Share

69 On/Off

Penulis: Ans18
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-27 21:04:12

"Kesel banget gue sama dia." Hana menggeram tertahan.

"Kenapa lagi sih? Perasaan kemaren udah baekan. Kemaren sore bukannya udah pulang bareng?" Ribka menatap Hana dengan bingung.

Keduanya tidak sempat makan di luar kantor karena harus menyiapkan meeting, dan akhirnya memilih makan siang di kantin kantor, daripada di atas meja kerja.

Evan? Hana sudah menawarinya makan siang, tapi lelaki itu kembali ke mode dinginnya.

“Gue rasa ya, di belakang punggungnya ada tombol on/off deh,” ucap Hana asal.

Ribka terbahak meskipun belum mengerti ke mana arah pembicaraan Hana, namun yang jelas Ribka merasa lega melihat Hana bisa menceritakannya dengan terang-terangan. Ia tidak pernah suka melihat Hana menyembunyikan masalahnya. “Jadi lo udah grepe-grepe punggungnya?”

“Astaga, Ribka! Mulut dijaga woy.”

“Ya habisnya gue nggak ngerti maksud lo apa, trus apa lagi barusan ngomongin punggungnya, ya jangan salahkan

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Jessie Aprilia
jadwal update Nya kapan
goodnovel comment avatar
Jessie Aprilia
kapan update bab terbaru nya kak
goodnovel comment avatar
r_Rina 1991
ada rencana crazy up g ans?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   70 Hatiku Biar Aku yang Urus

    Evan melajukan mobilnya, berusaha menembus kepadatan jalan raya di saat rush hour. Jantungnya mulai menggila setelah mendengar kabar tentang Hana dari mamanya. Tanpa pikir panjang, ia menghubungi Hana, tetapi justru adiknya, Elga, yang menjawab, mengatakan kalau Hana berada di apartemen dan tidak bisa mengangkat telepon.Separah itu kah keadaannya sampai tidak bisa mengangkat telepon?Orang tua Evan juga bergegas menuju mobil yang dikendarai supir keluarga mereka, tapi tentu saja kecepatan supirnya kalah telak dibanding Evan yang menyetir seperti orang kesetanan.***"El, tolongin kakak buka pintunya, El." Hana tidak bisa meninggalkan apa yang sedang dikerjakannya, karena itu, ia meminta Elga untuk membuka pintu setelah mendengar bunyi bel berulang kali.Elga memang datang ke apartemen Hana sore itu. Semula ia ingin pergi ke kantor ayahnya dan meminta tumpangan pulang, tapi urung dilakukannya karena jarak apartemen Hana lebih dekat dengan tempat ia hang out bersama teman-temannya.Ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   71 Alasanku Membencinya

    “Udah cakep, Han,” ledek Letta yang melihat calon menantunya masih terpekur di depan cermin.Pagi itu, kediaman keluarga Cakrawangsa sudah disibukkan dengan persiapan acara keluarga untuk syukuran sekaligus mendoakan kelancaran rencana pernikahan Evan dan Hana.“Tante butuh bantuan? Bentar lagi aku turun kok,” ucap Hana yang merasa tidak enak karena sejak pagi semua orang melarangnya untuk ikut membantu persiapan acara.Letta menggeleng. “Udah banyak yang bantuin, makanan juga pake catering kan, kita tinggal nunggu keluarga dateng aja.”“Tante, semuanya dateng ya, Tan?” Hana terlihat cukup resah. Sebenarnya ,Hana sudah mengenal semua anggota keluarga Evan, baik dari pihak mamanya ataupun ayahnya. Tapi tetap saja, ia gelisah. Apalagi keluarga dari pihak ayah Evan adalah keluarga besar.“Deg-degan ya? Kamu kan udah kenal mereka semua.”Hana mencoba tersenyum walau tetap saja tidak bisa menutupi rasa gelisahnya.“Ada yang mau Tante omongin. Lebih tepatnya, Tante mau ngasih peringatan ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   72 Prewedding Photo Shoot

    -Group Whatsapp E3H (Evan Elaksi Elga Hana)-Elaksi: Aku baru jalan dari BogorElaksi: Ada yang masih kurang? Biar aku minta stafku buat ngurusEvan: Udah, kamu fokus aja nyetir, jangan mikirin yang di siniEvan: Kan mas udah nyuruh orang buat ngerjainElga: Aku udah di kamar hotel sama Kak HanaEvan: Mas udah di lobbyEvan: Mas naik ke kamar sekarang gapapa kan?Elga: Ok, udah ready kok Kak HanaEvan: Yaaa, telatElga: Bilangin Mama nihElaksi menggeleng-gelengkan kepala melihat chat group yang hanya berisikan dirinya, kedua saudaranya, dan beberapa hari sebelumnya Evan menambahkan Hana ke dalam whatsapp group itu.Harusnya, Elaksi mengurus segala hal yang berkaitan dengan pernikahan kakaknya, tapi sayang untuk kali ini ia tidak bisa membantu karena ada salah satu kliennya di Bogor yang mendadak memajukan tanggal pernikahan, dan ternyata bentrok dengan persiapan foto prewedding kakaknya.Evan juga menolak saat Elaksi menunjuk stafnya untuk membantu Evan dan Hana. “Cuma foto prewed do

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   73 (Almost) Losing Control

    "Meeting kali," jawab Hana berusaha mengalihkan pembicaraan."Iya, meeting. Mempertemukan apa yang perlu dipertemukan.""Apa sih, Van? Kamu udah beres-beresnya? Aku mau beres-beres juga, biar kita bisa cepet pulang."Evan mengerucutkan bibir. "Bisa check out besok siang loh padahal. Sayang nggak sih kamar hotelnya? Mending dipake dulu.""Aku sih lebih sayang nyawamu daripada kamar hotel.""Hah? Apa hubungannya sama nyawaku?""Iya, kalo kita nggak balik, nanti malem pasti Om sama Tante nyamperin ke sini, siap nendang kamu."Evan terkekeh, membiarkan Hana bangkit dari posisinya meskipun rasanya tak ingin. Evan melirik sebentar ke arah ponselnya yang ia letakkan di atas nakas kemudian menatap ke arah Hana. 'Kamu punyaku, Han.'Setelah berhasil melepaskan diri dari Evan, Hana melangkah menuju kulkas mini yang berada di dalam kabinet bawah televisi. Evan hanya bisa menatap Hana dengan bigung. Untuk apa wanita itu tiba-tiba membuka kulkas setelah bangun tidur.Masih dengan mengenakan kemeja

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   74 Terlatih Ditinggalkan

    Intro lagu dari Sam Smith yang berjudul Too Good at Goodbyes mengalun pelan dari ponsel Hana. Sengaja ia meletakkan ponselnya di ruang makan sementara ia berada di sofa ruang tamu, hanya untuk mencegahnya menghubungi Evan terlebih dulu, sebelum ia bisa menenangkan diri.Dengan malas, Hana memaksakan kakinya untuk melangkah menuju meja makan, sekadar untuk mengetahui siapa yang meneleponnya berulang sejak tadi.Elga. Hana setidaknya merasa tenang begitu melihat caller id yang muncul di layar ponselnya."Ya, El?""Kak, lama banget ngangkatnya." Suara Elga terdengar sedikit kesal."Sorry, tadi Kakak di depan TV. Kenapa?""Mas Evan nitip pesen, katanya barang-barang Kak Hana yang mau dibawa ke rumah baru kalian, udah bisa mulai di-packing."Hana mengernyit bingung. Ia benar-benar belum mengerti ke mana arah pikiran Evan. Evan masih mau melanjutkan pernikahan mereka?"Kak?" Elga memanggil Hana sekali lagi karena tidak mendengar sahutan dari Hana."Iya iya, nanti kakak packing. Masmu udah p

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   75 Kamu Memang Brengsek!

    “Masuk!” pekik Evan saat mendengar pintu ruang kerjanya diketuk seseorang.Beberapa detik kemudian, Evan menoleh karena orang yang baru saja memasuki ruangannya tidak kunjung bicara.“Han?” Saat Evan tiba, kursi kerja Hana masih kosong, hingga ia mengira wanita itu akan izin lagi hari itu.“Aku mau ngasih jadwal kamu hari ini.”Evan terdiam. Bisa dilihatnya raut wajah Hana yang pucat, ditambah lagi gesture-nya yang seolah siaga, berdiri tidak terlalu jauh dari pintu, tidak seperti biasanya.“Kamu udah enakan? Kok udah masuk?”Pertanyaan bodoh sebenarnya kalau Evan sadar. Hari sebelumnya Hana pasti izin bukan karena tidak enak badan, melainkan karena kejadian di kamar hotel yang mungkin masih mengganggu pikirannya.“Aku penderita PTSD kalo kamu lupa, dan penderita PTSD punya tendensi untuk menyakiti diri sendiri, itu yang sedang aku lakukan.” Entah ucapan itu benar atau tidak, tapi memang menyakitkan untuk Hana, bahkan sekadar untuk menatap lelaki di depannya itu.Evan menghela napas,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   76 Jangan Dekat-Dekat!

    “Ngapain kita di sini?” tanya Hana bingung.“Ayo turun, kita perlu bicara kan.”Hana menggeleng tegas. “Aku nggak mau ngomong di sini.”“Terus di mana? Di sini kan privasi kita terjaga.” Apartemen Hana menjadi satu-satunya tempat yang bisa dipikirkan Evan. Jadi, ia mengarahkan mobilnya menuju apartemen Hana dan memarkirkan mobilnya dengan sempurna, sebelum mendapat penolakan dari wanita di sampingnya itu.Lagi-lagi Hana menggeleng. “Aku nggak mau berduaan sama kamu di tempat sepi, apalagi tertutup.”“Aku nggak bakal ngapa-ngapain. Janji. Maaf, yang waktu itu—” Evan menyugar rambutnya dengan frustasi.Hana tetap bergeming, bahkan tidak melepaskan pengait seat belt-nya."Trus kita mau ngomong di mana, Sayang?""Nggak usah manggil-manggil 'Sayang'!" Hana masih denial, tidak ingin begitu saja luluh hanya dengan satu kalimat cinta yang diucapkan Evan."Ya udah, mau ke mana kalo gitu? Mau ngomong di kantor?"Dengan dagunya, Hana menunjuk coffee shop yang ada di tower lain."Oh, mau sambil n

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   77 Maaf Tanpa Syarat

    “Kamu maafin aku begitu aja?”Keduanya masih melanjutkan pembicaraan serius mereka di coffee shop yang untungnya tidak terlalu banyak pengunjung. Ditambah lagi, Hana memang sengaja mencari tempat di pojok agar tidak ada yang mencuri dengar pembicaraan mereka.Bagaimana pun juga membicarakan skandal dan masalah keperawanan di tempat umum bukanlah hal yang lazim. Tapi Hana juga tidak mau mengambil risiko dengan berbicara berdua di apartemennya.“Kamu nggak mau dimaafin begitu aja? Mau dapet syarat dulu sebelum dimaafin?”“Bukan gitu. Tapi … kesalahanku besar banget kan. Aku bahkan sampe benci dan malu sama diriku sendiri. Kamu bisa bayangin kalo orang tuaku tau apa yang kulakukan ke kamu? Bisa-bisa aku dicoret dari kartu keluarga setelah babak belur dihajar Ayah sama Mama.”Hana terdiam, kalau dilihat dari satu sisi, kesalahan Evan memang sebesar itu. Evan hampir merenggut kesuciannya, hanya karena kecemburuan yang terlalu besar. Tapi ia juga sadar kalau ia yang mengizinkan Evan mulai m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01

Bab terbaru

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   147 Extra Part 12 (Ending)

    "Lucu banget siiih." Vio yang menggendong sesosok bayi kecil tidak bisa mengalihkan matanya dari bayi yang belum bisa membuka mata itu. "Boleh bawa pulang satu nggak? Kan masih ada satunya lagi.""Kalo dia laper, lo mau nyusuin?" Hana mendelik ke arah Vio."Ck! Lucu banget tau, Han." Vio dengan gemasnya mengecupi pipi bayi merah itu."Udah pengen ya?" tanya Hana menggoda Vio yang agak terlihat kaku menggendong bayi di tangannya.Vio mengedikkan bahu sebagai jawabannya.Saat keduanya tengah bermain-main dengan bayi kembar itu, Evan dan Azka masuk ke dalam kamar rawat dengan dua tote bag yang berlogokan salah satu minimarket. Hana memang meminta pada suaminya untuk dibelikan cemilan karena makanan dari rumah sakit hanya mampu mengganjal setengah ruangan di perutnya."Van, si twin siapa sih namanya? Astaga, udah setengah jam aku nanya ke Hana, katanya kamu yang bakal ngasih tau karena kamu ngelarang dia ngasih tau. Apaan coba?"Evan tersenyum pongah. Ia memang melarang Hana memberitahukan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   146 Extra Part 11 (Kamu Tetap yang Tercantik)

    Hana mengusap peluh yang mulai terasa di dahinya. Ia berusaha menahan rasa sakit yang mulai menyergapnya. Evan masih tertidur pulas di sebelahnya.Setelah mengatur napasnya beberapa saat dan sakit di perutnya tidak kunjung mereda, tangan Hana terpaksa menggapai suaminya untuk membangunkannya."Maaas.""Hmm?" Evan mendengar panggilan istrinya tapi matanya masih enggan untuk membuka."Mas, perutku mules."Barulah setelah mendengar itu, mata Evan membuka sempurna. "Kontraksi?"Hana hanya bisa kembali mengatur napasnya. Ini yang pertama untuknya, bagaimana ia bisa membedakan itu kontraksi palsu atau kontraksi yang sebenarnya."Aku bangunin Mama dulu ya."Sejak satu bulan sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL), semua anggota keluarga Evan sudah menginap di rumah Evan, mama papanya, termasuk Elga dan Elaksi. Euforia dan khawatir yang berlebihan adalah penyebabnya. Tapi Evan juga tidak memungkiri kalau ia membutuhkan kehadiran mamanya yang sudah berpengalaman menghadapi proses persalinan."Masih

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   145 Extra Part 10 (Terima Kasih Telah Membuatnya Bahagia)

    "Permisi, Pak." Ribka melongokkan kepala ke ruang atasannya setelah mendengar sahutan dari Evan yang mempersilakannya masuk."Kenapa, Rib?""Hana?"Evan hanya menunjuk dengan dagu posisi Hana yang sedang tidur di sofanya. Sejak kehamilan Hana, Evan sengaja mengganti set sofa di ruangannya dengan yang lebih besar agar Hana bisa tidur dengan nyaman.Apalagi kini kehamilan Hana menginjak tujuh bulan. Dengan perut sudah sebesar itu, sebenarnya Evan tidak tega membiarkan Hana masih bekerja, walau setengah hari kerja Hana hanya dihabiskan untuk tidur. Tapi ke-clingy-an Hana belum juga berkurang hingga Evan tidak mungkin membiarkannya di rumah sendiri."Kenapa nyari Hana?""Ada proposal yang nunggu approval Pak Evan. Dan belum di-review Hana. Tadi tim pengembangan 2 udah nanya hasilnya, Pak.""Langsung kirim ke saya aja, Rib. Biar saya periksa.""Nggak lewat Hana nggak apa-apa, Pak?""Lihat sendiri dia teler begitu." Evan terkekeh melihat Hana yang tertidur dengan nyaman tanpa merasa tergang

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   144 Extra Part 9 (Clingy)

    "Maaas, meluknya jangan kenceng-kenceng. Nanti dedeknya kegencet."Evan merenggangkan pelukannya meskipun rasanya masih belum rela."Gemes abisnya. Kamu jadi lebih enak dipeluk."Hana mendelik kesal. Pasti ada yang tersirat di balik ucapan suaminya itu. "Maksudnya aku gendutan? Jadinya empuk untuk dipeluk?""Ya ampun, jangan sensitif gitu dong, Han. Nanti kalo kamu kesel, baby-nya ikut kesel sama ayahnya gimana?"Hana mengerucutkan bibir karena kesal, tapi justru ditanggapi Evan sebagai kode untuk mencium bibir istrinya itu, yang semenjak kehamilannya sama sekali tidak pernah terpoles lipstik."Ya orang hamil memang gendutan, Sayang. Kalo nggak gendutan gimana lah, mesti kita periksain lagi ke dokter, apalagi kamu bawa dua baby di perut," ucap Evan setelah puas mengeksplorasi kelembutan bibir istrinya."Mas nggak akan ninggalin aku meskipun aku gendut kan?" tanya Hana tiba-tiba."Kok kamu jadi clingy banget sih sejak hamil?" tanya Evan sampai hampir terbahak. Tidak pernah terbayangkan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   143 Extra Part 8 (Ayo Kita Serius)

    "Mbak Hana mikir apa?" tanya Bi Lastri yang memperhatikan Hana melamun sambil mengaduk lemon tea yang baru saja dibuatnya. "Jangan banyak pikiran, Mbak. Kasihan yang di perut."Hana tersenyum melihat kekhawatiran Bi Lastri padanya. Pasti mama mertuanya sudah mewanti-wanti ART di rumahnya untuk memperhatikannya.Ia memang sedang berpikir, tapi bukan masalahnya yang sedang menguasai pikirannya. Hari sebelumnya ia sempat mengobrol dengan Vio, dan curahan hati Vio tentang hubungannya benar-benar membuat Hana memutar otaknya.Dan inilah saatnya ia mencoba melakukan sesuatu untuk membantu hubungan sahabatnya."Bibi, minta tolong bawain minum sama cemilannya ke ruang tengah ya," ucap Hana, kemudian berlalu menyusul suaminya dan sepupu iparnya yang sedang mengobrol di ruang tengah."Mas, Arfindo udah punya cewek belum sih?" Kalimat pertanyaan pertama yang disampaikan Hana begitu menginjakkan kaki di ruang tengah membuat Evan mengernyitkan dahi."Ngapain nanyain Arfindo?"'Evan dan cemburunya.

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   142 Extra Part 7 (Boleh Aku Mendekatimu?)

    "Jadi Evan nerima lo lagi?"Sudah beberapa minggu sejak keluarga Evan akhirnya tahu apa yang dilakukan Hana untuk menyelamatkan perusahaan. Hana sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Evan yang disangka Vio tidak akan terjadi.Hana mengedikkan bahu, karena dia sendiri juga bingung dengan apa yang diinginkan Evan. "Lo sama Kak Azka gimana?""Loh kok jadi ngomongin gue?""Ayolah Vi, gue butuh hiburan kisah cinta orang lain daripada kisah cinta gue.""Nggak ada apa-apa, Han. Jadi nggak ada yang perlu gue ceritain.""Hah? Serius? Waaah, Kak Azka mesti didorong nih."Hana meraih ponselnya dari dalam tas kemudian sibuk mengirim pesan pada Azka, sementara Vio menatap makan siang di depannya dengan malas padahal dia yang sejak pagi mendesak Hana untuk menemaninya makan siang di salah satu restoran kesukaannya.Keduanya larut dalam obrolan sampai Hana tidak sadar kalau makanannya sudah habis sementara makanan Vio bisa dibilang masih utuh."Makan yang bener, Vi.""Lo kayak nggak pernah

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   141 Extra Part 6 (Makan Malam Terima Kasih)

    "See? Dia udah nggak ada perlu lagi, makanya nggak ngehubungin." Vio menatap ponselnya dengan kesal. "Emang dia nggak ada rasa. Sadar dong, Vio!" Vio berusaha meyakinkan diri sendiri kalau perasaannya tak berbalas.'Telepon duluan aja!' Entah sisi hatinya yang mana yang sedang berbisik."Dih, nggak ada ceritanya seorang Vio ngehubungin laki-laki duluan." Sambil menggeram kesal, Vio menjauhkan ponselnya, kemudian mencoba larut dalam berkas gugatan yang baru saja dikirimkan stafnya melalui e-mail.Sepanjang hari Vio berusaha menyibukkan diri sendiri, dan jika mode Vio yang seperti ini sedang kumat, maka yang menjadi buklan-bulanannya adalah para staf dan junior pengacara di law firm itu. Vio bisa saja bekerja seakan besok hari kiamat, dan hari itu juga semua berkas perkara atau pledoi yang sedang mereka siapkan harus selesai."Kenapa sih Mbak Vio?" bisik Indri pada Laras."Putus cinta kali, kayak biasanya. Masih kaku aja, tau sendiri kita rutin ngalamin hal ini beberapa bulan sekali.""

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   140 Extra Part 5 (Pertemuan)

    Vio mengerjap pelan, diiringi dengan suara terkikik pelan dari resepsionis yang mendengarkan ucapan Azka yang hanya berjarak tidak lebih lima meter darinya."Hmm ... Mas, bukannya aku sok sibuk. Tapi aku ngecek jadwalku dulu ya—"'Dan kesiapanku.' batin Vio. Andai ia bisa mengutarakannya. Tapi tidak lama kemudian ia sadar kalau Azka dan mamanya berurusan dengannya hanya demi Hana, tidak ada niat lain. Ia hampir tertawa kalau tidak ingat Azka masih berada di depannya."Ya udah, jangan dipaksain kalo gitu, nanti aku whatsapp lagi ya, kamu bisa atau nggak-nya."Vio mengangguk mengiakan. Sebenarnya ia lebih senang ditelepon, paling tidak ia bisa mendengar suara berat Azka, tapi tidak mungkin diungkapkannya kan."Aku ... berangkat kerja dulu ya."Kali ini suara terkikik Achi semakin keras dan baru berhenti setelah Vio memelototinya."Mbak Vio kayak lagi main rumah-rumahan deh."Kalau saja wanita itu tidak lebih tua dari Vio, mungkin Vio akan memarahinya habis-habisan. "Main rumah-rumahan?

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   139 Extra Bab 4 (Mamaku Ingin Bertemu)

    "Ma, Pa, aku nggak sarapan di rumah ya." Azka bergegas merapikan barangnya ke dalam tas ransel sambil berpamitan pada kedua orang tuanya yang sedang duduk menyantap sarapan."Ke mana, Ka? Pagi banget?""Jemput Vio, Ma. Semalem dia kuanter pulang, pagi ini dia naik apa kalo mobilnya di kantor?"Rimbi terbengong mendengar jawaban Azka. Sementara Ferdi menahan tawanya."Demi dapet alamat Hana. Pergi dulu Ma, Pa." Azka mencium tangan kedua orang tuanya lantas berlalu pergi.Setelah Azka hilang dari pandangan mereka, barulah Ferdi berani meledakkan tawanya. "Udah, kamu aja yang turun tangan. Nungguin hasil dari Azka pasti lama.""Emangnya Azka ...?" Rimbi menatap suaminya dengan bingung."Kali ini Azka dapet lawan yang sepadan, kayaknya kamu yang mesti turun tangan."***Azka melajukan mobilnya ke sebuah perumahan elit. Jelas Azka tahu di mana Vio tinggal karena sudah beberapa kali mengantar Hana ke rumah itu, dan malam sebelumnya pun ia mengantar Vio sampai depan gerbang rumahnya. Akan te

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status