Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.
- 2 -Seorang gadis tengah menjemur pakaian di halaman samping rumah nya.
Sudah menjadi rutinitasnya untuk mencuci baju serta menjemurnya sepulang sekolah.
Ia mengusap keringat yang membasahi pelipisnya. Setelah selsai menjemur pakaian, ia berniat masuk ke dalam rumah.
"Kak cuciin baju gue dong, jangan sampe rusak! Ada seragam SMA elite itu,"
Bak yang tadinya sudah kosong, kembali penuh dengan tumpukan baju kotor.
"Kamu kan udah besar han, cuci sendiri lah, kakak juga capek nyuciin punya mama, masa ka-
"Ohh jadi selama ini gak ikhlas cuciin baju mama?"
"Bukan gitu ma, Karin juga capek abis pulang sekolah. Lagian Hana juga udah besar ma dia ju-
"Kamu lupa kejadian beberapa tahun lalu? Adik kamu tuh gak bisa capek, badan dia tuh gak sekuat kamu. Itu juga salah kamu kan. Gara-gara kamu ayah kamu meninggal. Gara-gara kamu Hana jadi gak sekuat yang lain. Kamu tuh emang pembawa sial! Harusnya kamu yang mati bukan papa kamu"
"Ayo masuk Hana, dan kamu Karin! Cuciin baju adek kamu atau kamu tau akibatnya!"
Sepeninggal keduanya, air mata Karin lolos begitu saja, "gue gak pernah mau semua ini kejadian,"
"Karna hal yang gak pernah gue perbuat, gue diperlakukan seolah pembantu sama nyokap gue sendiri,"
Bruk!
Karin menoleh saat melihat ada yang jatuh di dekat tembok pembatas.
Seorang remaja menghampirinya, "mau dibantuin gak tuan putri?"
"Mana ada tuan putri nyuci baju, Karan. Hana tuh tuan putri nya," Karin memunguti pakaian Hana yang terjatuh di tanah
Tangan kekar Karan pun turut andil membantu memunguti pakaian adik sahabatnya itu.
"Tapi buat gue tuan putrinya elo, bukan Hana," Karin terkekeh tanpa menjeda pergerakan tangan nya
"Ada-ada aja lo mah, udah sana nyalain kran," Karan sedikit terkekeh lalu beranjak menuju kran air
Ia memutar kran tersebut, "aaa!" Karan mendekat ke arah Karin sambil terkekeh.
"Belom mandi nih pasti," Karan menggoda Karin yang sudah basah kuyup
"Apaan, gue udah mandi yah," saut Karin.
"Udah ayo lanjutin nyuci nya, keburu sore,"
***
"Apa-apaan kamu Karin! Kamu tau kan, kalau Hana alergi kacang! Kenapa kamu masak ini!" mata Karin berkaca-kaca akibat teriakan ibunya.
"TIDUR DI LUAR KAMU!"
"Tapi diluar dingin ma, mama tau kan, Karin gak tahan dingin," gadis itu mulai terisak
"MAMA GAK PEDULI! KAMU JUGA TAU HANA ALERGI KACANG, TAPI KAMU TETEP LAKUIN KAN?! SEKARANG TERIMA AKIBATNYA!"
Selly menarik Karin kasar. "jangan ma! Karin mohon ma!"
Selly menghempaskan Karin di depan pintu, ia menutup pintunya kasar.
"Mama buka pintunya! Buka ma! Diluar dingin ma! Mama buka! Karin gak pakek jaket ma!"
"Hiks...Hiks...Hiks, Mama! Dingin ma! Mama!"
Tidak ada satu sautan pun. Karin menangis sesenggukan, ia tidak berniat sama sekali.
Ia sudah memberi tau pada Hana, bahwa ada lauk yang mengandung kacang.
Tapi Hana tetap ngeyel, kenapa tidak bilang pada mama nya? Akankah Selly percaya?
Karin memeluk tubuhnya sendiri, malam ini begitu dingin. Sejak kecil ia tidak tahan dengan dingin.
***
Pagi hari yang cerah menyapa seorang Karan Revano. Ia berniat mendatangi Karin pagi ini.
Matanya membulat sempurna setelah melihat sahabatnya terbaring dengan tubuh pucat pasi di depan pintu.
Ia berlari menghampiri Karin, "rin, bangun," Karan menepuk-nepuk pipi Karin
Mata Karin sedikit mengerjap, "d-dingin," setelah itu mata nya kembali terpejam.
Karan mengangkat tubuh Karin. Ia berlari ke rumah nya, kaki nya menendang pagar rumah nya dengan keras.
Ia masuk ke rumahnya lalu merebahkan tubuh Karin di kursi ruang tamu.
Ia mengambil handuk kecil dan bak berisi air hangat. Ia juga pergi ke kamarnya menyambar selimut.
Karan benar-benar tidak habis pikir pada Selly, sudah tau Karin paling tidak bisa kedinginan, bisa-bisanya dibiarkan tidur di luar.
Setelah dikompres beberapa menit, tubuh Karin mulai berkeringat.
Karan hendak pergi ke dapur untuk membuat teh, tapi cekalan di tangan nya membuatnya mengurungkan niatnya.
"Papa, kenapa papa ninggalin Karin? Karin kangen papa, Karin ikut papa aja ya, gada yang sayang sama Karin pa,"
Karan duduk di sofa lalu memangku kepala Karin, "gue kan ada, gue bakal slalu sama lo rin,"
"Papa...
"Papa...
"Papa...
"Papa!" Karin terbangun dengan keringat di sekujur badan nya ia berbalik menatap Karan, lalu menubruk dada Karan dan memeluk nya erat.
"Udah, lo jangan mikirin itu, hari ini gak usah sekolah yah, udah telat juga kan?" Karin mengangguk dalam dekapan Karan
"Gue gak suka liat lo gini rin,"
Tbc.
Eyoww-! Gimana-gimana sama part kali ini?
Katanya ibu tiri sadis? Ini ibu kandung juga sadis kok.
Lah, malah sadis-sadisan.
Menurut kalian Hana itu gimana?
Ohhh iya! Menurut kalian jadi Karin tuh enak apa enggak? Soalnya posisi Karin tuh kek di tengah-tengah gitu.
Dia dibenci keluarga nya, tapi dia punya sahabat yang baik banget sama dia.
Kalo menurut aku nih, posisi Karin tuh enak gak enak. Gatau juga kedepan nya nanti kaya apa.
Next gak nihhh?
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 3 -"Karin gak tahan bun, Karin cape," keluh gadis yang tengah dalam dekapan seorang wanita paruh baya."Emang mama kamu ngapain lagi?" Lia bertanya sambil mengelus punggung Karin"Karin semaleman tidur di luar bun, Karin mau ikut bunda aja, Karin gak mau tinggal sama mama,""Bunda ngerti, kamu mau tinggal disini sementara?" Lia bertanya pada Karin yang langsung di jawab anggukan."Baju-baju sama alat sekolah Karin gimana?""Biar saya ambil kan tante," balas Karan
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 4 -Seorang gadis terduduk lemas di samping gundukan tanah. Pakaiannya lusuh, rambut acak-acakan, mata bengkak dan tatapan kosong."Kenapa lo gak ajak gue sekalian ran," gumam gadis ituCairan bening kembali keluar dari pelupuk matanya, membasahi pipinya.Posisi dan kondisinya tetap utuh dan sama seperti semula. Gadis itu terus menatap kosong.Sebuah tepukan di bahunya membuat nya sedikit teralihkan, "ngapain lo disini?""L-lo siapa?"
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 5 -Greano High School, sekolah elite yang dihuni oleh orang-orang kelas atas.Lima orang remaja turun dari mobil berwarna hitam. Kelima nya sudah memakai seragam Greano High School.Dari lima remaja itu, terdapat seorang gadis yang seolah menjadi ratu diantara mereka.Seorang gadis berlari mengejar ke lima remaja itu. Ia memegang bahu gadis yang bersama empat pria tadi.Tangannya sontak dipelintir oleh gadis itu, "awhhh, rin ini gue Jihan,"Gadis bernama Karin itu melepas kan pelintirannya. Ke e
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 6 -Sebuah mobil berwarna hitam, berplat nomor B, berhenti didepan sebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah.Itu rumah Karan, rumah Karin masih rumah minimalis. Lima orang remaja turun dari sana, lengkap dengan kacamata yang menutupi iris mata indah mereka.Kelimanya memakai barang-barang branded dari atas hingga bawah.Terlihat seorang gadis seusia mereka tengah menjemur pakaian dengan wajah yang sepertinya agak kesal.Karin terkekeh, "ternyata dia cocok yah kaya gitu," Jovan merangkul bahu Karin.
Estrella Peligrosa:Dangerous Woman.- 1 - Gelap menyelimuti tiga manusia yang telah disatukan dengan tali yang melilit tubuh ketiganya. Mereka bisa mendengar suara hels yang terus bergerak mengitari mereka. "Saya tau kalian sudah sadar. Kenapa tidak ada yang membuka mulut? Hm?" Dan yah, suara hels itu berhenti bergerak. Dihadapan salah satu dari tiga wanita yang terikat disana. "Kau sudah cukup lama bermain-main....apa aku harus memanggilmu kakak?" Terdengar kekehan kecil dari wanita itu, "aku rasa itu tidak perlu, setelah semua yang kau lakukan padaku, kau bahkan tak pantas menjadi pembantuku," "Baiklah, ini sudah saatnya aku melanjutkan permainanmu," "Mungkin aku akan sedikit merubah rencanamu itu kakak," "Dari 1 nyawa yang melaya
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 6 -Sebuah mobil berwarna hitam, berplat nomor B, berhenti didepan sebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah.Itu rumah Karan, rumah Karin masih rumah minimalis. Lima orang remaja turun dari sana, lengkap dengan kacamata yang menutupi iris mata indah mereka.Kelimanya memakai barang-barang branded dari atas hingga bawah.Terlihat seorang gadis seusia mereka tengah menjemur pakaian dengan wajah yang sepertinya agak kesal.Karin terkekeh, "ternyata dia cocok yah kaya gitu," Jovan merangkul bahu Karin.
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 5 -Greano High School, sekolah elite yang dihuni oleh orang-orang kelas atas.Lima orang remaja turun dari mobil berwarna hitam. Kelima nya sudah memakai seragam Greano High School.Dari lima remaja itu, terdapat seorang gadis yang seolah menjadi ratu diantara mereka.Seorang gadis berlari mengejar ke lima remaja itu. Ia memegang bahu gadis yang bersama empat pria tadi.Tangannya sontak dipelintir oleh gadis itu, "awhhh, rin ini gue Jihan,"Gadis bernama Karin itu melepas kan pelintirannya. Ke e
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 4 -Seorang gadis terduduk lemas di samping gundukan tanah. Pakaiannya lusuh, rambut acak-acakan, mata bengkak dan tatapan kosong."Kenapa lo gak ajak gue sekalian ran," gumam gadis ituCairan bening kembali keluar dari pelupuk matanya, membasahi pipinya.Posisi dan kondisinya tetap utuh dan sama seperti semula. Gadis itu terus menatap kosong.Sebuah tepukan di bahunya membuat nya sedikit teralihkan, "ngapain lo disini?""L-lo siapa?"
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 3 -"Karin gak tahan bun, Karin cape," keluh gadis yang tengah dalam dekapan seorang wanita paruh baya."Emang mama kamu ngapain lagi?" Lia bertanya sambil mengelus punggung Karin"Karin semaleman tidur di luar bun, Karin mau ikut bunda aja, Karin gak mau tinggal sama mama,""Bunda ngerti, kamu mau tinggal disini sementara?" Lia bertanya pada Karin yang langsung di jawab anggukan."Baju-baju sama alat sekolah Karin gimana?""Biar saya ambil kan tante," balas Karan
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 2 - Seorang gadis tengah menjemur pakaian di halaman samping rumah nya. Sudah menjadi rutinitasnya untuk mencuci baju serta menjemurnya sepulang sekolah. Ia mengusap keringat yang membasahi pelipisnya. Setelah selsai menjemur pakaian, ia berniat masuk ke dalam rumah. "Kak cuciin baju gue dong, jangan sampe rusak! Ada seragam SMA elite itu," Bak yang tadinya sudah kosong, kembali penuh dengan tumpukan baju kotor. "Kamu kan udah besar han, cuci sendiri lah, kakak juga capek nyuciin punya mama, masa ka- "Ohh jadi selama ini gak ikhlas cuciin baju
Estrella Peligrosa:Dangerous Woman.- 1 - Gelap menyelimuti tiga manusia yang telah disatukan dengan tali yang melilit tubuh ketiganya. Mereka bisa mendengar suara hels yang terus bergerak mengitari mereka. "Saya tau kalian sudah sadar. Kenapa tidak ada yang membuka mulut? Hm?" Dan yah, suara hels itu berhenti bergerak. Dihadapan salah satu dari tiga wanita yang terikat disana. "Kau sudah cukup lama bermain-main....apa aku harus memanggilmu kakak?" Terdengar kekehan kecil dari wanita itu, "aku rasa itu tidak perlu, setelah semua yang kau lakukan padaku, kau bahkan tak pantas menjadi pembantuku," "Baiklah, ini sudah saatnya aku melanjutkan permainanmu," "Mungkin aku akan sedikit merubah rencanamu itu kakak," "Dari 1 nyawa yang melaya