[Kim Young Mi’s POV]
Aku berjalan ke arah lemariku untuk mengambil piyamaku. Tapi, langkahku terhenti karena tiba-tiba ponselku berbunyi. Aku melihat nama bibi Yeesung tertera di layar ponselku. Aku meneguk salivaku dan seketika merasa bersalah kepadanya.
“Annyeong, Young Mi-ah.”
“Annyeong, Bibi.”
“Kamu sudah pulang?”
“Aku sudah di rumah, Bibi.”
“Tadi kamu jadinya kerja kelompok di mana?”
“Young Mi tadi kerja kelompok di sekolah. Tadi, Young Mi selesai sekolah jam setengah tujuh, teman Young Mi kayaknya harus cepat pulang. Apalagi sudah lumayan malam.”
“Begitu, ya. Bibi sebenarnya sudah bikin makanan lumayan banyak. Besok pagi kamu ambil saja, ya. Siapa tahu bisa kamu makan di rumah kalau lagi lapar.”
“Iya, Bibi. Maaf ya Young Mi tidak jadi kesana.”
“Ah, tidak apa-apa kok. Sudah, ya. Kamu cepat tidur, ya.”
“Oke, Bibi.”
Sedetik kemudian bibi Yeesung pun m
[Im Aerum’s POV] 26 Maret 2018 Aku memetik gitarku dengan perasaan gusar. Perasaanku semakin gugup dari waktu ke waktu. Kukeluarkan sebuah helaan nafas yang berat. Mungkin aku perlu beristirahat dan mencari angin segar dahulu. Aku pun berjalan keluar dari studio dan menuju pintu keluar. “Aerum? Kamu sudah selesai latihannya?” tanya Paman. “Aku mau cari udara segar dulu. Nanti aku kembali lagi, kok.” “Baiklah. Hati-hati ya, Aerum.” Aku melambaikan tangan ke Paman dan segera meninggalkan studio. Aku tidak percaya bahwa besok adalah hari audisiku. Aku tahu memang aku tidak memiliki banyak waktu untuk mempersiapkannya. Tapi, ini membuatku merasa bahwa persiapan yang kulakukan terasa sangat kurang dan seolah-olah aku sedang terburu-buru. Hari ini aku menyewa studio milik Paman. Aku baru ingat kalau Paman memiliki studio yang bisa disewakan. Kebetulan sekali aku sedang ingin berlatih menyanyi. Kalau aku lati
[Kim Young Mi’s POV] HwangHera_: Jangan lupa ya nanti setelah pulang sekolah kita ada kerja kelompok. Yuri Nam: Kita kerja kelompok di perpustakaan saja, ya? YoungMi: Oke. Aku bisa. HwangHera_: Yoon Jae kamu bisa, kan? Yoon Jae: Aku bisa. Aku mematikan ponselku dan melanjutkan membuatkan minuman untuk para pelanggan. Tugas kelompok bahasa Inggris kami kurang lebih sudah 50 persen selesainya. Aku lumayan tidak menyangka kalau ternyata Hera dan juga Yuri adalah orang yang bisa diajak bekerja sama dengan baik. Karena pandangan pertamaku pada mereka kukira mereka adalah anak yang suka mengatur-atur. Tidak dapat dipungkiri juga kalau mereka termasuk anak-anak yang sangat populer di s. Hampir setiap hari kulihat anak dari luar kelas kami datang hanya untuk mengobrol dengan mereka. Akhir-akhir ini aku jadi lebih dekat de
[Im Aerum’s POV] 27 Maret 2018 Aku menyibakkan selimut dari hadapanku dan menatap langit-langit kamarku. Akhirnya, aku terbangun dari tidur malam yang terasa sangat panjang. Ralat. Maksudku adalah akhirnya aku bisa bangun juga dari keadaan terjaga sepanjang malam. Tak usah ditanya mengapa aku tak bisa tidur. Yap, karena hari ini adalah hari aku akan mengikuti audisi itu. Padahal awalnya aku tidak berniat mengikuti audisi ini. Tapi, apa sekarang? Aku malah merasa gugup yang sangat berlebihan. Bahkan aku juga tidak bisa tidur dengan tenang. Kemarin malam kerjaanku hanya berguling ke kanan dan ke kiri. Sepertinya aku berganti posisi tidur setiap 10 menit sekali. Bahkan aku selalu mengecek jam di dinding kamarku setiap 10 menit sekali juga. Terakhir kali aku mengecek jam adalah pukul 4 dini hari. Itu artinya aku tertidur pukul empat lebih 10 menit. Kring … kring … kring … . Aku melihat ponselku yang baru
[Kim Young Mi’s POV] 07.30 Kereta melaju dengan suara derunya yang sangat keras. Namun, suara-suara di kepalaku rupanya lebih keras daripada suara deru kereta pagi ini. Aku menatap kosong jendela di sampingku yang menampakkan pemandangan kota Seoul di pagi hari. Sudah tidak ada yang menarik lagi bagiku saat ini. Aku hanya ingin segera bertemu dengan Mama dan membicarakan semuanya. Aku harap nanti aku tidak perlu bertemu dengan dia. Lebih baik jika dia tidak ada di rumah saat ini. Agar hari ini bisa menjadi hariku dan hari Mama, hari kami berdua. Kalau dipikir-pikir semuanya masuk akal. Mama akhir-akhir ini jarang menghubungiku, awalnya kukira hanya karena kesibukan bekerja di pabrik hingga larut malam. Tapi, rupanya aku salah sangka. Dia akhir-akhir ini juga menjadi diam, tak pernah mengomeliku lagi. Tidak seperti biasanya. Rupanya dengan tidak adanya diriku di rumah malah membuat semuanya semakin runyam. Aku tahu ked
[Im Aerum’s POV] “When she was a little girl You'll never want to know The places she liked The things she enjoyed Never ask the girl what she liked About her childhood You'll never know What she's trying to hide from you so” Saat aku mulai bernyanyi, aku langsung merasa seperti beban yang berat sedang terangkat dari pundakku. Padahal tadi aku sangat gugup. Lagu ini, tepatnya lagu Vineyard adalah my comfort song. Rasanya setiap kali aku mendengarkan lagu ini aku menjadi lebih damai dan tenang. Karena itu lah aku memilih lagu ini untuk kubawakan. Aku ingin menyalurkan perasaan yang kurasakan itu melalui suaraku. Aku berharap mereka juga merasakan hal yang sama denganku. Selain itu aku rasa tidak akan terlalu banyak orang yang memilih lagu ini untuk digunakan saat audisi seperti ini.
[Kim Young Mi’s POV] Seketika ruangan menjadi hening seperti semula. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu. Kami berdua seperti sedang terlarut dalam kalutnya pikiran kami masing-masing. Meskipun sekarang aku sedang berdiam diri, tapi aku memiliki banyak sekali pertanyaan. Rasanya kalguksu ini pun menjadi hambar seketika. Menit demi menit pun berlalu. Lama kelamaan suasana canggung dan hening ini membuatku bosan dan gusar di saat yang bersamaan. Aku tahu Mama pasti memiliki banyak sekali pikiran saat ini. Jadi … haruskah aku memulai percapakan lagi? “Eomma?” “Iya, Sayang?” “Lalu apa yang sekarang akan kalian lakukan?” Aku menunggu jawaban keluar dari bibir Mama. “Sebenarnya …” Mama membiarkan kata-katanya tergantung di langit-langit dan menghela napas berat. “Kenapa, Ma?” tanyaku sudah tidak sabar. “Papa sudah memutuskan untuk meninggalkan Eomma untuk seme
[Im Aerum’s POV] Perjalanan dari kantor agensi Move Entertainment dan rumah kami ternyata tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun rute jalan yang Appa pilih bukanlah rute jalan yang biasanya Appa pilih saat mengemudi. Aku mengingat-ingat lagi saat aku pertama kali datang ke kantor agensi Move Entertainment. Gedung itu ternyata lebih mewah daripada yang kubayangkan. Rasanya saat pertama kali datang ke sana cukup aneh. Karena nama Move Entertainment bukanlah nama yang familiar di telingaku. Berbeda dengan Yeri yang selalu mengikuti seluk beluk dunia para artis dan K-pop, aku justru tidak tahu terlalu banyak mengenai K-pop. Aku hanya beberapa kali menonton penampilan para artis melalui siaran televisi hanya ketika aku sedang bosan. Aku juga tak terlalu peduli mengenai agensi mereka. Rasanya aku masih sangat baru dalam dunia hiburan ini. Untuk memenuhi rasa ingin tahuku
[Kim Young Mi’s POV] Kakiku melangkah menuju tujuanku. Semakin aku mendekati tujuanku semakin keras pula degupan jantungku. Langkah kakiku terhenti di depan bar bertuliskan ‘Cherry on Top’. Untuk sejenak perasaan ragu itu meruak kembali di dadaku. Seolah-olah bertanya kepadaku apa aku benar-benar harus masuk ke dalam. Aku pun memutuskan untuk menunggu di depan untuk sementara waktu, karena aku harus memastikan orang itu benar-benar berada di dalam sana. Tampak dari luarnya bar ini hanya seperti deretan ruko yang kumuh. Pintu masuknya pun sangat kecil. Bar ini memiliki kaca berwarna hitam gelap. Sayangnya, aku tidak bisa melihat ke dalamnya. Namun, orang dari dalam bisa melihat keluar. Orang awam sepertinya tidak akan mengira kalau akan ada bar di sekitar sini. Karena dengar-dengar paginya tempat ini dijadikan sebagai toko roti. Namun, malam hari tempat ini menjadi tempat yang sangat berbeda. Mereka menggun