Beranda / Romansa / FATED / Chapter 122

Share

Chapter 122

Penulis: holyndaaracelly
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-04 22:03:18

[Im Aerum’s POV]

Dua minggu berlalu semenjak kepindahanku ke asrama. Meski aku hanya berpindah tempat tinggal untuk sementara, namun banyak sekali perubahan yang kualami. Terutama jadwalku sehari-hari. Saat ini, tidak ada kata santai di dalam kamus Aerum. Setiap hari terasa begitu cepat.

Belum lagi aku harus menyesuaikan jadwal latihanku dengan jadwal sekolahku. Tidak terhitung berapa kali aku sudah menulis surat izin kepada wali kelas hanya untuk izin tidak mengikuti ekstrakulikuler. Huft, bagaimana bisa aku mengikuti kegiatan ekstrakulikuler jika pulang sekolah saja sudah larut malam.

Seperti biasa, sehabis pulang sekolah aku langsung kembali ke agensi untuk berlatih. Pintu lobi terbuka dan kedua penjaga tersenyum ke arahku. Setelah melakukan scan pada kartuku, aku mempercepat langkahku. Namun, langkahku terhenti karena ponselku yang berbunyi.

“Yeoboseyo?”

“Aerum-ah, apa kau sudah sampai?”

“Hm! Aku baru saja masuk ke dalam lobi. Apa latihan sudah dimulai?”

“Belum. Bisakah kau membe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • FATED   Chapter 123

    [Kim Young Mi’s POV] “Entahlah. Biarkanlah, Hera sudah banyak memiliki teman dari kelas lain. Teman yang bisa ia ajak pergi keluar untuk makan di restoran mahal setiap hari libur.” Hyenjin tertawa dengan nada sedikit mengejek. Ia menjadi cukup sarkas jika membahas mengenai Hera. Aku tertawa menanggapi ucapan Hyenjin. Kami sedang berada dalam perjalanan menuju gedung SMP. Yaja dilakukan di Study Room khusus yang terletak di dekat gedung SMP. Karena kami memutuskan untuk pergi makan sebelum melakukan yaja, maka kami meluangkan waktu untuk berjalan-jalan di taman dekat sekolah. Kudongakkan pandanganku untuk melihat langit yang sangat indah. Langit mengeluarkan semburat berwarna merah jingga, menunjukkan waktu petang telah tiba. Malam akan tiba dan kami baru saja menyelesaikan sekolah. Aku menggelengkan kepalaku, mengingat bahwa aku mulai saat ini sudah tidak bisa membantu di restoran Bibi Yeesung lagi. “Oh, aku tiba-tiba teringat Yoon Jae. Berarti selama ada yaja, ia akan izin untuk t

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-06
  • FATED   Chapter 124

    [Im Aerum’s POV] Pagi ini aku terbangun dikarenakan suara alarm dari ponsel Yerim. Saat terbangun, kurasakan kepalaku sedikit pening. Nampaknya karena kemarin aku berlatih hingga larut malam. Jadi, kuputuskan untuk menghiraukan suara alarm itu dan duduk di tempat tidurku selama sejenak. Di seberang tempat tidurku adalah tempat tidur Yerim. Ia tidur menghadap dinding sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya. Kusibak selimutnya sedikit dan menyadari jika Yerim masih tertidur dengan pulas. Sama sepertiku, kemarin malam Yerim juga berlatih hingga sangat larut. Sepertinya ia kelelahan. Kubuka pintu kamar dan melihat semua sudah terbangun dan berada di ruang tamu. “Apa tidurmu nyenyak?” tanya Minhee Eonnie dari dapur. “Hm, tidak juga. Kepalaku sedikit pening saat terbangun.” “Kasihan sekali anak satu ini. Aku akan membuatkan teh hangat. Tunggulah sebentar.” Tiga minggu sudah berjalan semenjak kami menempati asrama baru kami. Saat ini, aku merasa lebih dekat dengan mereka semua. Anggota

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-12
  • FATED   Chapter 125

    [Kim Young Mi’s POV]Rasanya sangat segar begitu dapat menghirup udara segar di luar sehabis mengerjakan setumpuk soal Matematika. Angin berhembus cukup kencang, membuat udara pada sore hari ini sangat sempurna. Aku dan Yoon Jae berjalan beriringan. Aku melihatnya sekilas dan tersenyum kecil.Sebuah kafe berada di depan kami. Ini adalah kafe pertama yang aku kunjungi dengannya selagi kami menyelesaikan tugas bahasa Inggris kami kala itu. Pikiranku melayang dan berandai-andai. Jika kami tidak pernah mendapatkan tugas itu, akankah aku menjadi dekat dengannya sekarang?“Apa kau tidak akan terlambat untuk mengikuti yaja?” tanya Yoon Jae membuyarkan lamunanku.Kugelengkan kepalaku. “Tenang saja. Aku masih memiliki waktu istirahat puluh menit.”Bel pintu masuk dari kafe itu bergemerincing kala kami membuka pintu itu. Begitu kami membuka pintu, kafe itu terlihat sangat kecil. Jadi, kami harus berdesakan dengan pengunjung lain yang baru saja memasuki kafe itu.“Kau pesanlah terlebih dahulu.”

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-14
  • FATED   Chapter 126

    [Im Aerum’s POV]Suara deringan telepon mengalihkan atensi kami berdua. Aku berhenti berbicara dan Hyunjae Oppa langsung mengangkat telepon itu. Sudah beberapa kali aku berlatih bersama dengannya, membuatku perlahan-lahan mulai menghafal kebiasaan kecil yang ia lakukan. Seperti contohnya, aku mengingat nada dering dari ponsel yang ia gunakan.“Oh, ini dari manajerku. Sebentar, aku akan mengangkatnya terlebih dahulu.”Hyunjae Oppa berlalu dari hadapanku dan memilih untuk mengangkat telepon di sudut ruangan. Aku meliriknya sekilas saat ia sedang mengangkat telepon. Ini sudah telepon keduanya dari manajernya itu. Sepertinya, tanggung jawab yang ia pikul sangatlah berat hingga membuat manajernya itu harus memastikan apa yang ia lakukan dua kali.Derap langkah kaki itu membuatku tersadar dari lamunanku. Kudongakkan kepalaku dan melihat alis Hyunjae Oppa yang bertaut. “Sebentar lagi aku memiliki jadwal syuting lagi,” ucapnya lesu.“Jadwal Oppa benar-benar padat. Pasti sangat susah membagi w

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-17
  • FATED   Chapter 127

    [Kim Young Mi’s POV]Satu bulan berlalu …. Aku melirik sekilas ke arah bangku tempat Yoon Jae duduk. Bangku Yoon Jae tidak terlalu jauh dari tempatku duduk. Bangku yang ia dudukki hanya berjarak dua meja di depanku, tepatnya berada di sebelah kiriku.Selama pelajaran sejarah berlangsung, aku memperhatikannya beberapa kali. Pada tiga puluh menit pertama, punggungnya nampak tegap. Namun, setelah satu jam berlalu, kepalanya terlihat sedikit menunduk. Kulihat buku sejarah yang terbuka itu. Sudah jelas jika ia tidak membacanya, ia pasti tertidur lagi.“Silahkan buka buku kalian di halaman 157! Silahkan kerjakan evaluasi yang ada di sana, ya.”Tepat saat itu, seisi ruangan langsung dipenuhi oleh suara kertas yang bergesek. Tanda kami memperhatikan perintah guru kami untuk membuka buku. Namun, Yoon Jae sama sekali tidak melakukan pergerakan apapun. Ia hanya bergeming dan bahkan masih menunduk.Seonsaengnim pun berjalan dan memperhatikan kegiatan kami. Ia melewati meja Yoon Jae begitu saja.

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-20
  • FATED   Chapter 128

    [Im Aerum’s POV]Kuedarkan pandanganku ke sekeliling auditorium yang sangat megah itu. Beberapa bulan yang lalu, diriku tidak akan pernah menyangka jika aku bisa melalui semua hingga sejauh ini. Aku duduk di salah satu bangku tempat penonton biasa duduk, memperhatikan semua orang berlalulalang untuk melakukan pekerjaan mereka.Aku pun beranjak dari tempat dudukku dan berdiri. Menelusuri setiap bangku penonton yang kosong. Dari kejauhan aku memandang seseorang yang mengenakan kemeja flanel berwarna merah. Itu adalah pakaian yang ia kenakan saat pertama kali kami bertemu.Orang itu terlihat sedang fokus mendiskusikan sesuatu dengan beberapa teman dan juga staf di panggung sana. Sebuah senyum mengembang di bibirku. Tidak kusangka jika aku akan sedekat ini padanya saat kali pertama aku bertemu dengannya. Banyak sekali hal yang tidak pernah kubayangkan akan terjadi di hidupku. Dan, kadang kali sesuatu yang tidak pernah kubayangkan itu adalah hal yang paling indah yang pernah terjadi dalam

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • FATED   Chapter 129

    [Yoon Jae’s POV]“Lakukanlah dengan benar! Luruskanlah kakimu! Apa itu bisa disebut dengan split?!” Amukan dari pelatihku semakin menjadi-jadi. Teriakannya itu mampu membuat tanganku yang menopang kakiku itu bergetar.“Ck, yang benar saja. Jangan harap kau pantas disebut sebagai seorang dancer atau bahkan artis jika begini saja tidak bisa!” Ia meneriakiku sekali lagi. Membuatku sangat muak dengan semua ini.Tanpa rasa bersalah ia pergi berlalu begitu saja. Meninggalkan kami yang masih berlatih peregangan untuk bisa melakukan split seperti yang ia mau. Ia duduk di sebuah kursi di pojok ruangan itu. Tertawa melihat sesuatu yang bahkan tidak ingin kuketahui dari ponselnya itu. Suara tawanya itu membuatku sangat kesal.Suasanya menjadi sangat dingin setelahnya. Kami hanya berlatih dalam diam dan tidak ada satu pun yang berani berbicara. Terkecuali, Yeon Seok seorang. Bukanlah sebuah kebetulan jika ia berada tepat di sampingku. Aku tahu dirinya itu seperti apa. Ia pasti sangat ingin menger

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • FATED   Chapter 130

    [Im Aerum’s POV]Kulihat tanda penyeberangan jalan yang berubah menjadi warna hijau itu. Segerombolan orang dari arah yang berlawanan langsung berjalan. Karena aku tidak ingin membuang waktu sedikit pun, aku langsung berlari sekuat tenaga. Gedung agensi berada tepat di depan penyeberangan jalan ini. Meski begitu, halaman dari gedung itu sangatlah luas. Membuatku sedikit kehabisan napas kala berlari.Saat melewati seorang sekuriti yang berjaga di depan pintu lobi, aku langsung membungkuk dan langsung berlari. Kulirik jam di lobi dan aku sedikit terhenyak, aku terlambat. Kutempelkan kartu anggotaku dan segera melewati mesin scan. Beruntungnya diriku ketika pintu lift terbuka. Dengan segera, aku langsung memasukinya.Hanya ada seorang karyawan yang saat ini sedang bersamaku. Nampaknya, ia tidak terburu-buru sepertiku, maklum ini adalah jam makan siang. Lift menunjukkan lantai delapan, lantai yang hendak kudatangi. Lantai delapan adalah tempat auditorium berada. Aku tertegun ketika meliha

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-27

Bab terbaru

  • FATED   Chapter 140 - [End]

    1 Juni 2021 Sore hari, selalu menjadi jam-jam paling sibuk nan riuh di Busan. Hari ini pun masih sama seperti hari-hari lainnya. Stasiun kereta itu terlihat sangat penuh, dipenuhi oleh penumpang yang bersiap-siap akan kembali ke rumahnya masing-masing. Tak terkecuali bagi si wanita di usianya yang berada di kepala dua. Wanita itu terlihat berlarian mengejar sebuah kereta yang akan segera pergi. Beberapa orang melihatnya dengan tatapan aneh, namun ia tidak memedulikannya. Hal terpenting baginya adalah ia tidak ingin ketinggalan kereta itu. Ia berlarian seraya menenteng sebuah rangkaian bunga berwarna ungu di tangan kanannya. Begitu pintu kereta terbuka, ia langsung berdesak-desakkan dengan penumpang lainnya. Wanita itu menghembuskan napas lega begitu dapat masuk ke dalam kereta dengan selamat. Karena kereta itu sangatlah penuh, ia pun mengambil tempat duduk yang terdekat dengannya. Di sebelahnya, terdapat dua anak perempuan berseragam. Kedua anak tersebut mengingatkannya saat ia masi

  • FATED   Chapter 139

    [Park Hyunjae’s POV]Satu bulan berlalu ….“Sekali lagi, saya mengucapkan selamat kepada ke-sepuluh trainee yang berhasil dan lolos melewati acara survival show ini dengan baik. Kami akan menunggu debut kalian!” Begitu pembawa acara dari tayangan televisi mengumumkan keberhasilan kami, semua langsung bersiap untuk memegang gelas mereka masing-masing. Kami tersenyum memandangi satu sama lain.“Haruskah kita memulainya sekarang?” tanya manajer kami. “Cheers!”“Cheers!” ucap kami serempak. Kami langsung mendentingkan gelas kami satu sama lain dan meneguk minuman anggur itu bersamaan.“Bukankah ini pertama kalinya kita merayakan ini secara resmi?” tanya manajer kami.“Itu dapat dimaklumi. Kita ‘kan memang sedang sibuk untuk menyiapkan keperluan debut kita,” sahut Lee Dae sambil memegang gelas kosong di tangannya.“Jangan dengarkan dia, ya? Kalian juga harus bersenang-senang. Nikmatilah masa muda kalian, itu tidak akan datang dua kali.” Seperti biasa manajer kami selalu memberi nasihat ya

  • FATED   Chapter 138

    [Kim Young Mi’s POV]Napasku menderu karena sehabis berlari. Aku menoleh ke kanan dan ke kiri dan tidak menemukan satu pun orang yang dapat kumintai pertolongan. Apakah perumahan orang kaya selalu sesepi ini? Perasaanku kian gelisah dan tak kunjung tenang, serasa ada yang mengganjal di dalam hatiku. Hanya ada satu orang yang dapat kupikirkan di dalam benakku saat ini.Kuhentikan langkahku dan memastikan alamat yang diberikan Jen benar. Aku bahkan sudah melewati gang ini dua kali. Mengecek setiap rumah yang ada, namun rumah yang ditujukan Jen hanya satu. Rumah dengan blok A bernomor 27. Apakah aku salah? Aku mendekati rumah yang sudah kulewati dua kali itu. Rumah itu sangatlah besar dan megah. T-tapi, mengapa di depan pagarnya ada sebuah bendera berwarna kuning yang menunjukkan seseorang baru saja meninggal?Aku berlari kecil ke arah rumah itu. Di depan rumah terdapat sebuah pos satpam kecil. Salah satu satpam itu menyadari kedatanganku dan langsung menghampiriku.“Apa kau sedang menca

  • FATED   Chapter 137

    [Yoon Jae’s POV]“Mengapa sampai sekarang mereka belum memberi kita asrama juga?”Lamunanku buyar, ketika salah satu dari mereka mulai mengoceh kembali. Oh astaga, aku hanya menginginkan sebuah istirahat yang tenang dan damai tanpa siapapun mengangguku. Dan, lagi-lagi mereka terus membahas mengenai hal yang sama. Aku sudah cukup lelah mendengar protesan dari mereka semua.Yeon Seok bangkit berdiri dan sekilas aku dapat melihat matanya mengerling padaku. Ia mendatangi trainee baru yang baru saja membuka suara itu dan mengcengkeram kerahnya.“Hei, anak baru, kau jangan berulah terus. Mereka tidak akan memberikanmu apa yang kita butuhkan selama kita tidak mengalami peningkatan apapun.”Salah satu teman Yeon Seok bersuara, “Kau seharusnya belajar dari kami. Bahkan sampai bertahun-tahun memendam di agensi sialan ini, mereka juga tidak akan pernah memberi kami asrama. Setidaknya hingga kita berhasil debut.”Seorang trainee yang baru saja protes itu langsung bergeming di tempatnya. Aku melih

  • FATED   Chapter 136

    [Kim Young Mi’s POV]Jari jemariku saling beradu di atas sebuah mesin ketik laptop milikku. Aku terus menerus melirik jam yang terletak di bawah laptop itu. Aku tidak memiliki banyak waktu, aku harus menyelesaikan pekerjaan ini tepat pukul enam malam ini. Jika aku terlambat barang semenit saja, maka itu akan berdampak besar kepada agensi.Alisku bertaut menunjukkan bahwa aku sangat berfokus untuk dapat menyelesaikan tugas ini hingga selesai. Kutulis subjek email dan tidak lupa mencantumkan sebuah file yang akan kukirim. Segera setelahnya, aku langsung menekan tanda enter dan email itu pun terkumpul kepada klien.Aku langsung menghembuskan napas sebagai bentuk kelegaanku. Kulirik kopi yang tersisa setengah cangkir di sebelahku. Kopi yang semula panas itu, sekarang sudah menjadi dingin. Kuhabiskan kopi itu dan bersiap-siap untuk pergi dari kantin milik agensi itu.Saat aku sedang memasukkan barang-barangku ke dalam tas, aku mendongak dan melihat dua wajah yang familiar dari kejauhan. Ku

  • FATED   Chapter 135

    [Park Hyunjae’s POV] “Silahkan lima belas peserta dengan penampilan individual terbaik untuk maju ke depan,” ucap pembawa acara itu sambil memberikan bahasa tubuh agar kami naik ke atas panggung.Sebelumnya, para juri sudah berdiskusi untuk menentukan lima belas peserta terbaik. Sisa peserta yang tidak lolos, disuruh untuk kembali duduk di bangku penonton bersama dengan para orang tua yang datang. Sekarang, tersisa seluruh lima belas peserta yang sebelumnya sudah dipanggil.Lee Dae dipanggil sebagai peserta pertama yang lolos. Ia selalu menjadi peserta terbaik, bahkan kesayangan para juri. Meski begitu, urutan awal ini adalah acak dan bukan ranking yang sesungguhnya. Sebelum aku pergi ke atas panggung, aku melihat ke arah kedua orang tuaku dan mereka menganggukkan kepala. Kami satu per satu berbaris di atas panggung. Aku berdiri mendekati ujung panggung, karena aku berada di urutan ke dua belas.Selama berada di atas panggung, aku merasa sangat gugup bukan main. Bagaimana jika aku ga

  • FATED   Chapter 134

    [Im Aerum’s POV]“Bagaimana perasaan kalian setelah kolaborasi kemarin?” tanya Hong Eonnie.Aku terduduk mematung dan menghiraukan pertanyaan manajer kami. Pikiranku masih memikirkan banyak hal, sehingga aku tidak membalas pertanyaan Hong Eonnie. Kami semua sedang bersantai di ruang latihan. Kata manajer, hari ini seluruh latihan ditiadakan, untuk merayakan kolaborasi kami kemarin.Karena tidak ada yang bersuara, seperti biasa Miyeong Eonnie selalu mendahului kami.“Aku rasa, kita semua sudah menampilkan yang terbaik. Terutama bagi Aerum, Yerim, Naeun, dan Hanna yang baru saja melakukan masa pelatihan mereka satu bulan yang lalu.”Jika dipikir-pikir, waktu satu bulan adalah waktu yang sangat singkat untuk kami dapat menyiapkan semua persiapan kolaborasi itu. Bukan hanya itu, kami juga harus dilatih untuk penguasaan di atas panggung dan bagaimana kami menghadapi penonton. Singkat kata, itu bukanlah hal yang mudah.Sebuah dorongan akhirnya muncul padaku. Aku mengangkat tangan dan Hong E

  • FATED   Chapter 133

    [Kim Young Mi’s POV]Cuaca pagi hari ini cukup cerah dan hangat. Aku membalikkan kepalaku ke belakang untuk mengecek anak-anak yang bermain bola di lapangan. Sepertinya tidak ada yang menyadari kepergian kami berdua, baguslah. Aku berjalan di atas dedaunan kering yang terjatuh berserakan di sepanjang jalan di taman.Aku tersenyum sekilas kepada Yoon Jae yang sibuk memperhatikan bunga-bunga di sekitarnya. Ia berjongkok dan mengelus permukaan bunga itu dengan perlahan. Entah mengapa, aku merasa hangat dan aman di saat yang bersamaan, meski kami tidak berkomunikasi satu dengan yang lain.Aku memutuskan untuk duduk di bangku taman. “Jae-ah, apa kau menyukai bunga?”Ia menoleh ke belakang dan berkata padaku, “Sebenarnya, sedari kecil aku menyukai bunga. Apa itu aneh jika seorang laki-laki menyukai bunga?”Aku menggelengkan kepalaku. “Itu sama sekali tidak aneh. Bunga apa yang kau sukai?”Ia bangkit berdiri dan duduk di sampingku. “Apa kau pernah mendengar bunga Hydrangea? Di Jepang, bunga

  • FATED   Chapter 132

    [Im Aerum’s POV]05.00Kubuka mataku perlahan dan mengerjap-erjapkannya. Kulihat tempat tidur Yerim yang sudah kosong. Pertanda bahwa ia sudah bangun sedari tadi. Aku mencoba untuk duduk pada ranjangku dan menghela napas. Semalaman penuh hingga pagi aku sama sekali tidak dapat tidur dengan tenang. Rasanya seperti aku baru saja terlelap dalam beberapa jam.Saat aku akan bangkit berdiri dari ranjangku, aku tersadar bahwa pintu kamar sudah terbuka. Nampaknya, semua orang sudah bersiap-siap untuk memulai hari mereka. Dari dapur, aku dapat mendengar Minhee Eonnie berseru untuk membangunkanku.“Aerum-ah! Bangunlah! Eomma-mu sudah di sini!”Begitu mendengar bahwa Eomma sudah datang, rasanya itu seperti membangunkan jiwaku. Aku segera keluar dari kamar dan mengambil handuk yang tersampir dekat kamar mandi. Di ruang tamu, semua terlihat sudah sangat siap untuk berangkat ke agensi. Hal itu membuatku semakin tersadar bahwa aku tidak punya banyak waktu lagi.“O-oh, kau sudah bangun ternyata ….”A

DMCA.com Protection Status