Share

Bab 14. Harapan Baru

Author: Hana Sofia
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Sit, Sita…" Aku menepuk pelan punggung Sita yang mulai bergerak naik turun.

Sumpah, aku merasa gak enak banget sampai dilihatin puluhan driver yang masih mengantri di halaman. Mereka yang tidak tahu pasti berpikir aku telah berbuat sesuatu yang tidak baik pada Sita hingga membuatnya menangis.

"Ada apa, Sit? Udah dong! Malu dilihatin banyak orang nih." Ucapku yang masih setia membelai lembut punggung Sita. "Kalau aku ada salah kata sama kamu, aku minta maaf, ya. Aku tidak bermaksud menyinggungmu."

Walaupun aku tidak tahu apa alasan Sita menangis, tapi aku mencoba untuk merendah dan mengalah agar ia tidak semakin menangis lagi.

Ia lalu menengadahkan wajahnya menatap ke arahku sambil menyeka air matanya.

"Maaf, May, ini bukan salahmu kok." Sita mulai membuka suara menanggapi ucapanku. Mungkin ia takut terjadi kesalahpahaman yang berlarut-larut.

"Aku gak tau harus merasa bahagia apa sedih atas larisnya usaha ini. Usaha ku ini menjadi sukses tepat setelah suamiku meninggal." Wanita
Hana Sofia

Jangan lupa subscribe dan kasih gem vote nya ya, kakak-kakak semua.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 15. Aku si Paling Mampu

    POV Indra Laksmana. Aku melongok keluar setelah mendengar bunyi klakson mobil di halaman rumah. Betapa terkejutnya aku mendapati mobil dari dealer datang membawa dua sales yang belum lama ku temui tadi pagi. "Selamat Siang, apa benar ini kediaman Bapak Indra Laksmana?" Salah seorang sales yang bertubuh gempal dan bongsor datang menghampiri Maya yang sudah keluar rumah terlebih dahulu setelah mendengar bunyi klakson tadi. Maya mengangguk dan menoleh ke arahku seolah meminta penjelasan lebih. Gawat!! Ini benar-benar gawat! Kenapa juga sales ini malah datang kemari. Bukankah aku tadi sudah bilang untuk mengantarkan barangnya ke alamat orang tuaku. "Maaf Pak Indra, tadi bapak lupa belum menulis alamat pengiriman barangnya. Kami mau kirim barangnya siang ini juga soalnya kami mau closingan data hari ini. Bapak kan sudah bayar cash, jadi barangnya bisa langsung dikirim." Sales bernama Ahmad itu mencerocos bak bunyi petasan banting. Ia tak mempedulikan raut wajahku yang sudah dilanda gel

    Last Updated : 2024-10-29
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 16. Wajah Asli Ibu Mertua

    "Kamu tega sama anak dan istri sendiri, Mas! Kamu dzolim sama kami! Kamu pelit dan perhitungan pada kami, tapi kamu bisa begitu loyal dan jor-joran pada adik kesayanganmu itu." Aku terisak di dalam kamar si kembar, menangisi ketidakadilan dan ketimpangan yang ada dalam rumah tanggaku. Aku sudah tidak peduli lagi dengan kedua tamu Mas Indra yang masih ada di halaman depan. Bahkan air minum putih saja enggan kusuguhkan. Aku juga tidak tahu apakah mereka masih ada di depan atau sudah pergi. "Aku tidak bisa seperti ini terus! Aku harus bertindak, aku gak mau Mas Indra terus-terusan mendzolimi aku dan anak-anak." Ucapku dengan semangat penuh membara. Kudengar suara deru mesin mobil dan knalpot motor berlalu meninggalkan halaman rumah kami. Ya, mereka baru saja pergi, mungkin ke rumah mertuaku untuk mengantarkan motor baru Irfan. Segera ku hapus sisa bulir tetes air mata yang masih menggenang di pelupuk mata. Kupakai kembali jilbab yang tadi sudah kulepas dan kubuang asal saking gerege

    Last Updated : 2024-10-29
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 17. Gadis Tanpa Asal-usul

    Perkataan ibu mertua sungguh membuatku teringat pada kejadian sepuluh tahun silam. Kejadian dimana awal saat diri ini mulai menjalin kasih dengan Mas Indra."Dik Maya, kita lanjut ke jenjang pernikahan, yuk." Ucapan Mas Indra kala meminang dan meminta diriku menjadi calon istrinya saat itu.Sebenarnya aku sudah ragu sejak awal. Pasalnya, saat Mas Indra memperkenalkan aku kepada keluarganya sebelumnya, respon mereka sedikit kurang mengenakkan di hati. Mereka tidak bisa menerimaku yang hanya seorang gadis yatim piatu dan bahkan tak tahu siapa ayah kandungnya. "Tapi… bagaimana dengan bapak dan ibu serta adikmu, Mas? Maya takut mereka tidak mau menerima kehadiran Maya di keluarga kalian, Mas." Aku sempat mundur dan mengalah karena aku sadar diri, aku hanyalah gadis yang berasal dari desa pesisir pantai barat dan hidup berdasarkan belas kasihan para warga sekitar."Jangan kuatir, Dik! Nanti biar Mas yang bicara sama mereka." Bujukan lembut dari Mas Indra akhirnya perlahan mampu meluluhkan

    Last Updated : 2024-10-29
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 18. Minta Keadilan

    Krieeet…Keempat pasang mata itu melotot kaget dan refleks menoleh ke arah pintu pagar yang baru saja kubuka dari luar. Dengan wajah tanpa berdosa aku segera melangkah masuk ke halaman rumah mertuaku. Rasanya mulutku sudah gatal untuk membalas hinaan ibu mertua kepada mendiang ibuku yang telah tiada. Tanpa basa-basi segera kulangkahkan kaki dengan mantap dan langsung menghampiri wanita yang bergelar sebagai ibu dari suamiku tersebut."Eh, N-nak M-maya, baru saja datang atau sudah dari tadi, Nak?" Terlihat jelas kegugupan melintas di wajah ibu mertua. Mungkin ia takut kalau aku mendengar semua cacian yang ia lontarkan di belakangku tadi.Halah, tidak perlu bersandiwara lagi, Bu! Sekarang aku sudah tahu wajah aslimu tanpa topeng seperti apa."Mn, baru saja kok, Bu!" Anehnya semua kemarahan yang sudah ku tahan dalam hati sejak tadi tidak bisa keluar sama sekali. Aku justru malah bersikap hormat dengan menyalami takzim kedua orang tua Mas Indra. Mungkin selama ini aku sudah terbiasa bers

    Last Updated : 2024-10-29
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 19. Makin Menjadi-jadi

    Walaupun sudah kutahan dengan sekuat tenaga, akhirnya lolos juga air mataku ini. Bukan karena aku takut dengan ancaman dari ibu mertua yang sudah mendahului takdir, bukan! Aku menangis karena meratapi nasib sialku yang harus berjodoh dengan laki-laki tidak tegas seperti Mas Indra. Aku juga merutuki keadaanku yang harus bergantung pada laki-laki egois yang selalu mendahulukan kepentingan keluarganya di atas kepentingan istri dan anak-anaknya. "Jika cerai adalah jalan terbaik… aku dengan lapang dada akan menerimanya. Mungkin hanya sampai di sini saja bahtera rumah tangga kami berlayar sebelum akhirnya kandas di tengah jalan. Entah sejak kapan kekusutan rumah tanggaku ini dimulai. Seingatku kami ini dulu hidup dengan harmonis dan baik-baik saja tanpa ada banyak masalah mendera. Ya, walaupun Mas Indra sering bersikap cuek dan dingin kepada anak-anak, tapi itu semua tak mengurangi tanggung jawabnya kepada kami. Rasa-rasanya semua carut marut rumah tanggaku ini sepertinya dimulai sejak

    Last Updated : 2024-10-29
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 20. Tuduhan Itu Lagi

    [Mas, sudah hampir 3 bulan Mas Indra gak pulang kerumah ini. Apakah aku ini masih dianggap sebagai istrimu, Mas?] Kukirimkan pesan lewat aplikasi berlogo gagang telepon berwarna hijau. Enak saja dua bulan lebih tak ada kabar, main pergi saja tanpa ada penyelesaian masalah. Walaupun transferan untuk nafkah bulanan tetap mengalir setiap bulannya, aku tetap butuh kejelasan dan penjelasan, Mas. Satu jam, dua jam, tak juga ada balasan dari si penerima pesan. Tanda pesan juga masih bertahan pada tanda centang dua abu-abu, pertanda pesanku belum dibaca sama sekali. [Mas! Tolong balas pesanku kalau kamu masih menganggap aku ini istrimu!] Kukirimkan lagi pesan kedua. Berharap ia mau segera membalas isi pesanku. Lebih dari satu jam menunggu, tetap tak ada balasan masuk juga. Games rasanya menghadapi sikap Mas Indra yang kekanak-kanakan seperti ini. Sebenarnya apa maunya sih? Kok sampai merajuk pulang ke rumah orang tuanya. Harusnya yang marah dan merajuk itu aku, bukan kamu, Mas! [Mas Ind

    Last Updated : 2024-10-29
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 21. Anak-anak Yang Terbuang

    "Assalamualaikum." Dari arah pintu depan terdengar suara salam untuk kedua kalinya. "Waalaikumsalam!" jawabku. Aku mengabaikan Mas Indra dan melongok keluar untuk melihat siapa yang datang bertamu. Aku tertegun saat melihat Bagas, Om-nya Lika sudah berdiri di depan pintu. "I-ini Mbak, Bagas mau mengembalikan…" "Bagas, Mbak minta tolong bawa si kembar main ke rumahmu dulu ya. Mbak mohon!" Belum selesai Bagas berbicara, aku sudah memotongnya terlebih dahulu. Ada hal mendesak yang harus aku bicarakan dengan Mas Indra dan anak-anak tidak boleh melihat apalagi terlibat dalam pertengkaran kami. "Keyla, Keyra, main sama Lika dulu ya!" Aku menuntun keduanya yang masih sesenggukan karena ketakutan melihat kemarahan ayahnya tadi. "Bagas, maafin Mbak ya merepotkan kamu terus." Seolah paham dengan apa yang sedang terjadi, Bagas segera membawa pergi si kembar untuk bermain di rumahnya. Aku sudah tak perduli jika Bagas tadi sempat mendengarkan pertengkaranku dengan Mas Indra. Berhubung

    Last Updated : 2024-10-29
  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 22. Jalan Keluar

    Tanpa malu aku langsung menangis di depan mereka bertiga. Aku tidak bisa berpura-pura sedang baik-baik saja, padahal nyatanya aku memang sedang tidak baik-baik saja. Entah sudah seperti apa bentuk wajahku saat ini. Mata bengep, hidung merah dan keluar ingus, bibir menebal karena menegang setelah menangis, mungkin wajahku sudah mirip hantu yang penasaran setelah meninggal karena patah hati ditinggal sang kekasih. "Sudah-sudah, sana cepat pulang! Malu kalau sampai dilihat tetangga yang lain." Bapaknya Lika kembali menyuruhku pulang karena tidak ingin aku menjadi sasaran objek ghibah ibu-ibu kompleks di tempat tukang sayur keliling besok pagi. Aku berjalan kembali ke rumah setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih pada ketiganya. Tapi saat aku hendak membuka pintu, sebuah suara panggilan membuat langkahku terhenti. "Tunggu!!" Aku menoleh dan melihat Bagas menghampiriku. Ada apa Bagas berlarian menyusulku? Apakah salah satu dari si kembar terbangun? "Ada apa, Gas?" Bukannya

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 84. Siapakah 'Sayang'?

    POV Indra Laksmana."Apa-apaan? Kamu yang apa-apaan? Memangnya kamu itu siapa disini? Tuan putri? Harusnya kamu itu sadar diri, kamu itu disini menumpang. Bantuin ibu, kek, ini malah enak-enakan rebahan, main hape, tertawa cekikikan."Segala kekesalan ku luapkan semuanya pada Mona. Dia hanya menunduk dan mulai mengeluarkan jurus air matanya. "Maafin, Mona… tadi Mona kelelahan, jadi rebahan sebentar.""Lelah ngapain, Kamu? Lelah mainan hape?" Ku lontarkan sindiran tajam. Menurut pengakuan ibu, Mona tidak pernah menyentuh pekerjaan rumah sama sekali. Jadi lelah apanya? Mona sedikit gelagapan. Ia langsung menyembunyikan hp nya ke bawah bantal dan mulai mengalihkan perhatianku."Hm, Mas Indra jangan marah-marah lagi, ya! Ngomong-ngomong tumben Mas Indra masuk ke kamar Mona, apa Mas Indra sudah gak marah dan menginginkan Mona?" rayu Mona.Kalau dipikir-pikir, iya juga sih… semenjak kita menikah, kita langsung pisah kamar karena aku merasa jijik dengan Mona yang hanya memanfaatkanku saja.

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 83. Kecewa

    POV Indra Laksmana.Hari ini, tumpukan masalah mulai menggunung di pundakku. Kesel, capek, lelah, dan kecewa bercampur aduk jadi satu.Rasanya, kejadian tadi siang di kantor terus saja membayangi pikiranku."Pak Indra, disuruh menghadap ke Pak Angga! Beliau saat ini berada di ruangan manager marketing." Sekretaris pribadi Angga memberitahukan pesan dari atasannya lewat sambungan line telepon kantor."Baik!!" Jawabku dengan semangat empat lima. Memang selama ini posisi manager marketing yang dulunya diduduki oleh Pak Doni kosong semenjak pemilik kursi sebelumnya digelandang oleh polisi karena terlibat menyembunyikan kasus pembunuhan berencana serta kasus penggelapan uang kantor.Entah apa kasusnya, yang jelas posisi Pak Doni sekarang menjadi kosong dan aku mengincar jabatan itu. Aku menginginkan naik ke puncak yang lebih tinggi. Dan saat ini, aku lah kandidat terkuat yang bisa menaiki tangga kesuksesan itu.Bahagia bukan main rasanya. Aku yakin Pak Angga pasti ingin berdiskusi dengank

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 82. Mati Kutu

    POV Author.Bagas dan Soni lolos tes interview dan langsung diterima bekerja di perusahaan saat itu juga. Mulai besok, mereka resmi menyandang status sebagai karyawan di perusahaan Maya. Tak main-main, Maya langsung memberikan posisi jabatan yang tinggi untuk keduanya."Mbak, eh… B-bu Maya, apa ini tidak berlebihan?" Bagas merasa gugup sekaligus heran saat Maya menyebutkan posisi jabatan yang akan dirinya emban nanti.Wanita cantik yang telah bersemayam di hati Bagas sejak ia masih berstatus sebagai istri orang itu menggeleng lemah, "Gak kok, Gas. Mbak serius. Mbak tahu kamu pasti mampu melewati challenge ini.""Ta-tapi, Mbak…""Tolong terima dan lakukan yang terbaik! Izinkan putri Om ini untuk mengangkat derajat keluarga kalian. Ini adalah bentuk balas budiku karena kalian selama ini sangat baik kepada anak dan cucu-cucu Om." Sela Hadi dengan tegas memotong ucapan Bagas. Mendapati perkataan menyanjung dari papanya Maya, Bagas hanya bisa pasrah dan menerima kesempatan emas yang Hadi

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 81. Yang Punya Kawasan

    POV Author. Sesuai dengan instruksi dari Maya, pagi ini Bagas dan Soni berangkat bersama untuk tes interview di perusahaan orang tua Maya dengan berboncengan mengendarai sepeda motor. Begitu tiba di lokasi, Bagas langsung mengirimkan pesan singkat kepada Maya, mengabarkan jika mereka sudah sampai di perusahaan. Alih-alih dipersilahkan masuk, Bagas dan Soni malah diinterogasi oleh satpam yang bertugas di gerbang depan. "Hee, bukannya kalian ini tetangga sebelah rumah abangku, ya?" Irfan yang kebetulan sedang bertugas menjaga gerbang depan langsung sksd, sok kenal sok dekat. Ha he ha he, kami berdua ini punya nama! Begitu gerutu Soni dalam hati. "Hee, bener, kan kalian memang tetangga abangku? Bang Indra namanya." Ulang Irfan saat tak mendapatkan respon dari Bagas dan Soni. Bukannya mereka berdua tak mau merespon, tapi mereka berdua memang tak terlalu mengenali Irfan. Mereka berdua baru sadar setelah Irfan menyebutkan nama Indra, sebagai abangnya. "Iya, bener, Mas. Rumah kami m

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 80. ABG tua

    "Waalaikumsalam," aku dan Mbak Titin langsung kedepan untuk melihat si tamu. Ternyata oh ternyata, suara itu bukan suara yang berasal dari tamu. Suara itu merupakan suara Bagas, adik Mbak Titin, ia baru saja pulang bekerja. "Eh, ada tamu." Ucap Bagas malu-malu sambil menyalamiku. "Sudah lama, Mbak?" tanyanya kemudian. "Lumayan, Gas, dari siang tadi." Gak terasa ternyata waktu sudah menunjukkan sore, tanda sebentar lagi burung-burung pulang ke peraduannya. Begitupun dengan manusia, mereka mulai pulang ke rumah setelah lelah bekerja seharian di luar. Bagas tersenyum dan salah tingkah sendiri. Aduh, kenapa ini si Bagas kok malah jadi salah tingkah begini? "Baru pulang kerja, Gas?" Tanyaku untuk mengurai kecanggungan yang ada. Dia hanya mengangguk dan tersenyum malu-malu lagi. Ih, kenapa sih ni bocah? Ayolah, Gas. Baru berapa lama gak ketemu kok kamu udah lain banget. Dimana Bagas yang dulu tegas, pemberani, dan penuh wibawa? Kenapa berubah jadi Bagas yang kalem dan malu-malu begini

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 79. Resep Warisan

    "Eh, ada bu boss datang!!" Sapa Mbak Titin ramah saat aku bertandang ke rumahnya. Ia terlihat sangat antusias dengan kedatanganku yang tiba-tiba dan tanpa kabar sebelumnya. Entah kenapa rasanya aku kangen sekali dengan lingkungan tempat tinggal lamaku ini. Aku langsung memeluk wanita yang dulu seringkali membantuku kala aku sedang dilanda kesusahan. "Apa kabarnya, Mbak?" Wanita itu mengangguk dan tersenyum bahagia seraya berkata, "Kabar kami baik, May." Ia lalu menoleh ke arah pintu rumahnya, "Lika… ada Keyla sama Keyra, nih." Teriak Mbak Titin memanggil anak gadisnya yang seumuran dengan si kembar. Tak butuh waktu lama, Lika, anaknya Mbak Titin langsung berlari keluar dengan senyum mengembang. "Keyla, Keyra… main bareng, yuk!!" Seru Lika kegirangan karena sudah beberapa bulan ini mereka tak berjumpa. Semenjak diboyong ke rumah Papa Hadi, si kembar praktis ikut pindah sekolah yang lebih dekat dengan kediaman Papa Hadi. Oleh sebab itu pertemanan mereka sempat terputus karena jarak

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 78. Pernyataan Ambigu

    POV Maya Rosita. "M-mas Indra," gumamku tak percaya saat kedua netraku terbuka seutuhnya. Ternyata, mantan suamiku lah yang telah menahan tangan Irfan untuk tidak melukaiku. Irfan langsung mengibaskan tangannya dengan kuat karena kesal dihadang oleh sang kakak. Tepatnya karena ia tidak berhasil membalas tamparanku tadi. "Awas kamu!! Dasar perempuan miskin!" Maki Irfan sebelum pergi meninggalkan kami di lobby. Ehh, songongnya minta ampun itu anak. Sebenarnya ada dendam kesumat apa sih antara dia sama aku? Kenapa sepertinya ia sangat membenciku dan ingin sekali melihatku hancur? Irfan, Irfan, tunggu saja sampai kamu tau identitas asliku. Aku yakin saat hari itu tiba, kamu akan kejang-kejang karena saking terkejutnya. Sekarang, hanya ada aku dan Irfan di lobby utama perusahaan, semua orang sedang beristirahat. Tiba-tiba suasana menjadi amat canggung. "M-makasih, Mas," ucapku berterima kasih sebab pertolongan Mas Indra datang tepat waktu. Andai saja Mas Indra telat satu detik, mung

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 77. Tunggu Tanggal Mainnya

    POV Maya Rosita.Hari ini adalah hari pertama Papa Hadi kembali ke kantor setelah puluhan tahun menjabat sebagai dewan direksi secara fiktif, nyatanya selama ini perusahaan dikuasai dan dimanipulasi oleh Tante Rosmala dan anaknya.Tak banyak yang tahu akan keberadaan Papa Hadi di perusahaan. Hanya orang dekat dan beberapa karyawan yang sudah mengabdi sejak jaman Kakek Harun menjabat.Kini setelah Rosmala dan anaknya berhasil disingkirkan, Papa Hadi akan menunjukkan siapa pemilik tampuk kepemimpinan yang sebenarnya."Hari ini kamu juga harus ikut ke kantor ya, May! Papa mau ajarin kamu sedikit demi sedikit agar nanti saat papa pensiun, kamu sudah bisa mandiri di perusahaan." Ajak Papa Hadi saat sarapan berlangsung. Aku kaget bukan main. Jujur, aku belum siap sama sekali. Aku yang terbiasa menjadi ibu rumah tangga, tiba-tiba harus naik ke puncak bisnis. Oh tidak! Semua itu bagaikan mimpi."Ta-tapi, Pa…" "Gak ada tapi-tapian. Papa ini sudah mulai menua dan sakit-sakitan. Cepat atau lam

  • Frugal Living Bikin Kepala Pusing Tujuh Keliling   Bab 76. Penyidikan Polisi

    POV Dony."Lepasin saya, Pak! Saya gak salah apa-apa." Aku masih tidak tahu kenapa orang-orang ini menangkapku dan menggelandang ku ke kantor polisi di siang hari bolong. Malu rasanya dijadikan tontonan oleh banyak karyawan yang baru saja selesai menghabiskan waktu jam istirahatnya. Cukup kemarin Olla mempermalukanku di pesta pernikahan Mona, kenapa hari ini masih ada kejadian memalukan lainnya?Oh, mengapa aku harus menderita malu secara bertubi-tubi seperti ini? Dimana letak wibawaku sebagai orang penting di perusahaan."Lepasin!! Kalau kalian gak lepasin juga, saya akan menuntut kalian semua." Aku mengancam dan berusaha melepaskan diri dari barisan pria berseragam yang sudah berhasil memasang borgol tangan plastik yang terbuat dari cable ties di kedua pergelangan tanganku.Sekuat apapun usahaku, semua nampak sia-sia belaka. Bahkan jika aku berhasil melepaskan diri dari ikatan borgol plastik cable ties tersebut, belum tentu aku bisa melewati pagar betis yang mengawal dengan ketat.

DMCA.com Protection Status