[Kim Young Mi’s POV]
Busan, 12 Juli 2007
Suara alarm membangunkanku dari alam mimpi dan membawaku ke realita. Aku langsung terbangun dan duduk tegak di tempat tidur. Ini hari pertamaku sekolah, lebih baik aku tidak mengacaukannya. Aku melirik jam kecil yang kutaruh di brankas. Jam 6:45!!! Oh, astaga kenapa aku bisa seceroboh ini. Aku langsung memakai seragam yang kemarin sudah disetrika. Memasukkan buku-buku ke dalam tas dan memakai sepatu. Tidak lupa menyemprotkan parfum agar tidak ada seorang pun yang tahu aku tidak mandi pagi ini. Dan, aku pun langsung berangkat.
Kemarin aku menghabiskan banyak waktu untuk bekerja di restoran bibi Yeesung. Ya, karena aku sekarang tinggal sendiri aku terpaksa bekerja di restoran bibi Yeesung. Meskipun aku tidak enak jika harus dibayar bibi, tapi mau bagaimana lagi? Jika tidak begini aku tidak akan mendapat uang. Dari kostku ke sekolah membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit unutk berjalan kaki.
[Im Aerum’s POV]Besok adalah hari yang kutunggu-tunggu selama ini. Hari dimana aku akan mencoba seleksi di sekolah impianku. Sekolah ini sedikit berbeda dengan sekolah biasa pada umumnya. Sekolah ini dikhususkan untuk bakat seperti musik, menari, menyanyi, teater, film dan masih banyak lagi. Singkatnya sekolah ini adalah sekolah khusus bidang seni. Terdapat banyak sekali pilihan di sekolah seni ini. Ada menyanyi, menari, teater film, dan banyak lagi. Jurusan yang aku inginkan adalah menyanyi, karena bakatku adalah menyanyi. Menjadi penyanyi adalah keinginanku sedari kecil jadi aku sudah berminat masuk sekolah ini sedari lama.Aku membaringkan badanku diatas tempat tidurku. Sudah jam 2 pagi tapi aku tidak bisa tertidur. Aku terus memikirkan bagaimana jadinya hari esok. Apakah semua akan berjalan dengan lancar? Apakah semua latihan yang kulakukan akan terbayar? Aku merasa sedikit khawatir karena kebanyakan yang bersekolah di sana adalah idol-idol
[Kim Young Mi’s POV]Aku masuk ke dalam hall sekolah. Begitu aku masuk ke dalam hall sekolah semua mata langsung menatapku, membuatku merasa sangat malu. Seketika aku ingin menjadi tanah saja. Ah, andai aku bisa bangun jauh lebih pagi tadi, kataku dalam hati menyesali perbuatanku sendiri. Aku segera duduk di tempat yang paling dekat dengan tempat aku berdiri sekarang dan memilih posisi yang paling belakang. Ada beberapa anak perempuan di depanku yang memandangiku. Dan, aku hanya bisa tersenyum. Padahal di dalam hati aku sudah merutuk karena malu.Aku duduk dan mulai mengikuti acara dengan baik. Sedari aku duduk di bangku taman kanak-kanak aku tidak pernah masuk ke sekolah baru. Jadi, aku benar-benar gugup sekaligus merasa senang akhirnya bisa merasakan dan menikmati lingkungan yang baru di masa remajaku ini. Haruskah aku nanti mendekati beberapa anak agar aku memiliki teman baru? Atau aku hanya perlu diam saja dan menunggu mereka mendekatiku? Seketika ak
[Im Aerum’s POV] Aku mengambil nafas yang panjang sebelum masuk ke ruangan seleksi. Di dalam ruangan ini ada dua guru yang sudah bersiap akan menilaiku. Saat aku masuk, mereka melihatku dengan senyum yang tipis seolah-olah mereka memaksakan senyum mereka. Sebuah kursi telah disediakan di tengah ruangan. Aku langsung duduk di kursi yang telah disediakan tersebut. Sebelum aku memulai menampilkan bakatku aku diberikan beberapa pertanyaan untukku jawab terlebih dahulu.“Dipersilahkan untuk memperkenalkan diri,” kata salah satu guru yang akan mengujiku.“Perkenalkan nama saya Im Aerum. Saya saat ini berusia 15 tahun.”Guru yang menanyaiku mengangguk-angguk, “Baik. Kamu asal dari sekolah mana?”“Saya dari sekolah Hangguk.”“Kalau kamu diterima di sekolah ini, kamu berencana akan mengambil jurusan apa?”“Saya berencana akan ambil menyanyi.”“Oke, kalau begitu. Sekarang kamu bisa menunjukkan bakat yang kamu punya.”
[Kim Young Mi’s POV]Aku mengambil piring-piring dan gelas-gelas yang kotor dan menaruhnya di nampan. Huft, untung hari ini tidak seramai kemarin. Jadi, aku bisa pulang lebih cepat. Aku pun menaruh piring dan gelas yang kotor ke tempat cuci piring. Gelas dan piring yang kotor berserakan di tempat pencuci piring. Ayo, Young Mi semangat ini pekerjaanmu yang terakhir, batinku menyemangati diriku sendiri. Setelahnya aku mulai mencuci piring dan gelas yang kotor.Dulu, aku pernah menemukan kata-kata mutiara yang kubaca di sebuah buku. Kata-kata mutiara itu berbunyi seperti ini “Hidup tidak akan pernah menjadi mudah, tetapi dirimulah yang akan menjadi lebih kuat.” Aku tidak pernah paham maksud dari kata-kata itu. Tapi, kurasa sekarang aku mulai paham dengan kata-kata itu.Selama aku kecil hingga aku duduk di bangku SMP, aku harus menghabiskan waktuku mendengarkan teriakan dan pertengkaran mama dan papa. Tapi, sekarang semenjak aku pindah ke Busan entah m
[Im Aerum’s POV]Aku bersemangat sekali hari ini. Sepertinya sudah lama aku terlalu fokus pada tugas-tugas dan lupa untuk bersenang-senang. Hari ini adalah ulang tahun sekolahku sekaligus perayaan karena sebentar lagi aka nada graduation. Hari ini kita tidak ada pelajaran namun kita hanya akan melakukan beberapa perlombaan. Seperti pertandingan basket antar kelas, volley antar kelas, bazaar, dan masih banyak yang lainnya. Aku tentu saja memilih menjaga stand bazaar karena aku memang tidak pandai dalam olahraga.Handphone-ku bergetar dan kuusap layarnya. Melihat banyak sekali notifikasi yang masuk aku langsung menjadi gugup. Apa aku ketinggalan sesuatu? Aku melihat notifikasi dari grup ‘Bazaar 9-3’. Aku melihat ada 32 pesan yang belum kubaca.Yeri: Jangan lupa kita hari ini harus dateng jam 07.00 ya Kita
[Kim Young Mi’s POV]Aku berjalan melewati lorong sekolah yang sepi. Sepertinya anak-anak yang lainnya sudah masuk ke dalam kelas mereka masing-masing. Sementara aku sekarang masih dalam perjalanan mencari kelasku, kelas 10 IPS 3. Sekolah ini memiliki gedung yang sangat besar dan luas. Kemarin baru saja aku tour keliling sekolah tapi aku masih belum terbiasa dengan beberapa tempat di sekolah ini. Untungnya ada beberapa anak yang sudah berjalan di depan terlebih dahulu. Jadi, aku bisa mengikuti mereka dari belakang. Saat aku berjalan tiba-tiba namaku dipanggil.“Young Mi! Kita sekelas!” kata Hyenjin di belakangku.“Untung kita sekelas. Setidaknya ada satu orang yang kukenal,” aku pun menyahut dengan gembira.“Lega banget, ya?” kata Hyenjin dengan tertawa kecil.Aku pun tertawa, “Iya, dong. Lega banget.”“Omong-omong kamu udah hafal nggak sama tempat sekolah ini?”“Hm, aku sih belum. Sekolah ini kan luas
[Im Aerum’s POV]1 bulan kemudian…Layar handphone-ku berpendar menunjukkan jam di handphone-ku, pukul 09:38. Sedangkan graduationku nanti masih jam 10:00. Helaan nafas lega keluar dari bibirku menyadari bahwa aku masih memiliki banyak waktu untuk berkeliling sekolah. Sekolah masih tampak sepi, hanya beberapa anak yang terlihat sudah datang di sekolah saat ini. Aku rasa kebanyakan anak-anak sekarang masih di rumah membenarkan riasan mereka, mengluruskan atau justru malah membuat rambut mereka keriting, atau mungkin masih sibuk menyetrika toga mereka. Aku tidak terlalu peduli soal penampilanku sih. Aku hanya ingin menggunakan makeup yang simpel-simpel saja dan tidak menor. Soal rambut, aku membuat rambutku keriting sedikit lalu kujepit ke belakang.Aku rela datang pagi-pagi ke sekolah untuk bisa berkeliling sekolah sebelum acara dimulai. Karena ini adalah hari terakhir aku bisa melihat sekolahku ini. Sekolah
[Im Aerum’s POV] 1 bulan kemudian… Layar handphone-ku berpendar menunjukkan jam di handphone-ku, pukul 09:38. Sedangkan graduationku nanti masih jam 10:00. Helaan nafas lega keluar dari bibirku menyadari bahwa aku masih memiliki banyak waktu untuk berkeliling sekolah. Sekolah masih tampak sepi, hanya beberapa anak yang terlihat sudah datang di sekolah saat ini. Aku rasa kebanyakan anak-anak sekarang masih di rumah membenarkan riasan mereka, mengluruskan atau justru malah membuat rambut mereka keriting, atau mungkin masih sibuk menyetrika toga mereka. Aku tidak terlalu peduli soal penampilanku sih. Aku hanya ingin menggunakan makeup yang simpel-simpel saja dan tidak menor. Soal rambut, aku membuat rambutku keriting sedikit lalu kujepit ke belakang. Aku rela datang pagi-pagi ke sekolah untuk bisa berkeliling sekolah sebelum acara dimulai. Karena ini adalah hari terakhir aku bisa melihat sekolahku ini. S