[Kim Young Mi’s POV]
07.30
Kereta melaju dengan suara derunya yang sangat keras. Namun, suara-suara di kepalaku rupanya lebih keras daripada suara deru kereta pagi ini. Aku menatap kosong jendela di sampingku yang menampakkan pemandangan kota Seoul di pagi hari.
Sudah tidak ada yang menarik lagi bagiku saat ini. Aku hanya ingin segera bertemu dengan Mama dan membicarakan semuanya. Aku harap nanti aku tidak perlu bertemu dengan dia. Lebih baik jika dia tidak ada di rumah saat ini. Agar hari ini bisa menjadi hariku dan hari Mama, hari kami berdua.
Kalau dipikir-pikir semuanya masuk akal. Mama akhir-akhir ini jarang menghubungiku, awalnya kukira hanya karena kesibukan bekerja di pabrik hingga larut malam. Tapi, rupanya aku salah sangka. Dia akhir-akhir ini juga menjadi diam, tak pernah mengomeliku lagi. Tidak seperti biasanya.
Rupanya dengan tidak adanya diriku di rumah malah membuat semuanya semakin runyam. Aku tahu ked
[Im Aerum’s POV] “When she was a little girl You'll never want to know The places she liked The things she enjoyed Never ask the girl what she liked About her childhood You'll never know What she's trying to hide from you so” Saat aku mulai bernyanyi, aku langsung merasa seperti beban yang berat sedang terangkat dari pundakku. Padahal tadi aku sangat gugup. Lagu ini, tepatnya lagu Vineyard adalah my comfort song. Rasanya setiap kali aku mendengarkan lagu ini aku menjadi lebih damai dan tenang. Karena itu lah aku memilih lagu ini untuk kubawakan. Aku ingin menyalurkan perasaan yang kurasakan itu melalui suaraku. Aku berharap mereka juga merasakan hal yang sama denganku. Selain itu aku rasa tidak akan terlalu banyak orang yang memilih lagu ini untuk digunakan saat audisi seperti ini.
[Kim Young Mi’s POV] Seketika ruangan menjadi hening seperti semula. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu. Kami berdua seperti sedang terlarut dalam kalutnya pikiran kami masing-masing. Meskipun sekarang aku sedang berdiam diri, tapi aku memiliki banyak sekali pertanyaan. Rasanya kalguksu ini pun menjadi hambar seketika. Menit demi menit pun berlalu. Lama kelamaan suasana canggung dan hening ini membuatku bosan dan gusar di saat yang bersamaan. Aku tahu Mama pasti memiliki banyak sekali pikiran saat ini. Jadi … haruskah aku memulai percapakan lagi? “Eomma?” “Iya, Sayang?” “Lalu apa yang sekarang akan kalian lakukan?” Aku menunggu jawaban keluar dari bibir Mama. “Sebenarnya …” Mama membiarkan kata-katanya tergantung di langit-langit dan menghela napas berat. “Kenapa, Ma?” tanyaku sudah tidak sabar. “Papa sudah memutuskan untuk meninggalkan Eomma untuk seme
[Im Aerum’s POV] Perjalanan dari kantor agensi Move Entertainment dan rumah kami ternyata tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun rute jalan yang Appa pilih bukanlah rute jalan yang biasanya Appa pilih saat mengemudi. Aku mengingat-ingat lagi saat aku pertama kali datang ke kantor agensi Move Entertainment. Gedung itu ternyata lebih mewah daripada yang kubayangkan. Rasanya saat pertama kali datang ke sana cukup aneh. Karena nama Move Entertainment bukanlah nama yang familiar di telingaku. Berbeda dengan Yeri yang selalu mengikuti seluk beluk dunia para artis dan K-pop, aku justru tidak tahu terlalu banyak mengenai K-pop. Aku hanya beberapa kali menonton penampilan para artis melalui siaran televisi hanya ketika aku sedang bosan. Aku juga tak terlalu peduli mengenai agensi mereka. Rasanya aku masih sangat baru dalam dunia hiburan ini. Untuk memenuhi rasa ingin tahuku
[Kim Young Mi’s POV] Kakiku melangkah menuju tujuanku. Semakin aku mendekati tujuanku semakin keras pula degupan jantungku. Langkah kakiku terhenti di depan bar bertuliskan ‘Cherry on Top’. Untuk sejenak perasaan ragu itu meruak kembali di dadaku. Seolah-olah bertanya kepadaku apa aku benar-benar harus masuk ke dalam. Aku pun memutuskan untuk menunggu di depan untuk sementara waktu, karena aku harus memastikan orang itu benar-benar berada di dalam sana. Tampak dari luarnya bar ini hanya seperti deretan ruko yang kumuh. Pintu masuknya pun sangat kecil. Bar ini memiliki kaca berwarna hitam gelap. Sayangnya, aku tidak bisa melihat ke dalamnya. Namun, orang dari dalam bisa melihat keluar. Orang awam sepertinya tidak akan mengira kalau akan ada bar di sekitar sini. Karena dengar-dengar paginya tempat ini dijadikan sebagai toko roti. Namun, malam hari tempat ini menjadi tempat yang sangat berbeda. Mereka menggun
[Im Aerum’s POV] Tempat tidur yang empuk, selimut, pendingin ruangan, popcorn, soda, dan juga drama yang bagus memang adalah perpaduan yang selalu terasa pas. Aku meraup popcorn dari toples dan memakannya lagi. Sebenarnya drama ini bukanlah drama yang ingin kutonton. Drama romansa seperti ini bukanlah tipe drama yang akan kutonton saat sedang sendirian. Tapi, karena sekarang aku sedang bersama Yeri maka mau tidak mau kami akan menonton drama romansa. Kalau aku tentunya akan lebih memilih drama bertemakan detektif, misteri, atau bahkan horror. Ya, tapi tentu saja Yeri akan ketakutan kalau kami beneran memilih drama seperti itu. Cih, dasar penakut. “Aku sudah bosan dengan drama ini,” kataku untuk kesekian kalinya. “Ini episode yang paling romantis tahu nggak sih?” Aku menautkan alisku, “Hm? Ya, tapi kau sudah menonton ini berjuta-juta kali bersamaku. Itu malah membuat adegan ini jadi nggak romantis lag
[Kim Young Mi’s POV] 07.30 Hari ini aku bangun cukup pagi. Karena banyak hal yang harus kulakukan hari ini. Aku tidak bisa berlama-lama di Seoul. Aku harus secepatnya kembali ke Busan. Karena aku tidak mungkin meninggalkan sekolahku begitu saja. Terutama setelah aku merugikan kelompok bahasa Inggrisku. Setidaknya aku sudah menemani Mama untuk beberapa hari dan juga bertemu dengan ‘orang’ itu. Yah, aku tahu masalahnya tidak akan selesai begitu aku bertemu dengannya. Aku tahu betul dia orang yang seperti apa. Dan dia bukan orang yang bisa memaafkan dan berdamai dengan mudah. Ck, karenanya hidupku jadi terhambat begini. Aku melipat baju-baju yang beberapa hari ini kupakai selama di Seoul. Setelahnya aku mengemasnya di dalam tas. Tak lupa aku juga membereskan beberapa perlengkapanku. Setelah semua barang sudah masuk ke dalam koperku aku segera turun ke bawah untuk membuat sarapan. Dari lantai atas aku bisa melihat Mama se
[Im Aerum’s POV] Tidak terasa hari ini adalah liburanku di hari yang terakhir. Besok sekolah sudah menyambutku kembali. Sejujurnya, aku sedikit takut dengan kembali ke sekolah kali ini. Kalau aku kembali bersekolah di sekolah lama rasanya tidak banyak hal yang harus kupikirkan. Tapi ini … aku bersekolah di sekolah yang sangat berbeda, alias baru. Aku akan bersekolah di Seoul Art School! Ya, benar. Sekolah yang sudah kuimpikan selama ini. Seoul Art School adalah salah satu sekolah seni di Seoul yang sangat terkenal. Jika kalian sering mengikuti perkembangan dunia Korean Pop kemungkinan besar kalian tahu bahwa kebanyakan idol bersekolah di sekolah seni semasa mereka sekolah. Para idol lebih memilih sekolah seni seperti Seoul Art School dikarenakan mereka ingin lebih memperdalam ilmu yang mereka minati. Aku tidak benar benar mengikuti K-pop. Tapi, aku hanya mengikuti dunia hiburan, t
[Kim Young Mi’s POV] “Young Mi?! Apa kamu sudah gila, Nak? Kenapa kamu ke sana larut malam? Kamu mana tahu kalau ada orang yang berniat jahat sama kamu?” Mama membobardirku dengan setumpuk pertanyaan. Hilang sudah suara lemah lembut Mama. Kini suara itu tergantikan dengan suara Mama yang berintonasi tinggi. “Jawab Mama sekarang! Kamu kenapa ke sana larut malam?” Mama sudah menuntutku dengan banyak sekali pertanyaan. Tapi, belum ada satu pun pertanyaan dari Mama yang sudah kujawab. Apapun jawaban yang akan keluar dari mulutku, itu akan tetap membuat Mama kecewa. “Aku ke sana untuk bertemu dengan Papa.” Akhirnya, jawaban terlontar juga dari mulutku. Aku menyebut kata itu lagi setelah sekian lama tak menyebut ‘Papa’. Rasanya ada sedikit perasaan canggung saat menyebutnya. “Itu bukan ide yang bagus untuk bertemu dengannya, Young Mi. Aku tahu dia memang sangat suka pergi ke tempat hiburan malam, tapi tidak bis