Beranda / Romansa / FATAMORGANA / Bab 60. Halaqah Masalalu

Share

Bab 60. Halaqah Masalalu

Penulis: Air
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-20 21:28:03

Aku tercengang melihat seseorang itu ternyata bukan Damian. Mengernyit kuat-kuat keningku. Siapakah orang ini? Apa salah kamar?

Tapi, tidak! Lihatlah! Dia terus berjalan mendekatiku yang keheranan melihat kehadirannya.

"Daiva Gayatri Maheswari." Entah itu panggilan atau sekedar menyebut namaku. Tapi aku mengangguk pertanda aku mengiyakan.

"Saya Aldrich Kenry, orang yang menabrak kamu." Aku semakin mengernyitkan kening kuat. Sebuah kejujuran tapi tak diiringi dengan sebuah penyesalan.

Hai! Aku mengerjab. Aneh sekali orang ini. Apakah orang ini masih sehat?

"Maafkan saya, Daiva. Bukan bermaksud tidak bertanggung jawab dan meninggalkanmu tanpa pertolongan. Tapi saya benar-benar ada yang tidak bisa saya tinggalkan. Maafkan saya. Masalah administrasi sudah saya selesaikan." 

Aku masih bergeming mendengar dia bercicit panjang lebar. Dia pria tampan menurutku tapi agak sedikit urakan. Jadi jujur, aku agak nggak begitu merespon  dengan sem

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • FATAMORGANA   Bab 61. Tabir Masa Lalu

    Mataku mengerjab liar mana kala bertemu dengan sorot mata menyeramkan itu. Dengan tergesa aku melepaskan pelukanku terhadap Keyko. Pria itu agak terkejut mana kalamelihatku melepaskan pelukannya tiba-tiba. "Ada apa?" tanyanya tak mengerti. Dia menatapku teduh seolah aku adalah kekasihnya. Sebelum aku menjawab apa-apa dari arah pintu terlihat dokter Melisa datang bersama dengan Damian. Duda tampan itu mengerutkan dahi saat melihat di ruanganku sudah ada nenek dan juga Keyko. "Wah sudah rame ya yang jenguk Mba Daiva. Bagaimana, keadaannya Mbak, sudah baikkan?" Aku tersenyum mendengar pertantanyaan dokter itu lalu mengangguk tanda iya. "Calon suami Mbak Daiva perhatian sekali, sampai mau menanyakan kondisi Mbak ke ruangn saya. Sungguh pria yang baik." Dokter Melisa memuji Damian dengan tulus. Keyko nampak menatap tajam ke arah Damian yang santai berdiri di belakang Dokter Melisa. Sedang Nenek Sundary seolah tak ingin melepaskan tatapan ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-21
  • FATAMORGANA   Bab 62. Menguak Misteri Silam

    Baik aku dan Keyko saling berpandangan sebelum akhirnya kami menoleh ke arah asal suara. Mataku menyipit. Dahiku mengerut melihat sosok itu. "Adricht!" Suara Keyko mendesis tapi terdengar tajam. Tapi aku malah menoleh ke arah Keyko. "Kamu kenak dengan dia?" tanyaku mendesis. "Dia adiknya Mika. Manta bos kamu di Cafe dulu," jawab Keyko sambil mengelus pipiku. Ternyata itu yang membuat Akdricht memandang aneh ke arahku. "Apa! Mau bikabg aku murahan? Gampang disentuh banya pria?" Tatapan mataku sudah memvonis ke arah pria muda itu. "Kamu ngapain ada di sini, heh?" tanya Keyko sambil mendekati pria itu. "A-aku, yang nabrak dia!" Jari telunjuknya mengarah padaku. Nggak sopan banget sich ngomongnya begitu. Setidaknya umurku lebh tua daripada dia. "Jadi kamu yang tabrak lari Daiva?" seru Keyko kencang. Membuatku sangat kaget. "Ta-pi aku sudah berusaha untuk bertanggung jawab kok, Key. Aku sudah bayarin srmya biayan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-22
  • FATAMORGANA   Bab 63. Mencari Bukti Masa Lalu

    Tanpa ada yang menyadari sudah ada yang masuk ke dalam ruang intensif VVIP milik Daiva. Keyko yang sedang keluar dari kamar itu juga belum kembali. Sedang di ujung koridor masih berdiri seseorang yang memakai penutup wajah lalu meninggalkan tempat itu. Damian segera berlari ke arah kamar Daiva. "Daiva!" Suara itu hampir mengejutkan Damian yang baru saja sampai di depan pintu kamar. Dengan cepat dia membuka pintu kamar tersebut. "Damian baru saja ada yang masuk kamar Daiva dan mencoba memutus selang infusnya." Nada bicara Keyko berapi-api dengan mata nyalang kemana-mana seolah mencari sosok yang barusan keluar dari kamar itu. "Kamu mau tahu siapa yang nyuruh orang itu masuk ke kamar Iva dan memutus selang infusnya." Mata Keyko mengerjab sesaat. "Jadi kamu tahu orang yang akan mencelakakan Daiva?" tanyanya tak percaya. Damian hanya mendengus kasar mendengar pertanyaan Keyko. "Sepertinya kamu yang nggak peka sama kondisi, Key!" Keyk

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-23
  • FATAMORGANA   Bab 64. Sepenggal Masa Lalu Hitam

    Aku tersentak ketika mendengar suara teriakan itu. Itu suara keyko dan Damian yang bersamaan menyentak seseorang. Mungkinkah orang yang tadi masuk ke dalam kamar rawat inapku masih berkeliaran di sini? Mungkinkah itu suruhannya Nenek Sundary? "Daiva!" Jantungku tiba-tiba terasa berhenti berdetak. Aku merasa sesak dadaku seperti koleps. Kenapa makhluk menakutkan ini ada di sini? "Ne-nek Sundary," ucapku tergagap dengan suara bergetar. Bibirku gemetar seketika. "Ada apa, Daiva? Kok sepertinya kamu takut begitu pada Nenek?" Dengan cepat aku menggeleng untuk menghilangkan rasa curiganya. Dia tidak boleh tahu kalau aku sudah mengetahui siapa dia yang sesungguhnya. "Apa kamu sudah merasa sehat?" Aku mengangguk cepat mendapatkan pertanyaan itu. "Sekarang kita keluar dari rumah sakit. Nenek sudah membereskan semua biaya adminstrasimu. Kamu ikut Nenek tinggal di rumah Nenek mulai sekarang." Duarrr! Aku tersentak mendengar kata-kata Nene

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-24
  • FATAMORGANA   Bab 65. Peristiwa Rumah Sakit

    Wanita tua itu menyusut air matanya kemudian bangkit dari batu nisan yang sedang dia rengkuh. Dengan hati yang kosong Nenek Sundary melangkah meninggalkan tempat persemayanan terakhir suaminya. Ada beban yang mengganjal di hatinya. Ada sekelebatan masa silamnya berkelebatan terus di benaknya. Bayang-bayang menakutkan dan teringat akan peristiwa yang tidak akan pernah membuatnya berhenti menyesal. Bahkan setiap hari penyesalan itu yabg menggrogotinya. Sebuah peristiwa yang merenggut nyawa orang lain. Bahkan itu disengaja. Ita! Dia membunuh orang lain dengan tangannya sendiri. Entah itu di sengaja atau tidak. Tapi itu faktanya. Kini sudah puluhan tahun peristiwa silam itu berlalu. Dalam puluhan tahun itu, wanita tua itu selalu tersiksa dan tidak tenang. Sebagai hukuman yang pantas untuk semua perbuatannya. Dan kini, setelah puluhan tahun, kembali semua peristiwa masa lalu itu kembali terungkap. Gadis yang 20 tahun yang lalu jadi saksi ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-26
  • FATAMORGANA   Bab 66. Rencana Pembunuhan

    Rasa gelap dan sakit di leher membuatku tak berkutik. Rasanya memang aku seperti sudah di alam lain, saat kurasakan tubuhku menjadi ringan seperti kapas yang beterbangan. Saat yang bersamaan aku mendengar suara yang ribut dan gaduh membuat pegangan seseorang pada bantal di wajahku itu mengendur dan terlepas. Aku tersengal dan terbatuk-batuk mana kala kulihat seorang dokter sudah berusaha menangkap tubuh seseorang yang berusaha melenyapkanku itu, berlari dan mendorong tubuh Dokter Melisa sampe terjengkang ke belakang. Entah! Belum jelas, siapa yang melakukan itu. Beberapa saat yang lalu sebelum bantal itu menekan wajahku, terlihat Nenek Sundary ada di depan mataku. Namun setelah kini aku terbebas dari kematian, tubuh itu bukan lagi tubuh nenek. Dokter Melisa memeriksa keadaanku yang sangat lemas dan tidak berdaya setelah dia berhasil menghubungi pihak keamanan rumah sakit. Sepertinya untuk sesaat suasana menjadi rame dan kudengar banyak orang.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • FATAMORGANA   Bab 67. Seperti Pembunuhan Berantai

    Tubuh lunglai itu sudah diseret sejauh beberapa meter dari lorong rumah sakit. "Masukkan ke bagasi. Orang seperti itu tidak pantas di taruh di jok mobil." Suara tenang tapi terkesan dengan kemarahan itu menggema di jok mobil depan. Lalu segera memerintahkan sopir pribadinya menjalankan mobil sedannya ke arah perbatasan luar kota. "Kita akan ke tempat itu. Kamu taruh dokter muda itu di sana pastikan selama penyelidikan kadus itu dia aman di sana. Jangan sampai dokter ini menamoakkan di rumah sakit." Lagi-lagi orang bertubuh yinggi tegap itu hanya mengangguk. 2 jam perjalanan membuat sopir pribadi itu menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah berbentuk villa di pinggiran kota. Terlihat seperti sepi dan tak berpenghuni. Tampak bangunan itu juga bangunan lama. "Kamu di sini dengan dokter itu. Jaga dia jangan sampai kabur. Kalau berulah, habisi!" Sadis dan kejam seseorang yang punya perintah itu. Lalu mobil sedan hitam

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28
  • FATAMORGANA   Bab 68. Licik

    Aldritch tertegun mendengar suara dari pknsel itu bukan suara milik Dokter Melisa. Dia baru saja akan bertanya oada pria yang sepertinya menyabotase ponsel dokter muda itu. Namun sayang, panggilan line telpon itu sudah keburu di putus. Ada kekesalan yang tiba-tiba memuncak di dadanya. Karena rasa cemas dan juga khawatir itu kini memenuhi hatinya. Seolah sudah peka, Aldritch merasa ada yang dengan sengaja menhilangkan Dokter Melisa hari ini. "Aldritch!" Panggilan jecil itu membuat pria itu mendongakkan kepalanya. Mencari-cari asal suara. Mata abunya terbentur sesosok pria tamopan yang sudah dewasa. "Key! Sedang apa?" tanyanya seperti orang linglung. "Harusnya aku yang bertanya. Krnapa kamu ada di depan ruangan Dokter Melisa?" tanya Keyko sambil mendekati Aldritch. "Aku mencari Dokter itu," jawab Aldritch dengan nada kesal tapi cemas. "Sama kalau begitu. Ini untuk urusan besok di kantor polisi. Diakan saksi kuncinya." "Ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30

Bab terbaru

  • FATAMORGANA   Hati Yang Kembali

    "Key, ada yang datang," bisikku masih di bawah tubuhnya yang menindihku. Keyko tak pedul sama sekali. Dia terus melanjutkan aksinya memacu tubuhku dengan miliknya dan membuatku mendesah hebat padahal sudah berkali-kali aku mendapatkan pelepasan, Namun sepertinya iti belum cukup membuat pria itu untuk merasakan kepuasan dariku. "Sayang, akh!" ucapnya dengan erangan yang menggila dan diakhiri dengan desahan yang dahsyat. Aku semakin mengejang hingga kudapatkan kembali pelepasan itu. Saat kami mengakhiri percintaan kami ketukan itu sudah tak terdengar lagi. Aku terkulai lemas lalu akhirnya tertidur karena capeknya dan mengabaikan keberadaannya. Tampak Keyko mendekap tubuh Diva dan membiarkan tangannya digunakan sebagai bantalan olehnya. Lalu pria itu mengecup dengan lembut bibir yang selalu menjadi candunya dan membuatnya menagih terus tubuh gadis itu. Kali ini Keyko tak akan melepaskan gadis itu lagi. Rasanya sudah teralu jauh selama ini dia mencampakan dan mem

  • FATAMORGANA   Bab 79. Sebuah Perasaan

    "Pak Kuntoro!" Pekik Sandra tertahan. Sedangkan Pengacara Kuntoronadi sendiri pun sangat terkejut melihat siapa yang tadi hampir saja bertabrakan dengan dirinya. "Nyonya Sandra," desisnya tak percaya. Bertahun-tahun perempuan ini diusir dari kediaman keluarga Gumelar dan kini tanpa sengaja bertemu di tepi jalan begini. "Apa yang Nyonta lakukan malam-malam begini? Nyonya, pulanglah. Nyonya besar membutuhkan Anda. Saat ini beliau sedang di lapas." Mendengar itu Sandra seperti disengat listrik. "Mama di penjara?" tanyanya sambil menutup mulut tak percaya setelah Kuntoro mengangguk dengan tegas. Sandra bersandar pada badan mobil merasakan sesuatu yang bergemuruh di dadannya. Sudah sekian tahun tapi dia belum bisa membuktikan apa-apa bagaimana mau pulang. "Nyonya, saya harap Anda bisa pulang dan menengok Nyonya tua. Sebentar lagi beliau akan bebas dari tuntutan. Tolong sempatkan untuk menengoknya." Sandra hanya menghela napas lalu m

  • FATAMORGANA   Bab 78. Babak Baru

    Lagi-lagi aku menghela napas. Membalikkan badan dan menautkan kedua alisku saat melihat pria itu kembali lagi."Ada yang ketinggalan?" tanyaku dari kejauhan."Nggak sich tapi boleh nggak aku minta nomor telponmu. Atau kartu nama saja." Aku semakin mengernyitkan keningku."Buat apa?" tanyaku tak mengerti."Buat pesen bunga lagi." Aku kembali menghela napas. Daripada lama dan ribet langsung saja aku mendekat oada pria tampan itu. Kuraih tangannya yang membuat dia kaget setengah mati lalu aku buka telapak tangannya.Ds situ aku tulis nomor aku . Setelah selesai aku segera masuk tanpa menghiraukan dia yang masih tepana melihat telapak tangannya. Sesaat kemudian aku dengar ada suara melengking memanggil namanya.Sudah bisa dipastikan kalau perempuan itu posesif akut. Aku hanya menghela napas lalu masuk ke dalam karena hari sudah siang.Sungguh tak dapat di percaya kalau gari ini toko bungaku akan sangat ramai kedatangan pengunj

  • FATAMORGANA   Bab 77. Orang Baru

    Aku benar-benar kembali ke pinggiran kota yang jauh dari Jakarta. Sudah fix bahwa Key mencariku waktu itu hanya untuk memanfaatkanku.Sekarang ini aku ingin benar-benar meluoakan srmua yang sudah terjadi di Jakarta. Dan tak perlu lagi aku kembali ke sana. Melulakan sosok Key dan Damian juga seabrek masalah yang melibatkanku di masa lalu."Mbak Daiva, kok cuma sebentar du sana. Saya kira bakalan berbulan-bukan, Mbak. Secara yang ngajak Mbak itu ganteng. Bisa jadikan mau merekrut Mbak Daiva jadi karyawan, cicit Yayi polos. Sala satu temanku di kota terpencil ini."Nggak kok, aku cuma menolongnta aja. Perusahaannya butuh aku untuk presentasi buat memenangkan tender. Dan kemarin semya sudah clear.""Kenapa Mbak Daiva nggak minta kerjaan saja sama cowok itu?" Aku tersenyum mendengar pertanyaan Yayi.Agak terkejut sedikit ketika kami mendengar suara mobil dengan halusnya parkir di depan warung."Permisi," sapa seorang cowok yang aku rasa usianya s

  • FATAMORGANA   Bab 76. Mulai Terungkap

    Aku mengernyitkan kening mendengar pertanyaan Damian saat jabat tangan terakhir dengannya. Bahkan ekspresi wajahku datar dan dingin. Apalagi melihat wanita yang ada di sampingnya. Cih! Baru juga sebulan aku pergi dari kota ini, nyatanya dia sudah kembali pada mantannya. Pantes Key sibuk nyari aku. Ternyata hanya ingin saling manas-manasi. Rasanya aku ingin buru-buru pergi dari sini dan menuntaskan tugasku hari ini. Setelah itu aku pergi kembali ke pinggiran kota yang tenang dan damai. Dengan senyum sinis aku membalas tatapan mata Damian. Dan menarik jabat tangan itu. Berharap setelah itu Keyko mengajakku pergi. Namun nyatanya aku malah terjebak dengan dua pria tak bermoral itu menurutku. "Maaf, Kalau sudah selesai, saya undur diri." Dengan cepat aku melangkahkan kakiku dari tempat itu. Baguslah, nggak ada yang mengejarku. Baru sadar aku, ternnyata aku cuma dimanfaatkan. "Taksi!" seruku ketika melihat taksi lewat di depanku. "Kantor pol

  • FATAMORGANA   Bab 75. Kembali Ke Jakarta

    Tubuhku membeku seketika melihat sosok yang ada di seberang tempatku berdiri Tak menyangka akan berada lagi dalam kondisi seperti ini. Rasanya aku ingin berlari dan tak pernah menoleh ke belakang lagi. Aku memang sudah berniat untuk pergi lalu nggak keluar lagi. "Daiva!" Aku menghentikan langkahku seketika tanpa menoleh. Aku sudah tidak ingin sama sekali kembali melihatnya "Maaf, hari ini saya libur nggak jual bunga," ucapku datar dan tanpa menoleh lagi aku berjalan ke arah rumah berniat untuk masuk dan menutup yang pasti mengunci rumah. "Daiva, tunggu! Jangan menghindar dariku, please! Aku mohon!" Aku tiba-tiba bergeming melihat pria yang tak lain Keyko itu. Pria itu mendekatiku lalu tiba-tiba menubrukku dan mendekapku erat. Kaget dan tak dapat mengelak lagi, ketika dengan spontan pria tampan itu memberikan ciuman bertubi-tubi. "Key-Key! Tolong jangan seperti ini, please," ucapku tersengal karena nggak bisa napas dan jug

  • FATAMORGANA   Bab 74.Kehidupan Baru

    Aku tersentak menyadari itu hanya mimpi. Sempat kurasakan basah di milokku. Akh, sial! Apa saking aku merindukannya hingga aku bisa mimpi bersamanya seperti itu? Dengan malas aku bangkit pembaringanku. Ternyata aku ketiduran. Kulihat jam di atas nakas sudah pukul sebelas malam. Rasanya baru tidur srbentar tadi. Beberapa jam yang lalu baru pulang mengantarkan pesanan bunga. Tak terasa aku di tempat ini sudah hampir satu bulam Tidak ada satu pun orang yang mengenalku. Kubeli rumah yang cukup seerhana ini dengan harga murah. Rumah pinggiran jauh dari perkotaan apalagi Jakarta. Tapi aku nyaman dan bahagia. Usahaku juga sudah mulai berkembang. Menjual tanaman hias seperti bunga hidup. Aku berharap Ariana akan senang kslsu sudah kembali nanti. Sengaja aku mengasingkan diri ke tempat terpencil karena aku sudah capek hidup dengan orang-orang yang selalu berpura-pura baik padaku. Bahkan semua akses kominikasi yang dulu tak lagi ada.

  • FATAMORGANA   Bab 73. Bercinta Mendadak

    Damian mengerutkan dahinya mendengar laporan si Bibi. "Polisi? Apa mereka berhasil menemukan bukti itu?" tanya Damian dalam hati. Dengan bergegas duda tampan itu berjalan keluar dan menemui dua orang polisi yang sudah berdiri di haman rumahnya. "Selamat Siang, Pak Damian. Maaf mengganggu waktunya. Kami ingin bertemu dengan korban pembunuhan Daiva Gayatri Maheswari." Damian mengangguk hormat lalu mempersilakan masuk untuk menemui Iva. "Selamat Siang, Mbak Daiva. Semoga kedatangan kami tidak menggangu Mbak Daiva." Aku hanya tersenyum lantas menggeleng pelan. Setelah 15 menit betlalu, sezi tanya jawab itu akhirnya selesai. Aku menarik napas penuh kebahagiaan ketika polisi akan mengejar pelaku yang telah merencanakan pembunuhan buatku. Hari ini juga ada saksi kunci yang sudah datang memberikan bukti akurat. Wajahku menegang sesaat karena aku tahu siapa saksi kunci tersebut. "Dokter Melisa?" "Iya, Mbak Daiv

  • FATAMORGANA   Bab 72. Keputusan

    "Ja-jangan lakukan itu, Nek. Aku mohon!" teriakku ketakutan. Namun nenek itu terus melakukannya. Mencekikku dalam keadaan yang sangat menyakiti aku. Membuat napasku tersengal dengan jari-jarinya yang kokoh mencengkramku. "Nek," desisku mengucapkan nama itu. Namun semua sudah berubah. Rasanya gelap dan sakit. Aku meronta dalam cengkraman itu yang semakin membuatku berteriak dahsyat. "Jangann! Aku mohon, jangan lakukan ini, please ...," "Iva! Iva, bangun! Kamu mimpi buruk." Tepukan di pipi Daiva membuat gadis itu menarik napas panjang yang tersengal dan akhirnya aku terbatuk-batuk. Aku membuka mataku dengan napas tak karuan. Kucoba mengatur napasku yang tersengal tadi. Kulihat sosok Damian sudah ada di depanku. Setelan jas tuxedo melangkahkan kakinya di teras rumah yang sagat besar dan luas itu. Bahkan tanpa megetuk pintu pun pria tampan itu langsung menuju ke kamar Damian. "Daiva! Kamu kenapa?" tanyanya padak

DMCA.com Protection Status