "Belum ya? Nanti jika kamu ketemu sama Mama, kamu maklum ya bagaimana orang tua kepada anaknya.""Iya, Mbak." Entah kenapa, Dewi memiliki kekhawatiran jika Nyonya Belva tidak menyukai Lilian.Lalu ke empat orang dewasa itu pun memulai makan siangnya. Hampir seharian mereka berada di rumah itu, sekedar bercengkrama atau sekedar berbagi cerita.

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 95 Mengajak Berkenalan Dengan Keluarga

    "Pasti Lilian marah kepadaku, bagaimana caraku untuk merayunya?" Junot merutuki dirinya yang tidak bisa menahan hasratnya, saat di dalam bioskop tadi."Sayang, bagaimana kalau kita makan siang?" tanya Junot, hati-hati."Ok." jawab Lilian singkat.Lalu, Junot pun meraih tangan Lilian dan menggenggamnya dengan erat menuju ke dalam sebuah restoran terkenal di mall itu.Junot mengitari pandangannya. Mencari tempat yang cocok untuk mereka berdua."Sayang, kamu mau pesan apa?""Terserah saja, aku nggak pemilih makanan, kok." ketusnya, lagi."Baiklah, Sayang kita samain saja apa yang kita makan." seru Junot, lalu memanggil salah seorang waiter."Sayang, bolehkah aku memesan makanan pedas?" Mendengar perkataan Junot tersebut, Lilian dengan segera menatapnya dengan sangat tajam."He-he-he, aku hanya bercanda, Sayang!" ucap, Junot. Sementara sang waiter tersenyum melihat tingkah Junot yang sepertinya takut kepada kekasihnya itu.Keduanya pun memulai makan siang mereka berdua dalam diam. Setela

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 94 Tak Sengaja Bertemu

    Setelah urusan di barbershop selesai. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka menuju sebuah mall besar di daerah Jakarta Pusat."Sayang, yuk kita belanja untuk mu." tutur, Junot."Ih ... Mas! Bajuku masih banyak kok, nggak usah deh." sahut, Lilian."Sayang, tolong jangan membantahku kali ini, please ...." ujarnya, memelas.Lilian diam sebentar."Duh ngapain sih, Mas Junot mengajakku belanja? Mubazir nih. Tapi aku juga nggak enak menolak. Sepertinya Mas Junot sangat bahagia dengan kebersamaan kami.""Baiklah, Mas." "Nah gitu, baru pacarku!" Lalu mereka pun memulai belanja mereka siang itu. Ada banyak pakaian yang dibeli oleh Junot untuknya. Semuanya sudah dikirim ke alamat rumah Bu Jayanti.Dan ada beberapa yang Lilian bawa pulang ke apartemen Junot sebagai baju gantinya selama seminggu tinggal bersama Junot.Tanpa keduanya sadari, ada orang yang diam-diam memotret kebersamaan mereka. Padahal, Asisten Taufik mengetahui siapa orang itu.Orang itu ternyata suruhan Nyonya Belva. Untuk

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 93 Penampilan Baru Junot

    "Asisten Taufik, apakah kalian menyembunyikan sesuatu dari saya?" tanya Lilian."Kenapa Nona berpikiran seperti itu?""Soalnya tadi juga Mas Junot berkata agar saya tidak meninggalkannya, memangnya ada apa sebenarnya?" selidik Lilian semakin curiga."Tidak ada apa-apa kok, Nona. Saya hanya berharap saja semoga Tuan Muda dan Nona bisa berbahagia selalu. Kalau begitu, saya permisi dulu," seru Asisten Taufik, segera berlalu dari tempat itu. Dia takut salah ngomong dan membuat semua menjadi kacau lagi.Junot selesai mandi, lalu berkata, "Yang datang siapa, Sayang?" Penampilan Junot sangat keren pagi ini, Lilian sedikit gugup karena melihat sang kekasih yang sangat gagah pagi ini."Asisten Taufik, Mas. Dia memberiku ini." Lilian pun menunjukkan sebuah paper bag yang ada di tangannya."Segeralah mandi, baru kita sarapan. Kamu temani aku untuk ke barbershop. Setelah itu kita jalan-jalan.""Iya, Mas.""Eh, tunggu dulu Sayang. Kamu ada kuliah nggak hari ini?""Kebetulan hari ini, aku nggak ad

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 92 Menghabiskan Waktu Bersama

    "Iya, Sayang. Kamu bisa pegang kata-kataku ini." jawab Junot, tegas.Jadilah kedua sejoli yang baru jadian itu tidur seranjang malam itu.Lilian juga tidak lupa mengabari, kepada Bu Jayanti jika dirinya menginap di rumah temannya.Keduanya masuk ke dalam kamar. Junot memberi sebuah paper bag di tangan Lilian."Ini apa, Mas?""Ini baju ganti untukmu, mandilah.""Eh, iya Mas." Lalu Lilian pun segera meraih paper bag itu di tangan Junot dan segera masuk ke dalam toilet.Di dalam toilet, Lilian melihat penampilannya. Dia senyum-senyum sendiri di depan cermin karena baju tidur yang dipilih oleh Junot untuknya menutupi seluruh bagian tubuhnya.Dia pun keluar dari toilet, dan melihat jika Junot juga sudah berganti dengan baju tidur yang sama dengannya."Surprise!" ucap, Junot."Bagaimana penampilan kita, Sayang?""He-he-he, keren Mas.""Kamu suka, nggak?""Suka banget, Mas. Terima kasih ya, Mas.""Okay, Sayangku." jawab Junot, senang."Ih, Mas junot kok terkesan genit gitu, sih?" gumamnya, h

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 91 Memilih Berdamai

    "Dikit saja dong, Lilian. Please ..." ujar Junot memelas."Maaf Mas, nggak boleh. Tolong kamu tuh, jangan keras kepala gitu, ya?" "Tapi bagaimana aku bisa berselera makan jika nggak ada sambelnya, Lilian.""Pokoknya, nggak boleh! Mas ikutin aturan dong, ya?"Junot diam, dia pastikan dirinya pasti tidak akan punya selera makan, karena tidak ada rasa pedas sedikit pun."Kok wajah kamu cemberut gitu, Mas?" tanyanya."Habis, aku rasa aku tidak berselera makan nih." ujarnya, tak bersemangat."Mas coba dulu masakanku," ucap Lilian, lalu mulai menyusun semua hasil masakannya di atas meja.Junot dari tadi hanya mengaduk-aduk nasi dan beberapa lauk di piringnya. Sementara Lilian yang kelaparan, tidak memperhatikan Junot sama sekali.Setelah piringnya kosong, barulah gadis itu menegakkan kepalanya.Dirinya pun kaget dengan apa yang dilakukan oleh Junot."Mas Junot ! Ya ampun Mas, kamu ngapain sih dari tadi? Bukannya makan!" kesalnya lalu menatap tajam ke arah pria itu. Sedangkan Junot yang me

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 90 Kembali Akrab

    Di dalam kamar,Lilian akhirnya terbangun. Dia terlihat mulai menggeliatkan tubuhnya lalu melihat sekelilingnya, mencoba mengingat kembali, dia sedang berada di mana."Tadi bukannya aku sedang berada di di kamar Mas junot? Aku kan tadi sedang menjaganya karena dia masih belum siuman. Tapi sekarang, kok jadi aku yang terbaring di atas ranjang?" serunya, bingung sendiri.Lilian lalu meraih ponselnya, dan melihat jika ada sebuah pesan dari nomor baru, dia lalu membuka pesan itu.Asisten Taufik : "Nona, ini saya Asisten Taufik, asisten Tuan Junot. Maaf jika saya lancang mengirim pesan kepada Anda. Akan tetapi sepertinya, hal ini sangat penting. Saya rasa Anda patut mengetahuinya. Ini mengenai kondisi Tuan Muda. Sudah beberapa bulan terakhir ini Tuan Junot menderita penyakit maag akut. Hal itu terjadi, karena Tuan Junot tidak teratur makan. Dokter sudah memperingatkannya namun Tuan Muda, tidak pernah mau mendengar perkataan saya maupun perkataan dokter Adi. Akan tetapi saya sangat yakin j

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 89 Lilian Hampir Di Tabrak

    Lilian berjalan keluar dari kafe itu dengan langkah santai. Dirinya sedang menunggu taksi online yang tadi baru saja dia pesan.Junot yang juga baru selesai meeting melihat Lilian yang berada di depan sebuah kafe tepat di sebelah restoran tempat dirinya meeting.Junot yang ingin masuk ke dalam mobilnya dan mencoba untuk tidak mempedulikan Lilian, namun tiba-tiba dia mengurungkan niatnya. Karena Junot melihat ada sebuah motor gede yang telah siap-siap ingin menabrak wanita kesayangannya, itu.Namun dengan cepat, Junot berlari menuju ke tempat di mana gadis favorit sedang berdiri. Lalu pria itu pun berteriak,"Lilian, Awas!" Bersamaan dengan itu, Junot segera menghadang tubuh Lilian sehingga dia terlepas dari pemotor yang ingin menabraknya. Alhasil yang jatuh ke tanah dan terkena senggolan pemotor itu adalah Junot."Tuan Muda!" teriak, Asisten Taufik. Dia segera menelpon anak buahnya untuk mengejar pemotor tersebut.Asisten Taufik :"Segera kejar orang itu!"Anak buah :"Siap, Tuan."Se

  • GADIS DESA PENAKLUK HATI TUAN MUDA    BAB. 88 Rasa Kangen Dan Cemburu

    "Hei! Kamu kok melamun terus, sih? Udah bosan belajarnya? Kalau memang iya, jangan dipaksain." tutur Doan, kepada Lilian. Saat ini keduanya sedang berada di sebuah kafe. Seperti biasa, disela-sela kesibukannya Doan membantu Lilian mengerjakan tugas-tugas kuliahnya."Enggak kok, Kak." lirihnya."Hei, kamu jangan bohong. Kakak tahu sifatmu! Biasanya kamu periang dan semangat gitu. Tapi sekarang kok berbeda?""Aku nggak apa-apa kok, Kak." ujarnya, menutupi kegalauan hatinya."Kamu sudah tonton video yang Kakak kirim kemarin?" selidik, Doan. Dia curiga perubahan sikap Lilian gara-gara video itu."Su ... sudah," jawabnya, singkat."Terus setelah kamu menonton video itu, makanya sikapmu berubah seperti ini, benar nggak tebakan, Kakak?""Aku tidak mau membahasnya, Kak." "Lil, kakak mau tanya sama kamu. Apakah kamu masih mencintai Junot?""Aku tidak mau membahasnya, Kak. Please ..." serunya, memelas."Baiklah." sahut, Doan.Namun Doan masih bisa merasakan kesedihan hati adik angkatnya itu.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status