Barata melihat para pejuangnya membawa gerobak yang berisi peralatan, senjata, dan juga bahan pangan. Ketika dia melihat para pejuang membawa peralatan tersebut, dia merasa cukup senang karena ini adalah sebuah kemajuan untuk perkumpulannya. Situasi perkumpulannya cukup buruk karena kekurangan orang ataupun peralatan dan persenjataan.
Maka dari itu, di saat dia melihat para pejuangnya membawa satu gerobak yang penuh dengan peralatan, persenjataan, dan bahan pangan. Dia benar-benar merasa senang. Barata segera memerintahkan para pejuang untuk membawa keluar jarahan mereka, dan dia juga bergegas mendekati Sopo Barungan yang duduk sambil merenung.“Bagaimana? Apa kau menerima tawaranku?” tanya Barat pada Sopo Barungan yang termenung.Dia tidak ingin berada di tempat itu terlalu lama karena dia merasa itu bukan hal yang bijak. Dengan kebisingan yang dia buat beberapa saat lalu, sudah sewajarnya bila ada monster ataupun zombie yang datanBarata merasakan udara di sekitarnya berubah menjadi lebih padat dan berat. Bau darah yang tersebar di udara benar-benar tercium dengan mudahnya, dan hal itu menandakan bila ada sebuah pertempuran di dekat lokasi tersebut. Barata mencoba untuk tetap tenang selagi dia memperhatikan keadaan di sekitarnya. Dia juga menitikberatkan pandangan matanya pada satu titik.“Tetap waspada, dan jangan bertindak terlalu jauh. Kalian harus bersiap untuk menghadapi lawan yang benar-benar menakutkan ini. Aku tidak tahu apakah kedua kelompok ini bertarung karena mereka berselisih paham atau memang ada tujuan tertentu yang hendak mereka raih. Satu hal lagi, kita juga tidak tahu apakah mereka memiliki seorang Kontraktor atau tidak.”“Sopo Barungan, kau akan menjadi salah satu kunci dari pertempuran ini karena aku percaya ini adalah panggung yang khusus di siapkan untuk dirimu. Pikirkan saja, mengapa kita akan melihat sebuah peristiwa semacam ini dan di
Pertempuran pun menjadi semakin sengit setelah Barata mengucapkan kata-kata tersebut. Dia tidak memberikan kemudahan pada para pejuangnya, dan dia memberikan tekanan yang hebat pada mereka. Alhasil, semua itu menjadi menakutkan. Siapapun yang ada di sana pasti bisa merasakan tekanan yang dia keluarkan. Barata mengawasi pertempuran dengan tenang, dan mengamati seluruh situasi sambil memperhitungkan persentase kemenangannya.“Mereka bukan orang-orang biasa. Kedua orang yang memimpin orang-orang ini memiliki pengalaman yang tidak sedikit. Mereka sudah sangat terbiasa dengan pertarungan, dan darah bukan sesuatu yang asing untuk mereka. Tampaknya, mereka adalah mantan perampok atau penyamun. Ini akan menjadi pengalaman yang bagus untuk Supono dan dua pria lainnya. Sopo Barungan juga bisa merasakan sebuah tanggung jawab,” gumam Barata.Tangannya tak pernah berhenti mengayunkan parangnya. Dengan bilah yang tumpul, dia terus membuat orang-orang
Sopo Barungan melaksanakan tugas yang Barata berikan dengan baik. Dia sama sekali tidak menunjukkan ketidakbecusan dalam menyelesaikan tugasnya, melainkan dia melakukannya dengan sempurna. Anak panah di tangannya telah merenggut banyak nyawa hari ini, dan dia sama sekali tidak merasa bersalah atas tindakannya itu.“Kau melakukannya dengan sangat baik, Sopo Barungan. Mereka akan tahu bila keputusan mereka untuk menyerah ialah keputusan yang terbaik. Saat ini, kita membutuhkan banyak tenaga di berbagai bidang. Mereka bisa menjadi bantuan yang sangat baik. Tidak mungkin untukku membunuh mereka semua karena mereka adalah salah satu sumber daya yang sangat kita perlukan,” ucap Barata saat dia menepuk pundak Sopo Barungan.Barata mengerti betul akan nafsu membunuh Sopo Barungan yang masih sangat tinggi. Dia tahu bila adrenalin seseorang tidak akan menurun setelah berhenti membunuh, malahan adrenalinnya akan bertambah. Hal ini sedang terjadi pada Sopo
Perjalanan tak berlangsung lama, dan mereka tiba di sebuah area yang cukup tertutup serta memiliki beberapa pertahanan dasar, meski hanya kayu-kayu ringan yang dibuat mirip seperti pagar. Pada waktu mereka tiba di sana, Barata tak melihat banyak aktivitas. Namun, dia melihat ada banyak orang yang menempati area tersebut karena dia melihat ada banyak jejak kaki di area tersebut.“Sopo Barungan, Supono, Surip, dan kalian semua harus tetap waspada. Kita tidak tahu apakah tempat ini aman atau tidak. Mungkin saja tempat ini tidak lagi di tempati oleh orang-orang melainkan ditempati monster ataupun zombi. Meski ini hanya sebuah kemungkinan, tetap saja kita perlu berhati-hati dan waspada. Demi keberlangsungan hidup kita sendiri, kita tidak bisa bertindak gegabah atau kita akan terjebak dalam situasi yang sangat buruk,” ucap Barata dengan suara yang pelan.Sopo Barungan, Supono, Surip, dan yang lainnya mengangguk. Mereka merasa bila apa yang dikatakan B
Barata tidak membiarkan dirinya tenggelam dalam kepuasan. Meskipun dia sudah melihat orang-orang yang menempati area tersebut keluar. Dia sama sekali tidak merasa senang karena dia melihat mereka keluar dengan perasaan yang tak terkatakan. Entah mengapa, dia merasa seperti mereka sedang berada di bawah sebuah ancaman. Awalnya dia pikir hal ini terjadi karena dirinya, tapi setelah dia memperhatikannya lebih teliti lagi. Barata merasa bila mereka bersikap seperti ini karena mereka berada dalam tekanan.Dia tak memberitahu yang lain, dan tetap beranjak masuk ke dalam area itu dengan tenang. Tak ada kegugupan di matanya, bahkan dia merasakan ketenangan sewaktu dia mendekati beberapa orang di sana. Memang dia tenang, tapi Supono dan Surip benar-benar tegang karena mereka merasakan tekanan yang tak terlihat dari beberapa titik.Supono melangkah ke samping dan mendekati Surip lalu dia membisikkan beberapa hal. Dalam bisikan itu, dia berkata, “Surip, apa kau
Tindakan Barata terbilang cepat dan mengejutkan. Mereka yang melihat tindakan Barata pun tidak bisa tidak merasa ngeri. Kepala yang menggelinding di bawah kaki Barata sudah menunjukkan betapa kejam dirinya. Barata menatap semua orang, dan dia memberikan sebuah senyum yang tak biasa terutama pada orang-orang yang menyerah padanya ataupun pada mereka yang masih memiliki keinginan untuk membuat masalah. Mereka tidak berpindah dari posisinya setelah merasakan tatapan Barata yang cukup dingin dan tajam. Sopo Barungan, Surip, dan Supono juga tak melakukan banyak hal setelah mereka menyelesaikan pertarungannya. Mereka hanya menunggu instruksi yang akan diberikan oleh Barata. Selain perintah dari Barata, mereka tidak akan beranjak dari tempatnya. Mereka benar-benar menunjukkan sebuah kedisiplinan yang tinggi. “Biarkan mereka bertemu dengan keluarganya. Tugas kalian hanya mengambil alih senjata mereka, menjarah sumber daya di sini dalam bentuk apapun. Lantas, kalian j
Barata dan Sopo Barungan menyudahi tindakan itu sehingga kecanggungan yang sebelumnya ada tersapu oleh angin. Barata segera membawa mereka menuju ke area Gua atau area tempat tinggal Perkumpulan Lembah Kehidupan. Saat mereka berjalan menyusuri hutan kecil di dalam lembah itu, Barata melihat beberapa titik atau spot yang cocok untuk dijadikan sebagai area pemantauan di mana di tempat itu pantas untuk dibangun sebuah menara pemanah.Pandangan matanya terus beralih dari satu area ke area lainnya saat mereka berjalan menuju ke Gua. Barata mencoba untuk memindai kembali seluruh area Lembah Kehidupan, terutama lokasi yang berada dekat dengan Gua. Dengan temuannya beberapa waktu lalu, dia merasa bila situasi di permukaan tidak akan sebaik beberapa saat lalu. Jadi, dia perlu memastikan keamanan seluruh wilayahnya dengan benar sebelum memutuskan untuk kembali ke permukaan.“Barungan, aku membutuhkanmu untuk melatih beberapa pria agar mereka menjadi seorang pem
Ketika dia berada di dalam gua, Barata mulai menulis beberapa idenya yang masih belum bisa dia realisasikan termasuk hukum yang akan dia gunakan. Dia menulis semua itu cukup lama dan Bowo yang mana seseorang yang berada di posisi penting menungguinya. Barata juga merasakan kehadirannya, tapi dia tak memedulikannya karena seluruh konsentrasinya berada pada buku yang ada di depan matanya.Setelah beberapa jam berlalu, Barata mengarahkan pandangan matanya pada Bowo yang berada di sekitarnya sekaligus Sopo Barungan yang kebetulan masuk ke dalam Gua setelah selesai memilih pria-pria yang akan dia latih menjadi seorang pemanah. Barata sama sekali tidak merasa buruk setelah berkutat dengan buku di depannya selama berjam-jam. Dia malah merasa segar dan pikirannya terbuka. Barata melemaskan kedua bahunya sebelum meminta kedua orang itu duduk.“Seperti yang kalian lihat, aku sedang merumuskan beberapa hal terkait dengan keadaan di tempat ini. Selain kita
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq