Share

Chapter 123 - Skenario

Penulis: Rytíř
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-25 19:01:34

Ketika Aryan datang di tempat itu, dia nampak berjalan pelan dan kemudian mengintip dari balik pintu gerbang yang sudah terbuka lebar. Dia cukup bingung karena tidak terlihat seorangpun di sana, hingga Arif keluar dari mobil dan bunyi suara ketika dia menutup pintu sedikit mengalihkan perhatian Aryan.

“Pak.. tuan satpam itu?” tanya Arif nampak ragu-ragu.

“Mike sudah menunggu di dalam,” katanya lagi sembari mengajak Aryan menuju ke tempat di mana Mike menahan Maman dan preman yang lainnya.

Ketika sampai di tempat yang lembab itu, Aryan melihat begitu banyak preman tergeletak sementara di ujung lorong terlihat Maman duduk dengan kondisi wajah bonyok tak karuan. Mike langsung menoleh dan membiarkan Maman ketika dia hendak menghampiri Aryan.

“Ini,” sahut Mike menyerahkan sebuah HP milik Maman pada Aryan.

Aryan hanya sedikit menaikkan satu alis matanya saat menerima HP yang diberikan Mike

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 124 - Sampah Masyarakat

    Setelah beberapa saat mengamati Maman terjatuh ke jurang, Mike kemudian berbalik dengan ekspresi wajah santai menatap ke arah Aryan.“Bagaimana sekarang?” tanyanya.“Apa sudah bisa aku serahkan semuanya pada tuan satpam?”Aryan hanya bisa terdiam, bukan karena dinginnya Mike melempar Maman ke jurang, tapi karena larut dalam pikiran.“Sepertinya semua jadi masuk akal,” gumamnya.“Apanya?” tanya Mike.“Salman sendiri yang menyerahkan urusan ini padaku. Kau pasti tahu kalau urusannya sudah diserahkan padaku, itu berarti hal itu tidak berhenti di meja hijau,” terang Aryan.“Itu kenapa sulit menerimanya karena bisa dibilang dia sendiri menyuruhku untuk membunuhnya dengan membiarkan nomor HPnya disimpan oleh pengedar narkoba yang sedang kuselidiki. Tapi sekarang kalau ceritanya begini, semua jadi masuk akal

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-25
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 125 - Samenspanning

    Malam itu juga, begitu mereka sampai di vila utama milik Hassan Guardian, semua anggota Mike sudah menanti kedatangan mereka di ruang tamu. Agus langsung menghampiri Aryan di depan pintu itu dengan tatapan dingin seperti tidak senang dengan kedatangannya. “Loh kenapa?” tanya Mike. “Bukannya kamu yang memintanya untuk datang?” Namun Mike tak terlalu mempedulikannya dan terus masuk menghampiri yang lainnya yang sudah berdiri menyambut kedatangannya itu. Sementara itu Agus masih dengan dingin mengeluarkan senjata dan nampak seperti ingin memamerkannya pada Aryan. “Mungkin Mike memilih melepaskan anda waktu itu,” ujarnya menggoyang-goyangkan pistol tersebut di tangannya. “Tapi jujur saja, aku memungut senjata ini dan bermaksud ingin membunuh anda waktu itu. Jadi jangan sekali-sekali berpikir semua yang terjadi diantara kita sudah selesai,” jelasnya. Aryan lantas dengan sigap menyi

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-26
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 126 - Sasaran Utama

    Semua perhatian orang yang ada di ruangan tersebut jadi teralihkan oleh pertanyaan Mike tersebut. Termasuk mereka yang sedari tadi sibuk bermain dengan HP masing-masing seperti tidak terlalu peduli dengan diskusi tersebut.Dewipun tak bisa menyembunyikan ekspresi penasarannya.“Siapa Belial?” gumam Dewi.“Kenapa tiba-tiba bertanya tentang nama itu?”“Aku sama sekali belum pernah mendengar nama itu.”Mike terlihat heran dan sedikit menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya.“Waktu aku mengejar salah seorang dari kalian di dalam hutan, aku mendengarnya menelepon untuk segera diberitahukan pada Tuan Belial, dan seingatku jelas saat itu dia berbicara dengan bahasa Inggris,” terang Mike.“Dua orang itu..” sahut Dewi sedikit mulai berpikir.“Aku baru dipertemukan dengan mereka khusus untuk urusan kali ini membawa Mansa

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 127 - Kesibukan Di Hutan Raya Muhammad Hatta

    Sudah dua hari cuaca di sekitar Padang kembali dihantui badai. Senja itu, di salah satu titik di perbatasan antara Kota Padang dan Kabupaten Solok, sekelompok pekerja sudah mulai beristirahat di tengah kelelahan mereka memperbaiki jalanan yang putus karena tertutup longsor. Satu jalur sebenarnya sudah mulai bisa dibuka, namun mereka tetap menutup jalan tersebut untuk menghindari potensi adanya longsor baru. Namun ada satu buah mobil yang berangkat dari arah Kabupaten Solok memaksakan diri untuk melewati jalan tersebut. Saat ini, beberapa orang pekerja nampak sedang ribut adu mulut dengan pengendara mobil tersebut. “Apa kalian tak tahu siapa saya?” bentak si pengendara mobil itu. “Memangnya siapa benar Bapak?” sanggah salah seorang pekerja.“Ini urusan keselamatan, Pak. Masalah keselamatan tidak ada pandang bulu siapa Bapak dan apa jabatan Bapak,” jelasnya. Tiba-tiba pengendara mobil itu menurunkan jendel

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 128 - Teror Di Tengah Hutan

    Petugas polisi itu memberikan satu berkas laporan kepada lelaki paruh baya tersebut. Sementara petugas-petugas yang lain, lengkap dengan mantel hujan dan masing-masing mereka memegang satu senter sorot, nampak sibuk menyisiri area. Meski saat itu gerimisnya lumayan bersemangat turun membasahi bumi, namun rindangnya pohon-pohon berkanopi membuat mereka tidak terlalu basah kuyub di bawahnya. Setelah beberapa saat membalik-balik berkas laporan itu, si pria paruh baya itu berjalan menghampiri salah seorang ahli forensik. “Apa sudah bisa dipastikan kapan waktu kematiannya?” tanyanya. “Belum begitu pasti,” jawab petugas forensik tersebut.“Saya belum dapat laporan dari lab.” “Kamu..?! Sepertinya kamu masih baru ya di forensik?” tanya pria paruh baya itu. “Ah, i.. iya Pak!” jawabnya nampak serba salah. Sesaat pekerja forensik baru itu mencoba menyibukkan dirinya di

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 129 - Potret Wajah Lintas Waktu

    Hingga esok paginya cuaca masih sedikit mendung. Tanah, rumput, semak-semak serta pepohonan masih terlihat basah. Ketika Dewi menuju lantai dua vila untuk melihat keadaan Adi, dia sama sekali tidak menemukannya. Begitu juga dengan Mike dan Mansa.Namun dari pintu itu, melalui jendela yang terbuka lebar, Dewi bisa melihat ketiga orang tersebut saat ini sedang berada di atas bukit belakang vila.Seperti sudah menjadi rutinitas harian bagi dua orang itu sejak dulu di hutan belakang rumah Mansa, pagi itu Mike dan Mansa juga kembali melakukan latihan kumite. Latihan itu tidak hanya membantu mereka meningkatkan keahlian dalam bertarung kontak jarak pendek, namun juga membuat mereka saling memahami kebiasaan satu sama lainnya.Di sela-sela kesibukan mereka melakukan latihan kumite dengan tempo yang cukup cepat, Mike tak lupa menyelipkan beberapa wejangannya untuk meningkatkan insight dan wisodm Mansa yang memang dalam masa pembentukan karakter.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-31
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 130 - Bergerak Cepat

    Untuk beberapa saat Mike terdiam seperti sulit untuk menerima apa yang baru saja dilihatnya. Aguspun begitu, karena dia juga sama sekali tidak bisa membuat kesimpulan, karena itu dia memanggil Mike mencoba menganalisis semua temuannya itu. Melihat Mike yang tak kunjung melepaskan mouse yang ada di meja itu, Agus memilih untuk berdiri dari tempat duduknya dan membiarkan Mike untuk duduk di sana. Mike duduk, masih dengan tatapan yang tak bisa lepas dari foto-foto tersebut. Cukup lama dia mengganti-ganti foto itu maju mundur untuk mengamati semuanya lebih seksama. Tetap saja dia tak bisa menyangkal bahwa perawakan orang yang ditandai oleh Agus itu benar-benar sama meski foto jadul itu sendiri memang tidak sebagus foto-foto dengan kualitas High Definition zaman sekarang. “Apa mungkin penjelajah waktu?” gumam Mike sedikit berseloroh. “Yang benar saja,” sanggah Agus sedikit geleng-geleng kepala.“Aku tahu teori kons

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-01
  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 132 - Selamat Bergabung

    “Musa, cobalah melayang lebih rendah!” seru Mansa.Musa yang sudah dalam wujud seonggok lidah api itu mulai mengitari gubuk tersebut dengan melayang-layang begitu rendah di atas lantai. Ketika Musa mulai melayang di dekat sebuah sudut ruangan, Mansa menyadari ada sesuatu yang aneh dengan pergerakkan nyala plasma dari tubuh Musa.Mansapun bergegas memeriksa lokasi tersebut. Meski lantai papan itu terlihat tersusun rapi sama sekali tidak ada perbedaan yang signifikan dari bentuk susunan lantai papan yang lain, tapi sekarang dia merasakan ada aliran angin samar-samar terasa seperti berhembus masuk ke dalamnya.Mansa mendekatkan telapak tangannya pada lantai tersebut dan sengaja melepas sedikit aura esper dari tangannya. Aura itu bukannya terurai ke atas, akan tetapi seperti menyusup ke sela-sela lantai papan tersebut. Itu aneh karena jika di bawah lantai papan itu hanya sekadar ruang di bawah lantai seperti gubuk pada umumnya, aliran udara

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-02

Bab terbaru

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 169 - Tak Ada Habisnya

    Dia pun menjawab panggilan itu dengan raut wajah yang nampak tegang. “Tumben, ada perlu apa Pak Jenderal menelepon saya?” tanyanya berlagak bersikap tenang. << Mike, apa kau ada hubungannya dengan kejadian di Majalengka? >> Pertanyaan yang to do point itu sukses membuat Mike terdiam. [ Aku tak tahu apa motifmu, tapi apa yang telah kau perbuat ini benar-benar serius. Kau akan membuat negera ini kacau ] “Apa maksud Bapak berbicara seperti itu?” tanya Mike dengan ekspresi wajah yang semakin suram dengan wajah yang mulai pucat. Bagaimana dia tidak pucat, tiba-tiba saja seorang jenderal meneleponnya dan sekonyong-konyong bicara soal keamanan negara. [ Aku tak tahu apakah kau sudah menyadarinya atau belum.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 168 - Dan Semuanya Usai

    Mike masih diam saja, tak menanggapi pertanyaan kedua pria asing itu. Namun Mike cukup sadar bahwa pria berkaca mata itu tak begitu memerlukan jawaban darinya. Dari reaksinya, jelas terlihat kalau dia sudah bisa membacanya sejauh itu.“Aku cukup mengerti jika kau memilih diam soal ini, karena dia adalah orang yang paling dicari saat ini,” lanjut pria berkaca mata itu.“Aku tak tahu apakah ini juga ada hubungannya denganmu, tapi dari informasi yang kami dapatkan, dalam waktu dekat mereka akan kembali melakukan pergerakan di Eropa. Awalnya aku tak begitu mengerti karena dari kabar, katanya mereka akan berburu serigala di sana,” jelasnya.Mendengar cerita itu, reaksi Mike nampak berubah dan pria itu menangkap perubahan itu dengan cermat.Laki-laki itu nampak tersenyum karena deduksinya seperti mencapai titik temunya.&nb

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 167 - Oh!

    Sementara itu, di halaman rumah terdengar suara Acil dan ‘Aini. Mereka nampak kebingungan sekaligus ngeri dengan kondisi di tempat itu.“Apa yang sebenarnya terjadi di tempat ini?” gumam Acil, menutupi mulutnya seperti sedang berusaha menahan diri agar tidak muntah.Wajah mereka nampak pucat. Mereka pun semakin tercengang begitu berdiri di pintu masuk rumah. Pada detik itu, Acil tak lagi kuasa menahan diri dan memuntahkan semua isi perutnya. Sementara ‘Aini masih nampak berdiri melongo di pintu masuk itu.Hingga tiba-tiba Mike sadar dan bangkit. Tanpa sepenuhnya sadar dengan kondisinya, dia membiarkan kain itu terlepas dari badannya.“Hey, Mike!” seru Mansa kaget, berusaha mengingatkan.Namun ‘Aini sudah terlanjur melihatnya. Dia berteriak dan sesaat kemudian pingsan, kaget karena ti

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 166 - Di Bawah Terang Bulan

    Suara burung gagak itu menarik perhatian dua orang asing yang masih sibuk di perkarangan halaman. Mereka menyaksikan burung gagak berapi itu terus terbang menuju sedikit celah di bagian puncak dari kelopak bunga raksasa yang tidak sepenuhnya menutup itu.“Did you see that, mate?” tanya pria yang berkaca mata.“Apa mungkin itu Ki Bejo? Aku tak menyangka kalau dia juga chimera, tapi bentuk apa itu? Burung Phoenix?” balas pria yang berambut afro itu dengan berbahasa inggris.“Dasar bodoh, mana ada chimera model phoenix,” balas temannya.“Tapi entahlah, aku juga tak tahu apa itu. Sebaiknya kita coba periksa ke dalam,” seru pria berkaca mata itu, bergegas berlari ke dalam rumah.Begitu mereka masuk ke dalam rumah, ruangan tengah itu sudah begitu sesak oleh

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 165 - Amanah Atas Dua Dunia

    Ki Bejo nampak menoleh ke sana ke mari, mencari di mana kerisnya berada. Dia tak tahu bahwa pria itu sebelumnya telah menendang keris itu dan saat ini berada di bawah kulkas tak jauh dari tempatnya bersimpuh. Namun entah bagaimana, Ki Bejo seperti menyadari keberadaan keris itu. Dia pun mulai meraba-raba ke bawah kulkas itu, berusaha meraihnya dengan jari-jarinya. Pria itu menyeret kaki Mansa ketika dia hendak menghampiri Ki Bejo di bagian dapur. Musa langsung datang mencoba menolongnya. Namun pria itu hanya berteriak, melepaskan tekanan energi yang cukup besar. Tekanan energi yang dilepaskannya itu mendorong Musa cukup jauh dan membuat sebagian besar tubuhnya terurai. Setelah itu pria tersebut kembali berjalan menghampiri Ki Bejo. Begitu sampai, diapun menginjak tangannya hingga patah. “Sayang sekali, sepertinya tanganmu tak bisa menjangkau keris itu,” ujarnya nampak menatap d

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 164 - Mansa Dan Ksatria Gagak

    Mansa yang mulai menyadari keunikan tubuh dari pria misterius itu langsung menyerangnya dari belakang dengan tenaga espernya. Serangan itu mengenai bahunya, dan membuat bagian itu pecah seperti kembali ke bentuk api.Pria itu memang nampak kesakitan, namun dia segera menyerang Mike yang ada di dekatnya dan mengabaikan Mansa. Tubuhnya kembali memadat, dan mulai menghantam Mike ke lantai.Mulut Mike yang sudah seperti kepala serigala itu menganga seperti mencoba menerkam pria itu. Namun dia langsung memukul kepalanya begitu brutal.Sementara itu, Mansa diam saja melihat Mike menjadi bulan-bulanan. Ternyata serangan yang terakhir itu telah menguras staminanya. Meski dia masih bisa berdiri dan pandangannya belum benar-benar kabur, namun dia sudah mulai kesulitan mengumpulkan aura espernya.“Diam kau!” ujar pria itu terus memukuli mulut Mike yang terus saja meronta.

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 163 - Mike Vs Mantir

    Meskipun terlihat saling mengenal, tak nampak bahwa kedua orang tersebut memiliki hubungan yang baik. Ki Bejo sendiri meski sedang mengintimidasi pria yang dipanggilnya Mantir itu, dia sendiri nampak ragu dengannya.Kedua orang itu nampak saling waspada satu sama lainnya. Hanya ketika pria misterius itu sudah merasa cukup memperhatikan kondisi Ki Bejo, dia pun nampak bersikap tenang.“Apa yang bisa kau lakukan dengan kondisimu saat ini?” tanya pria itu mulai bersikap santai.Lantas pria itu bergerak sesaat, dan tiba-tiba Ki Bejo langsung menyabetkan keris yang dipegangnya. Ternyata memang benar, dalam sekejap pria itu sudah mendekati Ki Bejo dan saat ini tangannya terkena sabetan keris dari Ki Bejo.Pria itu langsung kembali mundur, memegangi lengannya yang terkena sabetan keris. Tangannya yang terkena sabetan keris itu seperti terbakar dan berubah seperti ongg

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 162 - Ki Bejo dan Mantir

    Mike kembali berdiri, melepaskan satu pukulan Oizuki dari jarak jauh. Pria misterius itu hanya sedikit memiringkan tubuhnya. Dengan mudah dia menghindari serangan tersebut. Namun saat itu Mike langsung bergerak ke arahnya. Dia sudah bergitu dekat, siap menyerang dengan kedua lengan dan kuku-kuku tajamnya. Braakk!!! Tiba-tiba pria misterius itu menghempaskan satu bangku kayu ke tubuh Mike. Mike pun dibanting ke salah satu dinding dapur dan lansung tergeletak di lantai. Pria misterius itu hendak membantingkan bangku kayu di tangannya itu ke arah Mike. Namun bangku kayu itu langsung hancur berantakan sebelum dia berhasil melakukannya. Pria misterius itu menoleh ke arah Mansa. Salah satu alis matanya naik, memperhatikan Mansa dalam postur tubuh Oizukinya. Namun secara tiba-tiba Mansa kembali melancarkan serangan cepat ke arahnya. Se

  • Esper Terakhir Yang Mewarisi Dunia   Chapter 161 - Munculnya Ksatria Gagak

    “Jadi benar kalian adalah orang-orangnya Belial yang dari Amerika itu?” tanya Mike.“Maaf saja, tapi dua orang yang sedang kalian cari sudah tewas, dan kalian pun akan bernasib sama jika mengganggu kami,” lanjutnya mengancam.Ekspresi laki-laki berambut afro itu sedikit berubah mendengar kata-kata dari Mike.“Dari caramu berbicara, sepertinya aku bisa menebak siapa yang membunuh mereka. Tapi soal anak buah Belial, sepertinya kau salah paham dan itu cukup bisa aku pahami,” balas laki-laki itu.Namun dedemit baru terus bermunculan, baik itu dari dalam rumah maupun dari tanah. Mereka pun tak punya waktu untuk meluruskan kesalahpahaman mereka.“Nanti saja kita bicarakan, yang jelas kita harus cari jalan keluar dari tempat ini,” ujar laki-laki berambut afro itu.

DMCA.com Protection Status