Pesawat terbang dari Bandara Husein Sastranegara Bandung menuju Bandara Sultan Aji Muhammad Sepinggan Balikpapan, Eldrian dan Daniel sudah disambut oleh beberapa staf audit kepercayaan perusahaannya. Mereka mengantarkan dua bosnya itu ke mobil untuk menuju kantor cabang perusahaannya di sana. Kunjungan mereka ini cukup rahasia jadi tak ada staf cabang yang tau kalau akan ada tim audit dengan kawalan polisi berpakaian preman (tanpa seragam dinas) untuk memulai penyelidikan anggaran dana perusahaan yang tampak tidak normal di kantor cabang. Akhirnya mereka sampai, kantor cabang di Balikpapan cukup luas meskipun tidak seramai di Jakarta. Kantor cabang dibuat karena permintaan konsumen Kalimantan untuk produk teknologi terbaru juga cukup besar. Mengingat di Kalimantan banyak pengusaha di bidang perminyakan, pertambangan dan banyaknya tenaga kerja asing yang juga konsumtif dalam pembelian alat teknologi terbaru keluaran kantor. Apalagi jika staf marketingnya handal da
Acara event perusahaan akan berlangsung dua minggu lagi. Atas intruksi Pak Jason managernya Wenny mulai menghubungi trainer outbond kenalannya, Ilona meminta tolong Mira dan Lusi untuk mencarikan musisi cilik dan band yang bisa di undang datang ke pentas musik. Rapat pembentukan panitia akan dilaksanakan hari ini juga jam 16.00 WIB. Pak Jason sudah punya daftar siapa saja staf yang dirasa handal di bidangnya masing-masing. Managernya itu benar-benar tidak mau membuang-buang waktu dia mau semuanya masalah operational sudah bisa dicicil hari ini. Sontak saja sebelum jam kerja usai semua staf tampak sibuk. Ada yang memesan sound system, chatering, memesan balon dan pernak pernik, banner, badut, kostum drama dan lain sebagainya. Akhirnya sampai jam 18.00 WIB, hampir semua yang yang berurusan dengan rencana outbond sudah bisa mulai di fix kan. Trainer sudah dapat, chatering sudah dipesan, desain banner sudah ada, terop dan sound system sudah dipesan, hanya persiapan-persia
Malam yang cukup panjang sebelum Wenny dan Ilona kembali ke apartemen, mereka malah keasikan ngobrol dan memesan beberapa dimsum untuk makanan penutup. Warung ramen itu, ternyata juga punya menu aneka dimsum dan siomay, isian udang, ayam, dan daging kepiting, rasanya empuk dengan saus yang pas membuat Ilona dan Wenny masih saja lahap meskipun sudah menghabiskan satu mangkok mie ramen. Dua wanita cantik duduk, makan tanpa teman pria, cukup menarik beberapa karyawan pria yang single yang sedang mencari mangsa. Dua orang pria berbaju karyawan perusahaan automotif duduk di tempat Wenny dan Ilona makan. "Halo Non, boleh kan kalau duduk disini!" pinta salah satunya tanpa basa-basi. "Namanya siapa nih!" ujar pria yang satunya lagi. "Maaf mas, kita lagi diskusi kerjaan, kursi disana masih banyak yang kosong, bagaimana kalau masnya pindah ke sana aja!" ujar Ilona datar. "Duh cantik-cantik sombong, siapa dong namanya? Kalau di kasih nomor HP baru saya mau pindah
Eldrian Saputra Dewangga seseorang yang sedang dicari oleh para wartawan bahkan sampai ke depan rumahnya. Karena Eldrian takut wajahnya terekam media dia memutuskan untuk menginap di hotel milik keluarganya selama beberapa minggu. Bukan berarti dia tidak bisa bekerja tapi dia sengaja pindah kesana untuk bekerja juga. Masalah kantor Kalimantan sudah usai, tapi setelah penangkapan beberapa karyawan mereka juga harus segera mencari pengganti, membenahi susunan management, membuat perjanjian baru dengan para klient dan banyak hal yang juga harus segera diselesaikan. "Ian, kita butuh open recruitment staf baru untuk cabang Kalimantan, terlebih di tim marketing!" ujar Daniel pada suatu sore. "Okay, kau urus saja, tawarkan juga bagi karyawan Jakarta yang mau di mutasi ke sana ada tambahan intensif!" ujar Ziyan. "Oh iya, siap!" Daniel mau pergi tapi kembali lagi. "Tapi kalau Ilona yang daftar mutasi gimana?" goda Daniel iseng. "Terserah dia, kalau memang nyam
Ilona menatap punggung Jason yang berlalu meninggalkannya. Pria yang sangat baik pikirnya. Jason memang seorang duda, tapi itu tidak menutupi pesonanya. Ramah, tampan, pintar, pekerja keras, suka membantu dan cukup lembut untuk pria yang memilih tinju sebagai olahraga favoritnya. Ilona melihat bingkisan di tangannya dan segera membawanya masuk ke mobil. "Ilona!" panggil seseorang sebelum dia sempat masuk dan mengendarai mobilnya. Tampak Jeremy yang berlari ke arahnya. "Ini untukmu!," ujarnya sembari memberikan sekotak kue yang tampaknya lezat dari toko kue yang cukup populer. "Ada acara apa?" Ilona heran. "Aku minta maaf ya, kapan hari aku kekananakan, aku sengaja mengganggumu dan teman priamu karena aku cemburu. Seharusnya aku tidak boleh begitu, apa kamu mau setidaknya tetap menjadi temanku?" ujar Jeremy dengan wajah berharap. "Hmmm, iya Jeremy aku paham apa yang kamu rasakan. Maafkan aku juga ya, aku tidak bisa membalas perasaanmu. Tapi buat
Ilona masih saja terus bernyanyi meskipun beberapa temannya mulai bosan dan ada yang mulai keluar masuk kamar mandi karena kebanyakan minum teh, minuman berbahan dasar seduhan daun itu memang memberikan efek diuretik dan menyebabkan peminumnya ingin buang air kecil terus menerus. Apalagi AC ruang karaoke yang cukup dingin, sangat mendukung para pengunjung untuk berkemih. Wenny melihat jam sudah hampir pukul 10 malam. Jam 10 tepat waktu karaoke mereka habis. Masih ada sisa 2 lagu lagi yang bisa mereka nyanyikan. llona juga mulai ingin ke toilet, efek minum segelas lemon tea sudah terasa di kantong kemihnya. Dia menyerahkan micnya, membawa tas slingbag yang dari tadi dibawanya kemana-mana dan pergi ke arah toilet. Toiletnya bersih dan cukup banyak, sepertinya pihak pengelola memang sudah mengantisipasi agar pengunjungnya tetap nyaman. Saat Ilona keluar dari toilet ternyata Wenny dan teman-teman juga sudah keluar ruangan dan berjalan di koridor untuk keluar dari tempat
Event amal perusahaan akan berlangsung satu minggu lagi, para staf dibawah arahan Wenny mulai berlatih drama hari ini. Benar-benar acara yang menyenangkan karena seluruh staf pemasaran selama tujuh hari kedepan bebas tugas marketing dan hanya fokus persiapan event. Mereka tampak serius membaca skenario drama ditemani suara musik yang sengaja diputar agak kencang. "Wah, rasanya kaya mimpi berangkat kerja ke kantor tapi ga ada beban target, ga perlu update website, ga bingung neraca penjualan!" ujar Alex salah satu tim marketing sembari bergoyang-goyang mengikuti musik. "Iya, emang, kamu dapat peran apa Lex?" tanya Lusi. "Pengawal kerjaan, pembaca titah raja gitu! Duh keinget jaman gue SD, hahaha, seru juga ya ngurusin acara bocil!" ujarnya tampak senang. "Iya seru banget, aku kapan hari ikut Ilona waktu survei lokasi ke panti asuhannya, duh anaknya lucu-lucu gitu, tapi kasihan ya sekecil itu mereka ga punya orang tua, pokoknya kita harus totalitas ya biar n
Kantor Pusat Kantor pusat mulai tampak bersiap-siap dan berbenah ketika CEOnya Eldrian sudah mulai masuk ke kantor lagi. Setelah seminggu harus bekerja di hotel karena menghindari wartawan. Akhirnya Eldrian bisa kembali kerja ke kantor dengan santai tanpa ganguan wartawan. Beberapa manager tampak mulai berkonsultasi dengan Eldrian perihal banyak hal yang terunda. Tak terlalu banyak, Eldrian hanya perlu menanda tanggani beberapa dokumen dan ruangannya kembali sepi. Hanya ada satu pria yang tetap tinggal yaitu Dainel sekretaris pribadinya. "Niel gimana persiapan event amal minggu depan? Ada kendala ga?" tanya Eldrian. "Aman Pak! Tidak ada kendala semua devisi sudah mulai persiapan!" jawabnya formal. "Emm, seminggu ini jadwalku sibuk ga?" "Cuma ada dua pertemuan penting selebihnya masih longgar Pak, ada apa Pak ada rencana?" "Aku mau nenggok ke Devisi Pemasaran. Penasaran gimana persiapan event amal nanti, kayanya seru deh!" "Mau hubungi