[Im Aerum’s POV]Seonsaengnim mengadakan pertemuan di kantin lantai bawah. Seharusnya, kantin itu memang diperuntukkan untuk umum dan orang-orang luar yang berniat berkunjung ke dalam agensi kami. Namun, khusus malam ini, kantin itu ditutup dan digunakan khusus untuk pertemuan kami.Setelah kami selesai mengadakan latihan vokal, kami langsung turun ke lantai satu untuk bersiap mengikuti pertemuan. Namun, sesampainya di sana, ternyata kantin masih sangat sepi. Nampaknya, mereka semua belum datang.“Eonnie, belum ada yang datang,” ucap Naeun dan Yerim yang berjalan jauh di depan kami.Kami pun hanya berpandang-pandangan satu sama lain. Hingga Miyeong Eonnie lah yang langsung memutuskan.“Gwaenchana-yo, kita tunggu di dalam. Mereka pasti tidak akan lama.”Miyeong Eonnie adalah orang yang sangat tegas. Dia sangat cocok dijadikan seorang pemimpin. Mungkin dia lah yang akan menjadi leader bagi grup kami, jika suatu saat nanti kami dapat melakukan debut. Kami pun masuk ke dalam resto yang ba
[Kim Young Mi’s POV] Kring … Kring …. Sudah sekian lama aku tidak pernah mendengar lagi suara deringan dari telepon kabel itu. Dan, hari ini adalah pertama kalinya aku mendengar deringan telepon itu setelah sekian lama tidak mendengarnya. Siapa yang masih menggunakan telepon kabel saat ini, batinku menerka-nerka. “Annyeonghaseyo? Dengan Young Mi di sini, apa ada yang bisa saya bantu?” “Annyeonghaseyo, Young Mi-ah. Ini saya, Seonsaengnim Choi. Bisa kau datang ke acara anak-anak malam hari ini?” “Ah, selamat malam Seonsaengnim! Saya tentu bisa datang. Semua pekerjaan saya sudah selesai.” “Baiklah kalau begitu. Sebentar lagi saya akan pergi ke kantin. Kita langsung bertemu di sana saja, ya. Anak-anak pasti sudah menunggu.” “Ne.” Ah, ternyata itu Seonsaengnim. Padahal aku sudah berburuk sangka padanya. Setelah memastikan semua perlengkapan tidak ada yang tertinggal dan meja pun rapi, aku langsung turun dan menuju kantin tempat di mana pertemuan itu berada. * * * * Sesampainya
[Im Aerum’s POV]Aku mengerjapkan mataku berulang kali. Merasa terheran-heran dengan agensi ini. Mereka menyuruh kami untuk selalu menjaga pola makan dan berat badan kami, tapi di saat yang bersamaan, lihatlah. Mereka menyuguhkan makanan yang sangat lezat dan kuyakin sangat akan kalori.Hanna berbisik kepadaku, “Jika mereka sudah memberikan ini, itu tandanya mereka memberikan kita waktu istirahat sejenak dari diet kita,” ucapnya girang.Apa yang Hanna katakana ada benarnya juga. Hampir seminggu ini, Eonnie Hong menyuruh kami untuk lebih menjaga pola makan dan mengusahakan agar kami tetap segar dengan mengikuti kelas olahraga tambahan di agensi. Meski mereka tidak mengatakannya secara gamblang, bahwa kami butuh untuk menurunkan berat badan, tapi kami tahu dengan pasti itulah yang mereka inginkan.Dan waktu baru berjalan waktu satu pekan pada masa pelatihanku di agensi. Aku sangat yakin jika ke depannya mereka akan semakin ketat dalam menjaga pola makan kami. Tidak bisa kubayangkan jik
[Kim Young Mi’s POV]“Yah, kenapa kau tidak pernah membantu lagi di sini?” tanya DongsukAku meletakkan pisau dapur sejenak dan menoleh ke arah Dongsuk yang sedang memasukkan bumbu-bumbu dapur ke dalam sup yang sedang ia masak itu.“Aku memiliki banyak kegiatan akhir-akhir ini,” jawabku sekenanya. Sebenarnya, perkataanku tidak ada salahnya juga. Lagipula aku memang benar memiliki banyak kegiatan—jika kegiatan yang kumaksudkan ialah bertemu dengan Yoon Jae.Seakan-akan dapat menebak isi pikiranku, Dongsuk langsung menebak. “Kegiatan? Kegiatan atau bertemu dengan teman laki-lakimu itu?”“Bagaimana kau bisa mengetahuinya? Ottokhae?”“Hebat bukan temanmu ini?”“Apa kau adalah cenayang? Bagaimana bisa mengetahui hal itu?”“Yah yah! Berhati-hatilah dengan pisaumu itu!”Seketika kualihkan pandanganku dari Dongsuk dan kembali berfokus pada kegiatan memotong bawangku. Meski dari luar aku nampak sibuk memotong bawang, namun aku masih memikirkan bagaimana Dongsuk bisa mengetahui jika aku sering
[Im Aerum’s POV]“Alright. You guys can rest now.” Miyeong Eonnie menengadahkan tangannya ke atas, itu adalah tanda untuk kita dapat berhenti.Lagu dari salah satu boy group yang kami pilih itu tadi berhenti mengalun. Kami semua nampak kelelahan dan langsung terduduk di lantai. Hanya Hanna seorang yang langsung merebahkan dirinya di lantai. Dia benar-benar memforsir dirinya agar dapat mengikuti ritme pembelajaran kita semua.“Aku tidak menyangka bahwa koreografi dari grup laki-laki akan membuatku selelah ini,” ucap Hanna masih dengan napas yang memburu, ia masih nampak kesusahan untuk mengatur napasnya sehabis berlatih.“Itu adalah alasan kita untuk berlatih menggunakan koreografi mereka. Karena jika kita terbiasa untuk berlatih dengan koreografi yang lebih susah, pasti kita bisa melakukan koreografi grup wanita.”“Bagaimana denganmu Yerim-ah? Bukankah kau pernah mengikuti klub dance sebelumnya?”Aku cukup terkejut saat mengetahui bahwa Yerim pernah memasuki salah satu klub dance. Tid
[Kim Young Mi’s POV]Kutiup ramyeon yang panas dengan berhati-hati. Dari sudut mataku, dapat kulihat seseorang di belakang sedang berlari tergesa-gesa. Aku mendongakkan kepalaku dan kutemukan Hyenjin sedang berdiri di hadapanku dengan membawa sebuah bento box di tangannya.“Kenapa kau terburu-buru?” tanyaku.Dia tersenyum dan duduk di bangku yang kosong. “Ada beberapa hal yang perlu kutanyakan padamu.”Alisku mengerut tanda tidak memahami apa yang Hyenjin ucapkan. Memangnya ada yang salah denganku? Tanpa berpikir panjang kulanjutkan menyantap ramyeon-ku dan menunggu Hyenjin untuk membuka bento box yang baru saja ia beli itu.“So, how’s your date with Yoon Jae?” Raut wajahnya begitu gembira.Aku langsung membulatkan mataku dan membuka mulutku lebar-lebar memimikkan kata ‘what?’.“D-date? Hyenjin-ah, itu bukanlah suatu date yang kau pikirkan. Aku hanya bermain ke agensinya dan pulang.”“Date? Dengan Yoon Jae?”Hyenjin tertawa dengan kencang sembari menutup mulutnya. Namun, perlahan tawa
[Im Aerum’s POV]“Annyeong.” Oppa berdiri tepat di depan pintu masuk dan melambaikan tangannya padaku. Aku membalas lambaian tangannya dari ruang tamu. Lalu, ia pergi meninggalkanku dan masuk ke dalam mobil.Ada sedikit perasaan yang aneh dan mengganjal di dalam hatiku. Hari ini segalanya berjalan dengan sangat cepat. Seusai sekolah, aku pergi ke agensi, berlatih dengan timku hingga larut malam, tanpa mengetahui bahwa malam ini akan menjadi pertama kalinya aku menginjakkan kaki di asrama kami.Rasanya seolah-olah aku akan pergi meninggalkan keluargaku untuk pergi ke tempat yang sangat jauh. Meski kenyataannya, aku hanya akan menginap di asrama. Aku duduk di sofa ruang tamu dan mencari kedua koperku.“Kenapa kalian saling diam-diaman? Apa kalian merasa kepindahan kalian terlalu mendadak?” tanya Minhee Eonnie.Aku meletakkan koperku dan melihat ke sekelilingku. Yerim, Naeun, dan Hanna sedang duduk di sofa dengan tatapan kosong. Sementara Miyeong Eonnie sudah menghilang entah ke mana. S
[Kim Young Mi’s POV] “Aku tahu kau menyukai Yoon Jae. Lakukan apa yang menurutmu benar. Dan, jangan pikirkan mengenai Hera.” Perkataan Hyenjin terus menerus menggema di dalam pikiranku. Mungkinkah aku benar menyukai Yoon Jae? Ataukah selama ini aku hanya berusaha menutupi rasa sukaku kepadanya? Aku menggulingkan badanku ke kanan dan ke kiri.Kulirik jam duduk kecil di nakas. Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Dan, hingga saat ini aku belum bisa tertidur. Padahal besok sekolah masih berjalan seperti biasanya. Ditambah lagi mulai esok sudah akan diberlakukan yaja hingga malam hari. Bukannya tertidur, aku malah sibuk memikirkan sesuatu yang tidak berarti.Saat aku sedang larut dalam pikiranku, suara ponselku berbunyi. Dapat kutebak siapa penelepon itu. Pasti Eomma. Tidak akan ada orang lain yang meneleponku di tengah malam begini selain Eomma.“Yeoboseyo, Eomma?”“Young Mi-ah! Ternyata kau belum tidur, Sayang. Bagaimana dengan sekolahmu hari ini?” “Eomma, katakan ya