Share

Bab 28

Penulis: Rina Novita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-04 00:26:15

POV AUTHOR

Agung kesal melihat Sera mengacuhkan dirinya .Mantan istrinya itu pergi begitu saja setelah mengusir keluarganya.

"Dasar perempuan sombong!" teriak Agung masih di depan pagar. Kemudian Ia kembali masuk karena para penagih itu masih saja belum pergi.

"Kalian saya beri waktu sampai besok untuk mengosongkan rumah ini! Paham ??

Bentak salah satu penagih yang badannya paling besar dan wajahnya cukup seram.

"Pak, tega amat sih cuma kasih waktu satu hari. Barang-barang kita kan banyak!" protes Yuyun seraya melotot.

"Bos kalian itu benar-benar nggak punya hati!" lanjutnya lagi

"Jangan macam-macam kalian!" Bentak penagih lainnya.

"Saya bisa saja mengusir kalian semua sekarang juga!"

Para penagih itu emosi dengan sikap Yuyun. Sementara Corri gemas melihat Yuyun yang berani berbicara setelah Sera tidak ada.

"Awas! Besok rumah ini harus sudah kosong!" tegas penagih itu sekali lagi.

Corri dan para penagih itu pergi meninggalkan mereka.

"Ya Ampun Aguuung ...! Bagaimana ini .
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Tuti Lestari
bener" super pelit, buka iklan 10 x cuma bisa baca 1 bab saja. melotot 20 iklan dpt 2 bab capek dehhh
goodnovel comment avatar
Just Rara
jangan senang dulu kau yuyun,sebentar lg juga kau bakalan dipecat
goodnovel comment avatar
Mudriyati Mamanana
kunci lagi?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 29

    Aku bersyukur bisa membeli rumah ini. Akhirnya aku bisa mengabulkan permintaan Giska. Corri mengurus semuanya sebelum 1keberangkatannya ke Medan. Rumah ini aku renovasi sedemikian rupa, hingga Giska merasa nyaman dan bisa mengajak teman-temannya bermain ke rumah. Ibu dan Mas Agung ternyata mengontrak di samping rumah ini. Pelakor murahan itu juga ada di sana. "Giska, Bunda berangkat ke kantor dulu, ya sayang. Kamu sudah mulai libur kenaikan kelas kan?" "Iya Bunda. Hati-hati di jalan ya ...!" "Ya sayang." Aku mencium kedua pipinya yang menggemaskan. "Bik Sum, tolong jaga Giska ya. Jangan sampai di biarkan keluar rumah sendiri. Kalau dia mau main dan mengaji, tolong di antar ya." "Baik, Bu." Akupun melangkah memasuki mobil yang sudah disiapkan sejak tadi oleh Pak Yono. Pak Budi security baru di rumahku berlari membukakan pagar. Namun saat pagar terbuka Ia ternganga, karena banyak ibu-ibu tetangga yang berkumpul persis di depan pagar. Ternyata mereka sedang berbelanja pada tukan

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 30

    Pov Agung"Keluarga Ibu Sera." Seorang suster keluar dari ruang tindakan Unit Gawat Darurat. "Saya suaminya, Dok," sahutku penuh keyakinan. "Silahkan masuk, Pak. Dokter mau bicara. " "Baik suster." Aku memasuki ruang dokter yang berada tidak jauh dari tempatku berdiri. "Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" "Sementara tidak ada yang serius, Pak. Kita tunggu pasien sadar. Karena Ada benturan yang keras di kepalanya. "Apa boleh saya melihat pasien, Dok? "Silahkan, Pak." Aku beruntung sedang berada di rumah kontrakan saat ada polisi datang mengabarkan berita kecelakaan ini. Bik Sum terpaksa meminta tolong padaku untuk melihat keadaan Sera ke rumah sakit. Aku memang sengaja tidak ke kantor hari ini. Kesempatan ini tidak akan aku sia-sia kan. Sera kecelakaan. Tapi sayangnya dokter bilang tidak ada luka yang serius. Sebaiknya aku lihat dulu keadaannya. Mungkin aku bisa memanfaatkan keadaan ini untuk dapat merebut semua harta milik mantan istriku itu. Sera terbaring lemah dengan ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-04
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 31

    Pov Agung Ternyata membuat perubahan nama kepemilikan perusahaan dan rumah, tidak semudah yang aku bayangkan. Aku harus menemukan surat- surat penting, seperti sertifikat rumah dan lainnya. Biarlah untuk sementara aku mengurusnya, aku akan menggunakan surat pernyataan pemindahan kekuasaan sementara dengan tanda tangan Sera. "Sayang. Kamu sudah bangun?" Aku menghampiri Sera yang baru saja terjaga. Mantan istriku ini sangat pendiam sekarang. Semoga kamu amnesia selamanya, Dek. Hahahaha ... Aku tertawa dalam hati. Sudah tak sabar rasanya ingin menjadi orang kaya. "Maaf Pak, ibu Sera tidak bisa di besuk. Mohon pengertiannya." Aku mendengar suara keributan di depan kamar Sera. "Saya harus menemuinya, Suster. Ada sesuatu yang penting harus saya sampaikan." Sepertinya ada yang datang ingin membesuk Sera. Siapa ya? Aku seperti mengenal suaranya. "Sera ...!" Laki-laki yang memaksa masuk itu ternyata si Arief. Kurang ajar! Dia berhasil masuk ke ruangan ini. Arief terheran melihat Se

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 32

    Beruntung aku selamat dari kecelakaan itu. Sayangnya truk yang menabrakku melarikan diri. Semoga Polisi bisa menemukannya dan membongkar kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Aku ingat betul wajah pengemudi truk itu. Terlihat sekali ia sengaja ingin menabrak mobilku. Beruntung Pak Yono bisa meghindar dengan cepat. Atas Kuasa Allah SWT aku bisa selamat dari kecelakaan itu. Saat aku tersadar, hanya ada Mas Agung yang aku lihat. Aku sangat yakin dia juga sangat ingin menghancurkanku. Saat ini aku memang lemah dan mudah ia kuasai. Sebaiknya aku pura-pura lupa ingatan. Aku belum bisa mempercayai siapapun kecuali Dido. Entah siapa lagi yang bisa aku percaya. Corri sedang berada di medan saat ini. Beruntung Aku bisa menghubunginya secara diam-diam dengan ponselku yang di berikan oleh seorang suster. Bersyukur suster yang menemukan ponselku tidak memberikannya pada Mas Agung. Jadi diam-diam aku bisa atur rencana untuk menjebak orang-orang yang hendak menghancurkanku, terutama mantan suami

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 33

    [Sera, orang yang nabrak lo sudah tertangkap. Sekarang sedang di periksa di kantor polisi] Sebuah pesan dari Dido baru saja masuk. Syukurlah orang itu tertangkap. Terimakasih Ya Allah. Tapi aku penasaran, kira-kira siapa yamg menyuruhnya? Semoga saja secepatnya terkuak. Aku sudah muak dengan sandiwara ini [Sera, si Agung datang ke kantor. Gayanya seperti bos besar. Sombong banget mantanlo itu. Tapi sewaktu meeting dengan direksi dan para pemegang saham, dia nggak ngerti apa-apa. Ditanya-tanya malah bingung. Akhirnya di bully rame-rame. Hahaha .... Dia sekarang pindah ke ruanganlo. Tapi tenang, cctv di ruangan itu sudah gue hubungkan ke ponsel gue] Aku tertawa sambil memegang perut membaca beberapa pesan dari Dido. Tidak terbayangkan olehku wajah pucat Mas Agung ketika ditanya-tanya saat meeting dengan para pemegang saham. Mas Agung hanya lulusan sekolah menengah atas. Selama kerja di kantorku dia hanya bertanggung jawab atas pengadaan barang keperluan kantor dan karyawan. Jadi ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 34

    Siapa yang datang menyelamatkanku? Aku segera membuka mataku. Terlihat sosok laki-laki yang sedang nyalang menatap Mas Agung. Rahang kokohnya mengeras dengan kedua tangannya mengepal. Tiga orang laki-laki berbadan besar berpakaian preman berdiri di belakangnya. Membuat nyali mantan suamiku itu ciut seketika. "Rani, Kamu nggak apa-apa?" tanyanya dengan wajah khawatir. Rasanya aku ingin melompat dan memeluk laki-laki itu. Laki-laki yang kurindukan setiap malam. Namun aku tersadar masih dalam sandiwara menjadi seorang yang lupa ingatan. Akupun belum bisa mempercayai Arief, sampai semua bukti-bukti terkuak. Aku menggeleng tanpa kata seolah-olah bingung dengan apa yang terjadi. "Rani, kamu nggak ingat sama aku ? "Maaf ..." Aku menggeleng. Arief menatapku penuh harap. Ya Allah, kenapa aku jadi sedih begini. "Kamu jangan ganggu istriku!" ketus Mas Agung seraya melotot pada Arief. Arief yang tersulut emosinya, menghampiri Mas Agung, lalu menarik kasar kerah baju mantan suamiku itu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 35

    Dua buronan yang tertangkap itu di bawa ke halaman oleh polisi. Satu persatu kedua tangan mereka di borgol. "Maaf, Pak polisi. Apa kesalahan mereka?" "Bapak Bowo ini menggelapkan uang perusahaan, Bu. Dan Bu Yuyun ini dicurigai ikut terlibat," jelas salah satu polisi. Bukankah Bowo bekerja di perusahaan Pras? Aku harus cari tau sendiri nanti masalah ini. Wajah Mas Agung semakin memucat. Tubuhnya bergetar. Tunggu saja, Mas. Sebentar lagi kamu akan menyusul Lastri ke penjara. "Yuyun ...Yuyun ...! Jangan bawa anak saya Pak Polisi. Hu hu hu ... Kasian dia lagi hamil, Pak. Tolong, Pak." Tiba-tiba Bu Senia berlari-lari memasuki halaman dan menghampiri para polisii yang menangkap Yuyun. "Agung! Kenapa kamu diam saja? Yuyun itu sedang hamil anakmu!' teriak Bu Sania Lantang.Sontak semua warga terkejut. Spontan mereka semua saling berbisik dan memandang jijik pada Yuyun. "Bu-bukan, Bu Sania. Yang dikandung Yuyun bukan anak saya. Tapi anak dari laki-laki itu," sahut Mas Agung sambil men

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05
  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 36

    "Kantor polisi? Kenapa kita ke sini, Pras?" "Tenanglah nona cantik. Kamu akan tau alasannya setelah tiba di dalam nanti." Kami bertiga keluar dari mobil. Seorang anggota polisi menyambut kami di depan pintu masuk. "Selamat datang Pak Tirta," sambut polisi itu seraya menyalami Pras. Saat kami melangkah masuk, hampir semua orang di sana mengangguk hormat pada Pras. Siapa sebenarnya laki-laki ini? Apa karena dia salah satu konglomerat di kota ini, hingga di kenal dari berbagai kalangan? Atau karena dia mantan artis? Ah, entahlah. "Silahkan masuk Pak Tirta dan Bu Sera, silahkan duduk." Seorang polisi yang tampak lebih berwibawa mempersilahkan kami duduk di suatu ruangan yang lebih privat. Mungkin beliau ini adalah komandannya. 'Bawa mereka ke mari!" perintah laki-laki itu. "Siap komandan." Tak lama kemudian, masuklah dua orang tahanan yang masing-masing di bawa oleh dua orang anggota polisi. Dua orang tahanan yang ternyata adalah Bowo dan Yuyun itu berjalan tertunduk menuju kurs

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-05

Bab terbaru

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 254

    Wajah Arnold dan Elena menegang melihat sang dokter berdiri di ambang pintu. "Bagaimana, Dok?" Elena pun tak sabar mendengar kondisi Ida dan bayinya. "Selamat, Pak. Anak Bapak perempuan dan sehat," ujar dokter wanita itu hingga Arnold dan Elena bernapas lega untuk sesaat. Namun wajah sepasang suami istri itu masih cemas karena belum mendengar bagaimana kondisi Ida. "Bagaimana kondisi ibunya, Dok?" tanya Arnold gemetar. "Bapak suaminya?" Sang dokter memandang intens pada Arnold. "Iy-iyyaa, Dok." Arnold tergagap merasa bersalah karena tidak pernah menemani Ida periksa ke rumah sakit. "Pak, kondisi Bu Ida saat ini ... kritis. Pendarahannya masih berusaha kita hentikan. Mohon bantu doa!" Arnold terhenyak setelah mendengar ucapan dokter. Ia tidak bisa bicara apapun hingga dokter itu berbalik meninggalkan dia dan Elena di ruang tunggu. "Ya Tuhan, suami macam apa aku ini. Elena ... Elena ... Ida kritis. Aku harus bagaimana?" Arnold mengguncang-guncangkan tubuh Elena. Ia tampak frus

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 253

    "Ida, kamu baik-baik saja, kan? Apa Arnold mengurusmu dengan baik?" Tanya Elena panik ketika Ida menghubunginya. Suara Ida terdengar serak dan parau hingga Elena merasa khawatir. "Kak, kapan kak Elena kembali ke Indonesia? Aku ingin Kak Elena ada di sini saat aku melahirkan." "Loh, memangnya Arnold kemana? Apa dia masih nggak peduli sama kamu?" Elena makin cemas. Selama ini ia memang jarang sekali menerima panggilan dari Arnold, kecuali ada masalah kantor yang harus mereka bicarakan. "Bang Arnold ... katanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, Kak." Elena menghela napas kasar. Dari suara Ida yang ia dengar, ia mendugaa adik madunya itu sedang dalam masalah. Tapi sepertinya wanita yang sedang hamil tua itu masih menutupinya. "Baiklah, Ida. Aku akan selesaikan pekerjaanku di sini. Aku usahakan secepatnya kembali sebelum kamu melahirkan. Kamu dan bayimu harus sehat, oke?" "Terima kasih, Kak. Terima kasih!" Setelah menutup panggilan dari Ida, Elena mengirim pesan pada Arnold agar su

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 252

    Serani kembali memekik saat tiba-tiba saja tubuhnya telah melayang karana diangkat oleh Pras. Kedua tangan kokoh suaminya itu menggendongnya ala bridal menuju sebuah ranjang berukuran sangat luas. Ranjang cantik itu dikelilingi kelambu tipis namun indah, serta taburan kelopak bunga mawar yang mengeluarkan aroma harum semerbak pada kamar itu. "Dokter bilang, kita sudah boleh ..., ehm jadi ... boleh, kan?" Pras membaringkan tubuh Serani perlahan di atas pembaringan yang begitu mewah dan nyaman. Sera tersenyum dengan wajah bersemu kemerahan saat pras sudah berada di atasnya. Wajah pria itu begitu dekat dengannya. "Aku juga rindu, Pras!" Wanita cantik itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Pras, hingga pria itu tak lagi bisa menunggu. Ia pun mulai memberikan kecupan demi kecupan pada wajah Serani. Hingga kecupan itu berlanjut menjadi lumatan dan sesapan pada bibir Sera yang telah membuatnya candu. Entah siapa yang memulainya lebih dulu, beberapa menit kemudian keduanya telah mele

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 251

    "Sayang, sudah bangun?" Pras membelai wajah Sera. Istrinya itu mengerjap karena baru saja terjaga dari tidurnya. Sera memiringkan tubuhnya menghadap pada Pras. "Sudah pukul berapa, Pras?" "Pukul enam pagi. Kita jadi ke kantor, kan hari ini? Sera pun bangkit. "Tentu, Pras. Kamu juga mulai ke kantor, kan?" "Ya, Sayang. Oh ya, bagaiman stok ASI baby Raja? Apa sudah cukup?" "Lebih dari cukup," sahut Sera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Diam-diam Pras menyusul Sera ke kamar mandi yang ternyata memang tidak dikunci. Sera sepertinya lupa, karena sejak setelah melahirkan Raja, Sera selalu tak lupa mengunci pintu. "Praaass ...!" Sera memekik melihat Pras sudah berdiri di belakangnya, sementara ia baru saja melepaskan seluruh pakaiannya. Jantung Pras berdebar melihat tubuh polos istrinya yang hampir dua bulan tidak ia sentuh. Pagi ini Pras memberanikan diri mendekati Sera setelah sore kemarin dokter mengatakan bahwa Sera telah pulih. Istrinya itu juga telah melewati mas

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 250

    "Abang, kita pulang sekarang?" Ida duduk di atas brankar. Jarum infus di tangannya baru saja dilepas. Wajah wanita itu masih terlihat pucat. "Sebentar!" Jawaban singkat dan tanpa menoleh dari Arnold lagi-lagi membuat Ida harus menarik napas panjang, guna menghalau rasa nyeri yang terus menderanya. Sejak kepergian Elena tadi, Ida melihat Arnold bolak balik mencoba menghubungi seseorang lewat ponselnya. Ia menduga. Arnold mencoba menghubungi Elena tapi wanita itu tidak mengangkatnya. Ida hanya diam menunggu Arnold yang masih mondar-mandir di depannya. Tiur yang berjanji akan datang lagi ternyata tidak jadi kembali. "Ya sudah, ayo kita pulang. Kamu bisa jalan, kan?" Arnold hanya memandangi Ida yang sedang berusaha turun dari brankar dengan tubuh yang lemah. "Permisi, Bu Ida pakai kursi roda ini saja. Tubuhnya masih sangat lemah." Seorang petugas UGD menyodorkan sebuah kursi roda. Ida yang sudah berdiri di tepi brankar perlahan duduk di kursi roda itu. Lalu petugas itu mendorong kurs

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 249

    "Ya, Sekali lagi selamat atas kehamilan istri Bapak. Sore ini pasien boleh pulang setelah hasil observasi bagus." Arnold hanya mengangguk mendengar penjelasan dokter. Ia masih terdiam hingga dokter yang memeriksa Ida kembali ke ruangannya. Apa yang barusan ia dengar sungguh diluar dugaannya. "B-baang. Apa Abang tidak suka aku hamil?" tanya Ida dengan suara parau. Dadanya sesak karena tidak menemukan sedikitpun kebahagian di wajah Arnold setelah mendengar kehamilannya. Ia justru melihat Arnold bingung dan terkejut. Ida mencoba menekan rasa sedih dan kecewa yang ia rasakan. "Apa karena bukan Kak Elena yang hamil?" tanya Ida lagi. Kali ini ia berusaha lebih kuat untuk mendengar jawaban dari Arnold. "Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Mamak dan bapak pasti senang. Aku ke depan dulu." Arnol pun meninggalkan Ida menuju ruang tunggu yang berada di depan UGD. "Hanya mamak dan bapak yang senang. Bang Arnold tidak." Ida menekan dadanya yang terasa penuh sesak. Berusaha agar air matanya tid

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 248

    Diego memeluk Corri dengan erat. Hatinya sungguh lega. Trauma yang berbeda diantara keduanya kini telah berhasil mereka kalahkan. Demikian juga dengan Corri. Sejak ia rutin ke psikiater secara diam-diam sebulan setelah menikah dengan Diego, perlahan trauma masa lalu yang ia rasakan hilang. Wanita cantik dengan rambut kemerahan itu mulai bisa melupakan masa lalunya yang menyakitkan setelah beberapa bulan melakukan pengobatan. Namun ia enggan untuk berterus terang pada Diego. Ia pun merasa gengsi jika ingin memulai lebih dulu atau pun meminta Diego tidak lagi meninggalkannya di ranjang. "Mau kemana, Sayang?" Corri mencengkeram erat lengan kokoh suaminya ketika suatu malam mereka sedang saling bercumbu. Namun Diego tetap bangkit dan meninggalkannya. "Maaf, Corri. A-aku tidak bisaaa ..." Corri tersentak menerima penolakan dari Suaminya. Entah kenapa Diego terus memilih menuntaskan hasratnya di kamar mandi. "Apa aku harus terus terang bahwa aku sudah sembuh? Bukankah seharusnya dia

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab 247

    "Kenapa buru-buru sekali, Bang? Bukannya abang akan tiga hari di rumah ini?" Ida sejak tadi memperhatikan Arnold yang makan terburu-buru. Suaminya itu tak ada bicara lagi setelah keluar dari kamar. Kata-kata mesra atau perlakuan manis yang seharusnya ada pada pasangan pengantin baru, sama sekali tidak dirasakan oleh Ida. Bahkan Arnold seolah telah melupakan kejadian semalam. Arnold tidak menjawab. Ia hanya mengangkat kepalanya sesaat menoleh pada Ida yang duduk di depannya. Beberapa menit kemudian pria itu bangkit dan meraih kunci mobil di meja. "Aku pergi. Tak usah menungguku!" Tanpa menunggu jawaban dari Ida, Arnold terus melangkah terburu-buru menuju mobilnya.Ia hanya melirik sekilas pada Ida yang sedang menatap kepergiannya dengan wajah tak terbaca. Namun Arnold tak peduli. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah Elena. Ia merasa bersalah dengan istri pertamanya itu. "Elena, maafkan aku. Ya Tuhan. Apa yang aku lakukan semalam? Bagaimana jika Ida benar-benar hamil? Aku akan

  • Foto Pelakor di Profil Ponsel Suamiku   Bab. 246

    Ida masih terisak dengan posisi memunggungi Arnold. Wanita itu masih terbaring menahan rasa sakit. Bukan hanya sakit fisiknya. Namun hatinya pun sakit. Tanpa sadar Arnold menyebut nama Elena di akhir aktifitas panasnya. Hal itu menjadikan sakit Ida terasa hingga berlipat-lipat. Arnold langsung tertidur kelelahan di samping Ida. Pria itu merasa lega karena hasratnya sejak pagi tadi akhirnya tersalurkan. Walau sebenarnya Elena yang ia inginkan, namun Ida tetap halal untuknya. Setelah lelah menangis, Ida pun mencoba bangkit hendak membersihkan diri. Perlahan ia duduk di tepi ranjang, meraih pakaiannya, lalu memakainya kembali. Ia teringat permintaan ibu mertuanya tadi pagi. Dewi menghubunginya dan bicara lewat ponsel. "Ida, kamu harus hamil secepatnya! Kami tau Arnold belum menyentuhmu. Kamu harus bisa buat dia menidurimu,!" Ucapan Dewi ditelepon siang tadi mengejutkan Ida. "Mamak ... tahu dari mana ... kalau aku belum di ... sen ... tuh?" tanya Ida terbata. "Kami ini sudah tua.

DMCA.com Protection Status