Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.
- 5 -Greano High School, sekolah elite yang dihuni oleh orang-orang kelas atas.
Lima orang remaja turun dari mobil berwarna hitam. Kelima nya sudah memakai seragam Greano High School.
Dari lima remaja itu, terdapat seorang gadis yang seolah menjadi ratu diantara mereka.
Seorang gadis berlari mengejar ke lima remaja itu. Ia memegang bahu gadis yang bersama empat pria tadi.
Tangannya sontak dipelintir oleh gadis itu, "awhhh, rin ini gue Jihan,"
Gadis bernama Karin itu melepas kan pelintirannya. Ke empat pria disampingnya mengangkat alisnya bingung.
"Lo ngapain?" tanya Karin
"Lo lupa, kan gue sekolah disini," balas Jihan sambil tersenyum manis.
Sepertinya bukan untuk Karin, melainkan 4 pria yang berdiri disamping Karin.
Mereka yang merasa risih karna perlakuan Jihan pun menarik lembut lengan Karin.
"Duluan,"
Setelah kepergian Karin, Jihan berdecak kagum, "gila, enak banget jadi si Karin, baru dua bulan cowonya meninggal, dapet 4 aja, uhh andai aja gue bisa kek gitu juga, pasti seru," Jihan bergumam seorang diri.
Sedangkan kelima remaja ini tengah menjadi pusat perhatian sepanjang koridor menuju ruang kepsek.
"Siapa?" tanya pria yang sedari tadi disebelah kanan Karin.
"Temen, ketemu di makam," jelas Karin
Keempatnya hanya mengangguk-anggukkan kepala nya. Langkahnya mereka terhenti karna dering HP Karin.
Gadis itu mengeluarkan handphone berwarna putih dengan empat kamera dibelakangnya, "hallo?"
"Hm," Karin menutup telponnya secara sepihak.
"Why?" tanya pria yang sedari tadi berada di ujung kiri.
"Ipa3,"
***
Suasana kelas ini begitu ricuh, hingga guru yang usianya sudah setengah abad itu memasuki kelas.
"Selamat pagi," sapa guru itu sembari mendaratkan pantatnya di kursi kayu didepan papan tulis.
"Pagi," balas para murid ini
"Permisi," perhatian seluruh kelas teralihkan pada lima remaja yang berdiri didepan pintu kelas mereka
"Silahkan masuk," guru itu mempersilakan kelima remaja itu masuk sambil berdiri dari duduknya.
Banyak yang terpanah dengan paras kelima remaja itu, "perkenalkan nama kalian nak," ujar guru itu
"Dan kalian, jangan bicara jika tidak ibu suruh," guru itu memperingatkan muridnya lebih dulu.
Mengingat muridnya itu sangat heboh. Apalagi jika melihat yang bening-bening begini.
"Silahkan nak,"
"Ixelio Torra,"
"Jovan Dyler,"
"Karina Ardisty,"
"Levito Rezyle,"
"Morgan Shile,"
Wajah mereka datar, sangat datar. Tak berekspresi sama sekali.
"Baik kalian bisa duduk di deret paling belakang yang masih kosong," titah guru itu
Kelimanya berjalan menuju lima meja yang memang masih kosong.
Dan posisi duduk mereka sama dengan posisi awal mereka. Setiap anak duduk masing-masing.
"Baik anak-anak ibu mulai pelajarannya, untuk kalian berlima, dengarkan saja penjelasan dari saya, nanti pinjam buku catatan teman sekelas kalian," ujar guru itu
Sontak saja seluruh kelas menatap kearah kelimanya yang hanya memasang wajah datar.
***
Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Keadaan kelas juga sudah sangat sepi.
Menyisahkan 5 remaja ini, "Lev," Karin menatap Levi yang tengah memainkan HP nya.
"Why?" balas Levi sambil memasukkan HP nya kedalam saku bajunya
"Laper," balas Karin
"Tungguin aja," Morgan berjalan kearah Levi, ia lalu duduk di atas meja Levi.
"Yo," Jovan melempar sebuah permen karet yang langsung ditangkap oleh Lio.
Setelah memasukkan permen ke mulutnya, ia berjalan kearah Karin sambil memainkan permen karet dimulutntnya.
Lio duduk di kursi yang terletak di depan Karin. Ia duduk menghadap kebelakang.
"Lo pada tau gak, hewan apa yang jago renang?" Jovan bertanya dengan diakhiri senyum miring.
Morgan yang sudah tau, bahwa jawabannya pasti diluar nalar, dia hanya diam.
"Ikan lah goblok!" saut Levi sambil melempar penghapus miliknya
"Salah," balas Jovan sambil menahan kesal karna lemparan penghapus Levi yang mengenai pelipisnya
"Terus apaan?" saut Karin
"Ya bebek lah, ikan mah menyelam bukan renang," jawaban Jovan membuat keempat remaja ini-
"Temen kek gini bisa tuker tambah di sopi gak sih?" tanya Levi menahan kesal
Sedangkan Morgan yang sudah menduga hanya mengangkat satu sudut bibir nya. Sementara Lio yang sudah tau, bahwa Jovan memang tidak pernah waras hanya memutar bola matanya malas.
"Gini nih kalo temenan sama pasien rsj," ujar Lio sambil mengeluarkan permen karet dari mulutnya, lalu menempelkan nya dibawah kursi yang didudukinya
"Jorok yo yaallah," ujar Karin
"Paket komplit beneran dah temen gue," gumam Karin
"Dahlah rin, yang keras aja, emang pada mau ngelak apa, emang bener kan," saut Jovan
"Iya, lo juga gak bisa ngelak kalo lo pasien rsj," imbuh Levi
Mereka tertawa berbahak-bahak kecuali Morgan yang hanya terkekeh melihat tingkah teman-temannya.
Wajah mereka kembali datar seketika saat dua orang gadis datang dengan membawa satu nampan makanan dan minuman dari kantin dan setumpuk buku tulis.
"Taroh meja," ujar Karin, setelah meletakkan semua itu di meja, kedua gadis itu keluar dari kelas mereka.
Sebuah notifikasi muncul di HP mereka. Terdapat pesan dari Morgan.
Isinya, Greentea & Burger+buku catatan 1semester anak juara 1pararel tahun lalu.
Mereka mengambilnya lalu memakannya sambil memeriksa buku tulis yang mereka terima.
"Juara satu pararel aja masih make rumus yang simple," gumam Jovan
"Kita gak bisa nyontek ini, dahlah ke perpus aja, ini suruh ambil lagi," ujar Levi lalu beranjak dari duduknya
Kelimanya bangkit dari duduknya, mereka memutuskan akan pergi ke perpustakaan.
Mereka membuang makanan nya di tempat sampah depan kelas. Mereka kembali menjadi pusat perhatian sama seperti pagi tadi.
***
Mereka mengambil buku paket dari semua mapel. Mereka duduk dibangku yang disediakan.
Dihadapan mereka sudah ada dua tumpuk buku, yang pertama tumpukan buku tulis mereka dan yang kedua tumpukan buku paket yang tidak terlalu tebal.
Sekolah sudah sepi, karna guru akan ada seminar selama tiga hari kedepan.
Tersisa mereka di sekolah ini. Mereka mengejar hal² yang mereka lewatkan selama satu semester.
Jarum jam terus berputar, waktu terus berjalan, matahari terus bergerak.
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.08 dan baru saja mereka mengejar materi yang mereka lewatkan.
"Balik sekarang?" Morgan adalah orang pertama yang selesai.
Yang lain hanya mengangguk sebagai tanda persetujuan. Mereka berjalan keluar sekolah.
Saat sampai di lapangan, terlihat gerbang yang sudah tertutup.
Mereka saling bertatapan lalu terkekeh. Semuanya masuk kedalam mobil.
Posisinya Morgan dan Lio di depan, Karin berada diantara Jovan dan Levi.
Mereka semua memasang selt belt, karna mereka sudah tau apa yang akan dilakukan oleh Morgan.
Morgan menancap gasnya dengan kecepatan tinggi. Dengan satu tabrakan pagar sekolah hancur.
Mereka terkekeh setelah aksi itu selesai. Semua kembali larut kepada kesibukannya masing-masing.
"Anterin ke rumah lama gue," ujar Karin tanpa melepas pandangannya dari HP nya.
Sontak saja Morgan mengerem mobil itu secara mendadak. Keempat remaja itu kompak menatap Karin.
"Ada yang harus gue ambil, penting," Morgan kembali menatap kedepan dan melajukan mobilnya.
Tbc.
Apanih?Siapa mereka berempat, kok gak jelas asal usulnya?
Kayak cinta lo ke dia.Pertanyaan nya masih sama, siapa Karell?
Kenapa semuanya berubah? Ini udah berapa abad woyy!Ini juga kenapa si Karin jadi-
Ada yang mencium bau² pengacau ditubuh Jihan?
Ohh iye, kabarnya bawang merah ama mak nye gimana?
Baca jam berapa nihh update an kali ini?
See you next part
Next ga?
Next ga?
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 6 -Sebuah mobil berwarna hitam, berplat nomor B, berhenti didepan sebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah.Itu rumah Karan, rumah Karin masih rumah minimalis. Lima orang remaja turun dari sana, lengkap dengan kacamata yang menutupi iris mata indah mereka.Kelimanya memakai barang-barang branded dari atas hingga bawah.Terlihat seorang gadis seusia mereka tengah menjemur pakaian dengan wajah yang sepertinya agak kesal.Karin terkekeh, "ternyata dia cocok yah kaya gitu," Jovan merangkul bahu Karin.
Estrella Peligrosa:Dangerous Woman.- 1 - Gelap menyelimuti tiga manusia yang telah disatukan dengan tali yang melilit tubuh ketiganya. Mereka bisa mendengar suara hels yang terus bergerak mengitari mereka. "Saya tau kalian sudah sadar. Kenapa tidak ada yang membuka mulut? Hm?" Dan yah, suara hels itu berhenti bergerak. Dihadapan salah satu dari tiga wanita yang terikat disana. "Kau sudah cukup lama bermain-main....apa aku harus memanggilmu kakak?" Terdengar kekehan kecil dari wanita itu, "aku rasa itu tidak perlu, setelah semua yang kau lakukan padaku, kau bahkan tak pantas menjadi pembantuku," "Baiklah, ini sudah saatnya aku melanjutkan permainanmu," "Mungkin aku akan sedikit merubah rencanamu itu kakak," "Dari 1 nyawa yang melaya
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 2 - Seorang gadis tengah menjemur pakaian di halaman samping rumah nya. Sudah menjadi rutinitasnya untuk mencuci baju serta menjemurnya sepulang sekolah. Ia mengusap keringat yang membasahi pelipisnya. Setelah selsai menjemur pakaian, ia berniat masuk ke dalam rumah. "Kak cuciin baju gue dong, jangan sampe rusak! Ada seragam SMA elite itu," Bak yang tadinya sudah kosong, kembali penuh dengan tumpukan baju kotor. "Kamu kan udah besar han, cuci sendiri lah, kakak juga capek nyuciin punya mama, masa ka- "Ohh jadi selama ini gak ikhlas cuciin baju
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 3 -"Karin gak tahan bun, Karin cape," keluh gadis yang tengah dalam dekapan seorang wanita paruh baya."Emang mama kamu ngapain lagi?" Lia bertanya sambil mengelus punggung Karin"Karin semaleman tidur di luar bun, Karin mau ikut bunda aja, Karin gak mau tinggal sama mama,""Bunda ngerti, kamu mau tinggal disini sementara?" Lia bertanya pada Karin yang langsung di jawab anggukan."Baju-baju sama alat sekolah Karin gimana?""Biar saya ambil kan tante," balas Karan
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 4 -Seorang gadis terduduk lemas di samping gundukan tanah. Pakaiannya lusuh, rambut acak-acakan, mata bengkak dan tatapan kosong."Kenapa lo gak ajak gue sekalian ran," gumam gadis ituCairan bening kembali keluar dari pelupuk matanya, membasahi pipinya.Posisi dan kondisinya tetap utuh dan sama seperti semula. Gadis itu terus menatap kosong.Sebuah tepukan di bahunya membuat nya sedikit teralihkan, "ngapain lo disini?""L-lo siapa?"
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 6 -Sebuah mobil berwarna hitam, berplat nomor B, berhenti didepan sebuah rumah yang bisa dibilang cukup mewah.Itu rumah Karan, rumah Karin masih rumah minimalis. Lima orang remaja turun dari sana, lengkap dengan kacamata yang menutupi iris mata indah mereka.Kelimanya memakai barang-barang branded dari atas hingga bawah.Terlihat seorang gadis seusia mereka tengah menjemur pakaian dengan wajah yang sepertinya agak kesal.Karin terkekeh, "ternyata dia cocok yah kaya gitu," Jovan merangkul bahu Karin.
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 5 -Greano High School, sekolah elite yang dihuni oleh orang-orang kelas atas.Lima orang remaja turun dari mobil berwarna hitam. Kelima nya sudah memakai seragam Greano High School.Dari lima remaja itu, terdapat seorang gadis yang seolah menjadi ratu diantara mereka.Seorang gadis berlari mengejar ke lima remaja itu. Ia memegang bahu gadis yang bersama empat pria tadi.Tangannya sontak dipelintir oleh gadis itu, "awhhh, rin ini gue Jihan,"Gadis bernama Karin itu melepas kan pelintirannya. Ke e
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 4 -Seorang gadis terduduk lemas di samping gundukan tanah. Pakaiannya lusuh, rambut acak-acakan, mata bengkak dan tatapan kosong."Kenapa lo gak ajak gue sekalian ran," gumam gadis ituCairan bening kembali keluar dari pelupuk matanya, membasahi pipinya.Posisi dan kondisinya tetap utuh dan sama seperti semula. Gadis itu terus menatap kosong.Sebuah tepukan di bahunya membuat nya sedikit teralihkan, "ngapain lo disini?""L-lo siapa?"
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 3 -"Karin gak tahan bun, Karin cape," keluh gadis yang tengah dalam dekapan seorang wanita paruh baya."Emang mama kamu ngapain lagi?" Lia bertanya sambil mengelus punggung Karin"Karin semaleman tidur di luar bun, Karin mau ikut bunda aja, Karin gak mau tinggal sama mama,""Bunda ngerti, kamu mau tinggal disini sementara?" Lia bertanya pada Karin yang langsung di jawab anggukan."Baju-baju sama alat sekolah Karin gimana?""Biar saya ambil kan tante," balas Karan
Estrella Peligrosa: Dangerous Woman.- 2 - Seorang gadis tengah menjemur pakaian di halaman samping rumah nya. Sudah menjadi rutinitasnya untuk mencuci baju serta menjemurnya sepulang sekolah. Ia mengusap keringat yang membasahi pelipisnya. Setelah selsai menjemur pakaian, ia berniat masuk ke dalam rumah. "Kak cuciin baju gue dong, jangan sampe rusak! Ada seragam SMA elite itu," Bak yang tadinya sudah kosong, kembali penuh dengan tumpukan baju kotor. "Kamu kan udah besar han, cuci sendiri lah, kakak juga capek nyuciin punya mama, masa ka- "Ohh jadi selama ini gak ikhlas cuciin baju
Estrella Peligrosa:Dangerous Woman.- 1 - Gelap menyelimuti tiga manusia yang telah disatukan dengan tali yang melilit tubuh ketiganya. Mereka bisa mendengar suara hels yang terus bergerak mengitari mereka. "Saya tau kalian sudah sadar. Kenapa tidak ada yang membuka mulut? Hm?" Dan yah, suara hels itu berhenti bergerak. Dihadapan salah satu dari tiga wanita yang terikat disana. "Kau sudah cukup lama bermain-main....apa aku harus memanggilmu kakak?" Terdengar kekehan kecil dari wanita itu, "aku rasa itu tidak perlu, setelah semua yang kau lakukan padaku, kau bahkan tak pantas menjadi pembantuku," "Baiklah, ini sudah saatnya aku melanjutkan permainanmu," "Mungkin aku akan sedikit merubah rencanamu itu kakak," "Dari 1 nyawa yang melaya