Tiga hari berlalu begitu saja, Barata melatih para pejuangnya dengan sangat ganas. Dia juga membentuk sebuah tempat yang sedikit lebih baik daripada beberapa waktu lalu, dan pagar yang sedang dibangun pun sudah menunjukkan progres yang baik. Barata menatap seluruh area gua dengan tenang dan dia juga memperhatikan para penduduk yang menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk bertahan hidup.Sewaktu Barata dan para pejuangnya bersiap-siap untuk meninggalkan Lembah Kehidupan ini, dia dihampiri Bowo yang tampak cemas. Meskipun Bowo sudah mendengar tujuan Barata pergi ke permukaan tempo hari, tetap saja dia tidak dapat membuang rasa khawatirnya. Keberadaan Barata merupakan sebuah tiang yang menyangga keberlangsungan hidup para penduduk, dan Bowo merasa bila dia tidak bisa membiarkan hal buruk terjadi pada Barata.Bowo melihat keenam pria yang berada di belakang Barata. Mereka terlihat berbeda dari tiga hari yang lalu, dan itu terlihat dari sorot matanya. Mer
Barata menunjukkan cara bertarung pada para pejuang. Dia hanya menggunakan parangnya setelah menembakkan bola api. Beberapa zombie yang berada dalam jangkauan serangannya pun segera dia tebas. Bola api membakar beberapa zombie dan menghancurkan kepalanya. Meski begitu, Barata tak berhenti mengayunkan parangnya untuk menebas zombie lainnya.“Jangan pernah incar badan ataupun anggota tubuh lainnya. Tanamkan ini ke dalam pikiran kalian, zombie-zombie ini hanya akan mati bila memotong kepalanya atau menusukkan senjata kita ke dalam kepalanya. Jangan khawatir, aku yakin kalian akan bisa melakukannya bila kalian sudah memantapkan diri kalian,” ucap Barata. Tangannya terus mengayunkan parang, dan dia merenggut beberapa kepala zombie lagi.Dia terus melangkah ke depan di saat tangannya tak berhenti menghancurkan zombie-zombie yang menyerangnya. Warna dari bilah parang yang dia gunakan berubah menjadi kemerahan berkat darah dari zombie yang dia t
Barata yang melihat pergerakan zombie langsung bergegas merangsek maju sambil mengayunkan parang di tangannya. Dia sama sekali tidak menunjukkan rasa takutnya. Barata tidak dapat dan tidak diperbolehkan untuk menunjukkan rasa takut di kala dia memimpin sebuah pasukan, karena hal itu akan sangat berdampak pada kondisi mental pasukannya.Jadi, dia hanya bisa bertarung dengan seluruh tenaganya. Tidak peduli bagaimana dia bertahan ataupun bertarung, Barata terus menunjukkan sisi terkuatnya. Meski ada belasan zombie yang berlari ke arahnya sembari memperlihatkan rasa laparnya, Barata tidak mundur ataupun menghindarinya, melainkan dia bergegas ke depan sambil mengayunkan parangnya dan memenggal zombie-zombie yang mencoba menyerangnya.“Jangan hanya menatapku saja!! Gunakan senjata kalian dan hadapi mereka semua! Parang yang kalian gunakan harus kalian asah terus menerus dengan darah dari para zombie. Di mana keberanian kalian tadi? Mengapa sekarang menghila
Pada saat Barata mencari-cari sumber daya apa yang ada di dalam desa. Samar-samar dia merasakan ada sebuah pergerakan dari arah tertentu, dan sosok yang ada di titik itu tengah mengikutinya. Barata tersenyum sembari menggeledah satu rumah. Dia membutuhkan peralatan, terutama yang dapat digunakan sebagai senjata, misalnya lembing, besi panjang, parang, golok, ataupun kapak.Tentu saja, dia tidak melupakan sumber daya lainnya, terutama bahan pangan. Walaupun dia memfokuskan dirinya untuk mempersiapkan para pejuang hingga mereka dapat ditinggal sewaktu-waktu untuk melindungi desa. Barata tetap memikirkan kondisi dan keadaan subjeknya. Saat ini, para penduduk yang ada di Lembah Kehidupan telah dia anggap sebagai orang-orangnya, sehingga dia perlu memastikan keselamatan serta keberlangsungan hidup mereka.Barata benar-benar fokus untuk mencari beberapa senjata yang ada di rumah tersebut. Akan tetapi, dia juga memperhatikan gerak-gerik pria yang mengikutinya itu.
Pria itu tidak dapat menahan keinginannya lagi untuk menyerang. Mereka berdua sudah berada di posisi itu dalam waktu yang cukup lama. Tidak mungkin baginya menahan diri dalam waktu yang lama, bagaimanapun juga situasi yang dia hadapi ini membutuhkan dia untuk bersikap lebih agresif ketimbang pasif. Saat dia berada dalam sisi pasif, dia harus mendengarkan ocehan Barata yang tak berhenti-henti.Pada saat Barata sedang mengoceh dan mengolok-oloknya, pria itu hanya diam saja. Namun, ketika dia melihat Barata yang tidak berada dalam kondisi siap, pria itu langsung melepaskan serangan yang kuat. Dengan satu anak panah yang disertai dengan angin yang kuat, dia menembakkannya dan mengarahkannya ke Barata yang sedang lengah.Serangannya itu cukup kuat hingga mampu menembus sebuah batu. Dengan akurasi yang cukup akurat, anak panah itu melesat dengan kencang dan menghancurkan udara. Barata yang sedang mengamati keadaan sekitar tak menyangka bila dia akan di se
Panah di tangan Sopo Barungan mengeluarkan tekanan yang kuat dan juga udara di sekitar anak panahnya berkumpul pada satu titik. Ketika Sopo Barungan melepaskan anak panah yang mengarah ke Barata, dia langsung mengeluarkan panah lainnya dan berpindah posisi. Akan tetapi, dia tidak bersembunyi seperti beberapa waktu lalu.Barata sama sekali tidak merasa tenang saat dia mengelak dari panah itu, dan dia benar-benar merasakan ancaman yang berbahaya dari serangan itu. Ketika dia mengelak sekalipun, anak panah yang terlepas dari busur panah Sopo Barungan membuat sebuah kawah kecil di belakang Barata. Dia sendiri tak menyangka bila kekuatan serangan Sopo Barungan akan sebegitu kuatnya.Ketika Barata mencoba untuk bergerak dan menyerang Sopo Barungan, dia terus menerima serangan yang tak ada hentinya dari Sopo Barungan. Barata benar-benar tidak percaya bila Sopo Barungan tak bersembunyi seperti beberapa saat lalu. Serangan yang dia lepaskan benar-benar kuat dan mema
Setelah menerima serangan Barata, Sopo Barungan terlempar dari posisinya, dan jatuh menghantam tanah lapang. Dia mengerang pelan sembari merasakan nyeri dan rasa terbakar baik di dada maupun di punggungnya. Barata melihat Sopo Barungan yang berada di tanah sembari menatap langit, dia menghampirinya sambil menarik kembali auranya.“Sopo Barungan, aku tidak tahu alasan apa yang membuatmu melakukan tindakan ini? Namun, aku akan memaafkan hal itu. Apa kau tahu bila saat ini seluruh dunia telah berubah menjadi seperti ini? Ada banyak zombie dan monster yang berkeliaran. Mereka mengincar orang-orang seperti kita. Mereka jauh lebih berbahaya daripada binatang buas. Pikirkan kembali orang-orang terdekatmu, apa mereka terbunuh oleh monster dan zombie?” tanya Barata.Dia benar-benar memberikan sebuah pertanyaan yang cukup untuk menggali perasaan Sopo Barungan yang sudah coba ia sembunyikan. Barata tahu bila setiap orang yang kehilangan orang-orang
Barata melihat para pejuangnya membawa gerobak yang berisi peralatan, senjata, dan juga bahan pangan. Ketika dia melihat para pejuang membawa peralatan tersebut, dia merasa cukup senang karena ini adalah sebuah kemajuan untuk perkumpulannya. Situasi perkumpulannya cukup buruk karena kekurangan orang ataupun peralatan dan persenjataan.Maka dari itu, di saat dia melihat para pejuangnya membawa satu gerobak yang penuh dengan peralatan, persenjataan, dan bahan pangan. Dia benar-benar merasa senang. Barata segera memerintahkan para pejuang untuk membawa keluar jarahan mereka, dan dia juga bergegas mendekati Sopo Barungan yang duduk sambil merenung.“Bagaimana? Apa kau menerima tawaranku?” tanya Barat pada Sopo Barungan yang termenung.Dia tidak ingin berada di tempat itu terlalu lama karena dia merasa itu bukan hal yang bijak. Dengan kebisingan yang dia buat beberapa saat lalu, sudah sewajarnya bila ada monster ataupun zombie yang datan
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq