Share

23 Cinta Masa Lalu

Penulis: Ans18
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-05 21:46:17

“Han!” Tanpa pikir panjang, Evan membuka pintu kamar Hana yang tidak terkunci.

Mata Evan membelalak saat melihat pecahan kaca dari beberapa botol yang berserakan di lantai, diiringi dengan aroma wangi yang menguar. Di dekat pecahan itu, Hana sedang berjongkok meringkuk memeluk lututnya.

Melihat reaksi Hana, Evan bisa melihat kalau Hana sedang berjuang melawan PTSD-nya yang sedang muncul, walaupun tidak separah saat ia melihat kecelakaan dari dalam mobil. Evan berjalan sambil menghindari pecahan kaca di lantai, sampai ia bisa menjangkau Hana dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Nggak apa-apa, Han. Nggak apa-apa," ucap Evan sambil mengusapi punggung Hana dengan pelan. "Ada aku, Han. Tenang ya."

Berangsur, Evan merasakan tubuh Hana yang mulai melemas, tidak sekaku saat pertama ia memeluknya. Dengan berhati-hati ia menggendong Hana ke atas kasurnya yang hanya berjarak beberapa meter. "Aku bersihin dulu ya. Kamu di situ dulu." Evan kembali berjalan hati-hati keluar dari kamar Hana setelah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   24 Beda Cemburu dan Tidak Suka

    Evan masih berada di dalam ruangannya meski jarum jam sudah menunjuk angka enam. Hana sudah pulang sejak tadi. Sebenarnya ia merasa bersalah menolak ajakan Hana, tapi telepon dari Kevin benar-benar mengganggu pikirannya. Dan entah mengapa dia langsung berkata kepada Hana kalau ia memiliki janji. Padahal ia sendiri masih belum yakin untuk bertemu dengan Melinda.Pukul 19.15, Evan tidak lagi sanggup untuk membagi pikirannya antara Melinda yang sedang menunggunya, berkas yang menggunung di mejanya, dan proposal tempat wisata baru yang akan digarap oleh travel agent-nya.“Damn it!” Evan mengacak rambutnya, lalu mengambil kunci mobilnya yang ia simpan di laci meja.Mungkin ia terlambat. Mungkin saja Melinda sudah pergi. Tapi dia kenal siapa Melinda. Wanita itu pasti masih menunggunya. Itu lah yang membuatnya resah. Melinda bisa saja tetap menunggunya sampai café itu tutup.“Ok, dengerin aja dulu dia mau ngomong apa. Ini yang terakhir kalinya,” gumamnya sambil melajukan mobilnya menuju caf

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   25 Tamu di Pagi Hari

    "Astagaaa!" Hana yang sedang membuat coklat panas di dapur, menggeram kesal saat bel apartemennya berbunyi nyaring.Walau tidak terlalu yakin, ia bisa mengerucutkan beberapa kemungkinan. Pertama, Vio. Kedua, siapa lagi kalau bukan Evan. Langkah malasnya menjadi tanda betapa dia enggan membukakan pintu untuk seseorang yang mengganggu pagi harinya dan memencet bel unitnya dengan ribut."Pagi, Han," sapa Evan tanpa merasa bersalah.Hana membiarkan pintunya agar Evan bisa masuk. "Bukannya udah kubilang kalo aku mau bawa mobil sendiri?""Tapi kan kamu nggak bilang kalo aku nggak boleh ke sini pagi-pagi."'Evan dan egonya,' batin Hana. Ia memijat pelipisnya, pening mendengar bantahan Evan di saat matahari baru saja terbit.Evan meletakkan paper bag yang tadi dibawakan mamanya di atas kabinet dapur. "Masakan Mama belum mateng tadi. Jadi Mama cuma bawain bahan-bahan buat bikin french toast di sini.""Ya ini memang masih kepagian, Van. Wajar lah kalo masakan Tante belum mateng. Jangan ngerepot

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   26 Bagaimana Kalau Aku Jadi Sayang?

    "Ribka, Hana ke mana?"Melinda baru saja pergi dari ruangannya dan entah mengapa rasanya Evan ingin menjelaskan pada Hana agar wanita itu tidak salah paham.Tapi saat Evan melewati meja kerja Hana, tidak tampak keberadaan Hana. Justru Ribka yang terlihat menempati meja kerja Hana.Ribka mengulum senyumnya, mengingat bagaimana ia memergoki Evan mengecup kening Hana beberapa saat lalu. "Ke ruangan Pak Ares, Pak," jawab Ribka."Ngapain?""Kurang tau, Pak. Hana cuma minta tolong saya buat gantiin sebentar."Evan mengernyit bingung, ingin menyusul Hana ke ruangan ayahnya, tapi masih ada pekerjaan yang harus diselesaikannya.***Hana mengetuk pintu ruangan Ares beberapa kali sebelum lelaki paruh baya itu memerintahkannya untuk masuk."Pagi, Om.""Eh, Han. Kamu bukan ke sini pagi-pagi karena mau ngadu tentang tingkahnya Evan kan?"Hana tersenyum. Sudut matanya yang ikut terangkat saat tersenyum membuat Ares teringat akan mendiang sahabatnya. "Nggak kok, Om.""Itu, si Evan beneran ke aparteme

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   27 Dijaga Tiga Orang Srikandi

    "Mas Evan beneran deketin Hana?" tanya Elaksi yang sedang bersantai di gazebo yang ada di samping rumah bersama Evan dan Elga."Kenapa? Kamu nggak suka ya?"Evan bukannya tidak tahu kalau Elaksi memiliki rasa tidak suka pada Hana. Umur Elaksi dan Hana yang hanya selisih beberapa bulan harusnya bisa membuat hubungan mereka dekat, tetapi kenyataannya mereka berdua terlihat selalu menjaga jarak.Bukan tanpa alasan. Karena kondisi Hana yang berbeda—akibat PTSD yang dideritanya—saat itu Ares dan Letta terkesan lebih memperhatikan Hana dibanding Elaksi. Meski orang tuanya berusaha memberikan pengertian pada Elaksi, tetap saja saat itu usia Elaksi bukan lah usia yang bisa memahami dengan bijak keadaan yang terjadi.Dan kini, luka itu masih terpatri di hati Elaksi. Ingatannya saat semua orang lebih memperhatikan Hana dibanding dirinya, bahkan Evan juga saat itu lebih sering mengajak Hana bermain dibanding dengannya. Wajar kan kalau sekarang ia semakin merasa terancam dengan keinginan kakaknya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   28 Apa Arti Debaran Jantung Ini?

    Hana mengacak rambutnya dengan frustasi. Dokumen-dokumen yang dulu dikerjakan mendiang ayahnya cukup menyita perhatiannya.Sejak mendapatkan izin dari Ares untuknya mengakses dokumen ayahnya, Hana membawa sebagian dokumen milik ayahnya pulang untuk ia pelajari.Sebenarnya, ada satu nama perusahaan yang belakangan mengusik ingatan dan pikirannya, Global Investama. Sebuah perusahaan yang berdomisili di Malaysia dan belakangan ini getol mengajukan kerja sama dengan Cakrawangsa Group.Entah kenapa ingatan Hana seperti tersedot ke masa lalu. Ia ingat, ayahnya pernah mendiskusikan tentang perusahaan itu pada mamanya. Hana memang masih kecil saat kejadian itu terjadi, tapi Hana masih mengingatnya dengan jelas karena raut wajah ayahnya yang berubah saat membicarakan perusahaan itu.Namun, sejauh ini, dari beberapa odner yang diperiksanya, belum ia temukan nama Global Investama. Itulah yang membuatnya frustasi. Ia harus cepat menemukannya agar tahu apa yang sebenarnya ingin dilakukan perusahaa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   29 Punya Hak Apa Aku?

    "Van, Divisi Keuangan minta waktu sampe minggu depan buat proyek yang kita ajuin.” Hana baru selesai menghadiri meeting dengan Divisi Keuangan dan langsung menuju ruangan Evan untuk melaporkan hasil meeting-nya. Melihat Evan yang diam tanpa menjawabnya, membuat Hana berpikir ada yang salah dengan meeting yang dihadiri Evan dengan Ribka. “Gimana meeting-nya tadi, Van?" tanyanya kemudian.Evan mengangguk-angguk. "It's ok. Ada revisi dikit sama kontraknya tapi udah ditanganin bagian legal."Katakanlah Hana terlalu peka. Tapi nyatanya memang ia melihat sesuatu yang berbeda dari ekspresi Evan sejak ia masuk. "Aku keluar dulu ya," pamit Hana kemudian. Mungkin Evan butuh waktu untuk sendiri.Evan mengangguk. Ia baru mengangkat wajahnya dan menatap ke arah perginya Hana setelah Hana menutup pintu ruangannya.***“Hanaaa, maksi sama gue yuk. Kangen deh ngobrol sama lo,” ucap Ribka yang sebenarnya menyimpan misinya sendiri. “Oh, atau lo maksi sama bos ganteng? Yah gue sih ngalah kalo lo mau mak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   30 Khawatir

    Dua hari sudah Hana terbangun dengan bantuan alarm ponselnya, bukan bunyi bel pintu apartemennya. Artinya, dua hari sudah Evan tak lagi mengunjunginya di pagi hari, salah satu rutinitas yang Evan coba dalam fase pendekatan mereka.Hana tidak keberatan sebenarnya dengan hal itu, ia hanya sedikit bingung dengan perubahan mendadak yang terjadi di hidupnya.Mulai Evan yang mencoba masuk ke dalam hidupnya dan kini Evan yang kehadirannya antara ada dan tiada.Apa ada hubungannya dengan Melinda? Sejak pertemuan tidak sengaja mereka di mall usai makan siang, keduanya sama sekali tidak membahas tentang hubungan mereka atau hubungan Evan dengan Melinda. Seakan mereka masih bingung dengan perasaan masing-masing.Hana mengambil dua helai roti kemudian memanggangnya dan menjadikannya sandwich simple berisi telur, cheese, daging asap, serta mayonnaise. Alih-alih langsung memakannya, Hana memilih mengambil handuk dan mandi terlebih dulu.Karena kini kehidupannya kembali normal seperti sebelum Evan m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   31 Andai Hana Mengerti!

    Evan menjatuhkan diri di atas sofa apartemen Hana. Harusnya ia bisa mengambil kesempatan ini untuk melakukan apa yang biasanya ia lakukan secara diam-diam, mencari bukti apa pun yang bisa menjatuhkan Hana.Tapi kali ini, Evan benar-benar tidak bisa memikirkan hal itu. Pikirannya terlalu dipenuhi sosok Hana yang sampai saat ini belum ia tahu keberadaannya.Evan menatap nyalang pada langit-langit di mana ia berada. Kenapa ia begitu mengkhawatirkan Hana?Sebuah pesan yang masuk ke ponselnya membuat Evan dengan malas membukanya.Melinda: Van, jadi kita ketemu hari ini?Semula Evan ingin mengabaikan pesan itu, tapi ia tidak sanggup membayangkan Melinda resah menunggu jawabannya, seperti dirinya yang saat ini resah menunggu Hana.Evan: Sorry, aku nggak bisa.Melinda: Tapi kemarin kamu udah janji, Van.Melinda: Kamu bukan orang yang suka ingkar janji.Evan: Ada yang urgent. Sorry.Evan lantas meletakkan ponselnya di atas meja, tidak mengacuhkan ponselnya yang berkali-kali bergetar. Mungkin M

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08

Bab terbaru

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   59 Menyatakan Perasaan

    Hana baru saja selesai bersiap, dan bunyi bel kamarnya membuatnya bergegas untuk membukakan pintu."Bang, sekarang?" tanya Hana begitu melihat sosok Ibra di depan pintu kamarnya."Kamu udah siap?"Hana mengangguk kemudian kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil tas serta mengenakan sepatu. Keduanya tengah menginap di Four Seasons Hotel, Kuala Lumpur, demi membuktikan hubungan mereka pada Frans, pengacara yang mengurus harta warisan untuk Ibra."Ayo, Bang," ajak Hana.Ibra mengulum senyumnya. Tidak biasanya Hana terlihat kaku selama dekat dengannya. "Santai, Han. Inget rencana kita. Kita mau pura-pura liburan berdua dan nggak sengaja ketemu Om Frans."Hana mengangguk-angguk sambil menghela napas."Om Frans bakal percaya nggak ya, Bang?""Kalo kamu setegang ini, ya ... mungkin Om Frans nggak bakal percaya. Makanya rileks." Ibra lantas mengulurkan tangannya sebagai kode kepada Hana untuk menggenggam tangannya. "Suruhan Om Frans bisa jadi ngikutin kita. Jadi begitu keluar dari kamar

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   58 Candu Cinta

    "Pagi-pagi banget joging-nya, Van?" tanya Ares yang melihat putranya masuk ke halaman rumah dengan keringat yang tercetak jelas di kaos yang ia kenakan."Iya, Yah. Tadi nggak bisa tidur lagi jadi mendingan nyari keringet aja," jawab Evan.Ares menghela napas. Sebenarnya ia tahu kalau Evan sedang berusaha menghentikan kebiasaan yang selama ini dilakukannya, yaitu bangun pagi, bersiap, dan pergi ke apartemen Hana bahkan saat matahari masih mengintip malu.Sejak istrinya memberitahunya perihal hubungan Evan dan Hana yang berakhir, Ares mencoba sebisa mungkin untuk tidak membicarakan tentang Hana. Pun begitu, perintahnya pada semua orang yang ada di rumah."Van, nanti malam ada undangan gala dinner. Kamu udah dijadwalin kan sama sekretarismu?""Udah, Yah.""Dateng bareng Ayah sama Mama aja."Evan mengangguk. Lagipula dia harus datang bersama siapa lagi kalau bukan dengan kedua orang tuanya?Meski Evan sebenarnya sangat malas menghadiri acara semacam itu, tapi ia sadar kalau di acara-acara

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   57 Setelah Malam Itu ...

    Evan terbangun di ruang tamu apartemen Hana. Di lantai, tapi dengan bantal sofa yang sudah menyangga kepalanya dan selimut yang menutupi tubuhnya. Kepalanya masih terasa berat. Seperti sebelumnya saat ia mabuk, ia tidak ingat apa yang terjadi.“Shit! Ngapain gue di sini?” Evan lantas angkat kaki dari apartemen itu dan setelah malam itu, ia bersumpah tidak akan menginjakkan kaki lagi di sana.“Nginep di mana semalem kamu, Van?”Evan baru saja melangkahkan kaki masuk ke dalam rumahnya dan suara dari seseorang yang paling disayangnya membuatnya berhenti seketika.“Di apartemen Kevin, Ma,” dustanya.“Kamu minum?” tebak Letta. Matanya sudah membulat sempurna, bersiap untuk memberikan kuliah empat SKS untuk anak laki-lakinya yang selalu berulah itu.“Aku ke kamar dulu ya, Ma.” Tanpa menjawab pertanyaan mamanya, Evan memilih berlalu. Ia pun tidak bisa berbohong di depan mamanya. Biarlah omelan mamanya ia terima nanti ketika kesadarannya sudah kembali seutuhnya.Letta menghela napas berat. N

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   56 Me and My Broken Heart

    Evan mendorong kasar tubuh Hana hingga terpelanting ke atas kasur. "Tolong bilang kalau apa yang kulihat salah, Han!" bentaknya. Ia masih berusaha sekuat tenaga untuk meredam amarahnya."Apa yang barusan kamu lakuin? Jawab, Han!" Evan mencengkeram lengan bagian atas Hana dan mengguncang tubuh Hana karena wanita itu sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Jangankan menjawab, wanita di depannya itu tidak mengeluarkan ekspresi sama sekali, menangis pun tidak."Ada hubungan apa kamu sama dia?"Melihat Hana yang masih teguh pada pendiriannya untuk tidak menjawab, membuat Evan yakin kalau Hana memang memiliki hubungan dengan Ibra.Tanpa berkata apa-apa lagi, Evan melepas cincin tunangan di jari manisnya dan melemparkannya ke sembarang arah.Brak!Suara pintu yang dibanting itu membuat Hana kembali ke kesadarannya, Evan telah pergi meninggalkannya."Hana, kamu nggak apa-apa?" Suara itu, suara yang familiar sekaligus asing baginya. Bukan Evan lagi kini yang menanyakan keadaannya.Ibra berjo

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   55 Keributan di Apartemen

    Ibra: Udah dapet apartemen Han?Hana: UdahIbra: Harus banget pindah apartemen juga?Hana: Apartemen ini kan punya Om AresHana: Nggak mungkin aku tinggal di sini, Evan bisa setiap saat ke siniIbra: Kapan pindah? Butuh bantuan?Hana: Dalam waktu dekat. Setelah aku ngomong ke EvanIbra: Belum ngomong juga?Hana:BelumIbra: Aku ke apartemenmu ya besok. Ada beberapa hal yang mesti aku omongin dan lusa aku ke luar kotaHana: OkSetelah bertukar pesan dengan Ibra, Hana yang semula berbaring di atas tempat tidurnya memilih keluar dari kamar. Ia mengedarkan pandangan ke setiap sudut apartemen itu, apartemen yang telah ditinggalinya sejak ia mulai kuliah hingga kini dia bekerja di Cakrawangsa Group. Ares dan Letta sempat keberatan saat Hana mengutarakan ingin pindah dari kediaman mereka, tapi akhirnya mereka mengiakan dengan syarat Hana menempati salah satu apartemen milik Ares, agar mereka masih bisa memantau keadaan Hana.Hana menurut, walau sebenarnya ia ingin hidup di kost atau sewa rum

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   54 For The Last Time

    “Kamu yakin, Han? Ini nggak bakal gampang.”Hana terdiam. Malam sebelumnya ia sangat yakin mengambil langkah itu. Kini saat ia berada di hadapan Ibra, tiba-tiba keberaniannya menguap.Ibra menatap Hana dengan lekat. Bohong kalau dia bilang tidak mau memenuhi permintaan Hana. Bukan semata-mata karena ia ingin menolong Hana. Tapi ... perasaannya ternyata memang untuk Hana, dan bodohnya, ia baru menyadarinya setelah Hana dekat dengan Evan.Tepatnya ketika malam di mana ia makan bersama Hana dan Evan datang tiba-tiba.Ibra ingat bagaimana ia kebingungan usai Hana pergi dengan Evan kala itu.***-Malam saat Ibra akhirnya sadar dengan perasaannya-"Lah, Bang. Hana mana?" tanya Vio yang memang terlambat datang karena meeting-nya yang tidak selesai-selesai.Sedianya, mereka makan malam bertiga karena Hana merengek ingin lasagna. Tapi saat Vio tiba di cafe langganannya, hanya ada abangnya yang terlihat menatap risoto di depannya dengan tatapan kosong."Abang. Astaga! Adeknya nanya loh ini. Ma

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   53 Sebuah Solusi

    Hana dan Ibra menatap Vio dengan penuh pertanyaan."Apa maksudmu, Vi?" tanya Ibra yang tidak tahan lagi menunggu adiknya berbicara."Abang lupa kalo nenek ninggalin warisan kita berupa saham Global Investama?"Hana membungkam mulutnya dengan tangannya sendiri. Harapannya seketika muncul."Jangan ungkit itu, Vio. Kita nggak akan ngambil warisan itu. Kita nggak perlu. Apa yang dipunya keluarga Wasesa lebih dari cukup untuk masa depan kita."Vio menghela napas. Dalam hatinya, ia benar-benar ingin membantu Hana, sahabatnya itu, yang sudah beberapa minggu marah dan mendiamkannya. Tapi benar yang abangnya katakan. Mereka sudah punya kesepakatan untuk tidak mengambil bagian warisan yang ditinggalkan nenek mereka."Tunggu! Aku masih belum ngerti deh." Hana menatap Vio dengan tajam. "Apa hubungannya kata-kata Vio tadi sama warisan.""Warisan buat Bang Ibra sama gue, yang berupa saham di Global Investama itu baru bisa dikasih ke kami, kalau ... Bang Ibra sudah punya pasangan.""Hah?" Hana benar

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   52 Goyahnya Cakrawangsa

    Hana dengan gelisah menghubungi Evan yang sejak pagi belum menampakkan batang hidungnya di apartemen Hana, pun begitu dengan panggilan telepon Hana yang tak kunjung diangkatnya. "Kok belom nyampe sini ya?"Hana melirik ke jam tangannya, pukul 08.07, biasanya Evan sudah sampai apartemennya sebelum pukul tujuh pagi."Kok nggak ngabarin ya kalo nggak bisa ke sini?"Hana merapikan barang-barangnya, memutuskan untuk berangkat sendiri, daripada menunggu Evan yang belum ada kabarnya.Saat Hana sedang mengenakan sepatunya, ponselnya yang berada di dalam tas bergetar dan berbunyi nyaring.Ia tersenyum saat akhirnya caller id Evan muncul di layar ponselnya."Van, kok belum nyampe sini?""Han, kamu di mana?""Masih di apartemen, dari tadi nungguin kamu. Ini aku mau berangkat sendiri karena kamu nggak dateng-dateng.""Sorry, aku nggak sempet ngabarin. Ini baru bisa pegang hp dan kepikiran kamu. Ayah masuk rumah sakit, Han," Terdengar helaan napas dari Evan sesaat setelah ia mengucapkannya."Keada

  • FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT   51 Kekhawatiran Hana

    Begitu turun dari mobil Evan, Hana berjalan dengan tergesa memasuki gedung kantornya. Sapaan dari karyawan lain yang mengenalnya, diabaikannya begitu saja.Dengan gelisah, ia menunggu lift sambil berkali-kali tangannya mengusap layar ponselnya."Han, kamu kenapa?"Hana melirik ke sekitar, di mana ada beberapa pegawai yang berpura-pura melakukan hal lain, tapi kupingnya mencuri dengar pembicaraan Evan dan Hana."Ada yang perlu saya bicarakan sama Pak Ares."Evan menunjuk lift khusus direksi yang berada di ujung, kemudian berjalan lebih dulu agar Hana mengikutinya."Lihat tangannya Mbak Hana sama Pak Evan nggak? Kok kayaknya cincin couple ya?" ucap seorang karyawan yang sebelumnya sedang menunggu lift dan mencuri dengar percakapan Evan dan Hana."Masa sih? Kamu salah lihat kali." Temannya mengedikkan bahu dengan rasa tidak percaya.Sementara di dalam lift, Hana terdiam sambil berkali-kali menghela napas. Ia bahkan tidak sadar kalau Evan menekan tombol lantai mereka, bukannya lantai temp

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status