Malam yang cukup panjang sebelum Wenny dan Ilona kembali ke apartemen, mereka malah keasikan ngobrol dan memesan beberapa dimsum untuk makanan penutup. Warung ramen itu, ternyata juga punya menu aneka dimsum dan siomay, isian udang, ayam, dan daging kepiting, rasanya empuk dengan saus yang pas membuat Ilona dan Wenny masih saja lahap meskipun sudah menghabiskan satu mangkok mie ramen. Dua wanita cantik duduk, makan tanpa teman pria, cukup menarik beberapa karyawan pria yang single yang sedang mencari mangsa. Dua orang pria berbaju karyawan perusahaan automotif duduk di tempat Wenny dan Ilona makan. "Halo Non, boleh kan kalau duduk disini!" pinta salah satunya tanpa basa-basi. "Namanya siapa nih!" ujar pria yang satunya lagi. "Maaf mas, kita lagi diskusi kerjaan, kursi disana masih banyak yang kosong, bagaimana kalau masnya pindah ke sana aja!" ujar Ilona datar. "Duh cantik-cantik sombong, siapa dong namanya? Kalau di kasih nomor HP baru saya mau pindah
Eldrian Saputra Dewangga seseorang yang sedang dicari oleh para wartawan bahkan sampai ke depan rumahnya. Karena Eldrian takut wajahnya terekam media dia memutuskan untuk menginap di hotel milik keluarganya selama beberapa minggu. Bukan berarti dia tidak bisa bekerja tapi dia sengaja pindah kesana untuk bekerja juga. Masalah kantor Kalimantan sudah usai, tapi setelah penangkapan beberapa karyawan mereka juga harus segera mencari pengganti, membenahi susunan management, membuat perjanjian baru dengan para klient dan banyak hal yang juga harus segera diselesaikan. "Ian, kita butuh open recruitment staf baru untuk cabang Kalimantan, terlebih di tim marketing!" ujar Daniel pada suatu sore. "Okay, kau urus saja, tawarkan juga bagi karyawan Jakarta yang mau di mutasi ke sana ada tambahan intensif!" ujar Ziyan. "Oh iya, siap!" Daniel mau pergi tapi kembali lagi. "Tapi kalau Ilona yang daftar mutasi gimana?" goda Daniel iseng. "Terserah dia, kalau memang nyam
Ilona menatap punggung Jason yang berlalu meninggalkannya. Pria yang sangat baik pikirnya. Jason memang seorang duda, tapi itu tidak menutupi pesonanya. Ramah, tampan, pintar, pekerja keras, suka membantu dan cukup lembut untuk pria yang memilih tinju sebagai olahraga favoritnya. Ilona melihat bingkisan di tangannya dan segera membawanya masuk ke mobil. "Ilona!" panggil seseorang sebelum dia sempat masuk dan mengendarai mobilnya. Tampak Jeremy yang berlari ke arahnya. "Ini untukmu!," ujarnya sembari memberikan sekotak kue yang tampaknya lezat dari toko kue yang cukup populer. "Ada acara apa?" Ilona heran. "Aku minta maaf ya, kapan hari aku kekananakan, aku sengaja mengganggumu dan teman priamu karena aku cemburu. Seharusnya aku tidak boleh begitu, apa kamu mau setidaknya tetap menjadi temanku?" ujar Jeremy dengan wajah berharap. "Hmmm, iya Jeremy aku paham apa yang kamu rasakan. Maafkan aku juga ya, aku tidak bisa membalas perasaanmu. Tapi buat
Ilona masih saja terus bernyanyi meskipun beberapa temannya mulai bosan dan ada yang mulai keluar masuk kamar mandi karena kebanyakan minum teh, minuman berbahan dasar seduhan daun itu memang memberikan efek diuretik dan menyebabkan peminumnya ingin buang air kecil terus menerus. Apalagi AC ruang karaoke yang cukup dingin, sangat mendukung para pengunjung untuk berkemih. Wenny melihat jam sudah hampir pukul 10 malam. Jam 10 tepat waktu karaoke mereka habis. Masih ada sisa 2 lagu lagi yang bisa mereka nyanyikan. llona juga mulai ingin ke toilet, efek minum segelas lemon tea sudah terasa di kantong kemihnya. Dia menyerahkan micnya, membawa tas slingbag yang dari tadi dibawanya kemana-mana dan pergi ke arah toilet. Toiletnya bersih dan cukup banyak, sepertinya pihak pengelola memang sudah mengantisipasi agar pengunjungnya tetap nyaman. Saat Ilona keluar dari toilet ternyata Wenny dan teman-teman juga sudah keluar ruangan dan berjalan di koridor untuk keluar dari tempat
Event amal perusahaan akan berlangsung satu minggu lagi, para staf dibawah arahan Wenny mulai berlatih drama hari ini. Benar-benar acara yang menyenangkan karena seluruh staf pemasaran selama tujuh hari kedepan bebas tugas marketing dan hanya fokus persiapan event. Mereka tampak serius membaca skenario drama ditemani suara musik yang sengaja diputar agak kencang. "Wah, rasanya kaya mimpi berangkat kerja ke kantor tapi ga ada beban target, ga perlu update website, ga bingung neraca penjualan!" ujar Alex salah satu tim marketing sembari bergoyang-goyang mengikuti musik. "Iya, emang, kamu dapat peran apa Lex?" tanya Lusi. "Pengawal kerjaan, pembaca titah raja gitu! Duh keinget jaman gue SD, hahaha, seru juga ya ngurusin acara bocil!" ujarnya tampak senang. "Iya seru banget, aku kapan hari ikut Ilona waktu survei lokasi ke panti asuhannya, duh anaknya lucu-lucu gitu, tapi kasihan ya sekecil itu mereka ga punya orang tua, pokoknya kita harus totalitas ya biar n
Kantor Pusat Kantor pusat mulai tampak bersiap-siap dan berbenah ketika CEOnya Eldrian sudah mulai masuk ke kantor lagi. Setelah seminggu harus bekerja di hotel karena menghindari wartawan. Akhirnya Eldrian bisa kembali kerja ke kantor dengan santai tanpa ganguan wartawan. Beberapa manager tampak mulai berkonsultasi dengan Eldrian perihal banyak hal yang terunda. Tak terlalu banyak, Eldrian hanya perlu menanda tanggani beberapa dokumen dan ruangannya kembali sepi. Hanya ada satu pria yang tetap tinggal yaitu Dainel sekretaris pribadinya. "Niel gimana persiapan event amal minggu depan? Ada kendala ga?" tanya Eldrian. "Aman Pak! Tidak ada kendala semua devisi sudah mulai persiapan!" jawabnya formal. "Emm, seminggu ini jadwalku sibuk ga?" "Cuma ada dua pertemuan penting selebihnya masih longgar Pak, ada apa Pak ada rencana?" "Aku mau nenggok ke Devisi Pemasaran. Penasaran gimana persiapan event amal nanti, kayanya seru deh!" "Mau hubungi
Linda melihat langsung ke mata Ziyan, tampak pria itu terlihat sedikit kesal karena Linda berhasil menebak statusnya hanya dengan sekali pertanyaan. “Iya jomblo! Udah ga usah ngebully!” ujar Ziyan. “Hahaha, ya elah nggak! Siapa juga yang ngebully! Jomblo itu bukan kejahatan! Santai aja!” ujar Linda sambil melenggang berjalan melihat-lihat semua tempat. “Gimana Lin? Udah Fix ya tempat ini?” “Yup! Fix! Cuss balik yuk ke kantor!” ajaknya. Mereka kembali naik ke mobil Linda, siang hari jalanan Jakarta mulai tidak bersahabat. Kemacetan hampir di semua ruas jalan. “Waduh! Bakalan lama nih sampai kantor!” ujar Ziyan. “Hadeeh! Kapan sih kota ini bisa lenggang gitu, belum follow up lagi!” “Follow up apaan?” “Cuma ngingetin Yayasan Panti Asuhannya aja sih Yan! Biar mereka ga lupa sama event kita!” “Oh iya, ga bisa coba di follow up di sini aja Lin?” “Ya kan datanya ada di kantor Yan! Aku ga bawa dokumennya sama sekali!” “Ah bent
Ziyan melihat Ilona menggandeng tangan Jason mereka berdua berdansa sangat indah. Tampak wajah Jason dan Ilona sama sekali tidak canggung walaupun mereka atasan dan bawahan. Ziyan geram dia ingin langsung saja pergi tapi dia berpapasan dengan Mira. Wanita yang langsung ikut berdansa bersama mereka. Jason langsung menggandeng Mira, keduanya terlihat romantis. Ziyan baru sadar kalau itu tadi adalah adegan drama. Mereka sedang melakukan latihan hari ini. Ziyan merasa malu pada dirinya sendiri. Dia tadi benar-benar marah tanpa alasan yang jelas. Tak butuh waktu lama Jason melihat sosok pria yang dari tadi mengamatinya. "Mau cari siapa Mas? Emm..kaya pernah lihat ya?" ujarnya. "Mau ketemu dengan Ilona Pak!" ujar Ziyan yang langsung membuat Ilona sadar di ujung ruangan. "Eh, Ziyan! Kok ke sini? Bukannya tadi kamu sedang makan?" "Kok tau? Tadi kamu ke kantin? Kok ga dipanggil sih! Ah ga seru ah sekarang sombong ah!" ujar Ziyan. "Ah nggak, aku cuma ga