Share

20 Siasat Evan

Penulis: Ans18
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-03 21:11:46

Tangan Evan menutup cepat aplikasi yang akhirnya selesai di-install-nya. Evan berusaha menguasai diri, mencari jawaban terbaik yang tidak akan membuat Hana curiga. “Sorry, aku numpang ngirim e-mail.”

Hana mendelik kesal. “Ya kan bisa izin dulu, Van.”

“Aku udah izin, kamu aja yang nggak denger, keasikan mandi ya.”

“Mana ada? Aku nggak denger kamu izin ke aku.”

Evan bangkit dari duduknya, kemudian menghampiri Hana, merapikan anak rambutnya yang masih basah dan berantakan. “Kamu nggak denger, Han.” Bukan pertanyaan yang disampaikan Evan, melainkan pernyataan, untuk meyakinkan Hana kalau ia lah yang tidak mendengar saat Evan meminta izin menggunakan laptopnya.

“Kalo nggak percaya, kamu tanya Ribka besok. Tadi aku e-mail ke dia revisi laporan yang dia bikin waktu kamu sakit.”

Hana terdiam, baginya masih ada yang mengganjal. “Kan bisa besok, harus banget jam segini ngirimnya?”

“Ya kan mumpung aku inget, padahal ini udah mau kukirim dari tadi pagi, malah lupa. Makanya aku ngirim sekarang mum
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   21 Berharap Hal yang Sama, Kepergianku

    Evan membuka laptopnya, menunggu e-mail masuk dari Ndaru yang akan mengirimkan file apk yang harus di-install-nya untuk bisa mengakses data di laptop milik Hana.E-mail dari Ndaru datang tidak lama kemudian. Ia menginstall file apk itu dengan langkah-langkah yang sudah disertakan Ndaru dalam e-mail-nya.Finished.Evan bernapas lega setelah mengklik sebuah kotak bertuliskan 'finished' yang menandakan aplikasinya siap ia gunakan. Ia hanya perlu menunggu Hana untuk menyalakan laptopnya.Ia berdiam diri di depan layar laptopnya selama sepuluh menit. Karena sepertinya Hana belum juga menyalakan laptopnya, Evan memilih mandi untuk menyegarkan badannya.Evan tidak bisa menikmati prosesi mandinya. Ia terlalu penasaran dengan apa yang akan ia temukan di dalam data yang ada di laptop Hana. Karena itu, dalam waktu sepuluh menit, ia sudah kembali mematung di depan layar laptopnya.-Access opened-Evan hampir saja berteriak saat mendapatkan notifikasi itu di layar laptopnya.Segera ia membuka fold

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   22 Ayo Kita Mulai Pendekatan!

    Hana berjalan keluar dari kamarnya sambil mengusap mata saat bel apartemennya berbunyi nyaring. Dengan malas ia membuka pintu apartemennya, bahkan lupa bertanya siapa yang ada di depan pintu dan mengusik tidurnya.“Baru bangun?”Hana membelalakkan mata saat menatap Evan yang sudah rapi berdiri santai di depan pintu unit apartemennya. Oh, ralat, apartemen Ares, ayahnya Evan sendiri.“Kamu ngapain ke sini pagi-pagi?”“Disuruh Mama nganterin sarapan buat kamu sekalian sarapan bareng.”Hana masih berbicara dengan Evan dari sela pintu, belum memberikan akses lebih agar Evan bisa masuk. “Jangan ngada-ngada ah.”Evan lantas mengangkat tote bag berisi beberapa kotak makan yang memang tadi disiapkan mamanya. “Telepon Mama aja kalo nggak percaya.”Melihat raut wajah Evan yang sepertinya tidak berbohong, Hana membuka pintu lebih lebar, memberikan ruang agar Evan bisa masuk ke dalam apartemen.Hana tidak mengacuhkan keberadaan Evan dan memilih duduk di sofa. Sepertinya nyawanya belum benar-benar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   23 Cinta Masa Lalu

    “Han!” Tanpa pikir panjang, Evan membuka pintu kamar Hana yang tidak terkunci.Mata Evan membelalak saat melihat pecahan kaca dari beberapa botol yang berserakan di lantai, diiringi dengan aroma wangi yang menguar. Di dekat pecahan itu, Hana sedang berjongkok meringkuk memeluk lututnya.Melihat reaksi Hana, Evan bisa melihat kalau Hana sedang berjuang melawan PTSD-nya yang sedang muncul, walaupun tidak separah saat ia melihat kecelakaan dari dalam mobil. Evan berjalan sambil menghindari pecahan kaca di lantai, sampai ia bisa menjangkau Hana dan membawanya ke dalam pelukannya."Nggak apa-apa, Han. Nggak apa-apa," ucap Evan sambil mengusapi punggung Hana dengan pelan. "Ada aku, Han. Tenang ya."Berangsur, Evan merasakan tubuh Hana yang mulai melemas, tidak sekaku saat pertama ia memeluknya. Dengan berhati-hati ia menggendong Hana ke atas kasurnya yang hanya berjarak beberapa meter. "Aku bersihin dulu ya. Kamu di situ dulu." Evan kembali berjalan hati-hati keluar dari kamar Hana setelah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   24 Beda Cemburu dan Tidak Suka

    Evan masih berada di dalam ruangannya meski jarum jam sudah menunjuk angka enam. Hana sudah pulang sejak tadi. Sebenarnya ia merasa bersalah menolak ajakan Hana, tapi telepon dari Kevin benar-benar mengganggu pikirannya. Dan entah mengapa dia langsung berkata kepada Hana kalau ia memiliki janji. Padahal ia sendiri masih belum yakin untuk bertemu dengan Melinda.Pukul 19.15, Evan tidak lagi sanggup untuk membagi pikirannya antara Melinda yang sedang menunggunya, berkas yang menggunung di mejanya, dan proposal tempat wisata baru yang akan digarap oleh travel agent-nya.“Damn it!” Evan mengacak rambutnya, lalu mengambil kunci mobilnya yang ia simpan di laci meja.Mungkin ia terlambat. Mungkin saja Melinda sudah pergi. Tapi dia kenal siapa Melinda. Wanita itu pasti masih menunggunya. Itu lah yang membuatnya resah. Melinda bisa saja tetap menunggunya sampai café itu tutup.“Ok, dengerin aja dulu dia mau ngomong apa. Ini yang terakhir kalinya,” gumamnya sambil melajukan mobilnya menuju caf

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   25 Tamu di Pagi Hari

    "Astagaaa!" Hana yang sedang membuat coklat panas di dapur, menggeram kesal saat bel apartemennya berbunyi nyaring.Walau tidak terlalu yakin, ia bisa mengerucutkan beberapa kemungkinan. Pertama, Vio. Kedua, siapa lagi kalau bukan Evan. Langkah malasnya menjadi tanda betapa dia enggan membukakan pintu untuk seseorang yang mengganggu pagi harinya dan memencet bel unitnya dengan ribut."Pagi, Han," sapa Evan tanpa merasa bersalah.Hana membiarkan pintunya agar Evan bisa masuk. "Bukannya udah kubilang kalo aku mau bawa mobil sendiri?""Tapi kan kamu nggak bilang kalo aku nggak boleh ke sini pagi-pagi."'Evan dan egonya,' batin Hana. Ia memijat pelipisnya, pening mendengar bantahan Evan di saat matahari baru saja terbit.Evan meletakkan paper bag yang tadi dibawakan mamanya di atas kabinet dapur. "Masakan Mama belum mateng tadi. Jadi Mama cuma bawain bahan-bahan buat bikin french toast di sini.""Ya ini memang masih kepagian, Van. Wajar lah kalo masakan Tante belum mateng. Jangan ngerepot

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   26 Bagaimana Kalau Aku Jadi Sayang?

    "Ribka, Hana ke mana?"Melinda baru saja pergi dari ruangannya dan entah mengapa rasanya Evan ingin menjelaskan pada Hana agar wanita itu tidak salah paham.Tapi saat Evan melewati meja kerja Hana, tidak tampak keberadaan Hana. Justru Ribka yang terlihat menempati meja kerja Hana.Ribka mengulum senyumnya, mengingat bagaimana ia memergoki Evan mengecup kening Hana beberapa saat lalu. "Ke ruangan Pak Ares, Pak," jawab Ribka."Ngapain?""Kurang tau, Pak. Hana cuma minta tolong saya buat gantiin sebentar."Evan mengernyit bingung, ingin menyusul Hana ke ruangan ayahnya, tapi masih ada pekerjaan yang harus diselesaikannya.***Hana mengetuk pintu ruangan Ares beberapa kali sebelum lelaki paruh baya itu memerintahkannya untuk masuk."Pagi, Om.""Eh, Han. Kamu bukan ke sini pagi-pagi karena mau ngadu tentang tingkahnya Evan kan?"Hana tersenyum. Sudut matanya yang ikut terangkat saat tersenyum membuat Ares teringat akan mendiang sahabatnya. "Nggak kok, Om.""Itu, si Evan beneran ke aparteme

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   27 Dijaga Tiga Orang Srikandi

    "Mas Evan beneran deketin Hana?" tanya Elaksi yang sedang bersantai di gazebo yang ada di samping rumah bersama Evan dan Elga."Kenapa? Kamu nggak suka ya?"Evan bukannya tidak tahu kalau Elaksi memiliki rasa tidak suka pada Hana. Umur Elaksi dan Hana yang hanya selisih beberapa bulan harusnya bisa membuat hubungan mereka dekat, tetapi kenyataannya mereka berdua terlihat selalu menjaga jarak.Bukan tanpa alasan. Karena kondisi Hana yang berbeda—akibat PTSD yang dideritanya—saat itu Ares dan Letta terkesan lebih memperhatikan Hana dibanding Elaksi. Meski orang tuanya berusaha memberikan pengertian pada Elaksi, tetap saja saat itu usia Elaksi bukan lah usia yang bisa memahami dengan bijak keadaan yang terjadi.Dan kini, luka itu masih terpatri di hati Elaksi. Ingatannya saat semua orang lebih memperhatikan Hana dibanding dirinya, bahkan Evan juga saat itu lebih sering mengajak Hana bermain dibanding dengannya. Wajar kan kalau sekarang ia semakin merasa terancam dengan keinginan kakaknya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   28 Apa Arti Debaran Jantung Ini?

    Hana mengacak rambutnya dengan frustasi. Dokumen-dokumen yang dulu dikerjakan mendiang ayahnya cukup menyita perhatiannya.Sejak mendapatkan izin dari Ares untuknya mengakses dokumen ayahnya, Hana membawa sebagian dokumen milik ayahnya pulang untuk ia pelajari.Sebenarnya, ada satu nama perusahaan yang belakangan mengusik ingatan dan pikirannya, Global Investama. Sebuah perusahaan yang berdomisili di Malaysia dan belakangan ini getol mengajukan kerja sama dengan Cakrawangsa Group.Entah kenapa ingatan Hana seperti tersedot ke masa lalu. Ia ingat, ayahnya pernah mendiskusikan tentang perusahaan itu pada mamanya. Hana memang masih kecil saat kejadian itu terjadi, tapi Hana masih mengingatnya dengan jelas karena raut wajah ayahnya yang berubah saat membicarakan perusahaan itu.Namun, sejauh ini, dari beberapa odner yang diperiksanya, belum ia temukan nama Global Investama. Itulah yang membuatnya frustasi. Ia harus cepat menemukannya agar tahu apa yang sebenarnya ingin dilakukan perusahaa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07

Bab terbaru

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   147 Extra Part 12 (Ending)

    "Lucu banget siiih." Vio yang menggendong sesosok bayi kecil tidak bisa mengalihkan matanya dari bayi yang belum bisa membuka mata itu. "Boleh bawa pulang satu nggak? Kan masih ada satunya lagi.""Kalo dia laper, lo mau nyusuin?" Hana mendelik ke arah Vio."Ck! Lucu banget tau, Han." Vio dengan gemasnya mengecupi pipi bayi merah itu."Udah pengen ya?" tanya Hana menggoda Vio yang agak terlihat kaku menggendong bayi di tangannya.Vio mengedikkan bahu sebagai jawabannya.Saat keduanya tengah bermain-main dengan bayi kembar itu, Evan dan Azka masuk ke dalam kamar rawat dengan dua tote bag yang berlogokan salah satu minimarket. Hana memang meminta pada suaminya untuk dibelikan cemilan karena makanan dari rumah sakit hanya mampu mengganjal setengah ruangan di perutnya."Van, si twin siapa sih namanya? Astaga, udah setengah jam aku nanya ke Hana, katanya kamu yang bakal ngasih tau karena kamu ngelarang dia ngasih tau. Apaan coba?"Evan tersenyum pongah. Ia memang melarang Hana memberitahukan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   146 Extra Part 11 (Kamu Tetap yang Tercantik)

    Hana mengusap peluh yang mulai terasa di dahinya. Ia berusaha menahan rasa sakit yang mulai menyergapnya. Evan masih tertidur pulas di sebelahnya.Setelah mengatur napasnya beberapa saat dan sakit di perutnya tidak kunjung mereda, tangan Hana terpaksa menggapai suaminya untuk membangunkannya."Maaas.""Hmm?" Evan mendengar panggilan istrinya tapi matanya masih enggan untuk membuka."Mas, perutku mules."Barulah setelah mendengar itu, mata Evan membuka sempurna. "Kontraksi?"Hana hanya bisa kembali mengatur napasnya. Ini yang pertama untuknya, bagaimana ia bisa membedakan itu kontraksi palsu atau kontraksi yang sebenarnya."Aku bangunin Mama dulu ya."Sejak satu bulan sebelum Hari Perkiraan Lahir (HPL), semua anggota keluarga Evan sudah menginap di rumah Evan, mama papanya, termasuk Elga dan Elaksi. Euforia dan khawatir yang berlebihan adalah penyebabnya. Tapi Evan juga tidak memungkiri kalau ia membutuhkan kehadiran mamanya yang sudah berpengalaman menghadapi proses persalinan."Masih

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   145 Extra Part 10 (Terima Kasih Telah Membuatnya Bahagia)

    "Permisi, Pak." Ribka melongokkan kepala ke ruang atasannya setelah mendengar sahutan dari Evan yang mempersilakannya masuk."Kenapa, Rib?""Hana?"Evan hanya menunjuk dengan dagu posisi Hana yang sedang tidur di sofanya. Sejak kehamilan Hana, Evan sengaja mengganti set sofa di ruangannya dengan yang lebih besar agar Hana bisa tidur dengan nyaman.Apalagi kini kehamilan Hana menginjak tujuh bulan. Dengan perut sudah sebesar itu, sebenarnya Evan tidak tega membiarkan Hana masih bekerja, walau setengah hari kerja Hana hanya dihabiskan untuk tidur. Tapi ke-clingy-an Hana belum juga berkurang hingga Evan tidak mungkin membiarkannya di rumah sendiri."Kenapa nyari Hana?""Ada proposal yang nunggu approval Pak Evan. Dan belum di-review Hana. Tadi tim pengembangan 2 udah nanya hasilnya, Pak.""Langsung kirim ke saya aja, Rib. Biar saya periksa.""Nggak lewat Hana nggak apa-apa, Pak?""Lihat sendiri dia teler begitu." Evan terkekeh melihat Hana yang tertidur dengan nyaman tanpa merasa tergang

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   144 Extra Part 9 (Clingy)

    "Maaas, meluknya jangan kenceng-kenceng. Nanti dedeknya kegencet."Evan merenggangkan pelukannya meskipun rasanya masih belum rela."Gemes abisnya. Kamu jadi lebih enak dipeluk."Hana mendelik kesal. Pasti ada yang tersirat di balik ucapan suaminya itu. "Maksudnya aku gendutan? Jadinya empuk untuk dipeluk?""Ya ampun, jangan sensitif gitu dong, Han. Nanti kalo kamu kesel, baby-nya ikut kesel sama ayahnya gimana?"Hana mengerucutkan bibir karena kesal, tapi justru ditanggapi Evan sebagai kode untuk mencium bibir istrinya itu, yang semenjak kehamilannya sama sekali tidak pernah terpoles lipstik."Ya orang hamil memang gendutan, Sayang. Kalo nggak gendutan gimana lah, mesti kita periksain lagi ke dokter, apalagi kamu bawa dua baby di perut," ucap Evan setelah puas mengeksplorasi kelembutan bibir istrinya."Mas nggak akan ninggalin aku meskipun aku gendut kan?" tanya Hana tiba-tiba."Kok kamu jadi clingy banget sih sejak hamil?" tanya Evan sampai hampir terbahak. Tidak pernah terbayangkan

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   143 Extra Part 8 (Ayo Kita Serius)

    "Mbak Hana mikir apa?" tanya Bi Lastri yang memperhatikan Hana melamun sambil mengaduk lemon tea yang baru saja dibuatnya. "Jangan banyak pikiran, Mbak. Kasihan yang di perut."Hana tersenyum melihat kekhawatiran Bi Lastri padanya. Pasti mama mertuanya sudah mewanti-wanti ART di rumahnya untuk memperhatikannya.Ia memang sedang berpikir, tapi bukan masalahnya yang sedang menguasai pikirannya. Hari sebelumnya ia sempat mengobrol dengan Vio, dan curahan hati Vio tentang hubungannya benar-benar membuat Hana memutar otaknya.Dan inilah saatnya ia mencoba melakukan sesuatu untuk membantu hubungan sahabatnya."Bibi, minta tolong bawain minum sama cemilannya ke ruang tengah ya," ucap Hana, kemudian berlalu menyusul suaminya dan sepupu iparnya yang sedang mengobrol di ruang tengah."Mas, Arfindo udah punya cewek belum sih?" Kalimat pertanyaan pertama yang disampaikan Hana begitu menginjakkan kaki di ruang tengah membuat Evan mengernyitkan dahi."Ngapain nanyain Arfindo?"'Evan dan cemburunya.

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   142 Extra Part 7 (Boleh Aku Mendekatimu?)

    "Jadi Evan nerima lo lagi?"Sudah beberapa minggu sejak keluarga Evan akhirnya tahu apa yang dilakukan Hana untuk menyelamatkan perusahaan. Hana sedang sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Evan yang disangka Vio tidak akan terjadi.Hana mengedikkan bahu, karena dia sendiri juga bingung dengan apa yang diinginkan Evan. "Lo sama Kak Azka gimana?""Loh kok jadi ngomongin gue?""Ayolah Vi, gue butuh hiburan kisah cinta orang lain daripada kisah cinta gue.""Nggak ada apa-apa, Han. Jadi nggak ada yang perlu gue ceritain.""Hah? Serius? Waaah, Kak Azka mesti didorong nih."Hana meraih ponselnya dari dalam tas kemudian sibuk mengirim pesan pada Azka, sementara Vio menatap makan siang di depannya dengan malas padahal dia yang sejak pagi mendesak Hana untuk menemaninya makan siang di salah satu restoran kesukaannya.Keduanya larut dalam obrolan sampai Hana tidak sadar kalau makanannya sudah habis sementara makanan Vio bisa dibilang masih utuh."Makan yang bener, Vi.""Lo kayak nggak pernah

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   141 Extra Part 6 (Makan Malam Terima Kasih)

    "See? Dia udah nggak ada perlu lagi, makanya nggak ngehubungin." Vio menatap ponselnya dengan kesal. "Emang dia nggak ada rasa. Sadar dong, Vio!" Vio berusaha meyakinkan diri sendiri kalau perasaannya tak berbalas.'Telepon duluan aja!' Entah sisi hatinya yang mana yang sedang berbisik."Dih, nggak ada ceritanya seorang Vio ngehubungin laki-laki duluan." Sambil menggeram kesal, Vio menjauhkan ponselnya, kemudian mencoba larut dalam berkas gugatan yang baru saja dikirimkan stafnya melalui e-mail.Sepanjang hari Vio berusaha menyibukkan diri sendiri, dan jika mode Vio yang seperti ini sedang kumat, maka yang menjadi buklan-bulanannya adalah para staf dan junior pengacara di law firm itu. Vio bisa saja bekerja seakan besok hari kiamat, dan hari itu juga semua berkas perkara atau pledoi yang sedang mereka siapkan harus selesai."Kenapa sih Mbak Vio?" bisik Indri pada Laras."Putus cinta kali, kayak biasanya. Masih kaku aja, tau sendiri kita rutin ngalamin hal ini beberapa bulan sekali.""

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   140 Extra Part 5 (Pertemuan)

    Vio mengerjap pelan, diiringi dengan suara terkikik pelan dari resepsionis yang mendengarkan ucapan Azka yang hanya berjarak tidak lebih lima meter darinya."Hmm ... Mas, bukannya aku sok sibuk. Tapi aku ngecek jadwalku dulu ya—"'Dan kesiapanku.' batin Vio. Andai ia bisa mengutarakannya. Tapi tidak lama kemudian ia sadar kalau Azka dan mamanya berurusan dengannya hanya demi Hana, tidak ada niat lain. Ia hampir tertawa kalau tidak ingat Azka masih berada di depannya."Ya udah, jangan dipaksain kalo gitu, nanti aku whatsapp lagi ya, kamu bisa atau nggak-nya."Vio mengangguk mengiakan. Sebenarnya ia lebih senang ditelepon, paling tidak ia bisa mendengar suara berat Azka, tapi tidak mungkin diungkapkannya kan."Aku ... berangkat kerja dulu ya."Kali ini suara terkikik Achi semakin keras dan baru berhenti setelah Vio memelototinya."Mbak Vio kayak lagi main rumah-rumahan deh."Kalau saja wanita itu tidak lebih tua dari Vio, mungkin Vio akan memarahinya habis-habisan. "Main rumah-rumahan?

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   139 Extra Bab 4 (Mamaku Ingin Bertemu)

    "Ma, Pa, aku nggak sarapan di rumah ya." Azka bergegas merapikan barangnya ke dalam tas ransel sambil berpamitan pada kedua orang tuanya yang sedang duduk menyantap sarapan."Ke mana, Ka? Pagi banget?""Jemput Vio, Ma. Semalem dia kuanter pulang, pagi ini dia naik apa kalo mobilnya di kantor?"Rimbi terbengong mendengar jawaban Azka. Sementara Ferdi menahan tawanya."Demi dapet alamat Hana. Pergi dulu Ma, Pa." Azka mencium tangan kedua orang tuanya lantas berlalu pergi.Setelah Azka hilang dari pandangan mereka, barulah Ferdi berani meledakkan tawanya. "Udah, kamu aja yang turun tangan. Nungguin hasil dari Azka pasti lama.""Emangnya Azka ...?" Rimbi menatap suaminya dengan bingung."Kali ini Azka dapet lawan yang sepadan, kayaknya kamu yang mesti turun tangan."***Azka melajukan mobilnya ke sebuah perumahan elit. Jelas Azka tahu di mana Vio tinggal karena sudah beberapa kali mengantar Hana ke rumah itu, dan malam sebelumnya pun ia mengantar Vio sampai depan gerbang rumahnya. Akan te

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status