[Kim Young Mi’s POV]Kutiup ramyeon yang panas dengan berhati-hati. Dari sudut mataku, dapat kulihat seseorang di belakang sedang berlari tergesa-gesa. Aku mendongakkan kepalaku dan kutemukan Hyenjin sedang berdiri di hadapanku dengan membawa sebuah bento box di tangannya.“Kenapa kau terburu-buru?” tanyaku.Dia tersenyum dan duduk di bangku yang kosong. “Ada beberapa hal yang perlu kutanyakan padamu.”Alisku mengerut tanda tidak memahami apa yang Hyenjin ucapkan. Memangnya ada yang salah denganku? Tanpa berpikir panjang kulanjutkan menyantap ramyeon-ku dan menunggu Hyenjin untuk membuka bento box yang baru saja ia beli itu.“So, how’s your date with Yoon Jae?” Raut wajahnya begitu gembira.Aku langsung membulatkan mataku dan membuka mulutku lebar-lebar memimikkan kata ‘what?’.“D-date? Hyenjin-ah, itu bukanlah suatu date yang kau pikirkan. Aku hanya bermain ke agensinya dan pulang.”“Date? Dengan Yoon Jae?”Hyenjin tertawa dengan kencang sembari menutup mulutnya. Namun, perlahan tawa
[Im Aerum’s POV]“Annyeong.” Oppa berdiri tepat di depan pintu masuk dan melambaikan tangannya padaku. Aku membalas lambaian tangannya dari ruang tamu. Lalu, ia pergi meninggalkanku dan masuk ke dalam mobil.Ada sedikit perasaan yang aneh dan mengganjal di dalam hatiku. Hari ini segalanya berjalan dengan sangat cepat. Seusai sekolah, aku pergi ke agensi, berlatih dengan timku hingga larut malam, tanpa mengetahui bahwa malam ini akan menjadi pertama kalinya aku menginjakkan kaki di asrama kami.Rasanya seolah-olah aku akan pergi meninggalkan keluargaku untuk pergi ke tempat yang sangat jauh. Meski kenyataannya, aku hanya akan menginap di asrama. Aku duduk di sofa ruang tamu dan mencari kedua koperku.“Kenapa kalian saling diam-diaman? Apa kalian merasa kepindahan kalian terlalu mendadak?” tanya Minhee Eonnie.Aku meletakkan koperku dan melihat ke sekelilingku. Yerim, Naeun, dan Hanna sedang duduk di sofa dengan tatapan kosong. Sementara Miyeong Eonnie sudah menghilang entah ke mana. S
[Kim Young Mi’s POV] “Aku tahu kau menyukai Yoon Jae. Lakukan apa yang menurutmu benar. Dan, jangan pikirkan mengenai Hera.” Perkataan Hyenjin terus menerus menggema di dalam pikiranku. Mungkinkah aku benar menyukai Yoon Jae? Ataukah selama ini aku hanya berusaha menutupi rasa sukaku kepadanya? Aku menggulingkan badanku ke kanan dan ke kiri.Kulirik jam duduk kecil di nakas. Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Dan, hingga saat ini aku belum bisa tertidur. Padahal besok sekolah masih berjalan seperti biasanya. Ditambah lagi mulai esok sudah akan diberlakukan yaja hingga malam hari. Bukannya tertidur, aku malah sibuk memikirkan sesuatu yang tidak berarti.Saat aku sedang larut dalam pikiranku, suara ponselku berbunyi. Dapat kutebak siapa penelepon itu. Pasti Eomma. Tidak akan ada orang lain yang meneleponku di tengah malam begini selain Eomma.“Yeoboseyo, Eomma?”“Young Mi-ah! Ternyata kau belum tidur, Sayang. Bagaimana dengan sekolahmu hari ini?” “Eomma, katakan ya
[Im Aerum’s POV]Satu bulan berlalu …. “Kalian pasti sudah mengetahui soal kolaborasi yang akan kita lakukan bersama dengan grup laki-laki, bukan?”Kami semua mengangguk dan mendengarkan perkataan Miyeong Eonnie dengan seksama.“Kemungkinan besar, trainee dari grup laki-laki yang akan memilih. Mereka akan menyesuaikan dengan kemampuan kalian dan tentunya dengan kebutuhan penampilan mereka. Jika kalian berkesempatan untuk bisa berkolaborasi dengan mereka maka itu peluang yang baik untuk kalian lebih dikenal lagi di mata publik maupun juri.”Naeun yang tampaknya sedari tadi sudah bersiap-siap akan bertanya, langsung mengajukan pertanyaannya. “Apakah kita semua akan dipilih?”Sekarang giliran Minhee Eonnie yang menjawab. “Tentu saja tidak, Naeun. Hanya beberapa yang akan dipilih. Yah, itu jika menurut mereka kalian memiliki potensi.”“Maka dari itu, kalian harus menunjukkan yang terbaik di setiap evaluasi bula—”Tok … tok …. Pintu ruangan diketuk dan terbuka. Oh, itu adalah Eonnie Mich
[Kim Young Mi’s POV]Tok … tok …. “Silahkan masuk!” Seruku sembari melanjutkan menata beberapa dokumen ke dalam lemari.Michelle masuk ke dalam ruanganku. Sekarang ia seperti sekretaris bagiku, padahal sebenarnya ia bukanlah sekretaris. Aku tersenyum menyapanya, ia nampak sedikit kalang kabut hari ini. Sepertinya, banyak pekerjaan yang harus ia lakukan.“Selamat siang, Sunbae. Dua jam lagi, akan diadakan evaluasi bulanan untuk trainee laki-laki dari grup B. Seonsaengnim Choi mengharapkan Sunbae untuk bisa menghadiri evaluasi ini, selagi ia tidak bisa hadir.”“Evaluasi bulanan?” Aku meletakkan dokumen yang sedang kupegang itu. Tidak seperti biasanya evaluasi bulanan diadakan secara mendadak.“Ya. Evaluasi bulanan khusus bulan ini diadakan secara mendadak. Tujuannya untuk mengetes apakah para murid siap untuk mengikuti acara survival show*.”“Ah begitu, ya. Semoga saja mereka benar-benar siap akan hal ini. Kalau begitu aku akan menyelesaikan pekerjaanku dan datang ke sana.”“Ne. Kamsah
[Im Aerum’s POV]Dua minggu berlalu semenjak kepindahanku ke asrama. Meski aku hanya berpindah tempat tinggal untuk sementara, namun banyak sekali perubahan yang kualami. Terutama jadwalku sehari-hari. Saat ini, tidak ada kata santai di dalam kamus Aerum. Setiap hari terasa begitu cepat.Belum lagi aku harus menyesuaikan jadwal latihanku dengan jadwal sekolahku. Tidak terhitung berapa kali aku sudah menulis surat izin kepada wali kelas hanya untuk izin tidak mengikuti ekstrakulikuler. Huft, bagaimana bisa aku mengikuti kegiatan ekstrakulikuler jika pulang sekolah saja sudah larut malam.Seperti biasa, sehabis pulang sekolah aku langsung kembali ke agensi untuk berlatih. Pintu lobi terbuka dan kedua penjaga tersenyum ke arahku. Setelah melakukan scan pada kartuku, aku mempercepat langkahku. Namun, langkahku terhenti karena ponselku yang berbunyi.“Yeoboseyo?”“Aerum-ah, apa kau sudah sampai?” “Hm! Aku baru saja masuk ke dalam lobi. Apa latihan sudah dimulai?”“Belum. Bisakah kau membe
[Kim Young Mi’s POV] “Entahlah. Biarkanlah, Hera sudah banyak memiliki teman dari kelas lain. Teman yang bisa ia ajak pergi keluar untuk makan di restoran mahal setiap hari libur.” Hyenjin tertawa dengan nada sedikit mengejek. Ia menjadi cukup sarkas jika membahas mengenai Hera. Aku tertawa menanggapi ucapan Hyenjin. Kami sedang berada dalam perjalanan menuju gedung SMP. Yaja dilakukan di Study Room khusus yang terletak di dekat gedung SMP. Karena kami memutuskan untuk pergi makan sebelum melakukan yaja, maka kami meluangkan waktu untuk berjalan-jalan di taman dekat sekolah. Kudongakkan pandanganku untuk melihat langit yang sangat indah. Langit mengeluarkan semburat berwarna merah jingga, menunjukkan waktu petang telah tiba. Malam akan tiba dan kami baru saja menyelesaikan sekolah. Aku menggelengkan kepalaku, mengingat bahwa aku mulai saat ini sudah tidak bisa membantu di restoran Bibi Yeesung lagi. “Oh, aku tiba-tiba teringat Yoon Jae. Berarti selama ada yaja, ia akan izin untuk t
[Im Aerum’s POV] Pagi ini aku terbangun dikarenakan suara alarm dari ponsel Yerim. Saat terbangun, kurasakan kepalaku sedikit pening. Nampaknya karena kemarin aku berlatih hingga larut malam. Jadi, kuputuskan untuk menghiraukan suara alarm itu dan duduk di tempat tidurku selama sejenak. Di seberang tempat tidurku adalah tempat tidur Yerim. Ia tidur menghadap dinding sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya. Kusibak selimutnya sedikit dan menyadari jika Yerim masih tertidur dengan pulas. Sama sepertiku, kemarin malam Yerim juga berlatih hingga sangat larut. Sepertinya ia kelelahan. Kubuka pintu kamar dan melihat semua sudah terbangun dan berada di ruang tamu. “Apa tidurmu nyenyak?” tanya Minhee Eonnie dari dapur. “Hm, tidak juga. Kepalaku sedikit pening saat terbangun.” “Kasihan sekali anak satu ini. Aku akan membuatkan teh hangat. Tunggulah sebentar.” Tiga minggu sudah berjalan semenjak kami menempati asrama baru kami. Saat ini, aku merasa lebih dekat dengan mereka semua. Anggota