Agak sulit awalnya menceritakan lebih jelas dalam buku catatan tentang para Warnarish, penghuni tempat yang memiliki pulau melayang di planet mereka. Untungnya Danil dan Falfayria tidak keberatan menjelaskan dan menceritakan kembali petualangan mereka. Cerita ini adalah salah satu dari petualangan mereka, dan ada juga teman-teman mereka, para Warnarish maupun Manusia. Banyak cerita menarik tentang mereka semua. Tapi kisah yang satu ini cocok untuk memulai kisah luar biasa mereka yang lainnya.
Pernakah kau berpikir warna-warna bisa jadi...Hidup?
Bagaimana mereka punya tempat tinggal di luar galaksi ini.
Di planet nan jauh di galaksi lain.
Mereka punya flora dan fauna yang berbeda.
Dan orang-orang yang tinggal disana berbeda dari kita.
Mungkin kau tak tahu, mungkin kau pikir mereka tak ada.
Apakah kau berpikir mereka hidup dengan damai atau memperebutkan wilayah kekuasaan?
Bagaimana jika mereka sampai ke Bumi?
Bagaimana jika mereka mencari sesuatu di Bumi?
Sang Maha Pencipta menciptakan seluruh alam dengan indah dan sempurna. Ia menghidupkan yang mati dan membuat mereka kembali kepadanya. Manusia yang diciptakan oleh tanah, Para malaikat yang diciptakan oleh cahaya, Jin yang diciptakan oleh api, dan masih banyak lagi. Asalnya semua itu tidaklah hidup. Tapi Sang Maha Pencipta membuat itu semua hidup.
Tapi cerita kali ini sedikit berbeda. Kisah kali ini menceritakan tentang Planet Warnas yang ada di luar sana. Mungkin kalian pikir mereka tidak ada. Tapi cerita ini berkata lain. Siapa tahu yang ada di luar sana, tapi Sang Maha Pencipta tahu segalanya.
Di suatu galaksi, terdapat sebuah planet yang sangat unik tapi juga aneh. Mereka hidup di pulau yang melayang. Tapi bukan itu saja. Mereka punya ciri khas, setiap pulau diisi satu warna dan ditinggali makhluk-makhluk yang sesuai dengan warna mereka.
Ya, mereka hanya menempati pulau satu warna. Pulau-pulau itu sangat berjauhan, tapi ke-enam matahari dan juga ke-enam bulan atau satelit planet itu mengitari pulau itu, jadi perhitungan astronomi seperti hari,bulan dan tahun masih sama, hanya saja perbedaan menit di setiap pulau. Dan di planet itu ada 12 pulau warna. Warna-warna itu adalah Abu-abu, Biru, Coklat, Hijau, Hitam, Jingga, Kuning, Merah, Nila, Pink(Merah muda), Putih,dan Ungu.
Setiap warna mempunyai sifat yang berbeda, dan ada yang bilang mereka punya kekuatan, seperti elementalis atau pengendali elemen, dan juga—sihir. Mereka juga punya binatang dan tanaman yang berbeda, berbeda disini adalah warna, bentuk dan sifatnya. Warnarish, itulah penduduk di planet itu, kalau di Bumi mereka seperti manusia. Mereka hidup sangat damai dan sederhana, mereka kadang-kandang polos, dan kemampuan mereka berpikir dan berimajinasi, manusia masih bisa melampaui mereka. Mereka tidak pernah berperang dengan warna-warna yang berbeda dari mereka.
Dan jika kau berpikir kalau mereka pergi ke pulau dengan pesawat terbang atau roket, kau salah besar. Setiap pulau warna mempunyai portal kristal ajaib yang membuat mereka pergi ke warna yang lain, dan portal itu juga mengubah warna mereka, misalkan Warnarish ungu ingin pergi ke pulau nila, maka penampilannya langsung berubah. Dari rambut sampai sepatu mereka berubah sesuai pulau yang mereka tempati. Meskipun biasanya di cerita atau film fiksi ilmiah para makhluk asing atau biasa disebut alien mempunyai rupa yang sangat menyeramkan dan selalu ingin membunuh, atau ingin merebut atau menghancurkan planet yang ingin dikuasainya.
Tapi di planet Warnas berbeda. Mereka seperti yang biasa disebut peri, tapi mereka tidak bersayap. Rambut, mata, kuku, dan ujung telinga kerlap-kerlip mereka sesuai dengan warna mereka masing-masing. Dan jika mereka emosi kadang-kadang kulit mereka berubah warna sesuai warnanya, karena kulit warna aslinya seperti manusia, hanya kadang-kadang agak pucat. Kuku mereka berwarna pekat dan lumayan runcing meskipun bentuknya mirip dengan manusia. Pupil mata mereka hitam, dan kadang-kadang, 6 bulatan cahaya di kedua mata mereka menyala seperti bayangan lampu dikaca. Cahaya itu berwarna terang sesuai warna para Warnarish. Dan lucunya, setiap benda yang mereka sentuh akan berubah warna sesuai pulaunya. Mereka mempunyai hidung yang kecil yang kadang-kadang berkedut-kedut, terutama yang perempuan atau mereka menyebutnya Warnia, dan kalau pria mereka menyebutnya Warnos. Para Warnarish sangat menyukai alam, mereka semua suka dan selalu menjaga flora dan faunannya. Mereka selalu menjaga alam mereka dengan sangat baik, udara segar terhirup dimanapun kau pergi. Cakrawala mereka juga sangat indah terutama pada malam hari. Saat siang hari ke-enam matahari berputar seperti segi enam, awan sesuai warna pulau dan kadang-kadang disana terlihan putaran angin bebatuan.
Dan dimalam hari, bintang-bintang berdenyar di langit, dan bulanya terlihat juga berbaris seperti segi enam, mereka mengelompokkan kalau enam bulan dan matahari itu adalah warna gelap dan terang. Meskipun awalnya mereka tidak terlalu suka, tapi akhirnya mereka menerima itu. Konon, dulu Warnarish di pulau hitam dan putih selalu tidak akur. Tapi sekarang tidak lagi. Semua Warnarish di pulau mereka masing-masing hidup dengan damai dan tentram, meskipun beberapa bermimpi mereka bisa hidup bersama-sama dan tidak terpisah seperti ini. Mereka juga keyakinan tersendiri berbeda dengan manusia. Mungkin kau berpikir mereka mempunyai banyak dewa-dewa atau roh-roh yang mereka puja dan sembah, ataupun jika mereka menjumpai benda asing yang menyelamatkan mereka. Tapi mereka berbeda, mereka hanya menyambah Sang Maha Pencipta. Dan itu membuat mereka bahagia selamanya, sampai suatu hari ....
Warna-warni di planet itu begitu cerah dan indah, meskipun warna hitam mereka begitu cantik. Ada makhluk lain yang begitu aneh, dan bisa dibilang buruk. Ada beberapa Warnarish bilang mereka makhluk asing dari planet lain, atau warna-warna yang kusam dan tidak tercampur dengan baik. Mereka mungkin berpikir kalau semua makhluk diciptakan dari warna. Dan makhluk-makkluk itu bukan berasal dari warna. Mereka disambut dengan baik, dan mereka membolehkan makhluk itu tinggal di planet mereka. Tapi mereka tidak tahu kalau mereka itu benar-benar—jahat. Jika kau manusia kau akan menyembut mereka iblis, mungkin hampir sama, tapi mereka lebih menggangu lagi. Mereka bukan makhluk gaib seperti mereka, tapi sifat mereka sama-sama jahat, dan mereka umurnya lebih lama dari para Warnarish, jadi makhluk-makhluk ini seperti makhluk abadi. Para Warnarish menyebut mereka Waemon.
Awalnya mereka berpikir makhluk-makhluk itu tersesat dan terbuang di sana, terutama ke Pulau Ungu. Dan para Warnarish tidak curiga kepada mereka. Kerennya lagi, mereka bisa berkomunikasi satu sama lain. Beberapa waktu berlalu, mereka tahu kalau mereka punya sistem penerjemah ajaib di tubuh mereka. Meskipun ada yang agak ragu tentang hal ini. Dan di setiap pulau punya pemimpin masing-masing, seperti raja dan ratu atau perdana menteri, juga presiden, tapi yang paling umum raja dan ratu. Para pemimpin dan keluarganya tinggal di sebuah menara dan rakyatnya tinggal disebuah yang biasa kita sebut desa. Dan jika mau para Waemon tinggal diantara mereka. Para Waemon punya karakteristik yang agak berbeda dari Warnarish, mereka seperti kurcaci dan troll, warna kulit mereka lebih pucat dan kusam, dan mereka juga banyak cemong di sekujur badannya. Dan sebenarnya mereka dipimpin oleh raja dan selir jahat yang bisa menggunakan kekuatan, terutama kekuatan sihir jahat. Mereka juga diam-diam meneliti beberapa planet dari galaksi lain, dan sejauh ini galaksi yang mereka teliti adalah galaksi Bima Sakti. Dan ada planet disana yang warnanya tercampur dengan baik, dan mereka juga berpikir makhluk disana lebih pintar dari planet ini.
Sebelum itu karena mereka terjebak di dimensi antar ruang dan waktu yang menyebabkan mereka terpental dan harus tinggal di planet Warnas. Mereka berencana untuk menaklukan planet Warnas dan menguasai setiap pulaunya. Mereka juga iri karena penampilan mereka dan sifat mereka yang sepertinya tidak pernah sedih. Di sisi lain, para Warnarish mempelajari kristal portal itu, dan menemukan hal-hal lain yang membuat mereka lebih berpengetahuan. Mereka juga memperoleh buku—seperti kitab tentang masa depan, yang mereka belum mengerti, tapi ada tanda-tanda di planet mereka yang mereka temukan, dan beberapa peneliti dan penerawang ikut serta dalam hal ini. Mereka juga mengetahui tentang planet yang diteliti oleh Waemon, mereka menyebutnya Bumi.
Dan mulai saat itu para Waemon memulai rencana jahatnya. Pertama mereka mengambil batu kristal dari portal kristal disetiap pulau warna. Mereka lalu menimpanya menjadi jimat, berbentuk lingkaran. Pola kristalnya seperti roda, berputar dari ujung, ke ujungnya—dan mereka berhasil, menyatukan warna disebuah jimat. Raja dan selir menunjukkan diri mereka ke negeri ungu, mereka tekesan. Dengan cara ini, Raja Waemon ingin mereka jadi pemimpin mereka, ia juga pergi ke setiap pulau warna. Tapi setiap warga di pulau menolaknya. Ia jadi agak marah, banyak Warnarish yang masih ragu akan hal ini. Tapi ia mencobanya saja, dengan kekuatan sihirnya ia mencoba menyatukan warna-warna. Tapi, itu tidak berhasil. Malahan jadi lebih—buruk. Mereka merusak portal kristal para warna, dan pulau-pulau melayang itu tidak bisa melihat warna-warna lain dari kejauhan karena kabut dan debu bebatuan dari setiap warna menyelubungi setiap pulau, dan mereka sepertinya dilindungi pelindung ajaib membuat mereka terjebak selamanya di pulau itu.
Raja dari Negeri Ungu sangat marah dengan hal ini. Ia menyuruh penjaga istana untuk mengurung Raja dan selirnya, ia juga mengusir para Waemon. Jauh dari mereka semua, ketempat yang kusam seperti bekas kebakaran atau gunung meletus. Tempat mereka akhirnya tinggal. Dan bukan kristal portal ungu saja yang rusak, kristal portal lain pun rusak, sekarang mereka tidak bisa melihat warna-warna yang lain.
Waktu pun berlalu, mereka tinggal di Negeri satu warna, kadang-kadang mereka berperang melawan para Waemon, terutama negeri ungu. Di pulau warna-warna lain para Waemon juga tidak disukai lagi, mereka suka menggangu dan merusak barang-barang dan bangunan disana. Mereka tinggal di daerah yang jauh dari warna-warna yang indah, tempat kerusakan keseimbangan warna yang disebabkan oleh Raja Waemon—Raja Syayt, dan selirnya yang juga jahat, Murghoana. Dan makhluk-makhluk yang mereka pimpin menjadi anak buah mereka sangatlah menyeramkan dan jelek. Ada yang berbadan batu, kecil seperti kurcaci, beberapa penyihir, tuyul, dan beberapa monster yang tidak disukai para Warnarish.
Tapi ada rumor yang berkata; ada kristal portal lain yang bisa membawa pergi ke planet lain. Ada putri yang berhasil ke planet itu, tapi ia harus kembali ke negeri ungu karena kerajaan masih membutuhkannya. Dan bagaimana dengan Jimat Warna yang dibuat Waemon? Ada putri pemberani (atau nekat) yang pergi ke planet itu, untuk membawa jimat itu kembali dari planet yang dijumpai neneknya. Ia terus mencarinya, dan tiada yang tahu apa yang dilakukanya.
Masih banyak hal lagi yang harus dijabarkan....
Masih banyak misteri yang belum terungkap....
Masih banyak keburukan Waemon yang akan terungkap....
Masih banyak yang harus ditemukan oleh para Warnarish....
Masih banyak pelajaran dan pengalaman yang harus diambil oleh putri ungu planet Warnas....
Dan dari sinilah petualanganya dimulai....
The Purple One Orchids School, sekolah yang didirikan oleh keluarga Muhdhor memang berbeda dari sekolah lain. Di sekolah itu anak didiknya dari kelas 7-12, atau bisa dibilang masuk smp, lulus sma. Gedung sekolah itu bisa dibilang besar. Dengan jendelanya ada juga yang menjulang dari lantai atas ke lantai bawah. Ada beberapa fasilitas yang menarik juga, yaitu kolam renang. Disana juga ada taman yang luas berisi bermacam-macam bunga-bunga. Mereka menamai kelas mereka Anggrek. Seperti; Anggrek &7A-7E—Anggrek 12A-12E. Meskipun ada kegiatan yang berbeda dari kurikulum di Indonesia, seperti warna rambut (yang terserah warna apa, yang penting rapi), tata tertibnya sangat disiplin. Mereka juga tidak perlu belajar lebih lama seperti kurikulum 2017, tapi jika kau ada kegiatan lain disekolah misalkan osis, ekskul, pensi ,dll. Kau bahkan boleh bergadang. “GOL!!!” sorak seorang murid yang kini d
“Kau tidak ikut memeriahkan PENSI, Fally? Pastinya akan sangat bagus kalau kau ikut! Rambutmu yang seperti jaring laba-laba permen pasti akan membuat heboh,” kata salah satu anak itu.“Ya, kau cosplay jadi karakter anime, yang rambutnya mirip punyamu,” tukas temannya.“Atau kau ganti warna rambutmu, begitu mengganggu tahu, atau ada teman-temanmu lagi, yang mempunyai rambut seheboh kamu, benar kan bos,” timpal temanya yang satu lagi.“Mungkin lebih baik kita makan saja rambutnya, benarkan?” kata Danang, atau bos mereka.“Lagian kenapa sih harus diunguin? Rambutnya, seragam kita aja udah serba ungu, ini rambutnya sekalian, luntur Bu?” ejek Danang. Dan teman-temannya Si kembar Dono dan Doni, serta Armis tertawa mengejek. Gadis itu hanya diam, meskipun Danang memuntir-muntir rambutnya. Lalu ia menempis lengan Danang, dan anak itu tersentak. Ia lalu mendorong gadis itu, dan gadis itu me
Lapangan ramai dipenuhi panitia pensi dan anak-anak lainnya. Mereka antusian terhadap pensi yang akan diadakan, terutama anggota osis. Mereka sibuk menyiapkan segalanya. “Ohuhuhu, aku yakin kali ini akan sangat menyenangkan,” ujar Gilang sangat bersemangat. “Yah, tamu-tamu yang kita undang juga lumayan oke. Panyak yang datang, pasti terjadi,” sahut Salma. “Iya sih. Tapi aku masih bertanya-tanya kenapa si Dandi itu gak pernah mau datang, maksudku pasti bakalan lebih rame,” kata Rayla, entah kenapa ia masih berharap Danil akan datang. “Hmm, benar juga! Keren juga keturunan pendiri sekolah ini bergabung bersama kita di pensi.” “Menurutku sama saja ia datang atau nggak, gak penting-penting amat,” tukas Salma. “Oh, ayolah Salma! Ya memang, sih, gak penting-penting amat, tapi, kan, ada sesuatunya gitu! Lagian dia kan beda dari kita, turunan arab, itulah katanya, dan tinggi banget! Yah hampir sama sih kayak aku, tapi waktu pertama ia ma
Setiap Ketua Murid di kelas, menyebarkan formulir pendaftaran ulang, atau pendataan ulang siswa yang naik kelas. Yang tidak naik, tetap dikasih. Meskipun berangkat agak terlambat, diperbolehkan saja masuk kelas. Ya, memang lagi bebas, sih. Para panitia pensi sibuk dengan pekerjaannya. Mulai dari memindahkan barang yang mau dipakai, mempersiapkan panggung, mendesain lampu dan gambar-gambar yang mau dipasang, memasang beberapa spanduk, menata dan membersihkan lapangan, dan masih banyak lagi. Kadang-kadang ada beberapa anak yang asyik melihat-lihat panitia bekerja, ada yang di kelas dan main diluar kelas. Entah di taman, lab komputer, atau nongkrong di pos satpam. Falfayria yang hilang di cermin pun terlihat baik-baik saja, ia tengah membaca formulir itu. Danil daritadi melamun, matanya menatap ke Falfayria yang membaca formulir itu, ia masih penasaran dengan apa yang terjadi dengannya. Saat Falfayria hilang dengan cahaya itu, ia lalu masuk ke gudang, meng
Danil kemudian terjaga kembali saat mendengar suara yang begitu keras di lereng bukit di depannya. Ia lalu bangkit dengan susah payah. Kemudian berjalan ke lereng itu dan darahnya menjadi beku. Ia lalu bersembunyi di balik batu, duduk berlutut. Melihat dibawah sana. Ada dua pasukan saling berhadapan.Seperti semacam perbatasan dan pasukan yang bewarna gelap dan pucat tidak boleh melewati jalan itu karena dijegal oleh pasukan satu lagi yang berwarna terang. Danil merasa saat ia jatuh tadi matanya tidak berfungsi dengan baik. Mereka melihat makhluk-makhluk aneh berpakaian seperti mau perang. Dan disisi lain, pasukan yang bewarna terang seperti manusia. Tapi ada beberapa perbedaan yang tidak pernah diketahuinya. Pasukan terang berbicara seperti manusia biasa.Pasukan yang gelap juga begitu, tapi mereka kelihatan sangat liar daripada pasukan dari sisi lain. Mereka berdecak-decak, tertawa tidak jelas, berdekut-dekut, dan mencaci-maki pasukan lawannya. Pasukan di belakang me
Danil agak kaget saat melihat ada Falfayria di depannya. Gadis itu pun sama, tapi di sisi lain dia kelihatan senang tak karuan. Gadis itu begitu bingung kenapa Danil bisa sampai sini.“Bagaimana kau bisa ....” perkataan danil terpotong tiba-tiba karena merpati ungu di atas pohon mulai terbang lagi, mengibaskan bunga-bunga, dan menyemburkan debu-debu ungu kerlap-kerlip tepat di kepala Danil.“Hei!” pekik Danil, sambil menundukan kepalanya untuk mengusapkan debu-debu itu, yang sepertinya sulit sekali karena sangat tipis, menempel di kepalanya. Sekarang rambutnya jadi warna ungu seperti Falfayria, hampir. Falfayria tertawa kecil sambil menutupi mulutnya. Tapi tetap saja Danil tahu, dan sepertinya dia agak tersipu.“Jangan tertawa seperti itu! “ seru Danil malu.“Owh, maaf. Kau sepertinya jadi bagian dari kami sekarang. “ kata Falfayria lalu ia tertawa lagi.Danil lalu menggoyankan kepalanya kekiri dan ke
Entah ada angin badai apa yang menyebabkan Danil dan Falfayria bisa bertemu. Dan ketika Falfayria mengumumkan dirinya adalah putri negeri dongeng yang sedang Danil jumpai membuat Danil makin khawatir berdekatan dengan gadis itu lebih lama. Roman muka Danil jadi makin gusar.“A-apa maksudmu? Kau putri, seorang putri?" Danil bertanya dengan suara pelan.“Ya, tentu saja! Aku adalah putri disini, di kerajaanku. Yah, di negeri ini penduduknya dipimpin oleh raja, dan istanaku tempat tinggal raja juga. Dan ada beberapa klan bangsawan, tiga lebih tepatnya. Mereka membantu ayahku dan juga menteri negeri ungu yang lain. Para menteri tinggal di kastil yang lain sebenarnya. Kau kenapa?” Falfayria bingung kenapa Danil memandangnya seakan ia orang asing yang bisa membuatnya terluka, setidaknya itulah yang dipikirkan Falfayria.“Apa? Aku? Oh, tidak apa. Umm, aku hanya ingin tanya kenapa kau menjelaskan banyak hal kepadaku yang, jangan tersinggung
Mereka berjalan menuruni bukit yang dihiasi pohon- pohon yang beranting panjang dan lebat. Lalu semak-semak yang di sela waktu menyemburkan serbuk ungu. Danil terperanjat dan hampir terjatuh saat tiba-tiba bunga itu menyemprotkan serbuknya di depan langkanya selanjutnya. Dan Falfayria hanya tersenyum dan menyuruhnya tenang. Kadang-kadang warna itu membuat para Warnarish kembali segar lagi. Tapi ada beberapa tanaman di daerah kusam yang membuat warna para Warnarish menjadi tak segar dan kusam. Dan kadang-kadang para Waemon menyerang warga negeri ungu dengan membuat mereka terluka dan lemah.Danil terlihat seperti mendengarkan Falfayria, tapi ia diliputi rasa khawatir yang terus menerus menggangunya jadi ia sebernarnya tidak peduli apa yang diberitahukan dan diceritakan Falfayria sepanjang jalan.Saat selesai menuruni bukit. Mereka disambut oleh sungai yang dipinggirnya ditumbuhi bunga-bunga. Ada bunga yang seperti bunga poppy, tapi Falfayria menyebutnya Waroppy
“Wuah, jadi begitu! Apa kalian semua setuju?” seru Taffie penuh semangat.Kedua belas Auru terdiam sembari mengerjap bingung. Bayru menelan ludah, teringat akan kejadian lama tentang manusia. Ivoria juga terlihat tak yakin. Blazore terdiam, tak peduli. Pytch memandang Nayle yang semringah. Salvero memandang warnarish berlalu-lalang, tak mau peduli. Maya menatap Taffie serius. Kochop mengernyit. Karmin memainkan api di tangannya. Boltya memandang api di tangan Karmin menari-nari.“Taf, aku sudah bilang padamu, akan bahaya kalau kita benar-benar berbaur dengan manusia. Dan jumlah yang ingin masuk ke sekolah ada … dua belas? Hampir sepertiga dari angkatan kelas baru setiap tahunnya!” tutur Falfayria. “Lagipula, apa kita terus bisa menahan kekuatan kita dan mengubah warna-warna di sekitar kita?”“Aku setuju, lagipula aku tidak perlu sekolah lagi!” sahut Karmin, Auru Abu-Abu. “Bayru pun coba-coba mencari pekerjaan di Bumi, dan lihatlah apa yang terjadi. Selain murid apa kau mau kami bekerj
Taffyandria dipandang sinis oleh Peonie. Raja Pinqoe menatap lirih putrinya.“Apa yang akan kau lakukan?” tanya sang raja.“Apa yang Ayahanda lakukan dengan seenaknya pada warnarish yang tidak bisa apa-apa dan hanya mengikuti eksekusi sampai akhir! Ayahanda tidak pernah peduli para warnarish Pink yang dieksekusi! Dan sekarang Ayahanda juga akan melakukannya pada Meagantya? Hanya karena selir baru dengan paras cantik, anggun, pintar, bisa segalanya, kebalikan dariku ini menuduhnya pembunuh karena sebuah botol beracun yang ditemukan Meagantya? Kenapa Ayah juga tidak curiga dengan botol racun yang sudah ada di kamar Nyonya Peonie? Apa yang selir itu lakukan? Apa dia mau bunuh diri? Atau mau meracuni salah satu dari kita?”“Taffyandria!” gertak Raja Pinqoe.“Kenapa tiba-tiba Meagantya dijadikan tersangka pembunuhan? Apa motifnya? Karena pertemuan kemarin siang? Sikap Nyonya Peonie yang menyebalkan karena terus menggan
Tubuh Taffie bergetar saat mendengar saat Meagantya divonis ingin meracuni Selir Peonie. Mentor favoritnya yang selalu mendidiknya dengan sabar dan penuh ilmu membuatnya semakin yakin kalau itu semua hanya tuduhan palsu. Meagantya akan dieksekusi hari ini. Sungguh kejam dan tergesa-gesa. Taffie tahu perbuatan siapa ini. Namun, kotak hadiah di nakasnya membuatnya bertanya-tanya siapa gerangan yang memberinya. Dia membaca kalau Peonie memberikan kotak itu, tetapi tatapan sinisnya saat Taffie mengamuk ketika mendengar eksekusi Meagantya, dia ragu wanita titisan waemon itu yang memberinya. Taffie teringat tempo hari ketika Peonie, Meagantya, dan dirinya duduk di taman. Dia tidak tahu kalau wanita mengerikan itu akan datang. Meagantya tersenyum selayaknya sebuah rencana berhasil. Taffie hamper saja menembakkan bola-bola cahaya di sekitarnya. Dia tidak sudi bertemu Peonie di waktu luangnya. Lain hal dengan Meagantya, kalau bisa Taffie bisa sekamar d
FantarnaAll in ColorsPetualangan Para Auru WarnaWarnarish yang selamat dari pemusnahan akhirnya tinggal di sebuah gua tersembunyi di suatu pulau di Bumi. Mereka harus beradaptasi dengan lingkungan Bumi di sekitarnya. Bersama dengan para warna lainnya, mereka hidup bersama, secara rahasia. Namun, para Auru penjaga yang penasaran dengan seisi Bumi memutuskan untuk berpetulangan. Beretemu dengan penduduk Bumi dengan sifat bermacam-macam.Tantangan ddan rintangan diarungi, resiko dihadapi, maut pun menanti.Namun, yang paling buruk adalah penyihirr terkuat Waemon akhirnya menemukan cara untuk bergabung dengan para Warnarish.Memusnahkan mereka untuk selamanya!The Pink One: Color of The HeartTaffie hanya mengingkan kebah
Malam ini merupakan malam yang paling bersejarah. Malam yang paling berbeda dari malam yang lain. Setidaknya itulah menurutku. Meskipun aku hanya menjadi pengurus dalam acara ini tetapi tetap saja malam ini sangat berarti untuk kita semua, para warnarish. Baiklah, mungkin aku agal berlebihan. Tetapi aku sudah tidak sabar dengan acara ini. Dan—ohh, sang auru biru juga ada disini, pengawalnya adalah kekasihku. Entah kemana dia dua hari kemarin, tetapi karena dia sudah ada disini jadi mungkin ini adalah hal yang bagus. Aku masih tidak tahu kalau para auru akan melawan warnarish lain juga atau melawan sesama auru juga. Yang pasti malam ini akan menjadi malam yang tidak terlupakan. Olimpiade ini adalah olimpiade dimana setiap warnarish dari semua warna yang berbeda, 12 warnanya, akan berduel sampai ke final, UNTUK PERTAMA KALINYA!!! Dan aku, Shyan Chann akan ikut juga. Melawan warnarish yang hebat dan juga berkompeten. Ah, aku sudah tidak sabar. Tiba-tiba aku mendenga
Sang Ketua yang mereka bicarakan ternyata hampir mirip dengan mereka. Dia tinggal di sebuah gubuk yang terbuat dari bambu. Tirai masuknya dibuat dari kulit kelapa. Bayru dipaksa masuk kesana dan melihat ketua tiga orang tadi duduk bersila. “Apa ini? Orang yang terdampar lagi?” kata Sang Ketua. “Begitulah,” kata salah satu dari mereka. “Tapi yang satu ini aneh,” yang sebelahnnya menjelaskan, “Tidak ada kapal atau sampan apapun!” “Mungkin dia jatuh dari kapal dan kemari!” ujar yang satu lagi. “DIAM!” seru Sang Ketua. Bibir Bayru berkedut. Kemarin dia bertemu profesor psikopat, sekarang sekte orang aneh. “Apa sejak pertama kali melihatnya dia basah, atau bagaiman?” Kedua orang itu saling berpandangan dan yang satu lagi menggarukkan kepala. “Kami tidak tahu! Dia tiba-tiba ada di depan pulau.” “APA??? Itu tidak mungkin! Jika dia sudah ada disini dari kemarin, seharusnya kita tahu bukan?” Tidak! Ka
Falfayria agak terkejut saat ibu Danil yang membukakan pintu untuknya dan langsung memeluknya.“Oh, kau pasti ketakutan ya, Anak Manis!” serunya.Pasti ada sesuatu yang salah. Apa Danil tidak sengaja menceritakan apa yang terjadi?“Umma! Kenapa tiba-tiba?” kata Danil.“Oh, dia pasti kemari untuk memastikan kau baik-baik saja. Lagian kenapa kalian malah berpisah?”“Soal itu ....” Falfayria berhenti sejenak. “Sebenarnya aku sudah pulang dari tadi, tetapi karena rumahku gelap karena masih direnovasi jadi aku sebenarnya ingin menginap disini, maksudku ... ya—sebenarnya—”“Ohoho, pantas saja. Lagipula tidak apa-apa kau menginap disini. Dan apakah itu saudaramu?”Falfayria mengernyit. Dia tidak menduga ada yang mengikutinya. Jika itu Byzan, maka habislah dia.“Ah, bukan! Apa aku temannya Danil, juga?”Falfayria menoleh. Ternyata buk
Niatnya untuk membantu Arabella menjelaskan semuanya, Arabella sendiri yang menjelaskan semua. Mereka hanya mendengarkan sembari Arabella menjabarkan apa yang terjadi dan menunjukkan-nunjuk ke siapapun yang dia ceritakan. Setidaknya Falfayria bisa tenang sedikit. Tetapi luka di bahu Danil membuatnya bersalah. Dia memandang Danil yang kini sudah siuman di mobil ambulans. Danil tidak mau dibawa ke rumah sakit, dia memaksa. Memang peluru yang mengenainya itu kecil, tetapi tentu saja dia perlu pengobatan yang serius.Di sisi lain, Bayru dan Aquwamarie saling membisu. Tidak ada lagi perdebatan antara pengawal dan tuannya. Bayru masih merasa tidak enak karena dia bertindak senaknya, dan kejadian yang menimpanya ini memang tidak pernah ia pikirkan. Aquwamarie juga merasa begitu, sebagai penjaga Auru dia seharusnya lebih memperhatikan Bayru dan mengawasinya di setiap waktu dimanapun.Semua warnarish menjaga perasaan dan emosi mereka agar mereka tidak sepenuhnya berubah. Untuk
Falfayria tidak menduga bahwa pria itu sudah tahu dia berbeda. Bahkan Aquwamarie.Seharusnya kami menyelinap lebih cepat. Danil sekarang terluka. Apa yang harus kulakukan? Aku tidak bisa menggunakan kekuatanku jika Arabella disini! Falfayria membatin.“Dasar pria tua kejam! Apa yang kau lakukan pada Danil?” hardik Arabella.Tomo hanya terkekeh-kekeh. Tidak peduli apa yang dikatakan gadis itu.Arabella semakin kesal. Dia berteriak menerkam Tomo, tetapi Tomo menghindarinya dan menjambak rambutnya, membenturkan ke tembok. Darah mengalir di dahi Arabella, dia pun terjatuh.Falfayria tertegun. Dia saling berpandangan dengan Aquwamarie.Yah, mungkin saatnya untuk menunjukkan kekuatanku.“Nah, dua gadis favoritku! Gadis asing dari planet lain. Kalian juga akan bergabung dengan penelitian besarku. Aku tidak akan memberikan kalian pilihan. Bergabung denganku atau teman kalian tidak akan selamat, kalian tahu,