Mereka bertiga segera meninggalkan area gua, dan mereka memindai area di sekitar gua untuk mencari lokasi atau area yang cocok untuk dijadikan tempat latihan bagi para pria yang terpilih. Barata memfokuskan seluruh energinya untuk membangun tempat ini menjadi lebih layak untuk ditempati dan dia juga harus memikirkan keamanan dari wilayah ini. Sebuah pertahanan kokoh akan menghasilkan sebuah tempat yang aman.Barata sangat meyakini satu hal, yakni kekuatan terbaik bukanlah kekuatan yang terlihat mata melainkan kekuatan yang tak kasat mata. Dia ingin memberikan hal itu pada mereka yang mengikutinya, sehingga dia memikirkan sebuah pertahanan yang kokoh dan sulit tertembus sebelum membangun sebuah pemukiman. Satu demi satu hal perlu dia lakukan untuk memberikan rasa aman pada mereka, dan dia melakukannya mulai dari saat ini.Sopo Barungan melihat ada beberapa area yang cukup lapang dan luas. Area semacam itu sangatlah cocok untuk digunakan sebagai tempat latiha
Di salah satu tebing yang berada di dekat Lembah Kehidupan terlihat ada seseorang yang berdiri tenang sembari mengawasi Lembah Kehidupan. Matanya menunjukkan niat yang tidak baik, dan dia juga memiliki aura yang kuat. Satu hal yang membuat sosok ini begitu mengerikan ialah apa yang mengikutinya. Siapapun yang melihatnya pasti akan merasa ngeri dan tidak percaya.Para penghuni yang ada di dalam Lembah Kehidupan tidak merasakan adanya sebuah bahaya di sekitar mereka. Sosok itu memperhatikan lembah dan mencari sebuah jalan yang bisa ia gunakan. Dia juga berbalik dan melihat sosok-sosok yang mengikutinya. Ada sebuah senyum yang menyeramkan di wajahnya. Sosok itu tertawa dengan ngerinya, dan dia juga menyaksikan sosok-sosok yang mengikutinya melepaskan aura yang mengerikan.“Hahahaha ... sekarang aku tahu jalan mana yang harus aku lalui. Aku sudah terkekang dalam waktu yang lama gara-gara mereka yang memiliki kuasa. Sekarang, mereka sudah menghilang tanpa
Barata yang memikirkan keadaan beberapa waktu lalu pun merasa bila situasi di wilayahnya sudah berada dalam tahap siaga dengan ancaman-ancaman yang berbahaya. Barata tidak ingin sebuah malapetaka menimpa wilayah ini, dan dia juga merasa bila keadaan di tempat ini sudah menuju ke tahap yang jauh lebih berbahaya lagi. Tak mungkin malapetaka tidak terjadi ketika situasi sudah berada di tahap semacam ini.“Sebuah pertahanan perlu ditingkatkan untuk mendapatkan keamanan yang lebih baik pada titik ini. Namun, apa yang terjadi di beberapa waktu lalu menjadi sebuah pengingat yang tidak bisa aku abaikan begitu saja. Mereka sudah berlatih dengan baik dan sangat keras, tapi itu tidak mengartikan kemampuan mereka bertambah drastis. Ada banyak hal yang perlu mereka pelajari. Jadi, untuk menghadapi masalah yang mungkin bisa terjadi, aku rasa peningkatan pertahanan menjadi pilihan paling tepat,” ucap Barata di saat dia berada di sebuah ruang kosong di dalam gua.
Barata tengah memimpin seluruh pejuangnya dan mengajari mereka untuk bertarung. Dia sama sekali tidak merasa kecewa dengan kinerja dari para pejuangnya. Barata mengerti bila mereka semua membutuhkan waktu untuk berkembang hingga mencapai kemampuan yang tinggi. Namun, dia tidak ingin mereka terlena dengan keadaan mereka, sehingga dia memberikan sebuah pengingat pada mereka jika saja mereka harus berlatih dengan keras agar potensi mereka terbuka.Ketika dia sedang mengamati para pejuangnya berlatih dan melihat mereka berada dalam keadaan yang cukup menyedihkan karena rasa lelah yang menumpuk. Dia hanya tersenyum dan mengamati mereka kembali. Barata mengerti betul jika para pejuangnya ini masihlah manusia biasa yang tak pernah menerima pelatihan semacam ini sehingga di saat mereka menerima latihan yang kuat, mereka tak mampu menahannya dengan benar.“Betapa menyedihkannya situasi kalian. Berlatih sekeras ini saja kalian tidak mampu melewatinya apalagi me
Ketika dia melihat sosok itu mengerahkan seluruh zombienya dan memerintahkannya untuk menyerang pasukannya. Barata benar-benar merasa geram. Dia tidak senang dengan situasi yang ada saat ini. Barata memahami kekuatan zombie dengan baik, dan mengetahui seberapa besar ancaman yang dibawa olehnya, apalagi dengan jumlah zombie sebanyak ini. Sudah pasti, ancaman mereka meningkat dengan jauh.Barata mengerti situasi yang dia hadapi saat ini benar-benar berbahaya, dan sangat mengancam keberlangsungan hidup kelompoknya. Dia tidak bisa merasa tenang ketika pandangannya tertuju pada zombie-zombie yang berada di tempat itu. Zombie-zombie itu benar-benar berbeda, mereka tampak lebih liar dan bernafsu daripada zombie yang pernah dia hadapi. Barata tidak mengerti dengan keadaan zombie-zombie tersebut karena ini adalah kali pertama dia melihatnya.Zombie-zombie itu bergegas ke arahnya dan mengaum bagaikan binatang buas yang kelaparan. Sungguh mereka tampak begitu menakutk
Sopo Barungan yang terus menembakkan anak panahnya dan dia terus membuat zombie-zombie itu jatuh bergelimpangan ke tanah. Mereka memiliki anak panah di kepalanya. Sopo Barungan tidak pernah kekurangan anak panah karena anak panahnya selalu di isi kembali. Saat dia fokus menghancurkan zombie-zombie itu serta mengawasi Supono serta Surip yang memimpin para pejuang perisai, tiba-tiba saja pandangannya tertarik ke arah Barata.“Keparat!! Apa-apaan makhluk itu? Dari mana datangnya makhluk semengerikan itu? Bagaimana bisa zombie setinggi dan sebesar itu? Apa pak tua itu baik-baik saja? Tidak mungkin menghadapi makhluk sebesar itu tanpa persiapan yang matang, dan lagi pertarungan ini terjadi di dalam wilayahnya sendiri. Aku harap kau bisa menahannya pak tua sampai aku menghabisi zombie-zombie keparat ini,” ucap Sopo Barungan dengan lirihnya.Dia juga mengarahkan para pemanah untuk terus menembakkan panahnya. Dia belum menggunakan teknik {Panah Angin Pe
Barata bergegas menghampiri para pejuangnya, walaupun dia sedikit terhuyung-huyung. Dia berlari sekuat tenaganya, dan dia segera memeriksa mereka semua. Barata melihat para pejuangnya terluka akibat pertarungan sebelumnya serta ledakan yang terjadi beberapa saat lalu. Ketika dia melihat keadaan mereka, terbesit amarah dan rasa kekecewaan. Dia kecewa terhadap dirinya sendiri karena terlalu banyak berpikir dan mengkhawatirkan suatu hal yang belum terjadi.Pada saat dia melihat kondisi para pejuangnya lantas Sopo Barungan, Surip, dan Supono. Barata benar-benar tidak menyangka mereka akan terluka cukup parah, terutama Sopo Barungan. Dia segera kembali dan memanggil orang-orang untuk membawa semua pejuangnya kembali ke gua. Mereka tak memiliki seorang ahli pengobatan ataupun tabib. Namun, untuk membalut luka mereka masih mampu.Bowo yang datang bersama dengan para penduduk terkejut saat melihat kondisi di medan pertempuran. Mereka tidak pernah membayangkan bila
Tiga hari setelah pertarungan tak biasa itu, Barata menatap area gua yang sudah berubah total. Dia sama sekali tidak merasa senang ataupun buruk dengan perubahan ini, dia malah berpikir tentang keberadaan sosok yang melancarkan serangan itu. Menjadi kelinci percobaan bukanlah sesuatu yang menyenangkan dan kali ini dia merasakannya secara nyata.Barata sangat yakin bila pria itu pasti akan kembali ke Lembah Kehidupan suatu hari nanti. Jadi, setelah dia melihat perubahan di gua, dia memutuskan untuk pergi ke permukaan seorang diri dan meninggalkan mereka semua. Dia sudah menetapkan tujuannya untuk menjelajah area di sekitar Lembah Kehidupan untuk mencari sesuatu yang berharga.Namun, sebelum di pergi meninggalkan Lembah Kehidupan. Barata menemui Bowo dan memberikan beberapa pengingat padanya untuk segera menyelesaikan segala infrastruktur yang hendak mereka bangun. Barata juga memberitahunya jika dia tidak tahu akan sampai kapan dia berada di permukaan. Dia s
Waktu mereka masuk ke dalam alam ketiadaan. Barata merasakan sensasi kesemutan dan getaran hebat di sekujur tubuhnya. Bagian-bagian tubuh yang sebelumnya tak berfungsi menunjukkan sedikit peningkatan yang membuat dia menjadi semangat. Di sisi lain, Hyang Barakala tidak hanya mengompres seluruh energi yang mengitari tubuhnya. Dengan satu tatapan yang serius serta mematikan, dia menarik seluruh energi tersebut dan menyatukannya dengan tubuhnya. Lantas, dengan sebuah gerakan sederhana, Hyang Barakala melesat maju ke arah Barata. Keadaan segera berubah saat Hyang Barakala mengambil langkah. Tidak hanya tekanan besar yang datang tapi juga sebuah ancaman yang langsung membuat Barata melipat gandakan kewaspadaannya. Walau begitu, dia tetap mengelak dari Hyang Barakala dan tidak menangkis maupun menahan serangannya. Ia tahu betul seberapa merusaknya serangan yang Hyang Barakala lepaskan barusan. Energi yang besar dan merusak saling bertemu. Baik energi yang Barata miliki mau
Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan Hyang Barakala. Barata yang mengalami peningkatan drastis menjadi sesuatu hal yang memberi Hyang Barakala sebuah rasa takut. Dia memang menginginkan hal ini kembali, rasa takut yang sudah lama tak dia rasakan. Bagaimana dia tidak merasa senang saat dia menyaksikan perubahan pada Barata yang benar-benar jauh dari ekspektasinya dan sekarang dia merasa lebih segar.“Kau masih bisa bertahan, bukan? Kau membuat aku bersemangat dan semangat ini semakin lama menjadi semakin besar. Aku benar-benar bahagia sekarang. Pertarungan ini akan terus kukenang! Barata, kau benar-benar sosok penantang yang hebat dan aku senang. Aku senang kaulah yang berhasil mendapatkan semua benda itu, jika itu orang lain. Entah bagaimana akhirnya, mungkin aku tidak akan sesemangat ini!” ujar Hyang Barakala ketika dia melihat tubuh Barata mengalami perubahan dimana energi dalam jumlah besar mengelilinginya.Barata mendengar sebuah hal yang tak ingin
Pukulan itu melayang dengan kecepatan tinggi dan sangat menekan. Seluruh energi berkumpul dalam kepalan tangan Barata yang melesat ke arah Hyang Barakala. Udara terpecah belah dan berbagai pusaran angin dalam bermacam-macam ukuran muncul saat pukulan itu mendekati tubuh Hyang Barakala.Sewaktu pukulan itu menghantam tubuh Hyang Barakala sontak sebuah gelombang kejut muncul dari benturan itu. Hyang Barakala cukup terkejut dengan kemampuan Barata yang begitu mengerikan terutama daya ledak dari pukulannya. Energinya sungguh besar dan dampak dari pukulannya langsung terasa. Tidak ada sedikitpun celah dalam serangan itu dan Hyang Barakala melihatnya dalam cahaya berbeda, seolah serangan itu merupakan serangan terkuat yang Barata lepaskan sejak pertarungan pertama.“Uagh!!” Hyang Barakala terdorong mundur dan memuntahkan seteguk darah serta di dadanya ada sebuah luka yang berbentuk seperti kepalan tangan. Tatapannya sedikit menunjukkan rasa takut saat Barata meny
Hyang Barakala menembakkan bola energi yang sudah dia kompresi hingga ke titik terbaik. Bola energi yang seharusnya sangat besar ia kompresi menjadi sedemikian rupa. Lantas dengan satu gerakkan telunjuknya, dia menembakkan bola energi itu ke arah Barata yang juga melakukan hal yang sama dengannya. Kumpulan bola energi saling bertabrakan dan berbenturan. Sebuah gelombang kejut yang sangat kuat menghantam seluruh area.Barata terdorong mundur dan memiliki berbagai macam luka di tubuhnya hingga mengeluarkan darah yang tak terhitung jumlahnya. Hanya saja, Barata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri dan kemampuan itu berkembang dengan cepat, sehingga ketika luka itu muncul di waktu yang sama luka itu segera pulih. Kejadian itu tak luput dari mata Hyang Barakala dan dia merasa bila kemampuan Barata semakin membaik di setiap detiknya.“Hahahaha … sungguh pertarungan yang menyenangkan. Aku tidak pernah berharap kau bisa mengeluarkan kekuatan yang sama dengan
Tubuhnya melenting saat Barata menyerap seluruh energi yang ada di sekitarnya. Baik Hyang Barakala maupun Barata saling menyerap energi di sekitarnya hingga menyebabkan fluktuasi menakutkan di lingkungan sekitarnya dan membuat ruang serta udaranya terdistorsi dengan hebatnya. Barata melayang dan energi di sekitarnya bergerak menuju ke dirinya dengan kecepatan tinggi membuat dia menjadi lebih berbahaya.Hyang Barakala tersenyum puas ketika dia menyaksikan perubahan pada Barata. Walaupun hal itu akan membuatnya makin berbahaya dan mengancamnyam Hyang Barakala tetap merasa senang karena dia tidak bisa menghadapi lawan yang setara selama ini. Dengan adanya Barata yang mulai berkembang dan bertambah kuat seiring mereka bertarung, Hyang Barakala menjadi semakin bersemangat hingga wajahnya berseri-seri.“Aku melakukan apapun yang aku inginkan tanpa ada makhluk yang bisa menahanku dan kau bisa datang ke tempat ini juga karenaku. Kau bertambah kuat atas izinku. Tidak ada
Hyang Barakala kembali mengirimkan sebuah bola energi yang jauh lebih kuat. Saat dilihat lebih dekat dan teliti, bola energi itu dipenuhi dengan kandungan elemen alam. Barata memperkuat pertahanannya dengan menebalkan dinding pertahanan dari energi di sekitar tubuhnya. Tatapan matanya terus tertuju dan terpaku pada Hyang Barakala yang melakukan gerakan yang sama tapi dengan tekanan serta momentum yang jauh lebih kuat dari sebelumnya.Serangan kedua datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Barata tidak menahan diri saat dia melihat gerakan yang dilakukan oleh Hyang Barakala. Bola energi itu datang dengan kecepatan tinggi. Barata yang begitu fokus melihat arah serangan itu dan secepat mungkin dia bergerak ke samping untuk menghindarinya, akan tetapi begitu dia hendak bergerak. Tatapan mata Hyang Barakala segera tertuju padanya dan memiliki dominasi tertentu hingga membuat Barata terpaku diam untuk beberapa saat.Pada waktu Barata hendak menghindar, dia benar-benar d
Tanpa menunggu Hyang Barakala bertindak, Barata mengambil langkah pertama dengan melancarkan sebuah serangan yang didasari akan seluruh kekuatan serta emosinya. Hasilnya, serangannya memberikan tekanan yang begitu besar. Di sekitar kepalan tangannya muncul retakan ruang dan tampak waktu terhenti karena tak ada hembusan apapun, lalu disertai dengan ilusi sebuah makhluk kuat. Ada beberapa elemen alam yang menyatu dalam kepalan tangannya yang membuat sebuah luka dari kepalan tangannya hingga bahunya, tapi pulih dengan sendirinya.Hyang Barakala tersenyum ketika dia merasakan kekuatan yang ada dalam pukulan Barata. Dia tidak menghindarinya ataupun membuat suatu gerakan tertentu untuk menahan pukulan itu. Hyang Barakala membiarkan serangan itu menghantam tubuhnya dan pukulan itu menabrak langsung ke dadanya hingga memicu sebuah dentuman yang memekakkan telinga serta mendorongnya mundur. Sorot matanya sedikit berubah saat dia terdorong mundur.Ada rasa tidak percaya dalam so
Barata meresapi perkataan Kalia dan menatap sosok yang menyebut dirinya Hyang Barakala sekaligus mengatakan dirinya sebagai Dewa ataupun Tuhan. Sulit untuknya menerima hal itu begitu saja. Dia sendiri tidak yakin akan keberadaan Dewa, tapi dihadapannya saat ini muncul sesosok makhluk yang mengatasnamakan dirinya sebagai Dewa. Sesuatu hal yang cukup aneh sebenarnya. Sayangnya, apa yang terjadi sebelumnya dan keadaan saat ini membuka mata Barata lebar-lebar. Sehingga, mau tidak mau dia harus mengakui bila ucapan sosok itu benar adanya.Mengenai apa yang dikatakan dan dilakukan oleh sosok itu, Barata tak begitu memikirkannya pada awalnya. Hanya saja, setelah dia mendengar ucapan Kalia. Dia menjadi lebih sadar akan keberadaan serta kekuatan yang dimiliki oleh Hyang Barakala. Selain itu, di sepanjang waktu pembicaraan terjadi, Barata bisa melihat ada sedikit rasa senang dari sorot mata serta wajah yang Hyang Barakala tunjukkan seolah dia sudah menanti pertemuan ini sejak lama.
Sosok yang melepaskan dominasi menakutkan itu tak bergerak. Dia juga tidak merespons pertanyaan Barata. Sosok itu hanya menatapnya dan terus mengawasinya seolah-olah dia sedang mengukur kemampuannya. Tatapan itu mengandung tekanan yang jauh melampaui segala tekanan yang pernah Barata rasakan. Penampilannya yang begitu agung tampak seperti manusia tapi jauh lebih menawan dari manusia biasa dan memiliki beberapa tanduk di kepalanya dengan rambut panjang yang terurai serta taring yang menjulur keluar dari mulutnya. Matanya besar dengan pupil menonjol. Saat dia tersenyum dunia tampak berhenti.Pandangan matanya terus menyapu sekitarnya dan sosok itu perlahan-lahan menunjukkan senyuman dinginnya. Tatapannya juga mulai mengalami perubahan saat menatap Barata yang mencoba untuk menahan segala tekanan yang dia keluarkan. Bagaimanapun situasi saat ini ada karena tindakannya dan dia menyukai sikap yang Barata tunjukkan.Sosok itu menatap Barata dengan dingin seraya berujar, &ldq