Share

Ban 190

Author: Rina Novita
last update Last Updated: 2023-10-02 11:24:44

"Bu, jangan! Bu, Bu Serani ...!" Teriakan Elara terus terdengar hingga Sera hampir tiba di tujuannya.

Sera terus melangkah cepat tanpa menghiraukan perutnya yang mulai membesar, dan sampai di depan pintu ruangan Pras.

"Bu Serani, tolong, Bu ..., maaf, nanti saya diomeli Bu Elena."

Mendengar ucapan Elara, Serani langsung memutar tubuhnya berhadapan dengan sekretaris Pras itu. Ia heran, kenapa Elara sangat takut diomeli oleh Elena? Ia menatap Elara dengan penuh tanda tanya. Padahal di sini Elara hanya tamu dan mitra perusahaan.

"Kamu takut sama Elena?" Kening Sera berkerut.

Elara mengangguk lemah. Wajahnya memucat.

"Kenapa?" Sera menatap Wanita dengan rambut pendek itu dengan intens.

"Saya ... saya takut kalau nanti Bu Elena marah, dia akan menghentikan proyek itu."

Sera melebarkan matanya.

"Astaga .... sampai sebegitunya! Jadi, dia mengancam semua orang di sini agar menuruti semua keinginanya? " Sera geleng-geleng kepala.

"Sudah, kamu nggak usah.takut." Sera kemballi memutar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (16)
goodnovel comment avatar
Just Rara
nah gitu sera tegas sm pras biar dia gak bohongin km lagi kedepannya
goodnovel comment avatar
Rina Novita
hahaha,baca judul Istri Dekilku Anak Sultan dulu kak.
goodnovel comment avatar
Neng Khazanah Marda
Saran update yg tuntas biar pembacaan g kecewa dan jd malas sdh beli koin ratusan ribu krn mau tu tahsin baca ehhh, bersambung gini bikin kezel yg ada, malas bgt baca2 judul lain ini aja blm kelar sampe tamat, esmosi jadinya haha... subhannallah berhasil bikin kita komentar nih cepet update dong!!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 191

    "Lanjutkan proyek itu! Lalu, perusahaanku yang akan menggantikan semua dana yang sudah masuk." Sera bicara tegas dan sangat yakin. "M-maksud kamu?" Pras tersentak dengan pandangan penuh harap pada Sera. "Ya, putuskan kerjasama Tirta Group dengan PT Callista, dan kembali bekerja sama dengan perusahaanku. Perusahaanku memang tidak sebesar perusahaan Tirta Group atau PT. Callista. Tapi, Kamu jangan lupa, Gunawan Corp memiliki orang-orang berkompeten di dalamnya."Kali ini Sera bicara menggambarkan seorang pebisnis handal yang berwibawa dan elegan. Melihat itu, Pras terkagum-kagum pada istrinya. "Sera ... Astaga! Aku tidak menyangka Aku punya istri yang luar biasa." Pras kembali memeluk istrinya, dan membawa Sera kembali duduk di Sofa. "Sekarang apa boleh aku tau, apa yang akan kamu lakukan? Terus terang, Aku tidak mau sampai kamu berkorban terlalu banyak." Sebuah belaian dari telapak tangan Pras yang besar, terasa hangat di pipi Serani. Sesaat wanita itu menikmati tanpa mengubah eksp

    Last Updated : 2023-10-03
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 192

    "Ehm ...., Diego!" Diego spontan menoleh ke belakang. Pras dan Serani baru saja keluar dari ruangannya. Sepertinya mereka sedang bersiap-siap hendak pergi. "Tirta, maaf, tadi itu aku tidak ..." Diego gugup dan merasa bersalah karena tadi tidak mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk ke ruangan Pras. "Tidak perlu dibahas. Ehm ... Kebetulan kalian berdua ada di sini. Tolong persiapkan segala sesuatu untuk pemutusan kerjasama kita dengan PT Callista!". Seketika mata Diego membelalak. "A-apa? putus kerjasama? Tapi, Tirta ...." "Lalu persiapkan dokumen kerjasama Tirta Group dengan Gunawan Corp!" Pras langsung memotong kalimat Diego. Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Pras, Diego dan Corri saling pandang. Tapi kebingungan itu hanya nampak sesaat pada wajah Corri. Karena sedetik kemudian Corri justru tersenyum dan melirik pada Serani. Kedua wanita itu saling tersenyum dan mengangguk. Ternyata mereka telah mempersiapkan semuanya.. "Ada yang mau menjelaskan sesuatu padaku?" Diego

    Last Updated : 2023-10-04
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 193

    "Astaga Elenaaa ...!" Pras seketika melompat saat melihat tubuh Elena luruh ke lantai. Dengan sigap Pras mengangkat tubuh Elena lalu membaringkannya di sofa yang ada di ruangsn itu. Tubuh Elena terasa dingin dan basah saat Pras menyentuh lengan wanita itu. "Sepertinya Elena benar--benar sedang sakit." Pras bergumam sendirian. Sejurus kemudian, dengan wajah cemas Pras bergegas keluar dari ruangan itu untuk memberitahu sekretaris Elena. "Kamu sekretaris Elena, kan? Elena pingsan di dalam" Melihat napas Pras panik dengan napas terengah-engah, sekretaris itu pun terkejut. "Apa? Bu Elena pingsan lagi, Pak?" Sekretaris itu segera berlari ke meja security yang berada hanya beberapa meter dari mejanya. "Pak, Pak, Kita bawa saja bu Elena ke rumah sakit. Sejak tadi Bu Elena sudah dua kali pingsan!" .teriak sekretaris itu, sebelum kemudian bergegas kembali ke ruangan Elena. "Maaf, Pak Tirta. Saya mau bawa Bu Elena ke rumah sakit. Untuk urusan pekerjaan mohon maaf kami tunda dulu sampa

    Last Updated : 2023-10-05
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 194

    "Stop! Aku nggak mau bicarakan tentang kerjasama itu di sini." Lagi-lagi Arnold hanya bisa menarik napas panjang. Dalam hatinya ia sedang berpikir bagaimana cara untuk meluluhkan Elena. Meski usia Elena jauh lebih tua darinya, tapi wajah Elena sangat cantik dan energik di matanya. Mungkin, jika Hartawan tidak memintanya untuk mendekati Elena, Arnold tetap bisa tertarik dengan wanita itu "Hey, kenapa masih liatin aku? Kamu masih mau bahas kerjasama itu?" Suara Elena makin meninggi. Arnold terkesiap. Pria itu gelagapan. Rupanya tatapannya tidak berpindah sejak tadi. Seketika itu juga ia mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Katakan pada Pras, Jika ingin membicarakan tentang kerjasama itu, ia harus langsung berhadapan denganku!"" Wajah pucat Elena terlihat gusar. Tiba-tiba saja aktivitas makannya terhenti. "Aku mau sendiri," lirihnya kemudian. "Saya akan pergi, kalau Bu Elena menghabiskan makannya." Spontan saja Elena menoleh dengan mata mendelik."Memangnya kamu siapa berani-b

    Last Updated : 2023-10-06
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 195

    Perlahan Pras membuka pintu. Ia melihat Elena sedang duduk bersandar di ranjangnya. Wajah wanita itu seketika berbinar melihat Pras muncul dari balik pintu "Praaas ....!" Elena memekik senang. Wanita itu tersenyum. Disaat yang sama, ponsel Sera bergetar. Ia yang tadi ingin ikut masuk, terpaksa menundanya. Sera memilih untuk menerima panggilan ponselnya lebih dulu dan membiarkan Pras masuk, setelah melihat nama salah satu investor di layar ponselnya. Ia sedikir menjauh dari ruangan Elena untuk berbicara cukup serius dengan seseorang. "Jadi kapan proyek itu siap kita kerjakan?" tanya suara berat yang cukup mendominan dari seberang sana. "Aku akan kabari kamu secepatnya. Memangnya kapan kamu pulang ke Indonesia?" Sera menjawab dengan santai."Dalam waktu dekat ini. Rasanya sudah nggak sabar mau ketemu Serani, wanita paling tajir di sekolah kita." Terdengar suara tawa dari pria di seberang sana. Sera ikut tertawa tapi pikirannya masih tertuju pada Pras yang sudah berada di dalam sana

    Last Updated : 2023-10-07
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 196

    "Bu Elena ..." Arnold bergumam sambil melirik Elena dengan sudut matanya. Mata Elena terpejam. Wanita itu tertidur dengan posisi kepalanya masih bersandar pada bahu. Perlahan tangan Arnold bergerak memposisikan letak kepala Elena di dadanya agar lebih nyaman. Satu tangan Arnold menahan kepala Elena agar tidak merosot. Wanita cantik berwajah tirus itu telah terlelap dengan pulas. Sepertinya akibat pengaruh obat yang disuntikkan oleh perawat tadi Karena cukup.lama bersandar.di tepi ranjang, tanpa sengaja Arnold pun tertidur. Hingga satu jam kemudian Elena terbangun.. "Astaga! Arnold? Kenapa dia ada di sini?" Elena langsung menggeser tubuhnya agar sedikit menjauh dari pria tinggi itu. .Namun, karena ranjang rumah sakit yang memang hanya berukuran untuk satu orang, sebagian tubuh Elena masih berdempetan dengan pria di sebelahnya. "Hei, bangun! Kamu mau modusin saya, ya?" Elena menepuk lengan Arnold cukup keras, hingga pria itu terbangun karena terkejut. "Ya ampun, kenapa saya bisa t

    Last Updated : 2023-10-09
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 197

    "Pak, Pak Hartawan ....!" Arnold berteriak melihat kepala Hartawan terkulai di sandaran kursi roda. "Astaghfirullahaladzim ...! Pras, ayo kita antar Pak Hartawan ke rumah sakit!" teriak Sera. Arnold terlihat sangat panik. Tubuh Hartawan terasa sangat dingin. Namun ia masih bernapas lega karena Hartawan masih sadar. Dengan dibantu Pras dan Sera, mereka membawa Hartawan ke rumah sakit. Para asisten Hartawan telah menunggu di depan lift lobbi utama. Kejadian ini sempat menjadi pusat perhatian para karyawan Tirta group. Saat di dalam lift, Hartawan bicara terputus-putus. "Ar-nold .... ka-mu ... ha-rus ... janji ... akan menjaga ... Elena selamanya, Aku ... su-dah tidak ... sang-gup ... la-gi ...!" "Ya, Pak. Saya janji. Bapak tenang saja. Bapak harus kuat!" Arnold berjongkok di depan Hartawan sambil mencium kedua tangan pria tua itu. Netra Arnold sudah basah sejak tadi. Melihat pemandangan mengharukan itu, Sera ikut menitikkan air mata. Pras merengkuh bahu Sera dan mengusapnya lemb

    Last Updated : 2023-10-09
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 198

    "Bagaimana keadaan ayah saya, dokter?" Elena langsung melompat saat melihat dokter yang memeriksa Hartawan muncul dari balik pintu. "Bapak Hartawan harus dipindahkan ke ruang ICU. Karena alat-alat medis di sana lebih lengkap," jelas dokter itu dengan hati-hati, namun cukup tegas. "Lakukan yang terbaik untuk Pak Hartawan, Dokter. Kami akan urus segala sesuatunya." Elena menoleh pada Arnold yang langsung mengambil keputusan. Ia sempat tercengang melihat ketegasan dan ketulusan asisten pribadi ayahnya itu. jika tidak ada Arnold di sampingnya, jika saat ini ia sendirian, mungkin ia tidak akan sanggup menjalani ini sendirian. "Baiklah, kalau begitu silakan ke bagian admisi!" ujar sang dokter sebelum kembali masuk ke ruang pemeriksaan. Arnold mengangguk. Saat hendak melangkah menuju admisi, ia menoleh pada Elena. "Bu Elena mau ikut ke admisi atau tunggu di sini?" tanya Arnold dengan tatapan khawatir pada atasannya itu. Sesaat ia melirik tangan mungil Elena yang masih melingkar di lenga

    Last Updated : 2023-10-10

Latest chapter

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 254

    Wajah Arnold dan Elena menegang melihat sang dokter berdiri di ambang pintu. "Bagaimana, Dok?" Elena pun tak sabar mendengar kondisi Ida dan bayinya. "Selamat, Pak. Anak Bapak perempuan dan sehat," ujar dokter wanita itu hingga Arnold dan Elena bernapas lega untuk sesaat. Namun wajah sepasang suami istri itu masih cemas karena belum mendengar bagaimana kondisi Ida. "Bagaimana kondisi ibunya, Dok?" tanya Arnold gemetar. "Bapak suaminya?" Sang dokter memandang intens pada Arnold. "Iy-iyyaa, Dok." Arnold tergagap merasa bersalah karena tidak pernah menemani Ida periksa ke rumah sakit. "Pak, kondisi Bu Ida saat ini ... kritis. Pendarahannya masih berusaha kita hentikan. Mohon bantu doa!" Arnold terhenyak setelah mendengar ucapan dokter. Ia tidak bisa bicara apapun hingga dokter itu berbalik meninggalkan dia dan Elena di ruang tunggu. "Ya Tuhan, suami macam apa aku ini. Elena ... Elena ... Ida kritis. Aku harus bagaimana?" Arnold mengguncang-guncangkan tubuh Elena. Ia tampak frus

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 253

    "Ida, kamu baik-baik saja, kan? Apa Arnold mengurusmu dengan baik?" Tanya Elena panik ketika Ida menghubunginya. Suara Ida terdengar serak dan parau hingga Elena merasa khawatir. "Kak, kapan kak Elena kembali ke Indonesia? Aku ingin Kak Elena ada di sini saat aku melahirkan." "Loh, memangnya Arnold kemana? Apa dia masih nggak peduli sama kamu?" Elena makin cemas. Selama ini ia memang jarang sekali menerima panggilan dari Arnold, kecuali ada masalah kantor yang harus mereka bicarakan. "Bang Arnold ... katanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, Kak." Elena menghela napas kasar. Dari suara Ida yang ia dengar, ia mendugaa adik madunya itu sedang dalam masalah. Tapi sepertinya wanita yang sedang hamil tua itu masih menutupinya. "Baiklah, Ida. Aku akan selesaikan pekerjaanku di sini. Aku usahakan secepatnya kembali sebelum kamu melahirkan. Kamu dan bayimu harus sehat, oke?" "Terima kasih, Kak. Terima kasih!" Setelah menutup panggilan dari Ida, Elena mengirim pesan pada Arnold agar su

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 252

    Serani kembali memekik saat tiba-tiba saja tubuhnya telah melayang karana diangkat oleh Pras. Kedua tangan kokoh suaminya itu menggendongnya ala bridal menuju sebuah ranjang berukuran sangat luas. Ranjang cantik itu dikelilingi kelambu tipis namun indah, serta taburan kelopak bunga mawar yang mengeluarkan aroma harum semerbak pada kamar itu. "Dokter bilang, kita sudah boleh ..., ehm jadi ... boleh, kan?" Pras membaringkan tubuh Serani perlahan di atas pembaringan yang begitu mewah dan nyaman. Sera tersenyum dengan wajah bersemu kemerahan saat pras sudah berada di atasnya. Wajah pria itu begitu dekat dengannya. "Aku juga rindu, Pras!" Wanita cantik itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Pras, hingga pria itu tak lagi bisa menunggu. Ia pun mulai memberikan kecupan demi kecupan pada wajah Serani. Hingga kecupan itu berlanjut menjadi lumatan dan sesapan pada bibir Sera yang telah membuatnya candu. Entah siapa yang memulainya lebih dulu, beberapa menit kemudian keduanya telah mele

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 251

    "Sayang, sudah bangun?" Pras membelai wajah Sera. Istrinya itu mengerjap karena baru saja terjaga dari tidurnya. Sera memiringkan tubuhnya menghadap pada Pras. "Sudah pukul berapa, Pras?" "Pukul enam pagi. Kita jadi ke kantor, kan hari ini? Sera pun bangkit. "Tentu, Pras. Kamu juga mulai ke kantor, kan?" "Ya, Sayang. Oh ya, bagaiman stok ASI baby Raja? Apa sudah cukup?" "Lebih dari cukup," sahut Sera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diam-diam Pras menyusul Sera ke kamar mandi yang ternyata memang tidak dikunci. Sera sepertinya lupa, karena sejak setelah melahirkan Raja, Sera selalu tak lupa mengunci pintu. "Praaass ...!" Sera memekik melihat Pras sudah berdiri di belakangnya, sementara ia baru saja melepaskan seluruh pakaiannya. Jantung Pras berdebar melihat tubuh polos istrinya yang hampir dua bulan tidak ia sentuh. Pagi ini Pras memberanikan diri mendekati Sera setelah sore kemarin dokter mengatakan bahwa Sera telah pulih. Istrinya itu juga telah melewati mas

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 250

    "Abang, kita pulang sekarang?" Ida duduk di atas brankar. Jarum infus di tangannya baru saja dilepas. Wajah wanita itu masih terlihat pucat. "Sebentar!" Jawaban singkat dan tanpa menoleh dari Arnold lagi-lagi membuat Ida harus menarik napas panjang, guna menghalau rasa nyeri yang terus menderanya. Sejak kepergian Elena tadi, Ida melihat Arnold bolak balik mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya. Ia menduga. Arnold mencoba menghubungi Elena tapi wanita itu tidak mengangkatnya. Ida hanya diam menunggu Arnold yang masih mondar-mandir di depannya. Tiur yang berjanji akan datang lagi ternyata tidak jadi kembali. "Ya sudah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan, kan?" Arnold hanya memandangi Ida yang sedang berusaha turun dari brankar dengan tubuh yang lemah. "Permisi, Bu Ida pakai kursi roda ini saja. Tubuhnya masih sangat lemah." Seorang petugas UGD menyodorkan sebuah kursi roda. Ida yang sudah berdiri di tepi brankar perlahan duduk di kursi roda itu. Lalu petugas itu mendorong kurs

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 249

    "Ya, Sekali lagi selamat atas kehamilan istri Bapak. Sore ini pasien boleh pulang setelah hasil observasi bagus." Arnold hanya mengangguk mendengar penjelasan dokter. Ia masih terdiam hingga dokter yang memeriksa Ida kembali ke ruangannya. Apa yang barusan ia dengar sungguh diluar dugaannya. "B-baang. Apa Abang tidak suka aku hamil?" tanya Ida dengan suara parau. Dadanya sesak karena tidak menemukan sedikitpun kebahagian di wajah Arnold setelah mendengar kehamilannya. Ia justru melihat Arnold bingung dan terkejut. Ida mencoba menekan rasa sedih dan kecewa yang ia rasakan. "Apa karena bukan Kak Elena yang hamil?" tanya Ida lagi. Kali ini ia berusaha lebih kuat untuk mendengar jawaban dari Arnold. "Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Mamak dan bapak pasti senang. Aku ke depan dulu." Arnol pun meninggalkan Ida menuju ruang tunggu yang berada di depan UGD. "Hanya mamak dan bapak yang senang. Bang Arnold tidak." Ida menekan dadanya yang terasa penuh sesak. Berusaha agar air matanya tid

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 248

    Diego memeluk Corri dengan erat. Hatinya sungguh lega. Trauma yang berbeda diantara keduanya kini telah berhasil mereka kalahkan. Demikian juga dengan Corri. Sejak ia rutin ke psikiater secara diam-diam sebulan setelah menikah dengan Diego, perlahan trauma masa lalu yang ia rasakan hilang. Wanita cantik dengan rambut kemerahan itu mulai bisa melupakan masa lalunya yang menyakitkan setelah beberapa bulan melakukan pengobatan. Namun ia enggan untuk berterus terang pada Diego. Ia pun merasa gengsi jika ingin memulai lebih dulu atau pun meminta Diego tidak lagi meninggalkannya di ranjang. "Mau kemana, Sayang?" Corri mencengkeram erat lengan kokoh suaminya ketika suatu malam mereka sedang saling bercumbu. Namun Diego tetap bangkit dan meninggalkannya. "Maaf, Corri. A-aku tidak bisaaa ..." Corri tersentak menerima penolakan dari Suaminya. Entah kenapa Diego terus memilih menuntaskan hasratnya di kamar mandi. "Apa aku harus terus terang bahwa aku sudah sembuh? Bukankah seharusnya dia

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 247

    "Kenapa buru-buru sekali, Bang? Bukannya abang akan tiga hari di rumah ini?" Ida sejak tadi memperhatikan Arnold yang makan terburu-buru. Suaminya itu tak ada bicara lagi setelah keluar dari kamar. Kata-kata mesra atau perlakuan manis yang seharusnya ada pada pasangan pengantin baru, sama sekali tidak dirasakan oleh Ida. Bahkan Arnold seolah telah melupakan kejadian semalam. Arnold tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepalanya sesaat menoleh pada Ida yang duduk di depannya. Beberapa menit kemudian pria itu bangkit dan meraih kunci mobil di meja. "Aku pergi. Tak usah menungguku!" Tanpa menunggu jawaban dari Ida, Arnold terus melangkah terburu-buru menuju mobilnya.Ia hanya melirik sekilas pada Ida yang sedang menatap kepergiannya dengan wajah tak terbaca. Namun Arnold tak peduli. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Elena. Ia merasa bersalah dengan istri pertamanya itu. "Elena, maafkan aku. Ya Tuhan. Apa yang aku lakukan semalam? Bagaimana jika Ida benar-benar hamil? Aku akan

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 246

    Ida masih terisak dengan posisi memunggungi Arnold. Wanita itu masih terbaring menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit fisiknya. Namun hatinya pun sakit. Tanpa sadar Arnold menyebut nama Elena di akhir aktifitas panasnya. Hal itu menjadikan sakit Ida terasa hingga berlipat-lipat. Arnold langsung tertidur kelelahan di samping Ida. Pria itu merasa lega karena hasratnya sejak pagi tadi akhirnya tersalurkan. Walau sebenarnya Elena yang ia inginkan, namun Ida tetap halal untuknya. Setelah lelah menangis, Ida pun mencoba bangkit hendak membersihkan diri. Perlahan ia duduk di tepi ranjang, meraih pakaiannya, lalu memakainya kembali. Ia teringat permintaan ibu mertuanya tadi pagi. Dewi menghubunginya dan bicara lewat ponsel. "Ida, kamu harus hamil secepatnya! Kami tau Arnold belum menyentuhmu. Kamu harus bisa buat dia menidurimu,!" Ucapan Dewi ditelepon siang tadi mengejutkan Ida. "Mamak ... tahu dari mana ... kalau aku belum di ... sen ... tuh?" tanya Ida terbata. "Kami ini sudah tua.

DMCA.com Protection Status